Bali Eka PDF
Bali Eka PDF
Bali Eka PDF
i
LEMBAR PERSETUJUAN
ii
SURAT PERNYATAAN
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, karena
atas karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan tulisan tentang Pengalaman Ter-
baik (Best Practice) yang selama ini telah dilaksanakan dalam proses pembela-
jaran di kelas.
Dalam menyelesaikan best practice ini, penulis banyak mendapat bantuan
baik moral maupun material dari berbagai pihak. Untuk itu, melalui kesempatan
ini penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan terima kasih yang setulus-tu-
lusnya kepada semua pihak yang telah ikut membantu hingga tulisan ini
terselesaikan tepat waktu.
Tulisan tentang best practice yang berjudul “Penerapan Media Aplikasi
Google Terjemahan Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Fisika Siswa Berkebutuhan
Khusus (Tuna Rungu) Dalam Kelas Inklusif” dilakukan dengan upaya maksimal,
namun penulis menyadari sepenuhnya bahwa hasilnya masing jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kritik dan saran dari semua pihak sangat diharapkan untuk penyem-
purnaannya lebih lanjut.
Dengan segala keterbatasannya, semoga best practice ini bermanfaat bagi
peningkatan mutu pembelajaran di sekolah.
Penulis
iv
PENERAPAN MEDIA APLIKASI GOOGLE TERJEMAHAN
UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR FISIKA
SISWA BERKEBUTUHAN KHUSUS (TUNA RUNGU)
DALAM KELAS INKLUSIF
Oleh
ABSTRAK
Penelitian ini bertolak dari adanya masalah yang teridentifikasi pada pembelajaran fisika di ke-
las X Multimedia 1 (kelas Inklusif), yaitu 1) kurangnya kemampuan guru pengajar di kelas inklusif
dalam berkomunikasi dengan siswa tunarungu, 2) rendahnya hasil belajar siswa tunarungu dalam
kelas inklusif, 3)respon siswa terhadap pembelajaran kurang positif karena siswa tunarungu tidak
mendapat pemenuhan kebutuhan belajar, kalaupun ada perhatian kepada siswa tunarungu guru
cenderung mengabaikan siswa yang lain.
Untuk mengatasi masalah tersebut, dilakukan penelitian tindakan kelas dengan menerapkan
media dengan aplikasi google terjemahan. Secara khusus penelitian ini bertujuan 1) memberikan
solusi terhadap guru pengajar dikelas inklusif dalam hal mengatasi kesulitan komunikasi dengan
siswa tunarungu 2) meningkatkan hasil belajar siswa tunarungu dalam kelas inklusif, 3) meningkat-
kan respon siswa menjadi kategori baik dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas.
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X Multimedia 1 (Kelas Inklusif) tahun ajaran
2017/2018 yang berjumlah 35 orang. Penelitian ini dilakukan dalam dua siklus pembelajaran, siklus
pertama dan kedua masing-masing terdiri dari empat kali pertemuan. Data kompetensi kognitif dik-
umpulkan dengan teknik portofolio. Portofolio tersebut berupa pengisian Lembar Keja Siswa (LKS),
pekerjaan rumah (PR), ringkasan, laporan praktikum, dan makalah. Data kompetensi afektif dik-
umpulkan dengan metode observasi dan penilaian diri (self assesment) yang berbentuk kuisioner.
Data kompetensi psikomotor siswa dikumpulkan dengan metode observasi. Data respon siswa dik-
umpulkan dengan menggunakan kuisioner. Data yang telah terkumpul kemudian dianalisis secara
deskriptif.
Hasil penelitian menunjukkan 1) terpecahkannya masalah komunikasi guru dengan siswa
tunarungu dalam kelas inklusis dengan penggunaan media aplikasi google terjemahan 2) Kegiatan
pembelajaran menunjukkan hasil yang baik di mana hasil belajar pada aspek kognitif ketuntasan
klasikalnya yaitu sebesar 100% dengan rerata kelas 74,0. Pada aspek psikomotor dan aspek afektif
terjadi peningkatan dari kualifikasi cukup aktif menjadi aktif. Dengan rerata hasil belajar aspek
afektif dan aspek psikomotor adalah 72,0 dan 74,0. 3) Respon siswa terhadap penerapan media
aplikasi google terjemahan mempunyai kategori positif.
Kata-kata kunci : aplikasi google terjemahan, hasil belajar, siswa berkebutuhan khusus (tunarungu)
v
DAFTAR ISI
Halaman judul................................................................................................. i
Lembar Pengesahan........................................................................................ ii
Kata Pengantar................................................................................................. iv
Abstrak............................................................................................................ v
Daftar Isi.......................................................................................................... vi
Daftar Lampiran.............................................................................................. ix
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................... 1
B. Permasalahan............................................................................................. 4
E. Faktor-Faktor Pendukung.......................................................................... 13
F. Alternatif Pengembangan.......................................................................... 14
A. Simpulan.................................................................................................... 15
B. Rekomendasi............................................................................................... 15
Daftar Pustaka................................................................................................. 17
Lampiran
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
1
perlu mengenal siswa secara mendalam, (3) Prinsip keterarahan, setiap akan melakukan
kegiatan pembelajar guru harus merumuskan tujuan secara jelas, menyiapkan bahan dan
alat yang sesuai, serta mengembangkan strategi pembelajaran yang tepat, (4) Prinsip hub-
ungan sosial, dalam kegiatan belajar mengajar, guru perlu mengembangkan strategi pem-
belajaran yang mampu mengoptimalkan interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan
siswa, guru dengan siswa dan lingkungan serta interaksi banyak arah, (5) Prinsip belajar
sambil bekerja, guru harus banyak memberikan kesempatan kepada anak untuk melakukan
praktek atau percobaan, atau merumuskan sesuatu melalui pengamatan, penelitian atau se-
bagainya, (6) Prinsip individulisasi, guru perlu mengenal kemampuan awal dan karakteris-
tik setiap anak secara mendalam, bagi dari segi kemapuan maupun ketidakmampuannya
dalam menyerap materi pembelajaran, kecepatan maupun kelambatannya dalam belajar,
dan perilakunya, sehingga kegiatan pembelajaran masing-masing anak mendapatkan per-
hatian dan perlakuan yang sesuai, (7) Prinsip menemukan, guru perlu mengembangkan
strategi pembelajaran yang mampu memncing siswa untuk terlibat secara aktif, baik fisik,
mental, sosial, dan emosional, (8) Prinsip pemecahan masalah, guru hendaknya sering
mengajukan berbagai persoalan atau problem yang ada di lingkungan sekitar, dan anak
dilatih untuk merumuskan, mencari data, menganalisis dan memecahkannya sesuai dengan
kemampuannya
Pembelajaran pada sekolah inklusif harus di atur dengan membuat lingkungan pem-
belajaran yang ramah terhadap peserta didik, guru dan peserta didik belajar bersama sebagai
suatu komunitas belajar, menempatkan peserta didik sebagai pusat pembelajaran, men-
dorong partisipasi perserta didik dalam belajar, guru memahami dan memanfaatkan media
pembelajaran adaptif, dan juga guru memiliki minat untuk memberikan layanan yang ter-
baik bagi siswa.(Kustawan ,2012:63)
Berdasarkan pengamatan di SMK N 3 Singaraja, guru yang mengajar pada sekolah
inklusif, masih belum mampu menerapkan rancangan kegiatan yang sudah dijelaskan pada
Permendiknas No 70 tahun 2009. Guru masih memberikan perlakuan yang berbeda ter-
hadap anak-anak berkebutuhan khusus, dan terkadang mereka masih merasa terbebani da-
lam mengajar anak-anak berkebutuhan khusus. Proses pembelajaran oleh guru di kelas
setiap anak yang memiliki karakteristik berbeda-beda, guru tetap menggunakan kurikulum
yang sama dengan tingkatan kelasnya. Pendekatan pembelajaran yang dipergunakan dalam
proses belajar mengajar bersifat klasikal. Sedangkan karakteristik anak yang berbeda-beda
tampaknya dalam penggunaan media pembelajaran belum maksimal dapat digunakan oleh
3
semua anak yang berbeda karakter serta guru tampaknya kurang memberikan motivasi
kepada siswa berkebutuhan khusus selama proses belajar mengajar.
SMK Negeri 3 Singaraja merupakan salah satu sekolah penyelenggara pendidikan
inklusif. Terdapat satu orang peserta didik ABK yang memiliki hambatan dengar
(tunarungu) di SMK N 3 Singaraja. Tunarungu adalah suatu istilah umum yang menunjuk-
kan ketidakmampuan mendengar dari yang ringan sampai berat, digolongkan ke dalam tuli
dan kurang dengar. Seseorang yang mengalami ketunarunguan adalah individu yang ke-
hilangan kemampuan mendengar sehingga menghambat proses informasi bahasa melalui
pendengaran, baik memakai ataupun tidak memakai alat bantu dengar di mana batas
pendengaran yang dimiliki masih memungkinkan keberhasilan proses informasi bahasa me-
lalui pendengaran.
Dalam pelaksanaan pembelajaran di SMK Negeri 3 Singaraja, anak berkebutuhan khu-
sus (ABK) seringkali luput bahkan terabaikan kebutuhan belajarnya, hal ini disebabkan oleh
berbagai hal salah satunya kurangnya pengetahuan pendidik memecahkan masalah-masalah
atau kurang tepatnya treatment yang diberikan terhadap ABK. Guru di kelas inklusi SMK
Negeri 3 Singaraja cenderung menyamaratakan proses pembelajaran tanpa memperhatikan
kebutuhan siswa, alasannya karena latar belakang pendidikan tenaga pendidik di SMK
Negeri 3 Singaraja yang ditunjuk sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusi bukan-
lah dari latar PLB. Hal ini berakibat terhadap rendahnya hasil belajar Anak Berkebutuhan
Khusus (ABK) dikelas inklusif yang dilihat dari nilai siswa selama semester ganjil selalu
dibawah kriteria ketuntasan minimal (KKM).
B. Permasalahan
Masalah yang muncul akibat ketunarunguan siswa tersebut adalah masalah dalam hal
komunikasi, bahasa dan kognitif. Guru yang mengajar dikelas inklusi SMK Negeri 3 Singa-
raja cenderung menyamaratakan proses pembelajaran tanpa memperhatikan kebutuhan
siswa, alasannya karena latar belakang pendidikan tenaga pendidik di SMK Negeri 3 Singa-
raja yang ditunjuk sebagai sekolah penyelenggara pendidikan inklusi bukanlah dari latar
PLB. Disinilah sebenarnya akar permasalahan seringnya ABK tidak mendapat perlakuan
yang sejalan dengan konsep pendidikan inklusif. Guru pengajar di SMK N 3 Singaraja
masih sangat sulit menemukan cara untuk menyampaikan konsep pelajaran kepada siswa
dengan kebutuhan khusus.
4
Penanganan ABK dalam setting pendidikan inklusif di SMK Negeri 3 Singaraja, tentu
memerlukan strategi khusus dan inovatif. Berdasarkan standar isi mata pelajaran di SMK
yang menekankan pada kemandirian siswa dan pemberian pengalaman belajar langsung,
maka dalam pembelajaran fisika diperlukan sebuah media yang dapat mendukung aktivitas
siswa dalam mempelajari fisika sehingga siswa dapat belajar mandiri tanpa harus bergan-
tung pada guru mata pelajaran dalam mengembangkan bakat dan potensi yang dimiliki.
Salah satu butir strategi pembangunan pendidikan di Indonesia, yang menekankan ke-
mandirian siswa dan memberi pengalaman belajar langsung sehingga dapat mendukung ak-
tivitas belajar dalam pengembangan bakat dan potensi yang dimiliki adalah pemanfaatan
Information dan Comunication Technology (ICT) atau Teknologi Informasi dan Komu-
nikasi (TIK) salah satunya melalui penggunaan media google terjemahan.
bervariasi sesuai dengan kebutuhan peserta didik yang beragam, penggunaan media masih
jarang dilakukan. Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang
cukup penting, karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang disampaikan dapat
dibantu denganmenghadirkan media sebagai perantaran. Kerumitan bahan/materi yang akan
disampaikan kepada peserta didik dapat disederhanakan dengan bantuan sederhana. Salah
satu media yang dapat digunakan guru dalam mengatasi hambatan komunikasi antara guru
yang tidak memiliki kemampuan bahasa isyarat dengan siswa tuna rungu adalah penggunaan
google terjemahan.
Google Terjemahan adalah layanan yang disediakan oleh Google Inc. untuk
menerjemahkan bagian teks atau halaman web dalam satu bahasa ke bahasa lain baik dengan
tulisan maupun dengan suara. Google terjemahan sangat tepat digunakan sebagai media
pembelajaran dalam setting pendidikan inklusif karena memiliki kelebihan yakni mampu
merubah masukan berupa suara menjadi bentuk tulisan. Dengan aplikasi google terjemahan
ini semua aktivitas belajar siswa dapat berjalan lancar tanpa ada yang merasa terabaikan.
ada yang merasa diistimewakan ataupun diabaikan. Semua siswa belajar bersama dengan
guru dan metode yang sama.
BAB II
IMPLEMENTASI BEST PRACTICE
7
8
Perolehan hasil belajar siswa dalam kelas inklusif adalah sebagai berikut.
a. Hasil Belajar Siswa pada Aspek Afektif
Pada akhir penelitian, diperoleh rata-rata tes hasil belajar fisika pada aspek kognitif
sebesar 74,0 yang tergolong kategori baik, dengan ketuntasan klasikal sebesar 100%. Ke-
tuntasan klasikal menunjukkan bahwa 100% siswa sudah tuntas dalam pembelajaran. Se-
luruh siswa mendapatkan nilai ≥ 70. Distribusi hasil belajar pada aspek kognitif disajikan
pada Tabel 2.1
Dari tabel konversi tampak bahwa secara kualitatif penguasaan konsep siswa berada
pada kualifikasi baik. Data ini menunjukkan sebanyak 3 orang siswa dengan persentase 7,5%
dengan kualiafikasi sangat baik. Sebanyak 32 orang siswa termasuk siswa berkebutuhan
khusus dengan persentase 92,5% berada dalam kualifikasi baik.
Tabel 2.1 Sebaran Nilai Kognitif
No Kriteria Kategori Frekuensi %
nilai rata-rata
kognitif siswa
Berdasarkan nilai hasil belajar aspek kognitif yang diperoleh siswa, maka jika
dibandingkan dengan standar ketuntasan minimum yang berlaku saat ini di SMK Negeri 3
Singaraja (yaitu sebesar 60), maka seluruh siswa termasuk siswa berkebutuhan khusus
dinyatakan tuntas untuk aspek kognitif. Ini berarti ketuntasan klasikal yang tercapai adalah
100%.
Berdasarkan Tabel 2.3, terungkap bahwa sebaran nilai hasil belajar fisika siswa un-
tuk aspek afektif sebesar 100% berada pada kategori baik. Deskripsi hasil belajar Fisika
siswa untuk aspek afektif disajikan pada Tabel 2.4 dan Gambar 2.2
11
nilai rata-rata
afektif siswa
1 Sangat Baik 0 0%
85,0 – 100,0
2 70,0 – 84,0 Baik 35 100%
3 Cukup 0 0%
55,0 – 69,0
4 Kurang 0 0%
40,0 – 54,0
5 Sangat Kurang 0 0%
0,0 – 39,0
12
Berdasarkan Tabel 2.5 terlihat bahwa sebaran nilai hasil belajar fisika siswa untuk
aspek psikomotor sebesar 100% berada pada kategori baik. Selain itu juga disajikan
deskripsi hasil belajar Fisika siswa untuk aspek psikomotor pada Tabel 2.6 dan Gambar 2.3.
Tabel 2.6 Deskripsi Nilai Hasil Belajar Aspek Psikomotor
Psikomotor Siswa
Deskripsi Siklus I Siklus II
Tanpa aplikasi Dengan aplikasi
Nilai Rata-Rata 69,0 74,0
Standar Deviasi 5,1 3,8
Nilai Terendah 65,0 70,0
Nilai Tertinggi 80,0 80,0
nilai rata-rata
psikomotor
siswa
menu bahasa indoesia dan bahasa inggris. Solusinya guru meminta siswa tunarungu
untuk membaca terjemahan dalam bahasa Indonesia saja.
3. Beberapa konsep matematis tidak dapat diterjemahkan kedalam bahasa tulisan oleh
aplikasi google terjemahan, solusinya dalam perintah di layar laptop siswa diminta
memperhatikan tulisan yang dibuat dipapan tulis oleh guru.
E. Faktor-Faktor Pendukung
Faktor-faktor pendukung dalam penerapan media aplikasi google terjemahan, yaitu:
1. Tersedianya sumber internet disekolah sehingga aplikasi google terjemahan dapat
mudah diakses
2. Motivasi belajar seluruh siswa yang sangat tinggi karena pembelajaran terkait
dengan TIK yang sedang berkembang saat ini memungkinkan bagi peserta didik un-
tuk melaksanakan pembelajaran secara kreatif dan menyenangkan tanpa merasa
terganggu dengan keberadaan siswa berkebutuhan khusus.
3. Peran serta orang tua siswa yang berkebutuhan khusus membimbing anaknya untuk
belajar dirumah membantu mempercepat komunikasi yang sempat sulit dilakukan
guru pada kelas tradisional, dengan bimbingan dari orang tua pada saat siswa
berkebutuhan khusus membaca rangkuman/catatan hasil rekaman dalam aplikasi
google terjemahan, siswa semakin mudah memahami isi materi.
F. Alternatif Pengembangan
Selain menggunakan aplikasi google terjemahan, perlu diberikan pemahaman
kepada seluruh guru pengajar dalam kelas inklusif bahwa pembelajaran perlu menggunakan
media-media yang tepat sesuai dengan kebutuhan belajar siswa.
Dalam penggunaan media pembelajaran hendaknya diimbangi dengan
penyusunan materi ajar yang lebih disederhanakan sehingga dengan penggunaan media
sederhana pun siswa berkebutuhan khusus dapat memahaminya.
Penerapan media google terjemahkan dapat digunakan secara berkesinambungan
terutama untuk mata pelajaran bahasa inggris, karena penggunaan aplikasi ini mampu
menterjemahkan suara dalam bentuk tulisan dalam berbagai bahasa, dalam konteks pelajaran
bahasa inggris guru dapat lebih mudah menyampaikan materi yang memerlukan
penerjemahan, sehingga kemampuan bahasa inggris siswa tunarungu secara tidak langsung
dapat terus ditingkatkan.mmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmmm
BAB III
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis terhadap penerapan media aplikasi google terjemahan pada
mata pelajaran fisika bagi siswa berkebutuhan khusus (tunarungu) dalam kelas inklusif
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Kegiatan pembelajaran menunjukkan hasil yang baik di mana hasil belajar pada aspek
kognitif ketuntasan klasikalnya yaitu sebesar 100% dengan rerata kelas 74,0. Pada
aspek psikomotor dan aspek afektif terjadi peningkatan dari kualifikasi cukup aktif
menjadi aktif. Dengan rerata hasil belajar aspek afektif dan aspek psikomotor adalah
72,0 dan 74,0.
2. Respon siswa terhadap penerapan media aplikasi google terjemahan mempunyai
kategori positif.
B. Rekomendasi
Berdasarkan hasil penelitian yang diproleh, maka dapat diajukan beberapa
rekomendasi sebagai berikut.
1. Media aplikasi google terjemahan dapat digunakan guru fisika sebagai salah satu al-
ternatif dalam upaya meningkatkan hasil belajar fisika siswa berkebutuhan khusus
yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor dalam kelas inklusif.
2. Bagi guru/peneliti yang ingin melaksanakan penelitian dengan media aplikasi google
terjemahan diharapkan memperhatikan hasil refleksi dalam penelitian ini, yang meli-
puti:
a. Dalam beberapa persamaan matematis tidak dapat diterjemahkan langsung oleh
aplikasi google terjemahan sehingga guru perlu memberikan intruksi ke siswa
untuk memperhatikan tulisan yang dibuat guru dipapan tulis.
b. Penerapan media aplikasi google terjemahan dapat digunakan untuk mata
pelajaran lain seperti mata pelajaran bahasa inggris karena aplikasi ini mampu
menterjemahkan suara kedalam bentuk tulisan dalam berbagai bahasa.
c. Penggunaan aplikasi google terjemahan ini juga dapat digunakan bagi siswa
dengan kebutuhan khusus lainnya seperti misalkan tuna netra ketika diminta
14
15
membuat tulisan, siswa tuna netra dapat memanfaatkan aplikasi ini untuk men-
gubah suaranya menjadi bentuk tulisan. Selain itu aplikasi ini juga dapat
digunakan oleh siswa tuna daksa seperti cerebial palsy, sehingga hambatan dalam
hal menulis dapat diselesaikan dengan menterjemahkan suara melalui aplikasi ini.
3. Bagi sekolah penyelenggara pendidikan inklusif, aplikasi google terjemahan, cocok
diterapkan sebagai media dalam pembelajaran Fisika karena sesuai dengan tuntutan
Kurikulum 2013 yang menekankan proses pendidikan Fisika pada pembelajaran yang
diintegrasikan dengan TIK. Pengintegrasian TIK dalam pembelajaran memungkinkan
bagi para tenaga pendidik maupun para peserta didik untuk melaksanakan pembelaja-
ran secara kreatif dan menyenangkan.
16
DAFTAR PUSTAKA
KI 4 (Keterampilan):
1. Melaksanakan tugas spesifik dengan menggunakan alat, informasi,
dan prosedur kerja yang lazim dilakukan serta memecahkan masalah
sesuai dengan bidang kajian/kerja Fisika.
18
V. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan kegiatan diskusi dan pembelajaran kelompok diharapkan siswa
terlibat aktif dalam kegiatan pembelajaran dan bertanggungjawab dalam
menyampaikan pendapat, menjawab pertanyaan, memberi saran dan kritik,
serta dapat :
19
1. Menjelaskan tentang teori kinetik gas
2. Menyebutkan minimal empat (4) sifat-sifat fas ideal
3. Menerapkan hukum Boyle dalam menyelesaikan persoalan fisika
4. Menerapkan hukum Charles-gay Lussac dalam menyelesaikan per-
soalan fisika
5. Menerapkan hukum Boyle-Gay Lussac dalam menyelesaikan per-
soalan fisika
6. Menerapkan persamaan umum gas ideal dalam menyelesaikan
persoalan fisika
3 Penutup 10
• Pendidik melakukan pemotivasian kepada peserta didik
yang kurang atau belum berpartisipasi aktif dan berikan re-
ward berupa pujian kepada peserta didik yang sudah ber-
partisipasi dengan aktif.
• Pendidik bersama-sama dengan peserta didik dan/atau
sendiri membuat rangkuman/simpulan pelajaran.
• Pendidik memberikan tugas mandiri terstruktur (lampiran
2).
• Menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan beri-
kutnya.
Jumlah 90
3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1 3 2 1
1
Prosedur Penskoran:
skor yang diperoleh siswa
X afektif = x 100
skor maksimum
Keterangan:
X afektif = nilai sikap siswa
25
Keterangan:
KT: Kurang terampil jika tidak dapat menerapkan konsep dan strategi
pemecahan masalah
T: Terampil jika sudah dapat menerapkan konsep dan strategi pemeca-
han masalah tetapi belum tepat
ST: Sangat terampil jika sudah dapat menerapkan konsep dan strategi
pemecahan masalah dan sudah tepat
X. ALAT/BAHAN/SUMBER BELAJAR
1 Bahan Ajar:
• Modul Fisika Kontekstual untuk SMK Kelas X Semester Genap
• Lembar Kerja Siswa
Tugas-tugas
1. Jelaskan yang dimaksud dengan teori kinetik gas!
2. Sebutkan minimal empat (4) sifat-sifat fas ideal!
3. Bagaimanakah bunyi dari hukum Boyle? Bagaimanakah persamaan matema-
tisnya?
4. Suatu gas dengan volume 6 m3 berada dalam bejana tertutup (tidak bocor) yang
suhunya dijaga tetap, tekanan mula-mula gas tersebut adalah 4 Pa. Jika
tekanannya dinaikkan menjadi 8 Pa, tentukanlah besar volumenya?
5. Bagaimanakah bunyi dari hukum Charles-gay Lussac. Bagaimanakah persa-
maan matematisnya?
6. Tekanan suatu gas dengan volume 4 m3 yang berada dalam bejana tertutup
(tidak bocor) dijaga tetap. Suhu mutlaknya mula-mula 200 K. Jika volumenya
dirubah menjadi 8 m3, hitunglah besar suhu mutlaknya!
7. Bagaimanakah persamaan matematis hukum Boyle-Gay Lussac?
8. Dalam tabung yang tertutup, volumenya dapat berubah-ubah dengan tutup
yang dapat bergerak mula-mula memiliki volume 1,4 lt. Pada saat itu
tekanannya diukur 2 atm dan suhunya 127O. Jika tutup tabung ditekan sehingga
29
tekanan gas menjadi 1,6 atm ternyata volume gas menjadi 1,0 lt. Berapakah
suhu gas tersebut?
9. Volume gas oksigen pada tekanan 2 atm dan suhu 200 C adalah 50 liter. Hitung
volume gas ketika tekanannya 1 atm dan suhunya 00 C!
10. Bagaimanakah persamaan matematis persamaan keadaan gas ideal?
11. Dua mol gas berada dalam tabung yang volumenya 20 liter. Bila suhu gas itu
27oC, berapa tekanan gas?
Penilaian:
Kriteria Penilaian Soal Uraian
Skor Kriteria
5 Memberikan suatu penyelesaian lengkap dan benar
4 Memberikan suatu penyelesaian yang benar, sedikit cacat, tetapi
memuaskan
3 Memberikan suatu penyelesaian yang benar, banyak cacat, tetapi
hampir memuaskan
2 Memberikan suatu penyelesaian yang ada unsur benarnya, tetapi
tidak memadai
1 Mencoba memberikan suatu penyelesaian, tetapi salah total
0 Tidak mencoba memberikan penyelesaian sama sekali
Petunjuk
1. Berikut ini beberapa pernyataan-pernyataan yang terkait dengan Pen-
erapan media aplikasi google terjemahan. Berikanlah pendapat anda
dengan memberikan tanda cek (√) pada kolom yang sesuai.
2. SS = Sangat setuju, S = Setuju, R = Ragu-ragu, TS = Tidak Setuju, STS
= Sangat Tidak Setuju
PENDAPAT
NO PERNYATAAN
SS S R TS STS
1 Saya senang dengan penerapan media aplikasi google
terjemahan karena hasilnya sesuai dengan kebutuhan
saya
2 Saya senang dengan penerapan media aplikasi
google terjemahan karena dapat memberi saya
waktu yang banyak untuk belajar memahami
materi pelajaran
3 Saya senang dengan penerapan media aplikasi google
terjemahan karena pada akhirnya saya dapat men-
guasai materi dengan baik
4 Saya senang dengan penerapan media aplikasi
google terjemahan karena pembelajarannya
menarik dan berkeadilan
5 Saya tidak senang mengikuti penerapan media aplikasi
google terjemahan karena terlalu mngistimewakan
ABK
6 Saya senang dengan adanya penerapan media
aplikasi google terjemahan karena saya dapat
dengan cepat mengetahui kemampuan pemahaman
materi saya
7 Saya tidak senang dengan media aplikasi google
terjemahan karena semua orang menjadi paham
materi
8 Melalui penerapan media aplikasi google terjemahan
saya merasa nyaman berdiskusi dan belajar bersama
teman dan guru
PENDAPAT
NO PERNYATAAN
SS S R TS STS
10 Dengan media aplikasi google terjemahan saya menjadi
lebih merasa bisa bekerjasama dengan teman lain dalam
belajar
11 Saya tidak senang dengan penerapan media aplikasi
google terjemahan karena sangat melelahkan
Gambar di atas adalah suasana ketika guru membimbing siswa ketika mengalami
Gambar di atas adalah suasana tes kognitif pada ulangan harian I dan Ulangan Har-
ian II
39
BIODATA PENULIS
1 Nama Luh Eka Yanthi, M.Pd
2 NIP 19860215 201101 2 013
3 NUPTK 0547 7646 6430 0013
4 Jabatan Guru Muda
5 Pangkat/Gol. Ruang Penata Muda Tk. I, III/b
Tempat dan Tanggal La-
6
hir Kerobokan, 15 Februari 1986
7 Jenis Kelamin Perempuan
8 Agama Hindu
Mata Pelajaran Yang Di-
9
ajarkan Fisika
10 Masa Kerja Guru 7 Tahun 7 Bulan
Penerapan Media Aplikasi Google
Terjemahan untuk Meningkatkan
11 Judul Best Practice Hasil Belajar Fisika Siswa Berkebu-
tuhan Khusus (Tuna Rungu) dalam
Kelas Inklusif
12 Pendidikan Terakhir Pascasarjana (S2)
13 Fakultas/Jurusan Pendidikan IPA
14 Status Perkawinan Kawin
15 Sekolah
a. Nama Sekolah SMK Negeri 3 Singaraja
b. Jalan Gempol
c. Desa Banyuning
d. Kecamatan Buleleng
e. Kabupaten Buleleng
f. Provinsi Bali
g. Telepon (0362) 24544
h. Email smk3singaraja@yahoo.co.id
16 Alamat Rumah
a. Dusun Anyar
b. Desa Anturan
c. Kecamatan Buleleng
d. Kabupaten Buleleng
e. Provinsi Bali
f. Telepon 087 762 568 626
g. Email ekayanthiluh@gmail.com
Yang bertanda tangan di bawah ini Kepala Perpustakaan SMK Negeri 3 Singaraja,
menyatakan bahwa:
Judul Penelitian:
” Penerapan Media Aplikasi Google Terjemahan Untuk Meningkatkan Hasil
Belajar Fisika Siswa Berkebutuhan Khusus (Tuna Rungu) Dalam Kelas Inklusif”
Disusun oleh:
Nama : Luh Eka Yanthi, M.Pd
NIP : 19860215 201101 2 013
NUPTK : 0547-7646-6430-0022
Pangkat/Gol. : Penata Muda Tk I / IIIb
Jabatan : Guru Pertama
Tempat Tugas : SMKN 3 Singaraja
telah dipublikasikan secara terbatas dan disimpan di Perpustakaan SMK Negeri 3
Singaraja sebanyak 1 (satu) eksemplar.
Demikian pernyataan ini dibuat untuk dapat digunakan sebagaimana mestinya.