Anda di halaman 1dari 32

REVIEW

MEMBUAT LAYOUT PETA


PELATIHAN ARCGIS PWK UB 2020

Mata Kuliah: Komputasi Spasial dan TIK


Dosen Pengampu: Adipandang Yudono, S.Si., MURP.

Oleh:

Nama: Syilpa Regita Putri Ridwan

NIM: 205060601111028

Kelas D

JURUSAN PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS BRAWIJAYA

2020
REVIEW PELATIHAN ARCGIS 2020

Peta adalah sebuah gambaran permukaan bumi pada bidang datar yang
diperkecil dengan skala tertentu. Tujuan pembuatan peta yaitu memberikan informasi
tentang ruang suatu wilayah dan menggambarkan data mengenai sebuah wilayah.

Pembuatan peta bisa dilakukan dengan bebagai cara, salah satunya


menggunakan aplikasi ArcGIS. ArcGIS adalah paket perangkat lunak sistem informasi
geografis yang diproduksi oleh Esri. Pada pelatihan ArcGIS yang diselenggarakan PWK
UB 2020, kakak-kakak pemateri membagikan banyak ilmu pada peserta pelatihan
mengenai sistematis pembuatan peta. Berikut ini adalah langkah-langkah pembuatan
peta yang saya terima dari pemateri Pelatihan ArcGIS PWK UB 2020.

Untuk pendahuluan, aplikasi yang akan digunakan adalah ArcMap, ArcGlobe,


dan Google Earth. Download dan install ketiga aplikasi tersebut.

Men-download Citra dari Google Earth

1. Buka aplikasi Google Earth. Telusuri citra yang akan di-download pada search box
di kiri atas Google Earth. Saya menggunakan citra Jalan Ijen, Malang.
2. Setelah menemukan citra yang diinginkan, tekan Add Placemark ikon pin kuning di
ujung kiri bar atas.

3. Zoom dan seret pin pada salah satu sudut citra. Pada dialog box, ganti nama pin
menjadi ‘A’. Copy koordinat Latitude (Y) dan Longitude (X) pada note (boleh Ms
Word, dicatat manual, dll). Selanjutnya, tekan OK. Lakukan langkah ini pada setiap
sudut citra sehingga membentuk persegi pada citra yang ingin di-download dan
tekan Save Image pada bar bagian atas.
4. Matikan centang pada semua box Map Option dan tekan Save. Ubah resolusi peta ke
resolusi maksimum. Terakhir, tekan kembali Save Image dan pilih folder lokasi
penyimpanan citra.

Rectify Citra (Mengubah format citra agar memiliki koordinat)


1. Buka aplikasi ArcGIS. Klik kanan pada Layers di Table of Content, lalu klik
Properties. Tekan Coordinate System pada bar di atas dan cari koordinat WGS
1984. (Geographic Coordinate Systems → World → WGS 1984).
Note: Klik tanda bintang di sebelah kanan atas pada koordinat WGS 1984 untuk
mempermudah pencarian selanjutnya.

2. Masukkan citra yang sudah di-download dari Google Earth tadi. Dengan cara buka
catalog, cari lokasi penyimpanan citranya dan seret ke Layers pada Table of
Content.
3. Untuk memilih letak koordinat, tekan Add Control Point pada tools bar
Georeferencing. Zoom pada pin kuning yang ada di dalam citra dan klik sekali pada
ujungnya. Selanjutnya, klik kanan dan pilih Input X and Y. Masukkan koordinat
yang sudah dicatat tadi dan tekan OK. Ingat! Saat memasukkan koordinat,
masukkanlah pada keterangan yang benar. Koordinat A untuk pin A, B untuk B,
dst. Juga jangan salah saat memasukkan koordinat X dan Y-nya.

Setelah memasukkan koordinat, mungkin saja


citra akan ter-zoom dengan sendirinya. Cara
mengembalikannya adalah dengan meng-klik
kanan pada Layers dan pilih Zoom to Layers.
Citra akan kembali seperti semula.

4. Pada tools bar Georeferencing, pilih Rectify dan dialog box akan muncul. Tekan
gambar folder untuk memilih lokasi penyimpanan citra rectify. Kemudian ganti
nama sesuai keinginan, ganti format menjadi .TIF dan tekan Save. Maka citra yang
sebelumnya berformat .jpg tidak memiliki koordinat, sekarang citra sudah memiliki
koordinat dengan format gambar .tif.

Digitasi (Mengkonversi objek pada citra ke format digital)


1. Masukkan citra .tif tadi dari folder lokasi penyimpanan melalui catalog dan seret
pada Layers. Karena citra format .jpg tidak diperlukan lagi, tekan klik kanan dan
pilih Remove untuk menghapus citra .jpg-nya.

2. Buatlah folder kosong untuk menyimpan data hasil digitasi dengan cara klik kanan,
pilih New, lalu folder dan masukkan nama sesuai keinginan. Untuk memulai proses
digitasi, klik kanan pada folder yang telah dibuat, pilih New, dan pilih Shapefile.
3. Setelah itu, akan muncul dialog box seperti sebelah kiri ini. Untuk digitasi pertama,
saya akan memulai dengan digitasi jalan. Jadi pada kolom nama, tulislah ‘Jalan’ dan
pilih Polyline pada Feature Type. Tekan tombol Edit dan mas ukkan koordinat WGS
1984 UTM Zone 49s. Selanjutnya, tekan OK.
(Projected Coordinate System > UTM > WGS 1984 > WGS 1984 UTM Zone 49s)

4. Untuk memulai proses digitasi, klik kanan pada Layers Jalan dan pilih Edit Features
lalu Start Editing. Kemudian, buka Create Features, klik bagian Jalan dan pilih
Construction Tools Line.
5. Gambar garis mengikuti jalan. Klik sekali untuk membuat garis baru (yang masih
terhubung satu sama lain) dan klik dua kali untuk mengakhiri garis. Lakukan
langkah yang sama pada setiap jalan yang terlihat.

6. Untuk mengakhiri proses digitasi,


tekan tools bar Editor, pilih Save
Edits lalu Stop Editing.

Mengukur dan Buffer Jalan


1. Klik kanan pada Layers Jalan, Edit Features dan Start Editing. Klik kanan lagi pada
Layers Jalan, pilih Open Attribute Table. Tabel atribut akan muncul di sebelah
Table Of Content. Tekan ikon Options yang ada di bar ujung kiri dan pilih Add
Field untuk menambahkan kolom baru pada tabel. Dialog box akan muncul. Ubah
nama menjadi ‘Jalan’ dengan Type Short Integer, lalu tekan OK.

2. Untuk mengukur lebar jalan, klik ikon penggaris pada tools bar di atas. Klik sekali
dan tarik penggaris dari dari salah satu tepi jalan hingga ke seberangnya. Perhatikan
ukuran lebar jalan pada dialog box gambar sebelah kanan. Untuk mengakhiri
pengukuran, tekan ikon panah pada bar yang sama seperti ikon penggaris.
3. Setelah mengetahui lebar seluruh jalan yang akan di-buffer, pilih beberapa jalan
yang memiliki lebar sama dengan cara menahan keyboard shift dan klik jalannya.
Buka menu Attribute, klik tulisan Jalan yang ditandai merah, lalu masukkan ukuran
lebar jalan pada kolom Jalan yang ada di bawah. Untuk mengakhiri, Pada tools bar
Editor, pilih Save Edits dan Stop Editing.

4. Buka Attribut Table jalan, tekan Options dan


pilih Select All. Kemudian pada tools bar
Geoprocessing di atas, pilih Buffer. Seret
Layers Jalan pada kolom Input Features, pilih
lokasi penyimpanan pada Output Features
Class, pilih opsi Field pada Distance dan pilih
jalan, lalu tekan OK.
5. Untuk mengubah warna Buffer Jalan, tekan
kotak di bawah Layers Buffer Jalan. Dialog
box akan muncul, menampilkan warna-
warna yang dapat dipilih. Untuk mengga-
bungkan Buffer Jalan, buka Attribute Table
Buffer Jalan, tekan Options dan pilih select
All. Pada tools bar Editor, pilih merge.

Digitasi Bangunan

1. Cara melakukan digitasi bangunan, tidak jauh berbeda dengan digitasi jalan. Klik
kanan pada folder yang sama seperti Shapefile Jalan. Pilih New dan pilih Shapefile.
Pada dialog box, ubah nama menjadi 'Bangunan' dan Polygon pada Feature Type.
Tekan tombol Edit dan masukkan koordinat WGS 1984 UTM Zone 49s.
Selanjutnya, tekan OK.

2. Untuk memulai proses digitasi, klik kanan pada Layers Jalan dan pilih Edit Features
lalu Start Editing. Kemudian, buka Create Features, klik bagian Bangunan dan pilih
Construction Tools Polygon.
3. Gambar mengikuti bentuk bangunan. Klik sekali untuk membuat garis baru (yang
masih terhubung satu sama lain) dan klik dua kali untuk mengakhiri garis. Lakukan
langkah yang sama pada setiap bangunan yang terlihat. Untuk mengakhiri proses
digitasi, tekan tools bar Editor, pilih Save Edits lalu Stop Editing.

4. Klik kanan pada Layers Bangunan, Edit Features dan Start Editing. Buka Attribute
Table, tekan Options dan pilih Add Field untuk menambahkan kolom baru pada
tabel. Dialog box akan muncul. Ubah nama menjadi ‘Fungsi’ dengan Type Text,
lalu tekan OK. Pilih beberapa bangunan yang memiliki fungsi sama, dengan cara
menahan keyboard shift dan klik bangunannya. Buka menu Attribute, klik tulisan
Bangunan yang ditandai merah, lalu masukkan fungsi gedungnya pada kolom
Fungsi. Untuk mengakhiri, Pada tools bar Editor, pilih Save Edits dan Stop Editing.
5. Untuk mengubah warna bangunan sesuai fungsinya, klik kanan pada Layer
bangunan dan pilih Properties. Dialog box akan muncul. Pilih Symbology pada bar
di atas dan pilih Categories pada kolom Show. Pada kolom Value Field, pilih Fungsi
dan tekan Add All Values. Maka Fungsi bangunan akan muncul. Klik sekali pada
salah satu fungsi dan ganti warnanya, lalu tekan OK.

Digitasi Vegetasi
1. Cara melakukan digitasi vegetasi, klik kanan pada folder yang sama seperti
Shapefile sebelumnya. Pilih New dan pilih Shapefile. Pada dialog box, ubah nama
menjadi 'Vegetasi' dan Point pada Feature Type. Tekan tombol Edit dan masukkan
Koordinat WGS 1984 UTM Zone 49s. Selanjutnya, tekan OK.

2. Untuk memulai proses digitasi, klik kanan pada Layers Vegetasi dan pilih Edit
Features lalu Start Editing. Kemudian, buka Create Features, klik bagian Vegetasi
dan pilih Construction Tools Point.
4. Klik pada vegetasi yang terlihat, titik-titik kecil akan muncul sebagai penanda
digitasi. Untuk mengakhiri proses digitasi, tekan tools bar Editor, pilih Save Edits
lalu Stop Editing.

5. Klik kanan pada Layers Vegetasi, Edit Features dan Start Editing. Buka Attribute
Table, tekan Options dan pilih Add Field untuk menambahkan kolom baru pada
tabel. Dialog box akan muncul. Ubah nama menjadi ‘Jenis’ dengan Type Text, lalu
tekan OK. Pilih beberapa vegetasi yang memiliki jenis sama, dengan cara menahan
keyboard shift dan klik vegetasinya. Buka menu Attribute, klik tulisan Vegetasi
yang ditandai merah, lalu masukkan jenis vegetasinya pada kolom Jenis. Untuk
mengakhiri, Pada tools bar Editor, pilih Save Edits dan Stop Editing.
6. Untuk mengubah warna vegetasi sesuai jenisnya, klik kanan pada Layers Vegetasi
dan pilih Properties. Dialog box akan muncul. Pilih Symbology pada bar di atas dan
pilih Categories pada kolom Show. Pada kolom Value Field, pilih Jenis dan tekan
Add All Values. Maka jenis vegetasi akan muncul. Klik sekali pada salah satu jenis
dan ganti warnanya, lalu tekan OK.

Export Attribute Table

1. Buatlah Data Frame dengan menekan Insert dan pilih Data Frame. Data Frame baru
akan muncul pada Table Of Content. Seret data wilayah yang akan di-export ke
New Data Frame (Kali ini saya menggunakan data Jawa Timur).
2. Buka Attribute Table. Tekan Options dan pilih Select By Attribute.

3. Dialog box seperti ini akan muncul. Pada kolom di atas, cari dan pilih KABKOT,
tekan tanda ( = ), pilih MALANG pada kolom sebelah kanan. Selanjutnya, tekan
Apply lalu Close.

4. Untuk mengeksport data, klik kanan pada data Jawa Timur, pilih Data dan Export
Data. Pada dialog box, pilih lokasi penyimpanan data yang ingin di-export, lalu OK.
5. Untuk memisahkan data awal dan data yang sudah di-export, tekan Clear Selected
Features yang terletak di sebelah ikon panah pada bar atas. Kemudian, klik kanan
pada data yang sudah di-export dan pilih Zoom To Layer.

6. Untuk mendapatkan data hingga data desa, lakukan langkah yang sama seperti tadi
pada data yang sudah di-export yaitu Kota Malang. Pada kolom di atas, cari dan
pilih KECAMATAN, tekan tanda = (sama dengan), pilih KLOJEN pada kolom
sebelah kanan. Selanjutnya, tekan Apply lalu Close. Untuk mengeksport data, klik
kanan pada data Kota Malang, pilih Data dan Export Data. Pada dialog box, pilih
lokasi penyimpanan data yang ingin di-export, lalu OK.
7. Untuk mengubah warna vegetasi sesuai jenisnya, klik kanan pada Layers Vegetasi
dan pilih Properties. Dialog box akan muncul. Pilih Symbology pada bar di atas dan
pilih Categories pada kolom Show. Pada kolom Value Field, pilih Jenis dan tekan
Add All Values. Maka jenis vegetasi akan muncul. Pilih Seluruh Value dengan
menahan keyboard shift lalu klik kanan, pilih Properties for Selected Symbol(s).

8. Ubah warna menjadi Grey 30% dan Outline Color menjadi Black, lalu tekan OK.
Pada Value ORO ORO DOWO, ubah warna menjadi Merah (Karena citra Jalan Ijen
yang saya gunakan berada pada desa tersebut).

Membuat Layout Peta

1. Untuk mengubah tampilan, Buka View dan


pilih Layout View. Dan tampilan akan
berubah seperti di atas kertas.
2. Untuk mengatur ukuran kertas, Buka File dan pilih Page and Paper Setup. Dialog
box akan muncul. Pilih kertas size A4 dengan orientation Potrait. Ubah satuan
ukuran ke Milimeters. Kemudian, tekan OK.

3. Buat garis bantu dengan klik sekali pada ukuran tertentu, maka garis biru akan
muncul. Buat garis bantu dengan ketentuan sebagai berikut:
Horizontal (Sumbu Y):
15 10 20 80 150 190 195 200

Vertikal (Sumbu X):


28 28 10 7 1
Note: Untuk 5 0 275 0 95 80 5 60 45 30 5 10
menghilangkan garis bantu, tarik ujung garis ke dalam layouts.

4. Untuk membuat garis pada layout, klik ikon Rectangle pada tools bar Drawing.
Gambarlah kotak mengikuti garis bantu.
5. Klik kanan pada kotak yang telah digambar, lalu pilih Properties. Dialog box akan
muncul. Pada kolom Fill Color, ganti menjadi No Color dengan Outline width 4
untuk garis terluar dan Outline width 2 untuk garis-garis didalamnya.

6. Lakukan langkah yang sama pada poin 4 dan 5 hingga menghasilkan layout seperti
ini.

7. Tempatkan citra mengikuti frame terbesar di dalam layout. Klik kanan pada Layers
Bangunan dan pilih Zoom To Layer. Maka Layers 1 akan zoom dengan sendirinya.
8. Lakukan hal yang sama pada Layers 2. Tempatkan pada kotak persegi di sebelah
kanan bawah layout.

9. Untuk memasukkan gambar/logo, buka Insert dan pilih Picture, cari gambar yang
akan digunakan, dan posisikan seperti ini.

10. Pada tools Drawing, klik ikon Text, tulis dan posisikan pada tempatnya.
11. Klik dua kali pada text dan dialog box seperti sebelah kiri akan muncul. Tekan
Change Symbol, ganti size sesuai kebutuhan, lalu OK.

12. Lakukan langkah 10 dan 11 hingga text memenuhi kotak-kotak seperti ini.

13. Untuk memasukkan arah mata angin, buka Insert dan pilih North Arrow. Pilih mata
angin ESRI North 13 dan tekan OK. Posisikan arah mata angina pada kotak di ujung
kiri bawah.
14. Untuk menambahkan skala, buka Insert dan pilih Scale Text. Pada dialog box, pilih
Absolute Scale. Untuk mengubah pengaturannya, tekan Properties.

15. Dialog box seperti ini akan muncul. Pada format Page Units, ubah satuan ke Inch.
Pada Map Units, ubah satuan ke Meters. Ganti separation dengan titik dua (:).
Selanjutnya, Pilih Style menjadi Absolute, dan tekan OK. Masukkan dan atur
ukuran skala pada kolom yang tersedia.

16. Untuk menambahkan skala bar, buka Insert dan pilih Scale Bar. Pada dialog box,
pilih Alternstive Scale Bar 1. Untuk mengubah pengaturannya, tekan Properties.
Ubah Divition Units menjadi Meteres dan Gap menjadi 0,3 pt, lalu tekan OK.
Masukkan dan atur ukuran skala bar pada kolom yang tersedia.
17. Untuk membuat grid citra, klik sekali pada frame citra. Kemudian, klik kanan dan
pilih Properties. Buka bar Grid dan tekan New Grid.

18. Dialog box akan muncul. Pada dialog box pertama, pilih Measure Grid, kemudian
tekan Next. Pada dialog box kedua, pilih Grid and labels, lalu Next. Seletah itu,
lewati (skip) dialog box selanjutnya hingga Finish.

19. Pada dialog box data frame, tekan Properties dan Dialog box seperti yang sebelah
kiri akan muncul. Buka Labels pada bar di atas dan klik tombol Additional
Properties. Pada kolom color, ubah menjadi No Color, kemudian klik Number
Format. Ubah Rounding Number menjadi 0. Selanjutnya, tekan OK hingga kembali
ke dialog box Reference System.

20. Buka System pada bar di atas, pilih Use Another Coordinate System dan klik
Properties. Pilih koordinat WGS 1984 UTM Zone 49s dan tekan OK.

21. Buka Intervals pada bar di atas, ganti Units Interval menjadi Meter dengan X Axis:
150.000000 dan Y Axis: 100.000000. Kemudian, X dan Y Origin: 100.0000, lalu
tekan OK hingga menutup seluruh dialog box. Maka grid akan muncul pada citra.
22. Untuk grid Layers 2, ulangi langkah 17-21 kecuali pada Properties bagian System
diganti menjadi WGS 1984. Dan bagian Interval, Units diubah menjadi Kilometers
dengan X Axis Interval: 3 dan Y Axis Interval: 2. Selanjutnya, pilih Use Origin
From The Current Coordinate System pada kolom Origin.

23. Untuk menambahkan legenda, pertama yang harus dilakukan adalah mencopy paste
digitasi pada Layers ke New data Frame atau pada layout dengan cara tahan shift
dan pilih Vegetasi, Bagunan, Jalan_Buffer. Kemudian, membuka Insert dan pilih
Legend.
24. Dialog box pertama akan muncul. Masukkan data digitasi Bangunan, Vegetasi, dan
Jalan_Buffer ke kotak sebelah kanan dengan menekan tanda > . Untuk menghapus
data dari kokak sebelah kanan, tekan tanda < , lalu tekan Next. Lewati dialog box
selanjutnya (tekan Next). Pada dialog box Title, ubah size menjadi 5 kemudian
Next. Ubah Patch Width menjadi 10.00 dan Height menjadi 5.00, kemudian Next
lagi. Terakhir, ubah Spacing Title menjadi 8.00 sedang lainnya 3.00. Finish dan
selesai.

25. Sebelum memasukkannya ke layout, klik kanan legenda dan pilih Convert To
Graphics. Kemudian, kembali klik kanan dan pilih Ungroup. Maka legenda pun bisa
dipindahkan satu persatu ke dalam layout.
26. Jika dirasa sudah selesai dan rapi, buka menu File dan pilih Export Map. Pilih lokasi
penyimpanan dan beri nama sesuai keinginan. Untuk mengubah resolusinya,
naikkan angka pada kolom resolusi. Tekan Save dan File akan tersimpan.

Demikianlah langkah-langkah membuat peta yang saya dapatkan dari Pelatihan


ArcGIS 2020. Semoga saya semakin mahir dalam menggunakan aplikasi ini dan dapat
menghasilkan layout peta yang lainnya. Sekian, terima kasih.

LAMPIRAN

Hasil layout peta yang sudah saya buat.

Anda mungkin juga menyukai