Paper Matematika Pendidikan Dasar Operas PDF
Paper Matematika Pendidikan Dasar Operas PDF
Oleh:
MUHAMMAD NUH
NIP.197503242007101001
Abstract
Key Word : Pendekatan Saintifik (5M), Kurikulum 2013, dan Literasi Siswa
A. Pendahuluan
Kurikulum 2013 sudah harus dijalankan secara menyeluruh mulai Tahun
Pelajaran 2014/2015 di semua tingkat pendidikan dasar dan menengah baik di
sekolah maupun di madrasah. Kurikulum 2013 merupakan pengembangan dari
kurikulum sebelumnya untuk merespon berbagai tantangan internal dan eksternal.
Dalam Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013 dijelaskan bahwa
pengembangan Kurikulum 2013 dilaksanakan atas dasar beberapa prinsip utama.
Pertama, standar kompetensi lulusan diturunkan dari kebutuhan. Kedua, standar
isi diturunkan dari standar kompetensi lulusan melalui kompetensi inti yang bebas
mata pelajaran. Ketiga, semua mata pelajaran harus berkontribusi terhadap
pembentukan sikap, keterampilan, dan pengetahuan peserta didik. Keempat, mata
pelajaran diturunkan dari kompetensi yang ingin dicapai. Kelima, semua mata
pelajaran diikat oleh kompetensi inti. Keenam, keselarasan tuntutan kompetensi
lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang taat asas dari
prinsip-prinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan keberhasilan
implementasi Kurikulum 2013.
Mulyasa (2013: 39) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang menjadi
kunci sukses Kurikulum 2013. Kunci sukses tersebut antara lain berkaitan dengan
kepemimpinan kepala sekolah, kreativitas guru, aktivitas peserta didik, sosialisasi,
fasilitas dan sumber belajar, lingkungan yang kondusif akademik, dan partisipasi
warga sekolah. Namun dari semua kunci sukses itu secara taat asas dimulasi dari
tiga faktor utama yaitu kepala sekolah, kreativitas guru, dan aktivitas siswa
sementara faktor yang lain adalah proses penyelarasan terhadap faktor utama yang
telah memulai arah dari perubahan praktek Kurikulum 2013. Kunci sukses
pertama yang menentukan keberhasilan implementasi Kurikulum 2013 adalah
kepemimpinan kepala sekolah/madrasah, terutama dalam mengorganisasikan,
menggerakkan, dan menyelaraskan semua sumber daya pendidikan yang tersedia.
Oleh karena itu, dalam menyukseskan implementasi Kurikulum 2013 diperlukan
kepala sekolah/madrasah yang mandiri, dan profesional dengan kemampuan
manajemen serta kepemimpinan yang tangguh, agar mampu mengambil
keputusan dan prakarsa untuk meningkatkan mutu sekolah/madrasah. Mulyasa
(2013:40) merumuskan bahwa tugas seorang kepala sekolah/madrasah yang
mandiri, demokratis, dan profesional harus berusaha menanamkan, memajukan
dan meningkatkan sedikitnya empat macam nilai, yakni pembinaan mental, moral,
fisik, dan artistik.
C. Alur Pembelajaran 5M
Pemahaman terhadap pendekatan saintifik bagi guru dalam
melaksanakan kegiatan belajar mengajar adalah seberapa baik pengembangan
kreativitas guru dalam merencanakan dan melaksanakan pembelajaran di kelas.
Dengan menelaah kembali Tabel 1 di atas beberapa butir penting untuk menjadi
bahan renungan bagi guru dalam menjadikan 5M sebagai pedoman aktivitas
belajar siswa di kelas adalah:
Pertama, Aktivitas mengamati dilakukan dengan modal berpikir (bila
perlu berpikir tingkat tinggi). Aktivitas ini cenderung dipengaruhi oleh persepsi
dan latar belakang keilmuan seorang pengamat. Sebuah benda, dihadapan
pengamat matematika, akan menghasilkan hasil pengamatan yang berbeda
dengan pengamat IPS. Aktivitas mengamati bersifat multi indrawi. Jadi,
mengamati tidak cukup hanya dilakukan dengan mata, bahkan dapat dilanjutkan
dengan memberi perlakuan pada sesuatu yang diamati. Menanya adalah aktivitas
lanjut dari pengamatan. Keduanya dapat dikatakan berhubungan secara
kausalitas/ sebab akibat. Menanya dalam hal ini diupayakan sebagai aktivitas
siswa daripada guru. Aktivitas menanya sangat beragam, mulai dari pertanyaan
faktual sampai eksploratif. Kualitas pengamatan akan berkait erat dengan
kualitas pertanyaan. Pengamatan yang hebat dapat menghasilkan pertanyaan
yang berkualitas. Hal ini amat bermanfaat untuk perkembangan tingkat berpikir
siswa.
Kedua, Aktivitas mengumpulkan, mengolah, dan mengomunikasikan
informasi amat bergantung pada kreativitas guru terutama dalam beberapa
hal, seperti memberi masalah, tugas yang bermutu, dan penyelidikan yang
unggul. Dalam hal ini, sebaiknya dipertimbangkan dulu produk yang bagaimana
yang akan dicapai.
Ketiga, dalam pembelajaran (mengaktualisasikan KD baik tunggal maupun
majemuk), 5M adalah pendekatan yang harus terlaksana. Aspek keberurutan
memang belum ada petunjuk, tapi bila dilihat dari prinsip keilmuan hal tersebut
adalah prosedur. Ikhtiarnya dapat dilakukan dengan cara berikut. 2M yang
pertama, Mengamati dan Menanya memiliki prinsip Mengamati dilakukan
terlebih dahulu sebelum Menanya. Kedua hal ini cenderung dilaksanakan oleh
siswa. Pendampingan sangat dibutuhkan demi keberhasilan tahap ini. 3M yang
kedua, Mengumpulkan, Mengolah, dan Mengomunikasikan Informasi dapat
dilaksanakan dengan terlebih dulu memberikan sesuatu (permasalahan, tugas
kompleks/ proyek, dan penyelidikan). Aktivitas ini dipicu oleh guru dan
dijalankan oleh siswa. Pendampingan yang dilakukan diharapkan mengarah
pada produk yang dihasilkan. Lama waktu yang diperlukan tergantung pada
taraf kesulitan KD yang akan dijalankan dan tingkat kemampuan siswa. Ada
kalanya KD-KD yang dijalankan dapat terpenuhi dalam 2 jam pelajaran, tetapi
ada kalanya KD-KD tersebut baru dapat terpenuhi dalam jam pelajaran lebih
banyak. Perlu diperhatikan dengan benar, pada bagian ini kreativitas guru
dalam mengorganisasi pembelajaran sangat diperlukan.
Keempat, KD adalah hal yang harus dimiliki siswa. Hal ini dapat
ditunjukkan dengan produk, demonstrasi, dan orasi siswa baik berlisan maupun
tertulis. 5M adalah pendekatan yang dipakai ketika KD tersebut diaktualisasikan
ke dalam kelas. Berdasarkan hal tersebut KD dan 5M seperti umpamanya obat
dan petunjuk bagaimana harus meminumnya.
Uraian keempat hal tersebut mencoba mendeskripsikan secara sederhana
bagaiman tafsiran dari pendekatan saintifik sebagai simbol 5M. Mudah-mudahan
penggambaran 5M yang tertuang dalam empat bagian itu dapat memberi segenap
pemahaman yang memudahkan bagi pembaca khususnya guru yang nantinya
dituntut akan berkreasi sebaik mungkin dalam mencapai implementasi Kurikulum
2013 secara maksimal, utamanya dalam merencanakan dan melaksanakan
pembelajaran sesuai dengan mata pelajarannya.
Rosa, Ani, Lira, dan Puji senang bermain bulutangkis bersama tetapi mereka
tidak dapat bermain semuanya pada hari yang sama. Rosa tidak dapat bermain
pada hari Selasa, Rabu, dan Sabtu. Ani bisa bermain pada hari Senin, Rabu,
dan Kamis. Lira harus tinggal di rumah pada hari Senin dan Kamis. Puji dapat
bermain pada hari Senin, Selasa, dan Jum’at. Tidak seorang pun dapat
bermain pada hari Minggu.
Apakah tiap pasang dari mereka dapat bermain?
Apakah ada hari, selain Minggu, dimana tidak ada permainan berlangsung?
Apakah ada hari dimana terdapat lebih dari satu permainan berlangsung?
Berikut ini adalah data hasil penelitian pengukuran suhu tubuh dua ekor hewan,
katak dan kelinci yang diletakkan dalam kotak kaca yang suhunya dapat
diatur dari suhu 5 oC sampai suhu 50 oC. Pengukuran dilakukan tiga kali dan
hasilnya dirata-ratakan.
F. Simpulan
Proses pembelajaran dapat dipadankan dengan proses ilmiah, kareana itu
Kurikulum 2013 mengamanatkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran.
Pendekatan saintifik adalah paradigma pembelajaran yang diyakini pemerintah
sebagai alur pembelajaran pada Kurikulum 2013. Pendekatan ini dapat
diaplikasikan pada berbagai subjek atau mata pelajaran.
Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi, antara lain ingin
mengubah pola pendidikan dari orientasi terhadap hasil dan materi ke pendidikan
sebagai proses, melalui pendekatan tematik intergratif dengan contextual teaching
and learning (CTL). Pola untuk menjalankan pembelajaran kontekstual ialah
dengan berpedoman pada 5M sebagai sintak dari pendekatan saintifik. 5M, yaitu
Mengamati, Menanya, Mengumpulkan informasi, Mengolah, dan
Mengomunikasikan.
Kemampuan literasi adalah kemampuan seseorang dalam hal
mendengarkan, membaca pemahaman, menulis, dan berbicara. Istilah khusus dari
kemampuan literasi disebut juga dengan kemampuan informasi. Pada hakikatnya
belajar adalah menguasai informasi. Oleh sebab itu, kemampuan informasi
melekat pada setiap subjek atau mata pelajaran. Pada pembelajaran matematika
dan IPA kemampuan mencari informasi, menuliskan dan menggunakan informasi
berhubungan erat dengan pencapaian kompetensi siswa. Jadi sangat jelas, bahwa
aplikasi pendekatan saintifik pada Kurikulum 2013 berkontribusi positif terhadap
kemampuan literasi siswa.
Daftar Pustaka
Abdul Majid. (2014). Pembelajaran Tematik Terpadu. Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Agus Sujarwanta. (2012). Mengkondisikan Pembelajaran IPA dengan Pendekatan
Saintifik. Tersedia dalam: http://www.ummetro.ac.id/ diakses pada 1 Juli
2014 Pukul 5:05 WIB. Cetakan Edisi Hardcopy pada Jurnal Nuansa
Kependidikan Vol. 16 Nomor 1, Nopember 2012.
Buku Sumber untuk Dosen LPTK. (2014). Pembelajaran Literasi Kelas Awal di
LPTK. Jakarta: Atas Kerjasama USAID dan Pemerintahan RI (Kemdikbud
dan Kemenag) serta Dukungan RTI, EDC, dan World Education.
H.E. Mulyasa. (2013). Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Khairiah Nasution. (2013). Aplikasi Model Pembelajaran dalam Perspektif
Pendekatan Saintifik. Tersedia dalam: http://sumut.kemenag.go.id/ diakses
pada 1 Juli 2014., Pukul 4:46 WIB.
Konsorsium USAID PRIORITAS. (2014). Modul II Praktik yang Baik di Sekolah
Menengah Pertama dan Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs). Jakarta: Atas
Kerjasama USAID dan Pemerintahan RI (Kemdikbud dan Kemenag) serta
Dukungan RTI, EDC, dan World Education.
Nana Djumhana. (2009). Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta:
Direktorat Jendral Pendidikan Islam Departemen Agama RI.
Tim Pengembang Modul Pelatihan Implementasi Kurikulum 2013. (2014). Materi
Pelatihan Guru Implementasi Kurikulum 2013 Tahun Ajaran 2014/2015
Mata Pelajaran IPA SMP/MTs. Jakarta: Badan Pengembangan SDM
Pendidikan dan Kebudayaan dan Penjaminan Mutu Pendidikan
Kemdikbud.