PENGKAJIAN
Kelas III Kelas III Kelas III Kelas III Kelas III
tidur.
M Ruang linen
ej
a
Ners stasion
Tempat obat
Kamar mandi
Gambar 2.2
Bagan Manajemen Ruang Nifas
RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
12
Interpretasi/analisis.
Berdasarkan Tabel 2.1 di atas, pasien yang dirawat dibangsal nifas dari
bulan agustus,september dan oktober mengalami penurunan. Jumlah pasien
yang dirawat di bangsal nifas selama bulan Agustus-Oktober 2020 adalah 641
orang.
3) 10 penyakit terbanyak.
a) Kajian data
Berdasarkan jumlah pasien terdapat 10 penyakit terbanyak di
bangsal nifas diantaranya sebagai berikut :
Tabel 2.2
10 Besar Penyakit Pasien di Bangsal Nifas RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu Klaten Tri Wulan (Agustus-Oktober 2020)
b) Analisa
Berdasarkan tabel 2.3 cara pembayaran pasien yang dirawat dari
bulan Agustus-Oktober pasien rawat inap di ruang nifas paling banyak
adalah pasien yang menggunakan cara pembayaran dengan BPJS,
dibandingkan dengan umum. Sesuai dengan data tabel diatas terdapat cara
pembayaran yang lainnya yaitu jamsostek, jamkesda, askes, aviva, TNI,
Jampersal, Ad-Medika, BUMN sebanyak 191 pasien.
b) Ketenagaan
1) Kajian teori
Ketenagaan merupakan faktor penting dalam input instrumental.
Penetapan jumlah tenaga keperawatan adalah suatu proses membuat
perencanaan untuk menentukan alokasi SDM di ruangan agar pelayanan dan
proses managerial berjalan efektif dan efisien. Dalam penelusuran beberapa
sumber secara umum didapatkan dua rumus untuk menghitung kebutuhan
15
tenaga perawat, yaitu menurut Gillies (1999) dan Depkes (2011). Rumus yang
dimaksud antara lain adalah sebagai berikut :
Keterangan :
A : Jam Perawatan/24 jam
B : (BOR x jumlah TT)
C : Jumlah hari libur (92 hari)
365 : jumlah hari kerja selama 1 tahun
Tabel 2.4
Klasifikasi Tingkat Ketergantungan Klien Pada Perawat
No. Tingkat Perawatan Perawatan Tidak Pendkes Total
Ketergantungan Langsung Langsung
Tenaga Perawat
18
1 Minimal 15 x 2 = 30
3 Agak berat
Jumlah 82,5
= 82,5
7
= 11,78 dibulatlkan menjadi 12
19
Faktor Koreksi
Loos day = jumlah hari minggu pertahun + cuti + hari libur besar +/tahun x TP
Jumlah hari kerja efektif pertahun
= (52+12+16) x 11,78
(365-52-12-16)
= 942,4
285
= 3,3 dibulatkan menjadi 3
3) Analisa Data
Analisa data dari perhitungan menurut Gilies dan Depkes RI di Nifas
RSU PKU Muhammadiyah Delanggu sebagai berikut:
Tabel 2.6
20
Giliies 12 14 -
Gambar 2.3
Mampu mengelola kelompok kerja dan Mampu mengambil keputusan yang tepat
menyusun laporan tertulis secara berdasarkan analisis informasi dan data,
komprehensif. dan mampu memberikan petunjuk dalam
memilih berbagai alternatif solusi secara
mandiri dan kelompok.
Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri Bertanggung jawab pada pekerjaan sendiri
dan dapat diberi tanggung jawab atas dan dapat diberi tanggung jawab atas
pencapaian hasil kerja kelompok. pencapaian hasil kerja organisasi.
LEVEL 7 LEVEL 8
Profesi)
menghasilkan langkah-langkah
pengembangan strategis organisasi.
Mampu melakukan riset dan mengambil Mampu mengelola riset dan pengembangan
keputusan strategis dengan akuntabilitas yang bermanfaat bagi masyarakat dan
dan tanggung jawab penuh atas semua keilmuan, serta mampu mendapat
aspek yang berada di bawah tanggung pengakuan nasional atau
jawab bidang keahliannya.
internasional.
LEVEL 8 LEVEL 9
(setara dengan lulusan S2/S2 Terapan) (setara dengan lulusan S3/S3 Terapan)
Tabel 2.8
25
nifas sepenuhnya diatur secara sentral oleh perawat RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu. Prosedur pengusulan disana oleh kepala ruang kepada pimpinan RSU
PKU Muhammadiyah Delanggu melalui perawat Keperawatan.
1) Tarif ruangan nifas
Berikut adalah daftar tarif ruangan di ruang nifas RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu:
Tabel 2.9
Daftar Tarif Ruangan Nifas
1. VIP Rp.400.000
2. I Rp. 225.000
3. II Rp. 150.000
Sumber : Dokumen daftar tarif jasa dan lahan tahun 2017 RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
seluruh staf di ruang keperawatan meliputi perawat dan bidan. Prosedur tetap dan
SAK minimal untuk 10 kasus terbesar pada ruang perawatan tersebut. Standar
diperlukan untuk menentukan mutu, bagaimana kegiatan-kegiatan akan
dikerjakan, dan untuk menilai mutu, seberapa baik kegiatan-kegiatan dikerjakan.
b) Kajian data
Standar asuhan keperawatan (SAK) di RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu diterapkan oleh seluruh staf di ruang keperawatan meliputi perawat dan
bidan. Jenis standar asuhan keperawatan pada pasien di ruang nifas berdasarkan
10 masalah penyakit terbanyak dibulan Agustus s/d Oktober sebagai berikut:
1) SAK
Berikut adalah jenis standar asuhan keperawatan di ruang nifas RSU
PKU Muhammadiyah Delanggu:
Tabel 2.11
Jenis Standar Asuhan Keperawatan (SAK)
Di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tahun 2020
3 Post Curretage -
8 Polip Serviks -
10 -
Partus Prematurus Imminens (PPI)
Sumber : Buku standar asuhan keperawatan RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu
33
2) SOP
Standar operasional prosedur (SOP) merupakan suatu pedoman atau
acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat
penilaian kinerja instansi pemerintah berdasarkan indikator-indikator teknis,
administratif dan prosedural kerja dan sistem kerja pada unit kerja yang
bersangkutan (Tjipto Atmoko,2011. Di RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
khususnya di ruang nifas terdapat 110 SOP meliputi:
Tabel 2.12
Pedoman /Standart/Protap Kebijakan Di Ruang Nifas RS PKU
Muhammadiyah Delanggu
Nomor Terbit
No SPO
Dokumen Tanggal
4. Fasilitas / alat
a) Kajian Teori
Standar peralatan keperawatan adalah penetapan peralatan keperawatan
yang meliputi kebutuhan (jumlah,jenis dan spesifikasi) serta pengelolaannya
dalam upaya mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas. Ruang
lingkup peralatan keperawatan adalah alat tenun, alat kesehatan, alat rumah
tangga, alat pencatatan dan pelaporan keperawatan, pengelolaan peralatan
keperawatan meliputi standar perencanaan, standar pengadaan standar distribusi,
standar penggunaan, standar penghapusan, standar pengawasan dan pengendalian
(Depkes 2001).
Mesin adalah peralatan yang digerakkan oleh mesin maupun elektronik
yang digunakan untuk membantu menangani pasien baik secara medis maupun
keperawatan, seperti : EKG, suction, syringe pump, Infus pump, USG, Ventilator
dll. Pengelolaan peralatan merupakan faktor pendukung dan penunjang
terlaksananya pelayanan keperawatan.Peralatan kesehatan untuk pelayanan
keperawatan merupakan semua bentuk alat kesehatan yang dipergunakan untuk
melaksanakan asuhan keperawatan dalam menunjang kelancaran pelaksanaaan
sehingga diperoleh tujuan keperawatan yang efektif dan efisien.
Jumlah fasilitas dan alat-alat kedokteran maupun keperawatan dapat
dipenuhi dengan standar yang telah ditetapkan oleh masing-masing institusi
dengan memperhatikan jenis alat, bahan/warna, ukuran, jenis kegiatan, jumlah
yang dibutuhkan.Juga didasarkan atas per group bahan-bahan yang dipakai,
disimpan atau dicuci. Rumah Sakit memiliki kondisi yang berbeda-beda dan
kompleks, keadaan ini mempengaruhi manajemen pelayanan keperawatan
termasuk pengelolaan fasilitas dan peralatan kesehatan untuk pelayanan
keperawatan. Sehubungan dengan hal itu diperlukan adanya standar pengelolaan
fasilitas dan peralatan kesehatan untuk pelayanan keperawatan sebagai pedoman
39
Tabel 2.13
Standar Dan Inventarisasi Alat – alat Non medis di Ruang Nifas RSU
PKU Muhammadiyah Tahun 2020
No Nama Barang Inventaris Jumlah barang Keterangan
1 Kertas karbon 1 buah 1 buah Baik
2 Stopmap plastic 5 buah 5 buah Baik
3 Stopmap snail plastic 2 buah 2 buah Baik
4 Penghapus pensil 2 buah 2 buah Baik
5 Bolpoin standard 2 buah 2 buah Baik
6 Pensil 2B 2 buah 2 buah Baik
7 Pensil blue red 2 buah 2 buah Baik
8 Spidol Boardmaeket 4 buah 4 buah Baik
9 Spidol permanent 4 buah 4 buah Baik
10 Klip kertas sedang 1 buah 1 buah Baik
11 Klip daito 2 buah 2 buah Baik
12 Isolasi kecil 10 buah 10 buah Baik
13 Buku tulis sidu 1 buah 1 buah Baik
14 Buku gelatik kembar besar 2 buah 2 buah Baik
15 Purfurator besar 1 buah 1 buah Baik
16 Isi steples kecil 5 buah 5 buah Baik
17 Kalkulator 1buah 1 buah Baik
18 Tempat alcohol spray 1 buah 1 buah Baik
19 Penghapus papan 1 buah 1 buah Baik
Sumber : Data inventaris ruang nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu 2020
Tabel 2.14
Standar Dan Inventarisasi Alat – alat Non medis di Ruang Nifas RSU
PKU Muhammadiyah Tahun 2020
No Nama Barang Inventaris Jumlah barang Keterangan
1 Tensi air raksa 2 buah 1 buah Baik
2 Tensi digital 2 buah 2 buah Baik
3 Dopler 2 buah 2 buah Baik
4 Thermometer digital 2 buah 2 buah Baik
5 Thermometer air raksa 2 buah 2 buah Baik
6 Stetoskop dewasa 2 buah 2 buah Baik
7 Stetoskop anak 2 buah 2 buah Baik
40
c) Analisa Data
Berdasarkan tabel dari data inventaris ruang nifas, alat medis masih dalam
keadaan layak digunakan dan sudah diletakkan pada tempatnya agar mudah dicari.
Berdasarkan observasi di ruang nifas tidak memiliki buku rekap inventaris berisi
data fasilitas alat (material) dan mesin (machine) secara lengkap. Namun
berdasarkan wawancara dengan kepala ruangan, ruang nifas memiliki buku
inventasris berisi data fasilitas namun belum terupdate karena pergantian kepala
bagian rumah tangga.
Standard operasional prosedur (SOP) yang dimiliki ruang nifas sudah
ditempelkan pada alat adalah standard operasional mencuci tangan yang benar.
C. Unsur Proses
Unsur proses dalam manajemen kebidanan diantaranya meiputi:
Penerapan proses keperawatan, kepatuhan tenaga keperawatan terhadap SOP
41
1) Kajian Teori
lainnya.
c) Data yang dikumpulkan, berfokus untuk mengidentifikasi:
(1) Status kesehatan klien saat ini
(2) Status kesehatan klien masa lalu
(3) Status fisiologis-psikologis-sosial-spiritual
(4) Harapan terhadap tingkat kesehatan yang optimal
2) Standar II : Diagnosa Keperawatan
Perawat melakukan analisis terhadap data-data yang dikumpulkan
selama pengkajian untuk menegakan Diagnosa Keperawatan.
Kriteria Proses :
a) Proses diagnosa keperawatan terdiri dari: analisis, interpretasi data,
identifikasi masalah klien, dan perumusan diagnosa keperawatan.
b) Komponen diagnosa keperawatan terdiri dari:
(1) masalah P (Problem)
(2) penyebab E (Etiology)
(3) tanda dan gejala S (Symptom)
Akan tetapi terkadang hanya terdiri dari P dan E saja.
c) Validasi diagnosa dilakukan dengan cara bekerjasama dengan klien
dan berusaha untuk dekat dengan klien atau petugas kesehatan lain.
d) Melakukan pengkajian ulang dan merevisi diagnose keperawatan
berdasarkan data terbaru
3) Standar III : Perencanaan
Perawat membuat rencana tindakan keperawatan untuk mengatasi
masalah dan meningkatkan kesehatan klien.
Kriteria Proses:
a) Perencanan terdiri dari penetapan:
(1) Prioritas masalah
(2) Tujuan
(3) Rencana tindakan
b) Melibatkan klien dalam membuat perencanaan keperawatan
c) Perencanaan bersifat individual sesuai dengan kondisi dan
43
klien
d) Bekerjasama dengan klien dan keluarga untuk memodifikasi rencana
asuhan keperawatan
a. Kajian teori
3. Pengelolaan Sampah
a) Kajian Teori
Sampah dan limbah rumah sakit adalah semua sampah dan limbah
yang dihasilkan oleh kegiatan rumah sakit dan kegiatan penunjang lainnya.
Secara umum sampah dan limbah rumah sakit dibagi dalam dua kelompok
besar, yaitu sampah atau limbah klinis dan non klinis baik padat maupun
cair. Bentuk limbah klinis bermacam-macam dan berdasarkan potensi yang
terkandung di dalamnya dapat dikelompokkan sebagai berikut :
1) Limbah benda tajam adalah obyek atau alat yang memiliki sudut tajam,
sisi, ujung atau bagian menonjol yang dapat memotong atau menusuk
kulit seperti jarum hipodermik, perlengkapan intravena, pipet pasteur,
pecahan gelas, pisau bedah. Semua benda tajam ini memiliki potensi
bahaya dan dapat menyebabkan cedera melalui sobekan atau tusukan.
Benda-benda tajam yang terbuang mungkin terkontaminasi oleh darah,
47
Service.
(9) Proses penangan limbah botol infus, botol kaca dan fial
obat, dilakukan dengan bahan desinfektan oleh instalasi
sanitasi
c) Kajian Data
Tabel 2.15
Hasil Observasi dan Evaluasi Pengelolaan Sampah di Ruang Rawat
Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (n: 13)
Pelaksanaan
Observasi Evaluasi
No. Aspek yang dinilai (24 – 26 Nov (16 – 17 Des
2020) 2020)
Ya Tidak Ya Tidak
1. Perawat membuang jarum di tempat jarum 13 0 13 0
suntik/ needles di safety box
2. Perawat membuang limbah medis benda 13 0 13 0
tajam di safety box
3. Perawat membuang limbah medis benda 13 0 13 0
non tajam dan flabot infus di tempat
sampah dengan plastic warna kuning
4. Perawat membuang vial obat pada tempat 13 0 13 0
sampah dengan plastic warna coklat
Jumlah 52 0 52 0
Prosentasi 100 0 100 0
Sumber: Data Primer Ruang Nifas PKU Muhammadiyah Delanggu 2020
d) Analisa Data
Berdasarkan tabel 2.15 diketahui bahwa hasil observasi angket
pengelolaan sampah didapatkan 100%. Setelah dilakukan evaluasi
didapatkan hasil yang sama yaitu 100%, yang artinya masuk kategori
sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa pengelolaan sampah di Ruang
Nifas perlu dipertahankan sesuai dengan indikator yang telah ditetapkan.
a. Kajian Teori
1) Ketepatan Identifikasi Pasien
a) Pengertian Identifikasi Pasien
Identifikasi merupakan proses pengenalan, menempatkan
obyek atau individu dalam suatu kelas sesuai dengan karateristik
tertentu (Bachtiar, 2012). Poerwadarminta (2007) berpendapat
bahwa identifikasi adalah penentuan atau penetapan identitas
seseorang atau benda.
Proses identifikasi ini setidaknya memerlukan dua cara untuk
mengidentifikasi pasien, seperti nama, nomor identifikasi, tanggal
lahir atau gelang berkode.
Ada beberapa tindakan atau prosedur yang membutuhkan
identifikasi pasien, yaitu pemberian obat-obatan, prosedur
pemeriksaan radiologi, intervensi pembedahan dan prosedur invasif
lainnya seperti transfuse darah, pengambilan sampel,transfer pasien
dan konfirmasi kematian (Dale and Renner, 1997).
Gelang identifikasi dibedakan dalam beberapa warnadengan
tujuan yang berbeda-beda, yaitu : (1)Pink: pasien dengan jenis
kelamin perempuan (2)Biru: pasien dengan jenis kelamin laki-laki
(3)Merah: semua pasien yang memiliki alergi obat (4)Kuning:
semua pasien dengan risiko jatuhAda 3 hal yang wajib ada pada
gelang pengenal pasien(biru dan pink) untuk mengidentifikasi
pasien, yaitu : nama lengkap pasien, tanggal lahir dan nomor rekam
medis. Sedangkan untuk gelang alergi (merah) ada 4 hal yang wajib
dicantumkan, yaitu: nama lengkap, umur, nomor rekam medis dan
jenis alergi pasien.
b) Tujuan Identifikasi Pasien
Menurut Peraturan Menteri kesehatan Nomor 1691, 2011 tujuan
dan maksud dari identifikasiadalah :
(1) Untuk mengidentifikasi pasien yang akan menerima pelayanan
atau pengobatan
51
b. Kajian Data
Tabel 2.16
Hasil Observasi dan Evaluasi Pelaksanaan 6 Solusi Keselamatan Pasien
(Patient Safety) di Bangsal Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (n:13)
Observasi Evaluasi
(24 – 26 Nov (16 – 17 Des
No VARIABEL YANG DINILAI
2020) 2020)
Ya Tidak
A Identifikasi Pasien
t1 Perawat memasang gelang identitas
pasien untuk rawat inap. 13 0
2 Perawat memberikan gelang
(berawarna biru pasien laki-laki dan
warna pink untuk pasien wanita) 13 0
3 Gelang diberi label nama lengkap dan
tanggal lahir 13 0
4 Pemasangan gelang identitas pasien
yang belum terpasang di IGD ,
dipasang di ruang dimana pasien di
rawat 13 0
Persentase 100% 0%
B Meningkatkan Komunikasi Efektif
1 Perawat / Bidan melihat kembali
instruksi Dokter dengan cara melihat
13 0
intruksi yang ditulis oleh dokter
2 Perawat/bidan meminta Dokter untuk
membacakan instruksi Obat dengan
13 0
jelas, jika merasa tulisan tidak jelas
3 Perawat/Bidan mengisi cek list untuk
serah terima pasien dari perawat
10 3
keperawat
4 Perawat/ Bidan mengisi formulir
operan sesuai dengan situasi dan latar
belakang pasien, assessment, dan 9 4
rekomendasi dengan jelas.
53
1 Petugas/perawat/bidan melakukan
assesmen resiko jatuh (humpty dumty,
VAS, Wong Baker, dll) 13 0
2 Petugas/perawat/bidan melakukan
orientasi kamar inap kepada pasien 11 2
3 Petugas/perawat/bidan memposisikan
tempat tidur serendah mungkin, roda
terkunci, kedua sisi pegangan tempat
tidur terpasang dengan baik. 11 2
4 Petugas/perawat/bidan meletakkan
benda-benda pribadi dalam jangkauan
(telepon genggam, tombol panggilan,
air minum, kacamata) 11 0
5 Petugas/perawat/bidan mengatur
pencahayaan yang adekuat (disesuaikan
dengan kebutuhan pasien) 11 0
6 Petugas/perawat/bidan meletakkan alat
bantu berada dalam jangkauan (tongkat,
alat penopang) 13 0
7 Petugas/perawat/bidan memantau efek
obat-obatan 13 0
8 Petugas/Perawat/bidan menganjurkan
ke kamar mandi secara rutin, kepada
pasien 9 4
9 Petugas/perawat/bidan melakukan
dokumentasi pada rekam medik pasien 13 0
10 Petugas/perawat/bidan melakukan
prosedur intervensi untuk pasien resiko
rendah jatuh 13 0
11 Petugas/perawat/bidan melakukan
dokumentasi tata laksana pencegahan
pasien jatuh pada rekam medis pasien 13 0
12 Petugas/perawat/bidan melakukan
prosedur intervensi untuk pasien resiko
rendah dan resiko sedang jatuh 9 4
13 Petugas/perawat/bidan memasang stiker
berwarna kuning pada gelang identitas
pasien 13 0
14 Petugas/perawat/bidan memasang tanda
resiko jatuh pada tempat tidur pasien 0 13
15 Petugas/perawat/bidan menyarankan
penunggu pasien/keluarga selalu berada
disekitar pasien bila tidak ada kontra
indikasi 13 0
16 Petugas/perawat/bidan mengunjungi
dan memonitor pasien setiap 2 jam
untuk pasien resiko tinggi 13 0
55
17 Petugas/perawat/bidan melakukan
dokumentasi tata laksana pencegahan
pasien jatuh setiap 4 jam sekali 13 0
Persentase 87% 13%
Jumlah (A+B+C+D+E) 423 58
Prosentase (A+B+C+D+E) 88% 12%
Sumber: Data Primer Bangsal Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu 2020
cuci tangan. Dalam edukasi cuci tangan banyak dilakukan oleh mahasiswa
peserta didik. Hal ini dikarenakan banyaknya pekerjaan yang dilakukan
pada hari tersebut. Kemudian, pada pasien baru dari instalasi sebelumnya
sudah dianggap dapat melakukan cuci tangan dengan baik. Namun, tidak
ada evaluasi berkaitan dengan pemahaman pasien. Indikator yang lain
adalah tidak tercapainya kepatuhan dalam melakukan 5 moment dan 6
langkah cuci tangan. Hal ini sering terjadi pada tindakan tertentu seperti
pemeriksaan fisik dan pengukuran TTV. Sedangkan untuk tindakan medis
lainnya perawat menerapkan 6 langkah dan 5 moment cuci tangan.
5) Pengurangan resiko Jatuh
Pada variable ini didapatkan hasil observasi sebesar 13%
perawat/bidan belum maksimal dalam penanganan pasien resiko jatuh,
diantaranya tidak melakukan orientasi kamar inap kepada pasien. Pasien
hanya diberitahu posisi kamar tanpa diantarkan ke bed pasien. Hal ini terjadi
pada pasien yang tidak menggunakan brancar atau dapat berjalan sendiri.
Kemudian, terdapat tempat tidur dengan roda tidak terkunci dan kedua sisi
pegangan tempat tidur tidak terpasang dengan baik. Perawat/bidan tidak
melakukan pengecekan tempat tidur pasien ketika melakukan operan jaga
langsung ke pasien. Setelah itu tidak terdapat tanda resiko jatuh pada tempat
tidur pasien. Hal ini terjadi pada pasien yang tidak terindikasi resiko jatuh.
5. Discharge planning
a. Pengertian
Tabel 2.18
Hasil Observasi Five Moment di Bangsal Nifas RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu (n: 13)
Pelaksanaan Pelaksanaan
Observasi Evaluasi
No Aspek yang dinilai 16-17 Des 2020
24-26 Nov 2020
Ya Tidak Ya Tidak
Sebelum kontak dengan
1 13 0 13 0
pasien
60
Sebelum melakukan
2 13 0 13 0
tindakan aseptic
Jumlah 55 0 55 0
100 100
Prosentase 0% 0%
% %
Sumber: Data Primer Bangsal Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu 2020
Analisa
Berdasarkan tabel 2.18 didapatkan hasil observasi sebesar 100%
perawat melaksanakan five moment dengan benar antara lain sebelum
kontak dengan pasien, sebelum melakukan tindakan aseptic, setelah terkena
cairan pasien, setelah menyentuh pasien, setelah kontak dengan lingkungan
pasien.
Setelah dilakukan evaluasi didapatkan hasil yang sama sebesar 100
% dengan kategori sangat baik. Hal ini harus tetap dipertahankan untuk
mencegah terjadinya infeksi nosokomial
g. Kajian data
Tabel 2.19
Hasil Observasi Pelaksanaan Cuci tangan di Bangsal Nifas RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu (n: 13)
Analisa
Berdasarkan table 2.19 didapatakan hasil observasi 93% sudah
melaksanakan cuci tangan dengan benar. Dalam hal ini masih ada
perawat/bidan yang belum menuangkan 3 sampai 5 cc sabun cair untuk
menyabuni seluruh permukaan tangan dan menggunakan tissue towel untuk
menutup kran.
2) Tujuan
a) Tujuan Umum
Pasien/ keluarga merasa nyaman berada di rumah sakit.
b) Tujuan Khusus
(1) Pasien/ keluarga mengetahui kondisi lingkungan rumah sakit.
(2) Membangun hubungan saling percaya antara pasien/ keluarga
dengan petugas kesehatan.
(3) Pasien/ keluarga kooperatif terhadap proses kesehatan yang
diprogramkan.
3) Ruang Lingkup Orientasi
a) Menjelaskan nama yang merawat pasien.
b) Nama Ruangan.
c) Menjelaskan hak dan kewajiban pasien/ keluarga.
d) Menjelaskan jadwal konsultasi dokter dan perawat.
e) Menjelaskan ruangan dan fasilitas.
f) Menjelaskan tarif pelayanan.
g) Menjelaskan peraturan rumah sakit.
h) Menjelaskan pengurusan administrasi
4) Pelaksana Orientasi
a) Kepala ruangan.
b) Ketua Tim.
5) Karakteristik Pasien
Seluruh pasien/ keluarga yang datang dirawat di rumah sakit.
6) Sarana dan Prasarana
a) Status (Rekam Medis) pasien.
b) Buku Pedoman Hak dan Kewajiban pasien.
c) Buku Pedoman fasilitas ruangan dan rumah sakit.
d) Fasilitas-fasilitas yang akan diberikan pada pasien (kartu tunggu,
perlengkapan mandi, tissue, sarung tangan dsb).
e) Buku catatan dan bolpen
7) Metoda Pelaksanaan
63
a) Bed site.
b) Diskusi.
8) Waktu Pelaksanaan
Pasien/ keluarga pasien segera ketika datang ke ruang perawatan
dilakukan orientasi.
9) Langkah-langkah Kegiatan
a) Perencanaan.
(1) Menyiapkan tempat.
(2) Menyiapkan buku pedoman orientasi pasien baru.
(3) Menyiapkan peralatan yang diperlukan untuk orientasi pasien
baru.
b) Pengorganisasian dan pelaksanaan.
(1) Pelaksanaan orientasi pasien baru
(a) Mempersilakan pasien/ keluarga duduk pada tempat yang
telah disediakan.
(b) Menjelaskan petugas yang merawat
(c) Menginformasikan nama Ruangan.
(d) Menjelaskan hak dan kewajiban pasien/ keluarga.
(e) Menjelaskan jadwal konsultasi dokter dan perawat.
(f) Menjelaskan ruangan dan fasilitas.
(g) Menjelaskan tarif pelayanan.
(h) Menjelaskan peraturan rumah sakit.
(i) Menjelaskan pengurusan administrasi.
(j) Memberikan kesempatan pasien/ keluarga bertanya hal-hal
yang belum jelas.
(2) Penutupan orientasi pasien baru.
(a) Mengakhiri kegiatan dengan cara yang baik.
(b) Meminta keluarga menandatangani tanda bukti orientasi
pasien baru.
(3) Pendokumentasian.
64
c. Analisa Data
Berdasarkan tabel 2.20 telah dilakukan observasi dan
didapatkan hasil 92% sudah melaksanakan orientasi yang benar,
namun ada beberapa yang belum optimal seperti tidak melaksanakan
65
8. Pelaksanaan Breastcare
a) Kajian Teori
1) Pengertian
Memberikan tindakan pada organ payudara dengan cara di massage
2) Tujuan
a) Mencegah pembendungan ASI
b) Meningkatkan hygiene payudara
c) Meningkatkan produksi ASI
d) Melenturkan dan menguatkan putting payudara
3) Peralatan
a) Kapas
b) Handuk besar: 1 buah
c) Air hangat dalam baskom
d) Waslap: 1 buah
e) Bengkok
f) Baby oil
4) Prosedur Pelaksanaan
a) Tahap Pra Interaksi
(1) Mengecek program terapi
(2) Mencuci tangan
(3) Menyiapkan alat
b) Tahap Orientasi
(1) Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama pasien
(2) Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
(3) Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum kegiatan
dilakukan
66
c) Tahap Kerja
(1) Memasang sampiran/menjaga privacy
(2) Memasang handuk di bagian perut bawah sambil melepas
pakaian atas (handuk dipasang dengan peniti)
(3) Mengompres kedua putting dengan kapas yang dibasahi oleum
coccus hangat selam 2 – 3 menit
(4) Mengangkat kapas sambil membersihkan putting dengan gerakan
memutar dari dalam ke luar
(5) Kemudian dengan kapas oleum yang baru, membersihkan daerah
tengah putting dari sentral ke luar (bila putting invertet,
dilakukan penarikan)
(6) Membasahi kedua telapak tangan dengan oleum coccus dan
melakukan pengurutan dengan telapak tangan berada diantara
kedua payudara dengan gerakan keatas, kesamping, kebawah,
kedepan sambil menghentakkan payudara, pengurutan dilakukan
sebanyak 20 – 30 kali.
(7) Pengurutan kedua. Tangan kiri menopang payudara kiri dan
tangan kanan melakukan pengurutan dengan menggunakan sisi
kelingking. Dilakukan sebanyak 20 – 30 kali. Lakukan pada
kedua payudara kanan-kiri 8. Pengurutan ketiga dengan
menggunakan sendi-sendi jari. Posisi tangan mengepal.
(8) Tangan kiri menopang payudara dan tangan kanan melakukan
pengurutan dari pangkal kearah putting. Dilakukan sebanyak 20
– 30 kali pada tiap payudara.
(9) Mengompres payudara menggunakan waslap yang sudah
dibasahi air hangat
(10) Mengeringkan payudara dengan handuk
(11) menganjurkan pada pasien memakai BH yang menopang
5) Tahap terminasi
a) Mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan
b) Berpamitan dengan pasien
67
Sumber: Data Primer Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu 2020
c) Analisa Data
Berdasarkan tabel 2.21 didapatkan hasil observasi bahwa sebanyak
24% belum melaksanakan breastcare sesuai prosedur. Diantaranya
melakukan cuci tangan sebelum melakukan breastcare, memasang handuk
di bagian perut bawah sambil melepas pakaian atas, mengeringkan
payudara dengan handuk, menganjurkan pada pasien memakai BH yang
menopang dan mengevaluasi hasil tindakan yang baru dilakukan.
Pengorganisasian
Pengarahan Tujuan
Pengkoordinasian
Informasi Pengawasan
69
b) Tanggung Jawab
(1) Kebenaran dan ketepatan rencana kenutuhan tenaga kebutuhan
tenaga kebidanan
(2) Kebenaran dan ketepatan program pengembangan pelayanan
kebidanan
(3) Keobyektifan dan kebenaran penilaian kinerja tenaga kebidanan
(4) Kelancaran kegiatan orientasi perawat baru dan mahasiswa
praktek
(5) Kebenaran dan ketepatan protap pelayanan keperawatan
74
c. Kajian Data
1) Tugas kepala ruang
Tabel 2.22
Data Kajian Tugas Kepala Ruang Terhadap Sistem Asuhan Keperawatan
di Bangsal Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
NO Varieabel Yang Dinilai Pelaksanaan Pelaksanaan
Observasi 24 Observasi 16
s.d 26 Nov 2020 s.d 17 Des 2020
79
Ya Tidak Ya Tidak
TUGAS
A Melaksanakan fungsi perencaan meliputi :
Menyusun program kerja kepala
1 1 0 1 0
ruang nifas
Berperan serta menyusun Falsafah,
2 Visi, Misi, Motto, dan Tujuan 1 0 1 0
pelayanan kebidanan di ruang nifas
Menyusun rencana program tenaga
3 dan peralatan keperawatan di ruang 1 0 1 0
nifas
Menyusun program orientasi bagi
tenaga kebidanan, tenaga magang dan
4 mahasiswa yang akan praktik klinik 1 0 1 0
di RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu
Berperan menyusun program
pengendalian mutu asuhan kebidanan
5 1 0 1 0
di RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu
Okut menyusun standard operasional
prosedur pelayanan keperawatan,
6 1 0 1 0
meliputi: ketenagaan, peralatan,
tindakan, dll
Mengusulkan program penempatan
7 1 0 1 0
tenaga kebidanan
B Melaksanakan fungsi penggerakan dan pelaksanaan, meliputi :
Mengatur dan mengkoordinasikan
1 seluruh kegiatan pelayanan di ruang 1 0 1 0
nifas
Menyusun jadwal/daftar dinas tenaga
2 1 0 1 0
kebidanan dan tenaga lain
Melaksanakan orientasi kepada
3 tenaga baru dan mahasiswa yang 1 0 1 0
akan bekerja/praktek di ruang nofas
Membimbing tenaga keperawatan
4 untuk melaksanakan pelayanan 1 0 1 0
keperawatan sesuai standard
Mengadakan pertemuan berkala
5 0 1 0 1
setiap bulan dengan staf
Mengupayakan pengadaan obat, alat
6 sesuai kebutuhan dan kebijaksanaan 1 0 1 0
RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Mendampingi visit dokter dan
7 0 1 1 0
mencatat instruksi dokter
80
2) Kepala tim
Tabel 2.23
Hasil Observasi Kajian Kepala TIM di Bangsal
Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (n :2)
Observasi 24 Evaluasi 16 s.d
s.d 26 Nov 17 Des 2020
No Variabel yang dinilai 2020
Y S Y S
URAIAN TUGAS
Membantu kepala ruang dalam mengkoordinasikan
1 seluruh kegiatan dalam pelayanan kebidanan di 1 1 1 1
Ruang Nifas
Membimbing tenaga perawat/bidan pelaksana untuk
2 1 1 1 1
melaksanakan pelayanan kebidanan sesuai standar.
Menghadiri pertemuan berkala yang diadakan
3 1 1 1 1
kepala ruang
Membantu kepala ruang dalam mengendalikan
4 kualitas sistem pencatatan dan pelaporan Askeb dan 1 1 1 1
kegiatan lain secara tepat dan benar
Memberi motivasi kepada anggota dalam
5 0 0 1 1
pemeliharaan kebersihan lingkungan Ruang Nifas
Memelihara dan mengawasi kebersihan ruang rawat
6 1 1 1 1
inap dan lingkungan
Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan
7 1 1 1 1
yang berlaku
Memelihara peralatan keperawatan dan medis agar
8 0 0 0 1
selalu dalam keadaan siap pakai
83
22 23 26 26
SKOR
96%
% 81% 85% 96%
Sumber: Bangsal Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu 2020
Analisa Data
Table 2.23 hasil observasi tentang kajian kepala tim yang telah
dilakukan di ruang nifas di dapatkan hasil perbedaan antara katim 1 dan
katim 2 yaitu 81% untuk katim 1 dan 85% untuk katim 2. Katim 1
maupun katim 2 sudah menjalankan tugas dengan baik sesuai standart.
Setelah dilakukan evaluasi didapatkan hasil adanya peningkatan
katim 1 dan katim 2, diantaranya katim 1 terdapat peningkatan sebesar
15%, dan katim 2 terdapat peningkatan sebesar 11%. Peningkatan
terjadi karena adanya kesadaran interpersonal dalam menjalankan tugas
sebagai katim yang sesuai dengan standar professional, selain itu selama
evaluasi dilakukan, katim selalu berada di ruangan sehingga dapat
menjalankan tugas secara maksimal.
3) Perawat pelaksana
Tabel 2.24
Data Kajian Observasi Pelaksanaan Tugas Perawat Pelaksana di Bangsal
Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (n: 10)
Observasi Evaluasi 16
24 s.d 26 s.d 17 Des
No Variabel yang dinilai Nov 2020 2020
Y T Y T
Memelihara dan mengawasi kebersihan ruang nifas
1 7 3 9 1
dan lingkungan
Menerima pasien baru sesuai prosedur dan ketentuan
2 8 2 9 1
yang berlaku
Memelihara peralatan perawatan/medis agar selalu
3 8 2 9 1
siap pakai
Memberikan orientasi kepada pasien tentang
4 lingkungan, peraturan/tata tertib, fasilitas yang ada 1 9 9 1
dan penggunaannya
5 Menyusun rencana asuhan keperawatan 8 2 10 0
85
Analisa Data
Berdasarkan tabel 2.24 didapatkan hasil observasi bahwa
sebanyak 28% belum melaksanakan tugas secara optimal. Diantaranya
Memberikan orientasi kepada pasien tentang lingkungan, peraturan/tata tertib,
fasilitas yang ada dan penggunaannya, Melatih atau membantu pasien dalam
melakukan latihan gerak penggunaanya karena untuk mengefisiensi waktu
serta menyesuaikan situasi dan kondisi dalam shift tersebut.
Dari hasil evaluasi terjadi peningkatan sebesar 22%. Hal ini
menunjukan kategori sangat baik. Diharapkan bidan/perawat dapat
mempertahankan dan meningkatkan pelaksanaan tugas perawat
associate dalam memberikan asuhan kepada pasien dan keluarga. Pada
hasil evaluasi masih ditemukan bidan/perawat yang belum berperan
87
4) Operan jagas
Tabel 2.25
Hasil Observasi Pelaksanaan Serah Terima Tugas Jaga (Operan di Bangsal
Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten (n: 13)
Pelaksanaan
Observasi Evaluasi
No
Kegiatan 24-26 Nov 16-17 Des
2020 2020
Y T Y T
1 Didahului dengan doa bersama 13 0 13 0
2 Komunikasi antar pemberi tanggung jawab dan 13 0 13 0
penerima tanggung jawab dilakukan di depan
pintu dengan suara perlahan/tidak rebut
3 Menyebutkan identitas pasien, dx.medis, 13 0 13 0
dx.keperawatan, tindakan keperawatan yang telah
dilakukan beserta waktu pelaksanaannya
4 Menginformasikan jenis dan waktu rencana 13 0 13 0
tindakan keperawatan yang belum dilakukan
5 Menyebutkan perkembangan pasien yang ada 13 0 13 0
selama shift
6 Menginformasikan pendidikan kesehatan yang 0 13 13 0
telah dilakukan (bila ada)
7 Mengevaluasi hasil tindakan keperawatan 13 0 13 0
8 Menyebutkan terapi dan tindakan medis beserta 13 0 13 0
waktunya yang dilakukan selama shift
9 Menyebutkan tindakan medis yang belum 13 0 13 0
dilakukan selama shift
10 Menginformasikan kepada pasien/keluarga nama 10 3 13 0
perawat shift berikut pada akhir tugas
11 Memberi salam kepada pasien keluarga serta 9 4 13 0
mengobservasi dan menginspeksi keadaan pasien,
menanyakan keluhan pasien (dalam rangka
klarifikasi)
Jumlah 123 20 143 0
Persentase 86% 14% 100% 0%
Sumber: Data Primer Bangsal Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten 2020
Analisa Data
88
Jumlah 0 1
Prosentase 0% 100%
Sumber: Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu 2020
Analisa Data
Berdasarkan tabel 2.26 didapakatkan hasil observasi untuk
pelaksanaan meeting morning yaitu 100% menunjukan bahwa kepala
ruangan belum menjalankan wewenang sebagai pemimpin dengan baik.
89
6) Pre conference
Tabel 2.27
Data Observasi Pelaksanaan Pre Conference di Ruang di Ruang
Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu (n: 2)
Observasi
Variable Yang Dinilai 24 Nov 25 Nov 26 Nov
2020 2020 2020
Menyiapkan ruang 0 0 0
Menyiapkan rekam medis yang menjadi 0 0 0
tanggung jawabnya
Menjelaskan tujuan ynagn dilakukan pre 0 0 0
conference
Memimpin Pelaksanaan pre conference 0 0 0
Menjelaskan masalah keperawatan
pasien dan recana keperawatan yang 0 0 0
menjadi tanggung jawabnya
Membagi tugas pada perawat pelaksana
sesuai kemampuan yang dimiliki dengan 0 0 0
memperhatikan kesinambungan kerja
Mendiskusikan cara dan strategi 0 0 0
pelaksanaan asuhan pasien/ tindakan
Memotivasi perawat pelaksana untuk
memberikan tangggapan dan
0 0 0
menyelesaikan masalah yang sedang
didiskusikan
Kelarifikasi kesiapan perawat pelaksana
untuk melaksanakan asuhan
0 0 0
keperawatan pada pasien yang menjadi
tanggung jawabnya
Memberikan reinforcement positif 0 0 0
kepada perawat pelaksana
Menyimpulkan hasil pre conference 0 0 0
SKOR 0 0 0
% 0% 0% 0%
Sumber: Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu 2020
Analisa data
Berdasarkan tabel 2.27 observasi didapatkan hasil sebanyak 0%,
katim/kashift belum melakukan tugas dengan baik dalam melaksanakan
90
Observasi
NO Variabel yang dinilai
24/11/2020 25/11/2020 26/11/2020
Ketua tim/ Kashift :
1 Menyiapkan ruangan 0 0 0
2 Menyiapkan rekam medis pasien yang 0 0 0
menjadi tanggung jawabnya
3 Menjelaskan dilakukan post conference 0 0 0
Menerima penjelasan dari perawat
pelaksana tentang hasil tindakan atau
4 0 0 0
hasil asuhan keperawatan yang telah
dilakukan
Mendiskusikan bersama perawat
5 pelaksana masalah yang ditemukan 0 0 0
dalam memberikan askeb pasien dan
mencari upaya penyelesaian masalah
6 Memberikan reinforcement positif 0 0 0
kepada perawat pelaksana
7 Menyimpulkan hasil post conference 0 0 0
Mengkelarifikasi pasien sebelum
8 melakukan tugas jaga pada shift 0 0 0
berikutnya
SKOR 0 0 0
% 0% 0% 0%
Sumber: Data Primer Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu 2020
Analisa data
Berdasarkan tabel 2.28 observasi didapatkan hasil sebanyak 0%,
katim/kashift belum melakukan tugas dengan baik dalam melaksanakan
91
Ket:
a. Sangat baik : 81-100%
b. Baik : 66-80%
c. Cukup : 51-65%
d. Kurang : 0-50%
D. Unsur Output
1. Indikator mutu pelayanan kesehatan rumah sakit, yang meliputi:
a. Kajian Teori
1) BOR (Bed Occupancy Rate)
Merupakan indikator untuk menilai seberapa efektifitas pemakaian
tempat tidur yang ada disuatu ruangan atau rumah sakit dalam jangka
waktu tertentu. Standar nasional untuk RSUP dalam satu tahun adalah
60-80%
b. Kajian Data
Tabel 2.30
Hasil Evaluasi efisiensi Mutu Pelayanan Kesehatan
di Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Klaten Tanggal
24 – 26 November 2020
Ruang Nifas Rata-rata
No Indikator Standar
Agustus September Oktober
1 BOR 41,52 46,24 59,11 48,98% 60-80%
2 LOS 1,73 1,93 2,68 2,1 hari 6-9 hari
3 TOI 2,57 2,54 2,75 2,1 hari 1-3 hari
4 BTO 21,45/3 40-
7,06 6,83 6,77
bulan 50x/tahun
Sumber :Data Sekunder Indikator Mutu Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu
c. Analisis :
1) BOR (Bed Occupancy Rate)
Data BOR pada periode bulan Agustus s.d Oktober 2020 rata-
rata 48,98%. Data tersebut menunjukan pemakaian tempat tidur di
ruang rawat inap nifas dibawah standar untuk rumah sakit jika hitung
94
Tabel 2.31
Hasil Data Evaluasi Penerapan Standar Asuhan Keperawatan
di Ruang Rawat Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Tanggal 24-26 November 2020 (n=25)
A. PENGKAJIAN
KODE BERKAS
REKAM MEDIK
NO. ASPEK YANG DINILAI PASIEN
Ya Tidak
1. Mencatat data yang dikaji sesuai dengan 25 0
pedoman pengkajian
2. Data dikelompokan (Bio-Psiko_sosio- 25 0
Spiritual)
3. Data dikaji lengkap dalam waktu 24 jam 25 0
sejak pasien masuk
4. Data yang dikaji sejak pasien masuk 25 0
sampai pulang
5 Pengkajian yang dilakukan, disertai nama 25 0
dan tanda tangan perawat yang mengkaji
97
Subtotal
Total
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Diagnosa keperawatan berdasarkan 25 0
masalah yang dirumuskan
2. Diagnosa keperawatan dirumuskan dengan 25 0
benar
3. Merumuskan diagnose keperawatan 25 0
actual/resiko/potensial
Subtotal
Total
C. RENCANA TINDAKAN
Subtotal
Total 200 25
D. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN
Total 300 0
E. EVALUASI
Total 45 5
F. DOKUMENTASI
Total 125
A+B+C+D+E+F/6 92,9%
Sumber: Data sekunder Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Klaten 2020
Tabel 2.32
Hasil Kompilasi Evaluasi Penerapan Standar Asuhan
Keperawatan di Ruang Rawat Nifas RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu Tanggal 24-26 November 2020 (n=25)
3) Analisa data
Berdasarkan hasil analisa data diatas mengenai
pendokumentasian asuhan keperawatan, di dapatkan hasil sebagai
berikut :
a) Pengkajian
Setelah dilakukan studi dokumentasi terhadap status pasien
mengenai pengkajian keperawatan didapatkan data bahwa format
pengkajian telah tersedia pada masing-masing status pasien,
Evaluasi Pengkajian
No Kriteria
Ya Tidak
Jumlah 158 42
1) Kajian Teori
Merupakan kepatuhan karyawan terhadap SOP (metode
observasi) di Ruang Rawat Inap Nifas. Observasi dilakukan selama 3
hari mulai tanggal 24 – 26 November 2020. Sedangkan evaluasi
dilakukan selama 2 hari, mulai tanggal 16 – 17 Desember 2020. Dalam
melakukan tindakan keperawatan atau kebidanan, harus sesuai ataupun
mengacu pada SOP atau protap yang ada sesuai standar yang telah
ditentukan yang mengacu pada pedoman Departemen Kesehatan
2) Kajian Data
Tabel 2.34
Hasil data pengkajian perawatan post sc di ruang nifas RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu Tanggal 24-26 November 2020 (n=13)
Observasi Evaluasi
24 s.d 26 16 s.d 17
No Variabel yang dinilai Nov 2020 Des 2020
Y T Y T
1 Menginformasikan bahwa pasien siap pindah 8 5 11 2
ruangan
2 Melakukan serah terima tentang jenis anestesi dan 13 0 13 0
advise dokter operator dan anestesi
3 Membawa pasien ke ruangan 13 0 13 0
4 Melakukan pengkajian dan ukur tanda-tanda vital 13 0 13 0
Tabel 2.35
Hasil data pengkajian breast care di ruang nifas RSU PKU Muhammadiyah
Delanggu Tanggal 24-26 November 2020 (n=13)
Pelaksanaan
Observasi 24
No Variabel yang dinilai s.d 26 Nov
2020
Ya Tidak
Tahap Pra Interaksi
1 Mengecek program terapi 11 2
2 Mencuci tangan 0 13
3 Menyiapkan alat 13 0
Tahap Orientasi
1 Memberikan salam kepada pasien dan sapa nama 13 0
pasien
2 Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada 13 0
klien/keluarga
3 Menanyakan persetujuan dan kesiapan klien sebelum 13 0
kegiatan dilakukan
Tahap Kerja
1 Memasang sampiran/menjaga privacy 13 0
2 Memasang handuk di bagian perut bawah dan bahu 0 13
sambil melepas pakaian atas (handuk dipasang dengan
peniti)
3 Mengompres kedua putting dengan kapas yang 13 0
dibasahi oleum coccus hangat selam 2 – 3 menit
4 Mengangkat kapas sambil membersihkan putting 13 0
dengan gerakan memutar dari dalam ke luar
5 Kemudian dengan kapas oleum yang baru, 7 6
membersihkan daerah tengah putting dari sentral ke
luar (bila putting invertet, dilakukan penarikan)
6 Membasahi kedua telapak tangan dengan oleum 13 0
coccus dan melakukan pengurutan dengan telapak
tangan berada diantara kedua payudara dengan
gerakan keatas, kesamping, kebawah, kedepan sambil
menghentakkan payudara, pengurutan dilakukan
sebanyak 20 – 30 kali
7 Pengurutan kedua. Tangan kiri menopang payudara 13 0
kiri dan tangan kanan melakukan pengurutan dengan
menggunakan sisi kelingking. Dilakukan sebanyak
20 – 30 kali. Lakukan pada kedua payudara kanan-
kiri.
8 Pengurutan ketiga dengan menggunakan sendi-sendi 13 0
jari. Posisi tangan mengepal.Tangan kiri menopang
payudara dan tangan kanan melakukan pengurutan dari
108
Tabel 2.36
Data Observasi Kepatuhan Perawat terhadap SPO
Keperawatan di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah
Dealanggu Tanggal 24 – 26 November 2020 (n=13)
Butir Yang
No Kegiatan N % Keterangan
Di Nilai
1 Perawat/bidan tidak
menginformasikan pasien
dengan spinal anestesi : posisi
tidur semi fowler selama 6-12
jam, makan minum bertahap,
Perawatan setelah kaki bisa digerakan
1 7 13 81 2 Perawat/bidan tidak
Post SC
menginformaisikan pasien
dengan general anestesi :
diberikan oksigenasi sampai
dengan pasien sadar penuh,
makan, minum, dan mobilisasi
sesuai advise dokter
2 Breast 22 13 76 1. Tidak cuci tangan sebelum
care melakukan breastcare,
2. Tidak memasang handuk di
bagian perut bawah
3. Tidak mengeringkan payudara
dengan handuk
4. Tidak menganjurkan pasien
109
3) Analisa data
a) Perawatan Post SC
Berdasarkan hasil kajian data pada tabel 2.34 yang telah
dilakukan di ruang nifas, didapatkan ketidakpatuhan
perawat/bidan dalam perawatan pada pasien post sc sebanayak
19% dianntaranya perawat/bidan belum menginformasikan pasien
dengan spinal anestesi : posisi tidur semi fowler selama 6-12 jam,
makan minum bertahap, setelah kaki bisa digerakan, pasien
dengan general anestesi : diberikan oksigenasi sampai dengan
pasien sadar penuh, makan, minum, dan mobilisasi sesuai advise
dokter.
Setelah dilakukan evaluasi terdapat kenaikan sebanyak
12% sehingga total presentasi menjadi 93% (Kategori sangat
baik). Dari 7 variabel yang telah dievaluasi sebanyak 15% petugas
belum menginformasikan bahwa pasien siap pindah ruangan, 15%
petugas belum memberikan penjelasan tentang perawatan pasca
operasi pada pasien dengan spinal anestesi, serta 15% petugas
belum memberikan penjelasan tentang perawatan pasca operasi
pasien dengan general anestesi. Diharapkan dengan hasil evaluasi
93% ini, petugas termotivasi untuk memberikan pelayanan sesuai
SPO sehingga pelayanan yang diberikan kepada pasien dapat
dirasakan secara langsung.
b) Breast care
110
Evaluasi Pengkajian
Score
Prosentase
Sumber : Data Primer Bangsal Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Klaten
c. Analisa data
Berdasarkan tabel diatas dari 13 pegawai hanya 15% yang mengisi
kuisioner bahwa jumlah gaji yang dterima sebanding dengan
pekerjaannya sedangkan 85% mengisi tidak sebanding.
c) Reabilitas
(1) Variasi antar dan intra observer rendah
(2) Sumber data tersedia dan dapat diandalkan
(3) Statistik yang dapat diandalkan, yaitu dilaporkan sebagai rata-
rata atau median dengan interval kepercayaan dan berlaku
untuk perbandingan, yaitu dikoreksi untuk campuran kasus
dan variabel sosiodemografi
d) Keandalan
(1) Mudah tersedia
(2) Berlaku untuk peningkatan kualitas; yaitu mudah untuk
membangun inisiatif perbaikan
(3) Peka terhadap waktu perbaikan
(4) Berguna sebagai dasar pengambilan keputusan (caregives,
pasien, pemangku kebijakan)
(5) Penerapan sesuai dengan mereka yang harus
menggunakannya
(Sumber: Wollersheim et.al.,2007.)
d) Kecemasan
Cemas adalah perasaan was-was, khawatir atau tidak
nyaman seakan-akan terjadi sesuatu yang dirasakan sebagai
ancaman.
e) Kenyamanan
Kenyamanan didefinisikan sebagai kondisi yang dialami
oleh resipien berdasarkan pengukuran kenyamanan.Ada tiga tipe
kenyamanan (dorongan, ketentraman dan transcendence) serta
119
b. Kajian data
Tabel 2.39
Hasil Evaluasi Kepuasan Pelayanan Keperawatan
Di Ruang Rawat Inap Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Tanggal 24 – 26 November 2020
(2) (1)
Jumlah 153 1 5 1
c. Analisa Data
Berdasarkan kajian diatas didapatkan hasil kuesioner pada 8 orang
pasien sesuai dengan lama rawat inap minimal 3 hari di ruang rawat inap
Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu Tirtonegoro Kabupaten
Klaten 95,6% mengatakan puas dengan pelayanan kepada pasien yang
diberikan pada pasien.. Dan terdapat 4,4% pelayanan yang dirasa pasien
belum diberikan secara maksimal.
5. Mutu Klinik
Berikut indikator mutu di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah delanggu :
a. Kejadian kematian ibu bersalin karena perdarahan
122
Standar ≤ 1%
Tabel 2.40
Jumlah kejadian kematian ibu bersalin karena perdarahan
Di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Bulan Agustus September Oktober
Jumlah Kematian 0 0 0
karena perdarahan
Jumlah perdarahan 0 0 0
Sumber : Data Sekunder Pemantauan Indikator Mutu di Ruang Nifas RSU PKU
Muhammadiyah Delanggu
b. Kejadian kematian ibu bersalin karena preeklampsia/eklampsia
Standar ≤ 30%
Tabel 2.41
Jumlah kejadian kematian ibu bersalin karena preeklampsia/eklampsia
Di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Bulan Agustus September Oktober
Jumlah Kematian 0 0 0
PE/E
Tabel 2.42
Jumlah kejadian kematian ibu bersalin karena sepsis
Di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Bulan Agustus September Oktober
Jumlah Kematian 0 0 0
sepsis
Tabel 2.43
Jumlah kejadian perdarahan postpartum < 12 jam
Di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Bulan Agustus September Oktober
Jumlah perdarahan 0 0 0
postpartum < 12jam
Tabel 2.44
Jumlah pemberi pelayanan rawat inap
Di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Bulan Agustus September Oktober
Jumlah tenaga 15 15 14
memberikan
pelayanan
Tabel 2.45
Jumlah kejadian infeksi pasca operasi
Di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Bulan Agustus September Oktober
Tabel 2.46
Jumlah kejadian infeksi nosokomial
Di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Bulan Agustus September Oktober
Jumlah kejadian 0 0 0
infeksi nosokomial
Tabel 2.47
Jumlah kejadian pasien jatuh yang berakibat kematian/kecacatan
Di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Bulan Agustus September Oktober
Jumlah kejadian 0 0 0
pasien jatuh
Tabel 2.48
Jumlah kejadian kematian pasien > 48 jam
Di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Bulan Agustus September Oktober
Jumlah kejadian
kematian pasien > 0 0 0
48 jam
Tabel 2.49
Jumlah kejadian pulang paksa
Di Ruang Nifas RSU PKU Muhammadiyah Delanggu
Bulan Agustus September Oktober
Jumlah kejadian 4 0 1
pulang paksa