Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

MATA KULIAH MANUSIA DAN KEBUDAYAAN INDONESIA


“PEMBELAJARAN DARING TERHADAP KARAKTER
ANAK”

Dosen Pengampu: Dr. Warsiman, M. Pd.

Disusun Oleh :
Mariska Ellysabeth (195110201111031)

PROGRAM STUDI SASTRA JEPANG


FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2020
Kata Pengantar

Puji syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas rahmat
dan karunia-Nya, penulis mendapat kesempatan untuk menyelesaikan makalah
berjudul “Pembelajaran Daring terhadap Karakter Anak”.
Makalah “Pembelajaran Daring terhadap Karakter Anak” ditulis dengan
tujuan untuk memberi pengetahuan kepada pembaca mengenai pengaruh
pembelajaran daring terhadap karakter anak. Tidak hanya itu, penulis juga
menawarkan beberapa gagasan yang diharapkan dapat menjadi solusi untuk
meminimalisir permasalahan yang terjadi. Adapun penulisan makalah ini dibuat
untuk memenuhi tugas penilaian akhir semester mata kuliah Manusia dan
Kebudayaan Indonesia.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pengampu mata kuliah
Manusia dan Kebudayaan Indonesia, Bapak Dr. Warsiman, M.Pd. yang telah
membimbing dan berbagi ilmu pengetahuan selama perkuliahan. Penulis juga
berterima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung
penulisan makalah “Pembelajaran Daring terhadap Karakter Anak” sehingga
dapat berjalan dengan lancar.
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah “Pembelajaran Daring terhadap
Karakter Anak” tidak lepas dari kekurangan dan memerlukan penyempurnaan.
Oleh karena itu, kritik yang terbuka dan membangun sangat penulis harapkan
demi kesempurnaan makalah.

Malang, 20 Desember 2020

Penulis

i
Daftar Isi

Kata Pengantar .............................................................................................i


Daftar Isi ......................................................................................................ii

Bab 1 Pendahuluan....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.........................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan......................................................................2
Bab 2 Pembahasan.....................................................................................3
2.1 Konsep Pembelajaran Daring....................................................3
2.2 Konsep Karakter Anak..............................................................4
2.3 Dampak Pembelajaran Daring dan Karakter Anak...................4
2.3.1 Dampak Positif...............................................................5
2.3.1.1 Mahir menguasai Teknologi.................................5
2.3.1.2 Memperkuat Ikatan Batin.....................................5
2.3.1.3 Memutus Rantai Penyebaran Covid-19................6
2.3.1.4 Melatih Kemandirian............................................6
2.3.2 Dampak Negatif..............................................................6
2.3.2.1 Mudah Merasa Jenuh............................................6
2.3.2.2 Bersikap Semaunya Sendiri..................................7
2.3.2.3 Bergantung pada Orang Tua.................................7
2.3.2.4 Pemahaman Materi Tidak Maksimal....................7
2.4 Upaya Penanggulangan Dampak Buruk Pembelajaran
Daring terhadap Karakter Anak...............................................8
2.4.1 Bermain sambil Belajar...................................................8
2.4.2 Berdiskusi sekaligus Menanamkan Pendidikan
Karakter.........................................................................8
2.4.3 Memotivasi dan Meningkatkan Kemandirian
Anak..............................................................................9
2.4.4 Berdiskusi secara Pribadi dengan Guru..........................9

ii
Bab 3 Penutup..........................................................................................11
3.1 Kesimpulan..............................................................................11
3.2 Saran........................................................................................11

Daftar Pustaka..............................................................................................iv

iii
Bab 1
Pendahuluan

1.1 Latar Belakang


Kondisi global pada tahun 2020 ini sedikit berbeda dengan tahun-tahun
sebelumnya. Jika pada tahun sebelumnya kehidupan masih berjalan normal
sebagaimana mestinya, maka pada tahun 2020 kegiatan-kegiatan di berbagai
aspek kehidupan mengalami hambatan karena munculnya pandemi global,
yang dikenal dengan sebutan pandemi Covid-19. Segala aktivitas yang
awalnya dapat dilakukan secara langsung tanpa perantara, dialihkan menjadi
bentuk tidak langsung melalui perantara media elektronik dengan tujuan
mencegah terjadinya perkumpulan massa demi memutus rantai penyebaran
virus Covid-19. Aktivitas yang dilakukan dengan perantara media elektronik
ini kerap disebut dengan metode daring. Istilah ini dapat dilihat dalam
kegiatan pembelajaran baik di jenjang sekolah, perguruan tinggi, maupun
lingkup pekerjaan. Pada makalah ini, penulis berfokus pada bagaimana
penerapan metode daring kegiatan pembelajaran di jenjang sekolah terhadap
karakter anak.
Keberlangsungan pembelajaran sekolah melalui metode daring tentunya
terasa asing dan tidak biasa mengingat kegiatan pembelajaran selalu
dilakukan di sekolah secara tatap muka. Baik guru maupun anak didiknya
tidak dapat leluasa dalam menyampaikan gagasannya. Guru tidak dapat
mengawasi secara langsung perkembangan fisik, mental, maupun emosional
dari anak didiknya. Anak didik pun mengalami kesulitan dalam memahami
dan menerapkan materi yang dipelajari, terutama bagi anak didik yang masih
memerlukan pendampingan dari guru maupun orang tua dalam memahami
materi pembelajaran. Apalagi, mereka yang memiliki kedua orang tua yang
sama-sama bekerja sehingga terpaksa diasuh oleh nenek ataupun kerabatnya
sehingga proses pemahaman materi pun tidak berjalan maksimal. Tak jarang
juga ketika anak mengalami kebosanan dalam belajar, kebanyakan mereka

1
mencurahkannya melalui game online, menonton televisi, maupun berjoget
ria melalui sebuah aplikasi yang sedang trending akhir-akhir ini.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apakah yang dimaksud dengan pembelajaran daring?
2. Bagaimanakah dampak pembelajaran daring terhadap karakter anak?
3. Bagaimanakah upaya menanggulangi dampak buruk dari pembelajaran
daring?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui dan memahami konsep mengenai pembelajaran
daring.
2. Untuk mengetahui dan memahami dampak pembelajaran daring terhadap
karakter anak.
3. Untuk mengetahui dan memahami upaya menanggulangi dampak buruk
dari pembelajaran daring.

2
Bab 2
Pembahasan

2.1 Konsep Pembelajaran Daring


Di tengah situasi global yang tengah dilanda pandemi Covid-19, hampir
segala aktivitas dilakukan secara daring untuk menghindari perkumpulan
massa demi memutus rantai penyebaran virus Covid-19. Hal ini dapat dilihat
dalam proses keberlangsungan pembelajaran sekolah. Secara harfiah,
pembelajaran berasal dari kata dasar ‘belajar’ yang berarti berusaha mendapat
kepandaian atau ilmu sehingga pembelajaran dapat diartikan sebagai proses,
cara, perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar. Menurut
Komalasari (2013:3), pembelajaran merupakan suatu sistem atau proses
membelajarkan pembelajar yang direncanakan, dilaksanakan, dan dievaluasi
secara sistematis agar pembelajar dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran
secara efektik dan efisien.
Sementara itu, menurut KBBI Kemdikbud, kata daring merupakan
bentuk akronim dari kata ‘dalam jaringan’ yang berarti terhubung melalui
jejaring komputer, internet, dan sebagainya. Menurut Warschauer (2001;
207-212), “istilah komunikasi dalam jaringan (daring) mengacu pada
membaca, menulis, dan berkomunikasi melalui atau menggunakan jaringan
komputer”.
Jadi, dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran daring adalah proses
berbagi dan mencari ilmu yang dilaksanakan secara sistematis dan terhubung
melalui media elektronik, internet, dan sebagainya. Pembelajaran daring
sebagai sistem belajar yang terbuka dan tersebar dengan menggunakan
perangkat pedagogi (alat bantu pendidikan) yang dimungkinkan melalui
internet dan teknologi berbasis jaringan untuk memfasilitasi pembentukan
proses belajar dan pengetahuan melalui aksi dan interaksi yang berarti.

3
2.2 Konsep Karakter Anak
Manusia berbeda dengan makhluk lain karena merupakan satu-satunya
makhluk hidup yang memiliki karakter sebagai bentuk anugerah dari Sang
Pencipta. Karakter ini diciptakan sebagai pembeda antara sifat satu individu
dengan individu lainnya. Menurut KBBI, karakter dapat diistilahkan sebagai
sifat-sifat kejiwaan, budi pekerti, akhlak yang dimiliki seseorang yang
nantinya akan membedakan seseorang tersebut dengan orang lainnya.
Menurut Pusat Bahasa Depdiknas (2008), karakter merupakan bawaan dari
hati, jiwa, budi pekerti, kepribadian, sifat, tabiat, personalitas, temperamen,
dan watak. Berkarakter dapat juga diartikan sebagai kepribadian, bersifat,
berperilaku, berwatak, dan bertabiat.
Jadi, karakter anak dapat didefinisikan sebagai sifat-sifat kejiwaan serta
budi pekerti yang dimiliki oleh seorang anak yang tentunya berbeda antara
individu satu dengan yang lainnya. Pembentukan karakter pada anak
bergantung pada kondisi lingkungan yang ditempati. Anak akan memiliki
karakter yang berkualitas apabila lingkungan yang ditempati mengajarkan
nilai-nilai baik seperti tanggung jawab, bertakwa, sopan santun, dan
sebagainya. Manusia yang berkepribadian (berkarakter) adalah manusia yang
dalam perilaku dan segala hal yang berkaitan dengan aktivitas hidupnya sarat
dengan nilai-nilai kebaikan. Manusia semacam ini bukan berarti tidak pernah
melakukan kesalahan, tetapi selalu berusaha memperbaiki segala bentuk
kesalahannya dan terus menerus memperbaiki diri dari waktu ke waktu
(Surasman, O, 2020: 103).

2.3 Dampak Pembelajaran Daring bagi Karakter Anak


Pandemi Covid-19 menyebabkan segala aktivitas di berbagai aspek
kehidupan, baik perekonomian, sosial, budaya, maupun pendidikan menjadi
terhambat. Di aspek pendidikan, pembelajaran daring menjadi salah satu
alternatif untuk menggantikan pembelajaran konvensional. Pembelajaran
daring menjadi salah satu bentuk dari penerapan social distancing untuk
mencegah merebaknya penyebaran Covid-19.

4
Pembelajaran daring sebagai sarana utama keberlangsungan proses
pendidikan di tengah-tengah situasi yang tidak memungkinkan untuk
berkumpul yang terjadi akhir-akhir ini. Sebagian orang menganggap
pembelajaran kurang efektif dan efisien dalam hal pendalaman dan
pemahaman materi akademik. Namun, sebagian orang yang lainnya
menganggap pembelajaran daring lebih efisien dalam hal waktu dan tidak
perlu melakukan mobilitas.

2.3.1 Dampak Positif


2.3.1.1 Mahir menguasai Teknologi
Sebagai salah satu pengaruh dari era globalisasi, seluruh
masyarakat di dunia menikmati bagaimana ilmu pengetahuan
dan teknologi berkembang dengan pesat. Masyarakat juga
dituntut mampu menguasai teknologi terbaru untuk
memudahkan aktivitas mereka di berbagai aspek kehidupan. Hal
ini pun berlaku bagi anak-anak, apalagi akhir-akhir ini kegiatan
pembelajaran tidak bisa berjalan semestinya sehingga anak-anak
perlu menguasai teknologi, tentunya harus di bawah bimbingan
dan pengawasan orang tua. Dengan demikian, anak menjadi
lebih melek teknologi, dan fasih menggunakan perangkat
penunjang informasi (smartphone, komputer, aplikasi virtual
meeting, dll).

2.3.1.2 Memperkuat Ikatan Batin


Pembelajaran daring tidak menutup kemungkinan
terbatasnya waktu guru dalam mengawasi anak didiknya
sehingga pembelajaran anak lebih banyak dilakukan di bawah
bimbingan orang tua. Melalui pembelajaran daring, orang tua
menjadi lebih berperan dalam mengarahkan anaknya dalam
belajar dan mengerjakan tugas, sehingga secara tidak langsung
hal tersebut dapat memperkuat ikatan batin (bounding) antara

5
orang tua dan anak. Orang tua pun dapat mengetahui
perkembangan karakter anak secara langsung.

2.3.1.3 Memutus Rantai Penyebaran Covid-19


Virus Covid-19 menyerang kehidupan manusia tanpa
memandang usia. Hal tersebut tentu menjadi pokok kegelisahan
masyarakat, terutama anak yang kelak akan menjadi generasi
penerus bangsa. Apalagi kondisi imun anak masih dalam proses
perkembangan dan rentan terserang penyakit. Segala aktivitas
lebih aman dilakukan di rumah pada saat pandemi Covid-19
seperti ini karena dapat meminimalisir kontak dengan banyak
orang dan penyebaran virus dapat ditekan seminim mungkin.
Anak pun dapat terhindar dari virus mematikan ini.

2.3.1.4 Melatih Kemandirian


Kemandirian merupakan salah satu aspek terpenting dalam
perkembangan anak, sehingga setiap individu harus memiliki
karakter kemandirian yang bertujuan untuk mewujudkan tujuan
hidup, memperoleh penghargaan serta dapat berada pada puncak
kesuksesan. Ketika anak tidak dapat mandiri maka akan sulit
anak melewati fase-fase perkembangan selanjutnya dan tidak
akan maksimal, dapat dikatakan mandiri ketika mereka telah
menyelesaikan tugas-tugas perkembangannya tanpa memerlukan
bantuan orang tua. (Bibigul, Orynkul, Lyudmila, & Aelita, 2015;
Novena & Kriswandani, 2018; Scherer & Siddiq, 2019;
Widianawati, 2011).

2.3.2 Dampak Negatif


2.3.2.1 Mudah Merasa Jenuh
Kondisi pandemi yang tengah melanda mengharuskan
masyarakat untuk tetap di rumah dan melakukan segala aktivitas

6
di rumah, kecuali bagi mereka yang memiliki urusan penting
yang tidak memungkinkan dilakukan secara daring.
Pembelajaran daring pun tidak menutup kemungkinan seorang
anak mengalami stress karena banyaknya tugas diberikan,
apalagi dengan tenggang waktu pengumpulan yang sebentar dan
proses pembelajaran cenderung monoton.

2.3.2.2 Bersikap Semaunya Sendiri


Proses pembelajaran yang sebagian besar dilakukan di
lingkungan rumah membuat keluarga memiliki peran penting
dalam menuntun dan mengawasi pendidikan anak. Anak lebih
sering diawasi oleh orang tua atau keluarga sendiri dibandingkan
guru. Hal tersebut menyebabkan anak menganggap remeh
pembelajaran sehingga menjadi semaunya sendiri. Anak menjadi
seperti demikian tidak menutup kemungkinan karena orang tua
cenderung memanjakan.

2.3.2.3 Bergantung pada Orang Tua


Bagi beberapa anak yang belum bisa mendisiplinkan diri
dan masih memerlukan panduan dari kedua orang tua tentunya
akan mudah bergantung pada orang tuanya baik dalam
mengerjakan tugas maupun ujian. Hal tersebut dapat
menimbulkan rasa malas, kurang bersemangat belajar, bahkan
tingkat kepercayaan dalam diri anak menjadi berkurang.

2.3.2.4 Pemahaman Materi Tidak Maksimal


Ketidakleluasaan guru dalam menyampaikan materi akibat
terbatasnya fasilitas dalam media daring dapat menyebabkan
anak merasa kurang mengerti terhadap materi pelajaran yang
diajarkan. Anak pun menjadi kurang maksimal dalam
mengerjakan tugas maupun ujian. Tidak menutup kemungkinan

7
metode pembelajaran yang diterapkan antara guru dan orang tua
memiliki perbedaan.

2.4 Upaya Penanggulangan Dampak Buruk Pembelajaran Daring terhadap


Karakter Anak
Pembelajaran daring tidak hanya membawa dampak yang baik bagi anak,
tetapi dampak yang buruk juga turut serta ada di dalamnya. Dampak-dampak
buruk tersebut akan menjadi penghambat kelancaran pembelajaran daring,
terutama bagi perkembangan karakter dan psikologis anak. Bahkan, tidak
menutup kemungkinan akan menimbulkan permasalahan baru apabila tidak
segera diatasi. Oleh karena itu, beberapa solusi berikut tidak menutup
kemungkinan mampu meminimalisir dampak buruk dari pembelajaran daring.

2.4.1 Bermain sambil Belajar


Mengingat situasi yang tidak memungkinkan anak untuk berada di
luar rumah terlalu sering demi terhindar dari bahaya virus, membuat anak
sering berada di dalam rumah. Tentunya anak dapat merasa jenuh karena
belajar terus-menerus dan kurang menjernihkan pikiran. Solusi ini dapat
dicoba dengan menyelingi kegiatan belajar dengan permainan kecil yang
menarik. Ketika waktu luang, orang tua dapat mengajak anak bermain
game kecil-kecilan yang berkaitan dengan materi pembelajaran, seperti
menebak gambar, bermain teka-teki, dan sebagainya. Hal tersebut dapat
memudahkan anak dalam memahami materi pembelajaran sekaligus
meningkatkan kemampuan berpikir anak.

2.4.2 Berdiskusi sekaligus Menanamkan Pendidikan Karakter


Pembelajaran daring yang berjalan dengan monoton, didukung
dengan kurangnya pemahaman terhadap materi membuat anak-anak
mudah stress dan jenuh. Dalam hal ini, orang tua dapat meluangkan
waktunya untuk berdiskusi santai dengan anak. Dengan demikian, orang

8
tua bisa mengetahui hal-hal apa saja yang sedang dialami anak. Melalui
diskusi, orang tua juga dapat menanamkan nilai-nilai untuk membentuk
karakter anak yang berkualitas seperti memberi wejangan, ceramah, dan
sebagainya. Tidak hanya memberi wejangan, orang tua juga perlu
mendukung anaknya untuk menerapkan nilai-nilai dalam kehidupan
sehari-hari.

2.4.3 Memotivasi dan Meningkatkan Kemandirian Anak


Selama pembelajaran daring berlangsung tidak menutup
kemungkinan anak bergantung pada orang tua sehingga kehilangan
semangat belajar dan kepercayaan dirinya. Pencapaian akademiknya pun
menjadi tidak maksimal Hal tersebut menjadi tugas orang tua untuk
menopang kondisi psikologis anak dengan terus memberi dorongan dan
motivasi. Selain itu, orang tua juga perlu menanamkan kemandirian bagi
anak agar tidak terus-menerus bergantung pada orang tuanya. Penanaman
kemandirian memerlukan kerjasama antara guru dan orang tua. Hal
tersebut dapat dilakukan melalui pembiasaan kegiatan seperti
membersihkan tempat tidur, menyapu rumah, mencuci baju, dan
sebagainya. Ketika anak melakukan kegiatan tersebut, orang tua dapat
mendokumentasikan dan mengirimkan kepada guru.

2.4.4 Berdiskusi secara Pribadi dengan Guru


Pengalihan pembelajaran konvensional menjadi pembelajaran daring
akibat pandemi Covid-19 memungkinkan ketidakmaksimalan pencapaian
akademik anak. Bagi anak yang kurang atau bahkan tidak dapat
memahami materi pembelajaran selama kelas berlangsung, dapat
berdiskusi secara pribadi dengan guru melalui videocall di waktu yang
telah disepakati. Orang tua dapat menyampaikan kondisi perkembangan
anak dan mendiskusikan solusi terkait permasalahan yang terjadi pada
anaknya. Begitu pun anak dapat menyampaikan unek-unek perihal
pembelajaran. Selain itu, guru juga dapat menyampaikan motivasi untuk

9
mendongkrak semangat belajar anak dan meningkatkan kondisi
psikologisnya.

10
Bab 3
Penutup

3.1 Kesimpulan
Pandemi Covid-19 yang tengah melanda Indonesia menyebabkan
terhambatnya segala aktivitas di berbagai aspek kehidupan, khususnya di
aspek pendidikan. Pembelajaran konvensional terpaksa dialihkan menjadi
pembelajaran daring untuk mencegah merebaknya penyebaran virus
mematikan ini. Di satu sisi, melalui pembelajaran daring, anak memiliki
banyak waktu bersama keluarga dan lebih mahir mengoperasikan teknologi.
Akan tetapi, di sisi lain, pembelajaran daring yang dilakukan melalui internet
dan cenderung monoton menyebabkan anak mudah jenuh. Bahkan,
pencapaian akademik pun menjadi tidak maksimal. Selain itu, guru tidak
dapat mengamati perkembangan anak secara langsung, sehingga orang tualah
yang berperan penting dalam mengawasi perkembangan anak. Pembelajaran
daring menyebabkan anak kurang mendapatkan pendidikan karakter. Kondisi
psikologis anak pun terganggu, sehingga perlu kerjasama antara orang tua dan
guru dalam memberikan pendidikan karakter pada anak untuk membentuk
pribadi yang berakhlak dan bertanggung jawab.

3.2 Saran
Menurut penulis, peran orang tua dan guru sangat penting dalam
mendukung psikologis anak yang tidak jarang mengalami hambatan selama
pembelajaran daring berlangsung. Kerjasama antara guru dan orang tua
diharapkan mampu mengarahkan anak agar pencapaian akademik menjadi
maksimal, terus memberi motivasi dan dorongan bagi psikologisnya, serta
menanamkan nilai-nilai agar terbentuk pribadi yang berkualitas dan memiliki
budi pekerti, berakhlak mulia, serta bertanggung jawab.

11
Daftar Pustaka

https://kbbi.web.id/

Kusumadewi, Rida Fironika dkk. 2020. Menumbuhkan Kemandirian Siswa


Selama Pembelajaran Daring sebagai Dampak Covid-19 di SD. Jurnal Riset
Pendidikan Dasar 1, no. 1 (Maret): 11

Rihlah, Jauharotur dkk. 2020. Pendidikan Karakter Anak Usia Dini di Masa
Pandemi Covid-19. Paud Lectura: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 4, no. 1
(Oktober): 54-55

Sadikin, Ali dan Afreni Hamidah. 2020. Pembelajaran Daring di Tengah


Covid-19. BIODIK: Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi 6, no. 2 (Juni):

Setiawan, Samhis. 2020. Pengertian Karakter.


https://www.gurupendidikan.co.id/pengertian-karakter/ (diakses pada 21
Desember 2020 pukul 14.18)

Dosen Pendidikan. 2020. Pengertian Pembelajaran Menurut Para Ahli.


https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-pembelajaran-menurut-para-a
hli/ (diakses pada 22 Desember 2020 pukul 16.59)

Triyono, Ageng. 2020. Pengertian Pembelajaran Online Menurut Ahli, Kamu


Wajib Tahu.
https://www.haidunia.com/pengertian-pembelajaran-online-menurut-ahli/
(diakses pada 22 Desember 2020 pukul 17.07)

Bhirawa, Danu. 2020. Ada Dampak Negatif dalam Pembelajaran Daring.


https://www.harianbhirawa.co.id/ada-dampak-negatif-dalam-pembelajaran-da
ring/ (diakses pada 23 Desember 2020 pukul 12.24)
Bibigul, A., Orynkul, S., Lyudmila, K., & Aelita, S. 2015. The Rating System of
the Rural School Pupils’ Assessment of the Republic of Kazakhstan. Procedia
Social and Behavioral Sciences, 186, 1152– 1158.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2015.0%204.127

Anda mungkin juga menyukai