Anda di halaman 1dari 8

UJUAN TENGAH SEMESTER

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN BANDAR LAMPUNG


T.A 2020/2021

Nama : Hidayah Wiji Hastuti


NPM : 1841040252
Kelas : BKI D/5
Mata Kuliah : Media Konseling
Dosen Pengampu : Hammi Latifah M.A

SOAL

1. Jelaskan Konsep Dasar, Perkembangan dan LandasanTeoritis Media


Konseling ?
Jawaban:
A. Konsep Dasar Media BK
Media bimbingan dan konseling adalah segala sesuatu yang dapat digunakan
untuk menyalurkan pesan bimbingan dan konseling yang dapat merangsang
pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan siswa/ konseli untuk memahami
diri, mengarahkan diri, mengambil keputusan serta memecahkan masalah yang
dihadapi.
Ciri-ciri umum yang terkandung dalam pengertian media adalah: (1) Media
memiliki pengertian fisik (hardware) (2) Media memiliki pengertian non fisik
(software) (3) Penekanan media terdapat pada visual dan audio; (4) Media
merupakan alat bantu pada proses belajar baik di dalam kelas maupun di luar
kelas; (5) Digunakan dalam rangka komunikasi dan interaksi pembimbing dan
siswa dalam proses layanan; (6) Dapat digunakan secara massal (misalnya:
radio, televisi), kelompok besar dan kelompok kecil (misalnya: film, slide,
video), atau perorangan (misalnya: komputer, modul, radio tape, video
recorder).

Kelebihan atau keuntungan pelayanan bimbingan konseling melalui teknologi


informasi, diantaranya :

a. Pelayanan melalui teknologi informasi mudah di akses.


b. Tidak membutuhkan biaya transportasi
c. Mengurangi kesulitan jadwal yang berkaitan dengan program kelompok
d. Klien lebih mau terbuka berbicara tentang masalahnya karena ia tidak
berkomunikasi secara face to face, sehingga ia dapat lebih siap dan terbuka

Selain kelebihan adapula kelemahan dalam pelayanan bimbingan konseling


melalui teknologi informasi, diantaranya:

a. Konselor tidak dapat memastikan bahwa kliennya benar-benar seruis atau


tidak
b. Diperlukan perangkat khusus agar pelayanan bimbingan konseling melalui
teknologi informasi dapat terlaksana dan perangkat tersebut tidak murah,
sehingga tidak samua orang dapat memanfaatkannya
c. Informasi yang diterima dan diberitakan sangat terbatas, komunikasi satu
arah, klasifikasi dan eksplorasi tidak biasa segera dilakukan, sehingga ada
kemungkinan terjadi kesalahpahaman

2. Jelaskan Bentuk-Bentuk Media dalam Pendidikan Bimbingan dan Konseling


Islam ?
Jawaban:

Bentuk-bentuk media dalam program BK dapat diklasifikasi berdasar cara


penyajian maupun fungsinya. Berdasarkan cara penyajiannya media dalam
program BK terdiri atas (1) media grafis/ media visual, (2) media audio, (3) media
audiovisual, (4) media proyeksi, (5) multimedia, (6) media obyek.

Media grafis atau lazim disebut media visual merupakan media untuk menyalurkan
pesan dari sumber ke penerima pesan. Saluran yang dipakai menyangkut indera
penglihatan. Pesan-pesan yang akan disampaikan dituangkan ke dalam simbol-
simbol komunikasi visual.

Simbol-simbol tersebut perlu dipahami dengan betul artinya agar proses


penyampaian pesan dapat berhasil dan efisien. Selain fungsi umum itu, secara
khusus media grafis berfungsi pula untuk menarik perhatian, memperjelas ide,
mengilustrasikan atau menghiasi fakta yang mungkin akan cepat dilupakan jika
tidak digrafiskan. Termasuk dalam kelompok media ini ialah: gambar atau foto,
sketsa, diagram, bagan/ chart, grafik, kartun, poster, peta/ globe, papan flannel.

Media audio, merupakan media yang pesannya ditangkap oleh indera pendengaran.
Pesan yang akan disampaikan dituangkan kedalam lambang-lambang auditif.
Termasuk dalam kelompok media ini ialah: radio, tape recorder.

Media audiovisual, merupakan media yang pesannya ditangkap oleh indera mata
dan pendengaran. Dalam media ini secara bersama lambang-lambang pesan
dinikmati oleh kedua indera tersebut. Termasuk dalam kelompok media ini ialah
TV, video, DVD player.

Media proyeksi, merupakan media yang teknis menyajiannya memerlukan alat


proyektor. Termasuk dalam kelompok media ini ialah OHP, film slide, opaque
projector (proyektor tak tembus pandang), film.

Multimedia, merupakan media yang memadukan semua keunggulan peralatan


media audio dan visual dengan berbagai teknik penyajian yang memanfaatkan
teknologi computer dan LCD proyektor sebagai peralatan utamanya. Dengan
multimedia guru BK dapat langsung mengetik hasil diskusi dan menampilkan
dalam waktu bersamaan di layar.

Media obyek merupakan media yang menyampaikan informasi melalui ciri


fisiknya itu sendiri. Media obyek terdiri atas obyek alami yakni benda itu sendiri,
seperti obyek kelinci (siswa menghadapi kelinci betulan). Sedangkan media obyek
yang lain ialah obyek tiruan, seperti replika, maneken (siswa menghadapi obyek
tiruan, bukan benda sebenarnya).

Bentuk-bentuk media yang digunakan dalam program BK di sekolah ditinjau dari


fungsinya diklasifikasikan sebagai berikut: (1) Media sebagai perantara
penyampaian informasi, (2) Media sebagai asesmen (pengumpul dan penyimpan
data), (3) Media sebagai alat bantu dalam memberikan group information
(informasi secara kelompok), (4) Media sebagai biblioterapi/ bibliokonseling, dan
(5) Media sebagai alat menyampaikan laporan.
3. Jelaskan pendapat kalian mengenai Perkembangan Cyber Counseling era ini,
serta bagaimana peran Konselor ?
Jawaban:
Menurut saya perkembangan cyber counseling saat ini semakin berkembang pesat,
konselor maupun konseli sama sama mendapatkan kemudahan dan keuntungannya
masing-masing. Konselor dapat melakukan konseling dimana pun dan kapan pun
tidak dibatasi ruang dan waktu. Sedangkan konseli, dapat lebih leluasa dalam
menceritakan permasalahan dan segala keluh kesah yang ia rasakan. Saat ini cyber
counseling dapat dilakukan melalui platform yang sudah disediakan oleh beberapa
perusahaan digital, dengan biaya yang ekonomis dan terjangkau diupayakan
masyarakat dapat mempergunakan platform tersebut sebaik mungkin. Contoh
platform yang sudah ada di Indonesia diantaranya; ibunda.id, into the light. Id,
riliv.com, get-Kalm.com, kariib.com bahkan melalui instagram dan twitter pun
sudah banyak yang menyediakan layanan konseling online.
Dengan semakin berkembangnya zaman konselor dituntut memperdalam ilmu
tentang ilmu keteknologian, agar dapat mempermudah dirinya sendiri dalam
melakukan layanan konseling melalui media online. Dengan begitu kinerja
konselor dalam membantu menyelesaikan permasalahan konseli dapat dikatakan
maksimal dan berefek bagi konseli dalam mengambil opsi untuk masa depannya.

4. Jelaskan Pengertian Media Penyuluhan, Psikotheraphy, Sekolah, dan


sebutkan contoh pemanfaatan media tersebut berdasarkan reaserch atau
penelitian ?
Jawaban:
A. Media Penyuluhan
Pengertian harfiyah “Bimbingan” adalah “menunjukkan, memberi jalan,
atau menuntun” orang lain ke arah tujuan yang bermanfaat hidupnya di masa
kini, dan masa mendatang. Istilah “Bimbingan” merupakan terjemahan dari
kata bahasa Inggris Guidance yang berasal dari kata kerja “to guide” yang
berarti “menunjukkan”. Sedangkan istilah “penyuluhan” mengandung arti
“menerangi, menasehati, atau member kejelasan” kepada orang lain agar
memahami, atau mengerti tentang hal yang sedang di alaminya. Arti
“penyuluhan” berasal dari kata “Counseling” yang kemudian dipadukan
dengan “Bimbingan” menjadi “Bimbingan dan Konseling”.
Berdasarkan pengertian diatas bimbingan dan konseling dalam
penyuluhan yaitu menitik beratkan pada klien yang beresiko atau bermasalah
dalam melayani klien. Tenaga penyuluh merupakan ujung tombak pelaksanaan
penyuluhan di lapangan. Seperti halnya profesi guru dalam pendidikan formal,
penyuluh memiliki peran yang sangat strategis karena berhadapan langsung
dengan klien dilapangan. Oleh karena itu, keberhasilan penyuluhan
diasumsikan berkorelasi positif dengan kualitas penyuluh di lapangan yang
sesuai dengan tuntutan masyarakat dan perkembangan zaman tersebut. Namun
menurut Sumardjo (2008) dan Slamet (2008), kendala utama dalam
menghadapi tantangan penyuluhan saat ini adalah keterbatasan tenaga
professional di bidang penyuluhan pembangunan.
Contoh:
Misalkan penyuluhan tentang HIV/AIDS dapat kita lihat dari rata-rata
pengetahuan dan tingkat pengetahuan dari masing-masing kelompok dengan
menggunakan media yang berbeda. Media AVA merupakan media
audiovisual dapat menutupi kelemahan dari masing-masing media audio dan
media visual.
B. Media Psikoterapi
Psikoterapi (psychoteraphy) yaitu pengobatan jiwa dengan cara kebatinan
atau penerapan teknik khusus (termasuk pendekatan konseling) pada
penyembuhan penyakit mental atau kesulitan-kesulitan penyesuaian diri setiap
hari, atau penyembuhan melalui keyakinan agama dan diskusi dengan para
pakar, baik guru, ustaz maupun konselor. Psikoterapi dapat juga dikatakan
perawatan dengan menggunakan alat-alat psikologis terhadap permasalahan
yang berasal dari kehidupan emosional, dimana seorang ahli sengaja
menciptakan hubungan professional dengan klien/pasien dengan tujuan
menghilangkan, mengubah, atau menurunkan gejala-gejala yang ada,
memperbaiki tingkah laku yang rusak serta meningkatkan pertumbuhan serta
perkembangan kepribadian yang positif. Dapat disimpulkan bahwa serangkaian
metode berdasarkan ilmu-ilmu psikologi yang digunakan untuk membantu
seseorang mengatasi permasalahan mental atau psikologis.
Contoh:
Penggunaan Bibliotherapy sebagai media psikoterapi dalam membantu
menerapi orang-orang yang mengalami gangguan emosional. Klien-klien ini
mencakup klien-klien yang berada di rumah sakit jiwa, yang akan kembali
untuk memperoleh tritmen dan tindak lanjut, atau yang akan menerima tritmen
profesional secara mandiri. Mereka mengenal bibliotherapy sebagai bagian dari
rencana kontraktual mereka untuk terapi. Biasanya, kelompok-kelompok
dibentuk berdasarkan populasi-populasi yang spesifik. Misalnya, satu
kelompok akan dibatasi pada remaja-remaja yang menagalami gangguan
emosional, kelompok yang lain pada pasien-pasien rumah sakit yang kronis,
dan kelompok ketiga pada pasien-pasien yang juga menderita suatu cacat fisik
seperti kebutaan atau ketulian.
C. Media Sekolah
Konseling sebagai usaha bantuan pada siswa, saat ini telah mengalami
perubahan-perubahan yang sangat cepat. Perubahan ini ditemukan pada
bagaimana teori-teori konseling muncul sesuai dengan kebutuhan masyarakat
atau bagaimana media teknologi bersinggungan dengan konseling. Media
dengan konseling antara lain adalah computer dan perangkat audiovisual.
Computer merupakan salah satu media yang dapat dipergunakan oleh konselor
dalam proses konseling. Dapat disimpulkan bahwa kemajuan dibidang
teknologi informasi yang menawarkan berbagai kemudahan dalam komunikasi
dan interaksi social manusia di belahan bumi mana pun berada.
Contoh:
Salah satu contoh media konseling yang sering kita jumpai di lembaga
pendidikan ialah pohon harapan karir, pohon harapan karir ini dimaksudkan
untuk mengetahui harapan karir seperti apa yang siswa harapkan. Cara yang
digunakan adalah siswa menuliskan harapan karir yang mereka impikan
kemudian menempelnya diatas pohon tersebut. Dengan menggunakan media
kertas, pilihan karir siswa bervariasi sesuai kemampuan siswa. Kemudian dari
pohon karir tersebut guru pembimbing dapat mengarahkan perencanaan yang
sesuai dan mempersiapkannya sedini mungkin.

5. Jelaskan mengenai Post Truth dan bagaimana kaitannya dengan TIK BK?
Jawaban:

Post truth ialah fase di mana masyarakat mengabaikan pendapat dan


mengedepankan berita palsu (hoax) yang bertujuan untuk memancing emosi
masyarakat demi kepentingan politik tertentu. Singkatnya dalam post truth
masyarakat tidak lagi mempercayai fakta, masyarakat hanya percaya pada
informasi yang dikonstruksi sebagai kebenaran berdasarkan seleranya, meskipun
dalam hal ini tidak menunjukkan kebenaran yang objektif. Watak post truth yang
menyerupai cinta buta karena tidak lagi memperdulikan fakta melainkan hanya
berdasar “perasaan” dan selera. Kondisi itu jelas tidak sehat secara sosial karena
rawan menimbulkan konflik dan diskriminasi dalam masyarakat. Selain itu
keadaan tersebut mengakibatkan masyarakat semakin terkotak-kotak baik dalam
pemikiran dan perbuatan. Beberapa istilah yang menyerupai post truth, yaitu:

a. Simulakra : situasi dimana batas-batas antara kebenaran dan kepalsuan, realitas


dan rekaan semakin kabur dan sulit untuk dibedakan. Realitas yang ada adalah
relitas semu dan realitas hasil simulasi (hyper-relity).
b. Pseudo-event : sesuatu yang dibuat dan diadakan untuk membentuk citra dan
opini public, padahal itu bukan realitas sesungguhnya.
c. Pseudoshophy : upaya menghasilkan suatu “realitas” social, politik dan budaya
yang sekilas tampak nyata padahal sebenarnya adalah palsu. Masayarakat lalu
dikondisikan untuk lebih percaya pada ilusi yang dihasilkan daripada relitas
yang sesungguhnya.

Hartono (2018) menuliskan bahwa riset yang diselesaikan oleh Fahmi menemukan
bahwa 92,40% hoax di Indonesia diklaim tersebar melalui media sosial (facebook,
twiter dll), serta dengan kontinuitas melalui aplikasi whatsapp, line dll sebanyak
62,80%. Serta melalui situs web sebanyak 34,90%, baik berupa tulisan 62,10% dan
gambar 37,50%. Berdasarkan penelitian, isu berita bohong (hoax) di era post-truth
ini paling banyak adalah isu sosial-politik yaitu 91,80% dan setelah itu isu SARA
(Suku, Agama, Ras dan Antar-golongan) dengan 88,60%.
Dalam kaitannya dengan Teknologi dan Informasi dalam BK media masa dan
media sosial menjadi penentu, apakah sebagai alat atau tidak, terlepas dari
memang dipegang oleh lembaga yang independen maupun tidak, mereka
melaksanakan tersebut untuk menyampaikan informasi. Konselor maupun konseli
jangan sampai salah dalam menggunakan media konseling untuk menyebarkan
segala sesuatu berupa informasi maupun berita yang belum tentu nilainya benar
atau salah. Konselor maupun konseli dituntut agar amanah dalam menjaga rahasia
satu sama lain. Agar tercipta hubungan yang aman, nyama, damai dan tentram.

Anda mungkin juga menyukai