Anda di halaman 1dari 27

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HIV/AIDS

OLEH :

NAMA : NI LUH KOMANG ARYANA DEWI

NIM : 18.14401.001

PROGRAM STUDI D-III KEPERAWATAN

AKADEMI KEPERAWATAN MANDIRI DI BANGLI

TAHUN AKADEMIK 2020/2021


KONSEP DASAR PENYAKIT

A. Definisi HIV/AIDS
HIV (Human Immunodeficiency Virus) adalah sejenis virus yang menyerang sistem
kekebalan tubuh manusia dan dapat menimbulkan AIDS. HIV menyerang salah satu jenis dari
sel-sel darah putih yang bertugas menangkal infeksi. Sel darah putih tersebut terutama limfosit
yang memiliki CD4 sebagai sebuah marker atau penanda yang berada di permukaan sel limfosit.
Karena berkurangnya nilai CD4 dalam tubuh manusia menunjukkan berkurangnya sel-sel darah
putih atau limfosit yang seharusnya berperan dalam mengatasi infeksi yang masuk ke tubuh
manusia. Pada orang dengan sistem kekebalan yang baik, nilai CD4 berkisar antara 1400-1500.
Sedangkan pada orang dengan sistem kekebalan yang terganggu (misal pada orang yang
terinfeksi HIV) nilai CD4 semakin lama akan semakin menurun (bahkan pada beberapa kasus
bisa sampai nol).

AIDS adalah singkatan dari Acquired Immuno Deficiency Syndrome, yang berarti kumpulan gejala
atau sindroma akibat menurunnya kekebalan tubuh yang disebabkan infeksi virus HIV. Tubuh
manusia mempunyai kekebalan untuk melindungi diri dari serangan luar seperti kuman, virus,
dan penyakit. AIDS melemahkan atau merusak sistem pertahanan tubuh ini, sehingga akhirnya
berdatanganlah berbagai jenis penyakit lain).

HIV adalah jenis parasit obligat yaitu virus yang hanya dapat hidup dalam sel atau media hidup.
Seorang pengidap HIV lambat laun akan jatuh ke dalam kondisi AIDS, apalagi tanpa pengobatan.
Umumnya keadaan AIDS ini ditandai dengan adanya berbagai infeksi baik akibat virus, bakteri,
parasit maupun jamur. Keadaan infeksi ini yang dikenal dengan infeksi oportunistik.

B. Klasifikasi
Pada tahun 2006, World Health Organization (WHO) mengelompokkan berbagai infeksi dan
kondisi AIDS dengan memperkenalkan sistem tahapan untuk pasien yang terinfeksi dengan HIV
1. Stadium I (Tanpa gejala)
Infeksi HIV asimtomatik dan tidak dikategorikan sebagai AIDS
2. Stadium II (Ringan)
Termasuk manifestasi membran mukosa kecil dan radang saluran pernapasan atas yang
berulang
3. Stadium III (Lanjut)
Termasuk diare kronik yang tidak dapat dijelaskan selama lebih dari sebulan, infeksi bakteri
parah, dan tuberkulosis.
4. Stadium IV (Parah)
Termasuk toksoplasmosis otak, kandidiasis esofagus, trakea, bronkus atau paru-paru, dan
sarkoma kaposi. Semua penyakit ini adalah indikator AIDS.

C. Etiologi
Human Immunodeficiency Virus (HIV) dianggap sebagai virus penyebab AIDS. Virus ini
termaksuk dalam retrovirus anggota subfamili lentivirinae. Ciri khas morfologi yang unik dari HIV
adalah adanya nukleoid yang berbentuk silindris dalam virion matur. Virus ini mengandung 3
gen yang dibutuhkan untuk replikasi retrovirus yaitu gag, pol, env. Terdapat lebih dari 6 gen
tambahan pengatur ekspresi virus yang penting dalam patogenesis penyakit. Satu protein
replikasi fase awal yaitu protein Tat, berfungsi dalam transaktivasi dimana produk gen virus
terlibat dalam aktivasi transkripsional dari gen virus lainnya. Transaktivasi pada HIV sangat
efisien untuk menentukan virulensi dari infeksi HIV. Protein Rev dibutuhkan untuk ekspresi
protein struktural virus. Rev membantu keluarnya transkrip virus yang terlepas dari nukleus.
Protein Nef menginduksi produksi khemokin oleh makrofag, yang dapat menginfeksi sel yang
lain.

D. Manifestasi Klinis
Gejala klinis terdiri dari 2 gejala yaitu gejala mayor (umum terjadi) dan gejala minor (tidak umum
terjadi):
1. Gejala mayor:
a. Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
b. Diare kronis yang berlangsung lebih dari 1 bulan
c. Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
d. Penurunan kesadaran dan gangguan neurologis
e. Demensia/ HIV ensefalopati
2. Gejala minor:
a. Batuk menetap lebih dari 1 bulan
b. Dermatitis generalisata
c. Adanya herpes zoster multisegmental dan herpes zoster berulang
d. Kandidias orofaringeal
e. Herpes simpleks kronis progresif
f. Limfadenopati generalisata
g. Retinitis virus Sitomegalo
Menurut Mayo Foundation for Medical Education and Research (MFMER) (2008), gejala
klinis dari HIV/AIDS dibagi atas beberapa fase.
1. Fase awal
Pada awal infeksi, mungkin tidak akan ditemukan gejala dan tanda-tanda infeksi. Tapi
kadang-kadang ditemukan gejala mirip flu seperti demam, sakit kepala, sakit tenggorokan,
ruam dan pembengkakan kelenjar getah bening. Walaupun tidak mempunyai gejala infeksi,
penderita HIV/AIDS dapat menularkan virus kepada orang lain.
2. Fase lanjut
Penderita akan tetap bebas dari gejala infeksi selama 8 atau 9 tahun atau lebih. Tetapi
seiring dengan perkembangan virus dan penghancuran sel imun tubuh, penderita HIV/AIDS
akan mulai memperlihatkan gejala yang kronis seperti pembesaran kelenjar getah bening
(sering merupakan gejala yang khas), diare, berat badan menurun, demam, batuk dan
pernafasan pendek.
3. Fase akhir
Selama fase akhir dari HIV, yang terjadi sekitar 10 tahun atau lebih setelah terinfeksi,
gejala yang lebih berat mulai timbul dan infeksi tersebut akan berakhir pada penyakit yang
disebut AIDS.

E. Patofisiologi
Setelah virus masuk dalam tubuh maka target utamanya adalah limfosit CD4 karena
virus mempunyai afinitas terhadap molekul permukaan CD4. Virus ini mempunyai kemampuan
untuk mentransfer informasi genetik mereka dari RNA ke DNA dengan menggunakan enzim
yang disebut reverse transcriptase. Limfosit CD4 berfungsi mengkoordinasikan sejumlah fungsi
imunologis yang penting. Hilangnya fungsi tersebut menyebabkan gangguan respon imun yang
progresif.
Setelah infeksi primer, terdapat 4-11 hari masa antara infeksi mukosa dan viremia
permulaan yang dapat dideteksi selama 8-12 minggu. Selama masa ini, virus tersebar luas ke
seluruh tubuh dan mencapai organ limfoid. Pada tahap ini telah terjadi penurunan jumlah sel-T
CD4. Respon imun terhadap HIV terjadi 1 minggu sampai 3 bulan setelah infeksi, viremia plasma
menurun, dan level sel CD4 kembali meningkat namun tidak mampu menyingkirkan infeksi
secara sempurna. Masa laten klinis ini bisa berlangsung selama 10 tahun. Selama masa ini akan
terjadi replikasi virus yang meningkat. Diperkirakan sekitar 10 milyar partikel HIV dihasilkan dan
dihancurkan setiap harinya. Waktu paruh virus dalam plasma adalah sekitar 6 jam, dan siklus
hidup virus rata-rata 2,6 hari. Limfosit T-CD4 yang terinfeksi memiliki waktu paruh 1,6 hari.
Karena cepatnya proliferasi virus ini dan angka kesalahan reverse transcriptase HIV yang
berikatan, diperkirakan bahwa setiap nukleotida dari genom HIV mungkin bermutasi dalam basis
harian.
Akhirnya pasien akan menderita gejala-gejala konstitusional dan penyakit klinis yang
nyata seperti infeksi oportunistik atau neoplasma. Level virus yang lebih tinggi dapat terdeteksi
dalam plasma selama tahap infeksi yang lebih lanjut. HIV yang dapat terdeteksi dalam plasma
selama tahap infeksi yang lebih lanjut dan lebih virulin daripada yang ditemukan pada awal
infeksi.
Infeksi oportunistik dapat terjadi karena para pengidap HIV terjadi penurunan daya
tahan tubuh sampai pada tingkat yang sangat rendah, sehingga beberapa jenis mikroorganisme
dapat menyerang bagian-bagian tubuh tertentu. Bahkan mikroorganisme yang selama ini
komensal bisa jadi ganas dan menimbulkan penyakit.
F. Pathway
G. Pemeriksaan Penunjang
1. Serologis
a. Tes antibody serum : Skrining Human Immunodeficiency Virus (HIV) dan ELISA. Hasil tes
positif, tapi bukan merupakan diagnosa
b. Tes blot western : Mengkonfirmasi diagnosa Human Immunodeficiency Virus (HIV)
c. Sel T limfosit :Penurunan jumlah total
d. Sel T4 helper ( CD 4 ) :Indikator system imun (jumlah <200 )
e. T8 ( sel supresor sitopatik ) :Rasio terbalik ( 2 : 1 ) atau lebih besar dari sel suppressor pada
sel helper ( T8 ke T4 ) mengindikasikan supresi imun.
f. Kadar Ig : Meningkat, terutama Ig A, Ig G, Ig M yang normal atau mendekati normal
2. Histologis : pemeriksaan sitologis urine, darah, feces, cairan spina, luka, sputum, dan sekresi,
untuk mengidentifikasi adanya infeksi : parasit, protozoa, jamur, bakteri, viral.
3. Neurologis : EEG, MRI, CT Scan otak, EMG (pemeriksaan saraf)
4. Sinar X dada ; Menyatakan perkembangan filtrasi interstisial tahap lanjut atau adanya
komplikasi lain

H. Penatalaksanaan
ARV ( Anti Retro Virus )
1. Pemberian ARV bertujuan untuk : mengendalikan replikasi HIV, memelihara dan
meningkatkan fungsi imunologis, meningkatkan sel CD4, menurunkan komplikasi HIV
2. Pemberian ARV harus memperhatikan stadium klinis dan jumlah sel CD4 (untuk penderita
dewasa) sebagai berikut:
a. Stadium lanjut ( AIDS ) tanpa memikirkan jumlah sel CD4 atau limfosit total.
b. Stadium klinis III dengan jumlah sel CD4 <350/mmk untuk mendukung pengambilan
keputusan.
c. Stadium klinis I atau II dengan jumlah sel CD4 <200/mmk atau limfosit total <
1.200/mmk.

I. Komplikasi
1. Tuberkulosis (Infeksi TBC).
Suatu pemicu terjadinya kematian tertinggi dari pengidap HIV AIDS ialah penyakit
Tuberkulosis / TBC. Penyakit ini dapat dialami oleh pengidap penyakit HIV AIDS dikarenakan oleh
serangan infeksi dari bakteri Tuberkulosis. Tubuh penderita akan mengalami demam, batuk
berdarah, lemah & mengalami kekurangan daya untuk melakukan aktifitas ringan. Dan ini
merupakan suatu infeksi ringan yang umum dan sering dijumpai dari pengidap penyakit HIV
AIDS.
2. Infeksi Herpes
Herpes merupakan sebuah penyakit yang paling umum dialami oleh pengidap penyakit
HIV AIDS, sehingga keadaan penyakit ini dapat menjadi lebih kronis. Virus akan berdiam didalam
tubuh pengidapnya sehingga pada sistem imunitas tubuh yang melemah, maka infeksi bisa
menyerang kapan saja. Infeksi yang ditampakkan pada herpes yaitu timbul dibagian kulit dan
alat kelamin. Akan tetapi, pengidap HIV AIDS mampu menghadapi keadaan yang lebih serius jika
virus telah menyerang ke bagian mata, jantung, paru-paru dan saluran pencernaan.
3. Tipes
Tipes gampang melanda dan menyerang pengidap penyakit HIV AIDS, penyakit ini dapat
terjadi diakibatkan oleh infeksi dari bakteri Salmonella yang adanya didalam air / pada jenis
makanan yang kurang bersih. Tipes juga merupaka sebuah kondisi penyakit yang amat umum
dialami oleh pengidap penyakit HIV AIDS, seingga membuat penyakit berkembang dengan cepat
& memicu terjadinya infeksi yang kronis. Beberapa gejala tipes yang kerap dijumpai ialah sakit
perut, diare, demam, mual serta muntah. Perawatan sangat dibutuhkan oleh pengidap penyakit
HIV AIDS jika telah terserang oleh penyakit tipes ini.
4. Gagal ginjal
Pengidap penyakit HIV AIDS juga rentan terserang oleh penyakit yang terjadi akibat
infeksi bakteri / peradangan dibagian organ ginjal. penyakit ginjal ini bisa mengakibatkan
pengidapnya mengalami gangguan pada sistem kemih. Kadang-kadang penyakit ini juga
dijumpai oleh pengidap penyakit HIV yang terkait pada tahap sedang / tahap pengembangan
virus didalam tubuh.
5. Radang Kulit,
Merupakan suatu infeksi yang amat umum untuk pengidap penyakit HIV AIDS. Kulit
mereka akan jadi amat sensitif sehingga rentan terhadap infeksi virus candida. Penyakit radang
kulit ini mengakibatkan infeksi yang serius dibagian selaput lendir, lidah, tenggorokan & vagina.
Penyakit ini dapat amat menyakitkan, apalagi ketika virus telah menginfeksi bagian dalam
tubuh.
6. Radang selaput otak (meningitis)
Meningitis merupakan sebuah penyakit yang menjadi ancaman yang berbahaya dan
amat serius bagi pengidap penyakit HIV AIDS. Peradangan bisa terjadi di daerah selaput & cairan
yang ada pada sum-sum tulang belakang & otak. Infeksi ini bisa mengakibatkan pusing dan sakit
kepala yang luar biasa. Pengidap penyakit HIV AIDS seringkali tidak bisa tertolong akibat infeksi
meningitis.
7. Penyakit Neurologis
Semua macam penyakit yang berkaitan dengan system syaraf merupakan ancaman
untuk pengidap penyakit HIV AIDS. Terjadinya penyakit ini ditandai dengan system syaraf yang
melemah akibat infeksi bakteri & virus didalam tubuh pasien. Beberapa gejala awal dari
penyakit ini seperti, mengalami cemas, lupa ingatan, tidak mampu berjalan & mengalami
perubahan keadaan mental. Dan bahkan beberapa pengidap juga dapat mengalami penyakit
demensia.
8. Kanker
Pengidap penyakit HIV AIDS juga akan mengalami resiko untuk terserang kanker. Tubuh
yang terserang penyakit ini diakibatkan oleh infeksi dari berbagai bakteri & virus yang terus
berkembang didalam tubuh dan organ tubuh lainnya. Suatu jenis penyakit kanker yang amat
aktif pada pengidap penyakit HIV AIDS ialah sarkoma Kaposi (penyakit kanker yang timbul
didaerah pembuluh darah). Terjadinya penyakit ini ditandai dengan warna kulit yang berubah
menjadi merah, ungu / merah muda. Penyakit ini juga bisa melanda bagian organ lain seperti
paru-paru & semua saluran pencernaan.

J. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian keperawatan :
a. Riwayat saat ini : terkait dengan gejala infeksi HIV/AIDS Klien sering datang dengan
gangguan sistem pernafasan / sistem pencernaan ( diare lama )
b. Riw. Masa lalu : klien sering mengalami infeksi ( demam ) yang hilang timbul, penyakit
pernafasan, saluran pencernaan ( kandidiasis oral s.d diare )
c. Faktor pencetus : Narkoba dengan injeksi, berhubungan sexual dengan penderita, karena
tranfusi, karena proses kelahiran ( pada pasien anak/bayi )
d. Pemeriksaan fisik :
1) Keadaan umum :kesadaran : composmentis s.d coma
2) Penurunan BB yang drastis
3) TTV : adanya nilai abnormal, adanya tanda infeksi, gangguan pernafasan & gangguan
sirkulasi
4) Lakukan pemeriksaan pada semua sistem tubuh,
5) Fokus utama pada keluhan saat ini
2. Diagnosa Keperawatan Yang Sering Muncul :
1. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan nafsu makan
2. Nyeri akut b.d agen injuri fisik
3. Intoleransi aktivitas b.d penurunan nafsu makan

3. RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

No Diagnosa NOC NIC


Keperawatan (Tujuan dan Kriteria hasil) (Intervensi)

Ketidakseimbangan nutrisi Tujuan: 1) Kaji adanya alergi makanan


kurang dari - Nutritional Status : 2) Monitor adanya penurunan berat badan
1
kebutuhan tubuh b.d - Nutritional Status : food and 3) Monitor adanya mual,muntah dan diare
penurunan nafsu makan Fluid Intake 4) Kolaborasi dengan dokter untuk pemasangan
- Nutritional Status: nutrient Intake NGT
Weight control 5) Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori
6) Monitor kadar albumin,Hb dan Ht
Kriteria hasil: 7) Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
1) Adanya peningkatan berat menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang
badan sesuai dengan tujuan dibutuhkan pasien
8) Berikan substansi gula
2) Berat badan ideal sesuai 9) Berikan makanan yang sudah dikonsultasikan
dengan tinggi badan dengan ahli gizi.

3) Tidak adanya tanda-tanda


malnutrisi

4) Menunjukan peningkatan
fungsi menelan

5) Mampu mengidentifikasi
kebutuhan nutrisi
Nyeri akut b.d agen injuri Tujuan: 1) Lakukan pengkajian nyeri secara
fisik - Pain Level, komprehensif termasuk lokasi, karakteristik,
2
- Pain control durasi,frekuensi, kualitas dan
- Comfort leve faktor presipitasi.
2) Control lingkungan yang dapat
Kriteria hasil: mempengaruhi nyeri,seperti suhu ruangan,
1) Pasien dapat mengontrol pencahayaan dan kebisingan.
nyerinya 3) Ajarkan tentang tehnik nonfarmakologi.
4) Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri.
2) Skala nyeri berkurang dari 5) Ajarkan teknik relaksasi
skala 6 menjadi skala 3

3) Klien mengatakan nyeri


sudah berkurang
4) Dapat mengenali faktor
menyebab nyeri
Intoleransi aktivitas Tujuan: 1) Monitoring vital sign sebelum/sesudah
b.d penurunan kekuatan - Joint Movement : Active latihan dan lihat respon pasien saat latihan
3
otot - Mobility level 2) Konsultasikan dengan terapi fisik tentang
- Self care : ADLs rencana ambulasi sesuai dengan
- Transfer performance kebutuhan
3) Bantu klien untuk menggunakan tongkat saat
Kriteria hasil: berjalan dan cegah terhadap cedera
1) Klien meningkat dalam aktivitas 4) Ajarkan pasien atau tenaga kesehatan lain
fisik tentang teknik ambulasi
5) Kaji kemampuan pasien dalam mobilisasi
2) Mengerti tujuan dan 6) Latih pasien dalam pemenuhan kebutuhan
peningkatan mobilitas 7) ADLs secara mandiri sesuai kemampuan
8) Dampingi dan Bantu pasien saat mobilisasi
3) Memverbalisasikan perasaan dan bantu penuhi kebutuhan
dalam meningkatkan kekuatan dan 9) ADLs pasien.
kemampuan berpindah Berikan alat bantu jika klien
memerlukan.
4) Memperagakan penggunaan
alat Bantu untuk mobilisasi

4. Implementasi

Implementasi merupakan tahap keempat dari proses keperawatan dimana rencana


keperawatan dilaksanakan : melaksanakan intervensi/aktivitas yang telah ditentukan, pada tahap ini
perawat siap untuk melaksanakan intervensi dan aktivitas yang telah dicatat dalam rencana perawatan
klien. Agar implementasi perencanaan dapat tepat waktu dan efektif terhadap biaya, pertama-tama
harus mengidentifikasi prioritas perawatan klien,kemudian bila perawatan telah dilaksanakan,
memantau dan mencatat respons pasien terhadap setiap intervensi dan mengkomunikasikan informasi
ini kepada penyedia perawatan kesehatan lainnya. Kemudian, dengan menggunakan data, dapat
mengevaluasi dan merevisi rencana perawatan dalam tahap proses keperawatan berikitnya.

5. Evaluasi

Tahap evaluasi menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil yang diinginkan dan
respons pasien terhadap dan keefektifan intervensi keperawatan kemudian mengganti rencana
perawatan jika diperlukan. Tahap akhir dari proses keperawatan perawat mengevaluasi kemampuan
pasien ke arah pencapaian hasil.

LAPORAN ASUHAN KEPERAWATAN

Nama mahasiswa : Ni Luh Komang Aryana Dewi (18.14401.001)

Tempat praktek : RSUD BANGLI

Tanggal pengkajian : 3 Desember 2020

1. A. IDENTITAS DIRI PASIEN

Nama : Tn. B

Tempat/Tanggal lahir : Taman Bali / 01 Juli 1938

Umur : 20 Tahun

Jenis Kelamin : Laki laki

Agama : Hindu

Pendidikan : Tamat SD

Pekerjaan : Pedagang

Alamat : Br. Kuning, Taman Bali

Status Pernikahan : Menikah

Sumber Informasi : Ibu kandung dan istri

Tanggal Masuk RS : 28 November 2020

Jam Masuk RS : 23.30 WITA

Diagnosa Medis : HIV-AIDS

B. PENANGGUNG JAWAB

Nama : Ny. S

Umur/ Jenis Kelamin : 42 Tahun / Perempuan

Pendidikan : Tamat SD

Pekerjaan : Petani
Status Pernikahan : Sudah menikah

Alamat : Br. Kuning, Taman Bali

Hubungan dengan klien : Ibu kandung

2. KELUHAN UTAMA

Klien masuk ke Rumah Sakit Umum Bangli melalui IGD dengan keluhan demam hilang
timbul sejak 2 bulan sebelum masuk rumah sakit
3. RIWAYAT KESEHATAN

A. Penyakit Sekarang

Saat dilakukan pengkajian tanggal 3 desember 2020 pada pukul 08.00WIB, keluarga
klien mengatakan klien mempunya riwayat hubungan sex bebas semenjak 3 tahun yang lalu,
klien mengatakan badan letih,klien mengatakan nafsu makannya kurang, makan klien selama
dirumah sakit hanya 2 sendok makan,muntah ( - ) , mual (+ ) klien mengatakan tenggorokannya
sakit saat menelan klien mengatakan tidur sering terbangun pada malam hari.klien kadang
merasakan pusing,klien mengatakan badan nya terasa lemas, nyeri pada perut nyeri tekan ( + )
skala nyeri 5 6, pasien merasakan nyeri pada persendian saat istirahat dan aktivitas. klien
mengatakan batuk berdahak, klien mengatakan dada sakit jika batuk, nafas sesak,pendengaran
pasien mulai terganggu pada telingga bagian kanan, pasien mengatakan dia tidak mampu untuk
beraktivitas dari berbaring ke posisi duduk sangat lemah, pasien mengalami penurunan berat
badan seberat 8 Kg, klien tampak pucat.BAB ( - ) sejak 1 hari saat pengkajianSelama dirawat
dirumah sakit klien tampak tidak menghabiskan porsi makan nya, hanya 2 sendok makan, klien
tampak lemah dan letih, klien tampak susah untuk beraktifitas secara mandiri, klien tampak
kurus, klien tampak meringis menahan sakit, klien tampak pucat, mulut klien tampak ada
sariawan dan kering, klien tampak terbaring

B. Riwayat Penyakit Dahulu

Keluarga klien mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti ini sebelumnya,
keluarga mengatakan pasien tidak pernah dirawat di rumah sakit sebelumnya.
C. Riwayat Penyakit Keluarga
keluarga mengatakan keluarganya tidak ada mengalami riwayat penyakkit yang sama
dengan yang diderita klien dan tidak memiliki penyakit keturunan seperti DM, Hipertensi,
Jantung. Penyakit menular seperti, TBC, HIV, Hepatitis, dll

4. Genogram

Tn. B

Keterangan :

= Laki - Laki

= Perempuan

= L. Meninggal

= P. Meninggal

= Pasien

= Garis Keturunan

= Garis Pernikahan

= Tinggal Satu Rumah

4. (1) Aktivitas dan Latihan

A) Sebelum sakit
DS : Klien mengatakan mampu melakukan aktivitas sendiri

B) Selama sakit

DS : Klien mengatakan kesulitan melakukan aktivitas sendiri

DO : Pasien tampak berbaring di tempat tidur, ADL di bantu sebagian oleh keluarga

(2) Tidur dan Istirahat

A) Sebelum sakit

DS : Klien mengatakan tidak mengalami gangguan pola tidur

B) Selama sakit :

DS : Klien susah tidur karena tidak terbiasa dengan suasana RS

DO : Klien terlihat lesu

(3) Kenyamanan dan Nyeri

A) Sebelum sakit

DS : Klien merasa nyaman dengan keluarganya, dan klien mengatakan tidak merasa nyeri

B) Selama sakit

DS : Klien mengatakan tidak terlalu nyaman berada di ruang rawat inap karena terlalu banyak
orang selain keluarganya, dan klien tidak merasa nyeri

DO : Pasien terlihat murung

(4) Nutrisi

A) Sebelum sakit

DS : Klien mengatakan tidak ada masalah dengan pola makan

B) Selama sakit

DS : Klien mengatakan kesulitan saat menelan makanan

DO : Klien terlihat sangat kurus

(5) Cairan, Elektrolit, dan As. Basa

A) Sebelum sakit

DS : Klien mengatakan tidak mengalami kesusahan dalam BAK

B) Selama sakit
DS : Klien tidak mengalami kesusahan BAK

DO : Klien tidak mengeluh tentang BAK

(6) Oksigenasi

A) Sebelum sakit

DS : Klien mengatakan tidak memakai alat bantu oksigenasi

B) Selama sakit

DS : Klien mengatakan tidak mengalami gangguan pernafasan

DO : Klien tidak mengeluh tentntang pernafasan

(7) Eliminasi Fekal / Bowel

A) Sebelum sakit

DS : Klien mengatakan tidak mengalami gangguan BAB

B) Selama sakit

DS : Klien mengatakan BAB tidak tentu, terkadang 1 x sehari, kadang tidak sama sekali

DO : Klien tampak menggunakan pampers

(8) Eliminasi Urin

A) Sebelum sakit

DS : Klien mengatakan tidak mengalami gangguan BAK

B) Selama sakit

DS : Klien mengatakan tidak mengalami gangguan BAK, namun tidak diperbolehkan untuk ke
toilet sendiri

DO : Klien tampak terpasang kateter

(9) Sensori, Persepsi, dan Kognitif

A) Sebelum sakit

DS : Klien mengatakan terbiasa berhubungan baik dengan keluarga maupun orang lain

B) Selama sakit
DS : Klien mengatakan masih mampu untuk bersosialisai dengan keluarga dan orang lain

DO : Klien terlihat mampu bersosialisasi atau berkomunikasi dengan baik

5. PEMERIKSAAN FISIK

1. Keadaan Umum :

Kesadaran : Compos Mentis (CM)

GCS : 13 (E4M5V4)

Vital Sign : TD (92/57 mmHg)

R (22 X / Menit)

N (104 X / Menit)

S (36,90 C)

2. Pemeriksaan Fisik Head To Toe

1. Kepala

Bentuk : Normal

Lesi / Luka: Tidak terdapat lesi / luka

Rambut : Tampak kotor, berminyak, rambut tidak beruban dan rambut mulai rontok

Muka : Simetris

Mata : Pupil isokor / besarnya sama

Hidung : Simetris

Mulut : Rongga mulut tampak kotor, mukosa bibir kering, dan lidah klien kotor

Telinga : Kiri kanan simetris, tidak terdapat cairan

2. Leher : Tidak ada lesi atau pembesaran typoid

3. Punggung : Tidak ada lesi

4. Dada : Bentuk : Simetris

a) Pulmo : Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi

Palpasi : Ekspansi dada simetris

Perkusi : Stidor
Auskultasi : Vesikuler

b) Cor : Inspeksi : Simetris tidak ada lesi, dan tidak tampak ada
pembesaran jantung

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Pekak

Auskultasi : Bunyi S1 dan S2 reguler

c) Abdomen : Inspeksi : Simetris, tidak ada lesi

Auskultasi : Bising usus normal 12 x / menit

Palpasi : Tidak ada nyeri tekan

Perkusi : Tympani

d) Genetalia :

DS : genetalia tampak kotor, ada herpes dibagian batang penis dan rumbut pubis
tidak ada, berbau

DO : Tampak terpasang kateter

e) Rectum :

DS : Klien mengatakan tidak ada masalah pada rectum

DO : -

F) Ekstremitas

DS : Klien mengatakan ekstremitas tidak ada masalah dan tidak ada luka

DO : Klien ekstremitasnya tampak normal dan hangat

6. PSIKOSOSIO BUDAYA DAN SPIRITUAL

a) Psikologis :

Perasaan klien setelah mengalami ini adalah klien mengatakan sedih dan cemas
Cara mengatasinya yaitu dengan menghibur dan relaksasi untuk megurangi rasa sedih dan
cemas klien

Rencana klien setelah masalah terselesaikan adalah kembali ke rumah dan sebisa mungkin
menghindari penyebab timbulnya sakit

Jika rencana klien tidak terselesaikan maka klien akan kehilangan semangat untuk sembuh

b) Sosial :

Aktivitas atau peran di masyarakat yaitu klien mengatakan suka berbaur dan bersosialisasi
dengan lingkungannya

Kebiasaan lingkungan yang tidak disukai yaitu lingkungan yang kotor

Cara mengatasi yaitu membersihkan tempat sekitar atau mencari tempat yang bersih

Pandangan klien dengan aktivitas sosial lingkungannya : menurut klien, klien nyaman dengan
aktivitas lingkungannya karena masyarakatnya ramah

c) Budaya :

Budaya yang diikuti klien adalah menyamabraya, menurut klien kebudayaan yang dianut tidak
menimbulkan kerugian

d) Spiritual :

Aktivitas ibadah klien, klien tidak terlalu sering sembahyang, hanya saat rahinan dan hari raya
tertentu saja

Kegiatan keagamaan yang biasa dilakukan sembahyang, dan mejejahitan

Keyakinan klien tentang peristiwa/masalah kesehatan yang sekarang yaitu, klien mengatakan
tidak ada hubungan dengan penyakitnya namun tetap menerima penyakitnya karena tuhan
pasti punya jalan terbaik untuk klien.

7. PEMERIKSAAN PENUNJANG

ANALISA DATA

Nama Klien : Tn. B No. Register :-


Umur : 20 Tahun Diagnosa Medis : HIV/AIDS

Ruang : Cempaka Alamat : Br. Kuning, Taman Bali

NO DATA FOKUS ETIOLOGI MASALAH/PROBLEM


1. DS : Klien mengatakan badan terasa letih Gangguan menelan Ketidakseimbangan nutrisi
dan kurang dari kebutuhan
Lemas tubuh
-Klien mengatakan tidak ada nafsu
-Klien mengatakan badan terasa letih dan
lemas
-Klien mengatakan tidak ada nafsu

DO : - Klien tampak lemah dan letih


-Berat badan klien turun 8 kg , saat sehat 51
kg ,saat sakit 42 kg
-Klien tampak kurus
-Klien tampak makan hanya 2 sendok
saja
-Mulut klien tampak sariawan
- Kesadaran Compos Mentis
- TTV : TD (92/57 mmHg
N (104 X/ menit)
R (22 X / menit)
S (36,9OC)

DIAGNOSA KEPERAWATAN

Nama Klien : Tn. W

No. Register :-

Ruang cempaka

Prioritas Diagnosa :

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan gangguan


menelan

Ditandai dengan :

- Klien tampak lemah dan letih

-Berat badan klien turun 8 kg , saat sehat 51 kg ,saat sakit 42 kg


-Klien tampak kurus

-Kesadaran Compos Mentis

-TTV : TD (92/57 mmHg)

R (22 X / Menit)

N (104 X / Menit)

S (36,90 C)

INTERVENSI

Nama Klien : Tn. B No. Register : -


Umur : 20 Tahun Diagnosa Medis : HIV/AIDS

Ruang : Cempaka Alamat: Br. Kuning, Taman Bali

N DIAGNOSA TUJUAN DAN INTERVENSI RASIONALISASI TTD


O KEPERAWATAN KRITERIA HASIL

1. ketidakseimbangan Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji TTV klien 1. Mengetahui


nutrisi kurang dari keperwatan 3 x 24 jam, keadaan umum
kebutuhan tubuh dengan kriteria hasil : 2. Kaji adanya alergi klien
b.d penurunan 1).TTV dalam batas normal makanan
nafsu makan TD (100/70 – 120/80 mmHg) 2.Mengetahui
N (60 – 100) 3. Monitor adanya adanya alergi
R (16 – 20) penurunan berat badan makanan
S (36,5 – 37,5OC)
2) Adanya peningkatan berat 4. Monitor adanya mual, 3. Mengetahui BB
badan sesuai dengan tujuan muntah dan diare klien
Berat badan ideal sesuai
dengan tinggi badan 5. Kolaborasi dengan 4. Mengetahui
idak adanya tanda-tanda dokter adanya
malnutrisi untuk pemasangan NGT mual,muntah dan
Menunjukan peningkatan diare
fungsi menelan 6. Monitor jumlah
Mampu mengidentifikasi nutrisi dan kandungan 5. Pemasangan
kebutuhan nutrisi kalori NGT

7. Monitor kadar 6. Mengetahui


albumin, Hb dan Ht jumlah nutrisi dan
kalori klien
8. Kolaborasi dengan
ahli gizi untuk 7. Mengetahui
menentukan jumlah kadar albumin,Hb
kalori dan nutrisi yang dan Hb
dibutuhkan klien
8. Mengetahui
jumlah kalori dan
nutrisi yang
dibutuhkan klien

IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Nama Klien : Tn. B No. Register : -


Umur : 20 Tahun Diagnosa Medis : HIV/AIDS

Ruang : Cempaka Alamat: Br. Kuning, Taman Bali

CATATAN PERKEMBANGAN I

No/ Tanggal Jam Implementasi Evaluasi TTD


Dx
Mengkaji tanda tanda DS : Klien mengatakan tidak nafsu
1. 3/12/20 08.00 vital klien makan

DO : 92/57 mmHg (TD)


104 x / menit (N)
22 x / menit (R)
36,9OC (S)

Mengkaji adanya alergi DS : Klien mengatakan tidak ada


2. 08.10 Makanan riwayat alergi makanan

DO : Klien tampak lemas

Monitoring adanya mual, DS : Klien mengatakan tidak ada mual


3. 11.00 muntah dan diare muntah

DO : Klien tampak tidak menghabiskan


porsi makannya, hanya 2-3 sendok makan.
Berat badan klien 43kg saat pengkajian,
sebelumnya berat badan klien 51kg.
Klien tampak tidak ada mual dan
muntah

CATATAN PERKEMBANGAN II

No/ Tanggal Jam Implementasi Evaluasi TTD


Dx
Mengkaji tanda tanda DS : Klien mengatakan masih tidak
1. 4/12/20 08.00 vital klien nafsu makan

DO : 100/70 mmHg (TD)


104 x / menit (N)
22 x / menit (R)
36,5OC (S)

Kolaborasi dengan DS : Klien bersedia untuk pemasangan


1.2 08.10 dokter untuk pemasangan NGT
NGT
DO : Klien tampak terpasang NGT

Kolaborasi dengan ahli DS : Klien mengatakan lemas


1.4 11.00 gizi untuk menentukan
jumlah kalori dan nutrisi DO : Klien tampak terbaring di tempat
yang dibutuhkan pasien tidur

CATATAN PERKEMBANGAN III

No/ Tanggal Jam Implementasi Evaluasi TTD


Dx
Mengkaji tanda tanda vital DS : Klien mengatakan tidak nafsu
1.1 5/12/20 08.00 klien makan

DO : 110/70 mmHg (TD)


76 x / menit (N)
20 x / menit (R)
36,6OC (S)

Klien tampak tidak menghabiskan porsi


makannya, hanya 2-3 sendok makan

EVALUASI

Ruang Cempaka

Hari/ No SOAP TTD


Tanggal Dx
S : Klien mengatakan tidak nafsu makan
Sabtu/ 1
5/12/2020 O: - Klien tampak lemas
- Klien tampak tidak menghabiskan porsi makannya, hanya 2-3
sendok makan

- TTV :
110/70 mmHg (TD)
76 x / menit (N)
20 x / menit (R)
36,6OC (S)

A : Tujuan belum teratasi

P : Lanjutkan intervensi :

1. Kaji TTV klien

2. Kaji adanya alergi makanan

3. Monitor adanya penurunan berat badan

4. Monitor adanya mual, muntah dan diare

6. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori

8. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan


nutrisi yang dibutuhkan klien

DAFTAR PUSTAKA
Georgia. 2016. “8 Bahaya Komplikasi Penyakit Akibat Hiv Aids”.

www.georgiatapertliving.com.htm diakses pada tanggal 5 Oktober 2017.

Heather, Herdman T. 2015. DIAGNOSIS KEPERAWATAN Definisi & Klasifikasi 2015-2017


Edisi 10. Jakarta : EGC.

Jayanti, Evi. 2008. “Pengertian HIV/AIDS”. Jakarta : FKM Universitas Indonesia.


lib.ui.ac.id/file?file=digital/125929-S-5471-Deskripsi%20dan-Literatur.pdf. diakses pada
tanggal 5 Oktober 2017.

Nurarif dan Hardhi Kusuma. 2015. APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN BERDASARKAN


DIAGNOSA MEDIS & NANDA (NORTH AMERICAN NURSING DIAGNOSIS ASSOCIATION)
NIC-NOC. Yogyakarta : Mediaction.

Nursalam dan Ninuk Dian. 2007. ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN TERINFEKSI HIV.
Jakarta : Salemba Medika.

Putra, Septiawan. 2015. “LAPORAN PENDAHULUAN DAN ASKEP HIV / AIDSAPLIKASI

NANDA NIC NOC”.

https://www.academia.edu/19826782/ASKEP_HIV_AIDS_APLIKASI_NANDA_NIC_NOC

diakses pada tanggal 5 Oktober 2017.

Anda mungkin juga menyukai