Anda di halaman 1dari 2

MATERI HUKUM PEMBIAYAAN

PERTEMUAN KE- 4: PEMBIAYAAN KONSUMEN


Pembiayaan konsumen merupakan salah satu alternatif sumber pembiayaan
yang bisa dimanfaatkan oleh masyarakat (konsumen) untuk memenuhi kebutuhan atas
barang-barang konsumtif yang diinginkan. Pembiayaan konsumen adalah kegiatan
pembiayaan dalam bentuk dana untuk pengadaan barang berdasarkan kebutuhan
konsumen dengan sistem pembayaran angsuran atau berkala oleh konsumen. Melalui
pembiayaan konsumen ini, masyarakat berpenghasilan rendah yang tadinya kesulitan
untuk membeli barang secara tunai, akan dapat teratasi dengan mudah dan cepat.

Secara formal, keberadaan lembaga pembiayaan konsumen masih relative baru,


yaitu seiring dengan dikeluarkaanya Keppres No. 61 Tahun 1988 tentang Lembaga
Pembiayaan. Dengan demikian, dasar hukum dari Pembiayaan Konsumen di samping
Keppres No. 61 Tahun 1988 juga bersumber dari berbagai peraturan perundang-
undangan, baik yang bersifat perdata maupun bersifat publik. Perjanjian adalah sumber
utama dari segi hukum perdata, dan peraturan perundang-undangan adalah sumber
utama dari segi hokum publik.

Pesatnya pertumbuhan bisnis pembiayaan konsumen di Indonesia menunjukkan


tingginya minat masyarakat untuk membeli barang-barang dengan cara mencicil seiring
dengan meningkatnya taraf hidup masyarakat lapisan menengah ke bawah. Bagi
masyarakat berpenghasilan rendah, keberadaan pembiayaan konsumen ini mempunyai
arti penting. Hal ini di sebabkan oleh adanya keterbatasan sumber dana formal,
koperasi simpan pinjaman sulit berkembang, bank tidak melayani pembiayaan
konsumen, dan pembiayaan lintah darat yang mencekik.

Sebagai lembaga pembiayaan, pembiayaan konsumen pada dasarnya tidak


menekankan pada aspek jaminan (collateral). Meskipun demikian, sebagai lembaga
bisnis, pembiayaan konsumen juga tidak lepas dari adanya risiko. Oleh karena itu
dalam praktik, perusahaan pembiayaan konsumen biasanya meminta jaminan tertentu
sebagaimana jaminan dalam kredit. Jaminan tersebut adalah jaminan utama berupa
kepercayaan, jaminan pokok berupa barang yang dibiayai secara fidusia, dan jaminan
tambahan seperti promes, kuasa menjual, dan lain-lain.

Transaksi pembiayaan konsumen didasarkan pada adanya suatu perjanjian,


yaitu perjanjian pembiayaan konsumen antara perusahaan pembiayaan konsumen dan
konsumen, serta perjanjian jual beli antara pemasok (supplier) dan konsumen. Dengan
demikian, dalam kegiatan pembiayaan konsumen terdapat 3 (tiga) pihak yang terlibat,
yaitu perusahaan pembiayaan konsumen, konsumen, dan pemasok (supplier).
Berdasarkan perjanjian tersebut, maka terjadilah hubungan hukum antarpara pihak
yang berisikan tentang berbagai hak dan kewajiban yang harus dilaksanakan dengan
iktikad baik oleh masing-masing pihak. Adapun mekanisme transaksi pembiayaan
konsumen cukup mudah sepanjang persyaratan yang ditentukan oleh perusahaan
pembiayaan konsumen sudah dipenuhi.

Anda mungkin juga menyukai