Karya Tulis Ilmiah Sastra Indonesia
Karya Tulis Ilmiah Sastra Indonesia
Korelasi Antara Unsur Intrinsik dan Ektrinsik Novel Geger Satrio Piningit
Karya Dhimas Wisnu Mahendra
Ditujukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Disusun Oleh :
Jl. Jenderal Ahmad Yani No.22, Nagasari, Kec. Karawang Bar., Kabupaten Karawang, Jawa
Barat 41312
2020
Lembar Pengesahan
Disetujui:
Dengan segala kerendahan hati Penulis ucapkan terima kasih, pada setiap pihak yang terkait.
Atas terselesaikannya karya tulis ilmiah, yang berjudul “Korelasi Antara Unsur Intrinsik dan
Unsur Ekstrinsik Novel Geger Satrio Piningit Karya Dhimas Wisnu Mahendra” Tanpa
mengurangi rasa hormat, Penulis persembahkan karya ini untuk :
ii
Daftar Isi
Lembar Pengesahan.............................................................................................................................i
Lembar Persembahan.........................................................................................................................ii
Daftar Isi..................................................................................................................................................iii
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang Masalah............................................................................................................1
B. Perumusan Masalah...................................................................................................................2
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................................................3
D. Kontribusi Penelitian.................................................................................................................3
E. Sistematika Penulisan................................................................................................................3
Bab V : Penutup
A. Kesimpulan...............................................................................................................................19
B. Saran.........................................................................................................................................19
Daftar Pustaka....................................................................................................................................20
Lampiran...............................................................................................................................................22
iii
BAB I
PENDAHULUAN
Novel adalah suatu karya sastra yang dibangun oleh dua unsur, yaitu unsur
instrinsik dan ekstrinsik. Tanpa unsur-unsur tersebut, novel tidak akan menjadi sempurna
dan diminati oleh para pembaca karena unsur-unsur tersebut sangatlah penting dalam
suatu novel. Unsur instrinsik adalah unsur utama dalam suatu pembuatan karya novel
sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur pembangun dari luar novel.
Dalam novel ini juga menceritakan kondisi geopolitik yang sangat persis
dengan apa yang terjadi pada saat itu di kehidupan nyata. Tepatnya kondisi geopolitik
pada saat masa kepresidenan Soeharto sampai Susilo Bambang Yudhoyono.
Oleh karena itu, dalam penelitian kali ini penulis mengambil judul “ Korelasi
Antara Unsur Intrinsik dan Ekstrinsik Novel Geger Satrio Piningit Karya Dhimas Wisnu
Mahendra”. Untuk mengetahui secara pasti korelasi yang dimiliki unsur instrinsik dan
ekstrinsik yang ada di dalam novel tersebut.
B. Perumusan Masalah
Korelasi antara unsur intrinsik dan ekstrinsik pada novel geger satrio piningit
dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang jelas dan komprehensif tentang korelasi
yang dimaksud. Unsur instrinsik dan ekstrinsik merupakan dua unsur penting dalam
karya sastra dan juga keadaan geopolitik menjadi sangat melekat pada novel tersebut.
Untuk mempermudah penjelasan yang akan diuraikan, maka dirumuskan sebagai berikut.
a. Bagaimana unsur intrinsik dalam novel ini bisa sama dengan keadaan geopolitik
pada saat tahun itu ?
b. Mengapa pembuat novel tertarik untuk mengangkat cerita tentang kondisi
geopolitik pada masa itu ?
1
2
C. Tujuan Penelitian
Untuk mengetahui tujuan penelitian maka penulis membagi menjadi beberapa bagian:
D. Kontribusi Penelitian
Hasil Penelitian tentang korelasi antara unsur instrinsik dan ekstrinsik kali ini
diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan tentang unsur instrinsik dan
ekstrinsik. Bukan hanya sebagai unsur pembangun dari dalam dan dari luar saja akan
tetapi dapat lebih memahami tentang kedua unsur tersebut. Juga memberi sedikit
pengetahuan tentang kondisi geopolitik pada era pemerintahan yang ada pada novel
tersebut.
E. Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan dalam analisis kali ini menggunakan cara-cara yang
substansif dan struktural mulai dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, hakikat korelasi unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik,
hakikat novel Geger Satrio Piningit, Jenis Penelitian, Populasi dan Sampel, Waktu
Pelaksanaan, Definisi Operasional, Teknik Pengumpulan Data Hasil Penelitian Korelasi
Unsur Intrinsik, Hasil Penelitian Korelasi Unsur Ekstrinsik dan terakhir Kesimpulan.
BAB II
PEMBAHASAN
1
Nurgiyantoro, “Bab II. pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses hari Senin, 21 Januari
2020 pukul 21.45 WIB
2
Saad, “Bab II. Pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses hari Senin, 21 Januari 2020 Pukul
21. 47 WIB
3
Sumardjo, “Bab II. Pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses hari Senin, 21 Januari 2020
Pukul 21. 49 WIB
4
Hartoko & Rahmanto dalam Nugiyantoro, “Bab II. Pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf
diakses hari Senin, 21 Januari 2020 Pukul 21. 52 WIB
3
5
5
Stanton dalam Nurgiyantoro, “Bab II. Pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses hari Senin,
21 Januari 2020 Pukul 21. 55 WIB
6
Abrams dalam Nurgiyantoro, “Bab II. Pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses hari Senin,
21 Januari 2020 Pukul 21. 58 WIB
7
Abrams dalam Nurgiyantoro, “Bab II. pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses hari Senin,
21 Januari 2020 Pukul 22. 01 WIB
8
Suroto, “Bab II. pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses hari Senin, 21 Januari 2020 Pukul
22. 05 WIB
9
Guntur Tarigan, “II” http://digilib.unila.ac.id/14663/11/New%20BAB%20II%20OCha.pdf diakses hari Senin, 21
Januari 2020 Pukul 22.07 WIB
10
Wellek dan Warren, “Bab II. Pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses hari Senin, 21
Januari 2020 Pukul 22. 15 WIB
11
Nurgiyanto, “Pengertian Unsur Ekstrinsik” https://www.temukanpengertian.com/2015/09/pengertian-unsur-
ekstrinsik.html diakses hari Senin, 21 Januari 2020 Pukul 22.18 WIB
5
B. Hakikat Novel
Novel adalah karangan prosa panjang yang mengandung rangkaian cerita
kehidupan seseorang dengan orang yang berada di sekelilingnya dan menonjolkan watak
(karakter) dan sifat setiap pelaku. Novel terdiri dari bab dan sub-bab tertentu sesuai
dengan kisah ceritanya Hal ini didukung oleh pendapat Tarigan :
Novel atau sering disebut sebagai roman adalah suatu cerita prosa yang fiktif
dalam panjang yang tertentu, yang melukiskan para tokoh, gerak serta adegan nyata yang
representatif dalam suatu alur atau suatu keadaan yang agak kacau atau kusut. Novel
memunyai ciri bergantung pada tokoh, menyajikan lebih dari satu impresi, menyajikan
lebih dari satu efek, menyajikan lebih dari satu emosi.12
Nurgiyantoro mengemukakan, “novel merupakan karya fiksi yang dibangun oleh
unsur-unsur pembangun, yakni unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Novel juga diartikan
sebagai suatu karangan berbentuk prosa yang mengandung rangkaian cerita kehidupan
seseorang dengan orang lain di sekelilingnya dengan menonjolkan watak dan sifat
pelaku.”13
Sumardjo mengemukakan, “novel diartikan cerita tentang bagian 12 kehidupan
seseorang saja, seperti masa menjelang perkawinan setelah mengalami masa percintaan;
atau bagian kehidupan waktu seseorang tokoh mengalami krisis dalam jiwanya, dan
sebagainya.”14
Nurgiyantoro mengemukakan, “novel berkaitan dengan unsur intrinsik karya
fiksi. Hal ini sesuai dengan tujuan penelitian yaitu mengidentifikasi salah satu unsur
intrinsik, yakni perilaku tokoh.”15
Rostamaji mengemukakan, “Novel adalah suatu karya sastra yang memiliki dua
unsur yaitu intrinsik dan eksrinsik keduanya saling terkait sebagai pengaruh timbal balik
dalam literatur.”16
12
Tarigan, “Bab II.pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses hari Senin, 21 Januari 2020
Pukul 22. 22 WIB
13
Nurgiyantoro, “Bab II.pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses hari Senin, 21 Januari
2020 Pukul 22. 27 WIB
14
Sumardjo, “Bab II.pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses hari Senin, 21 Januari 2020
Pukul 22. 31 WIB
15
Nurgiyantoro, “Bab II.pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses hari Senin, 21 Januari
2020 Pukul 22. 37 WIB
16
Rostamaji “Novel adalah- Unsur, ciri, jenis” https://www.dosenpendidikan.co.id/novel-adalah / diakses hari
Senin, 21 Januari 2020 Pukul 22.42
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian kali ini digunakan metode deskriptif. Tujuannya untuk
mendeskripsikan korelasi antara unsur instrinsik dan ekstrinsik secara gaya bahasa, tema,
alur cerita, penokohan, tokoh, sudut pandang dan latar belakang penulis. Data-data
tersebut akan diperoleh dengan teknik pembacaan berulang-ulang pada novel Geger
Satrio Piningit agar dapat memperoleh poin-poin dalam analisis kali ini.
Dalam melakukan teknik pembacaan berulang diperlukan keseriusan dan tingkat
fokus yang tinggi, karena jika salah mengambil poin akan berakibat berubahnya isi dalam
novel tersebut karena kesalahan dalam menganalisa. Lalu setelah dianalisa barulah dicari
korelasi atau bisa disebut hubungan antara unsur instrinsik dan ekstrinsik yang ada dalam
novel tersebut.
1. Lokasi :
a. Karawang
6
8
D. Definisi Operasional
Korelasi antara unsur instrinsik dan ekstrinsik mencakup segala sesuatu hal
pembangun karya sastra baik itu pembangun dari dalam maupun dari luar. Unsur
instrinsik terdiri atas tema, tokoh/ penokohan, alur (plot), setting, gaya bahasa.
Sedangkan unsur ekstrinsik terdiri dari latar belakang pengarang, pandangan hidup
pengarang dan situasi sosial. Korelasi antara kedua unsur tersebut menimbulkan daya
tarik lebih untuk para pembaca sehingga penting untuk mengetahui seberapa kuat korelasi
yang dimiliki oleh novel tersebut.
F. Instrumen Penelitian
1. Novel Geger Satrio Piningit
2. Tabel Analisis
G. Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, setiap langkah yang dilakukan peneliti telah diusahkan sesuai
dengan prosedur ilmiah. Namun, masih terdapat keterbatasan, yaitu:
HASIL PENELITIAN
Berdasarkan hasil analisis kali ini, penulis mendapatkan hasil analisis yang dapat di uraikan
sebagai berikut
A. Unsur Instrinsik
1. Tema
Tema pada novel Geger Satrio Piningit Karya Dhimas Wisnu Mahendra yaitu
menggambarkan tentang kondisi geopolitik yang terjadi pada masa Orde Baru
sampai Reformasi. Hal ini digambarkan dengan tokoh bernama Abimanyu yang lahir
dan hidup tahun 1980-an dan mempunyai pemikiran yang sangat kritis sejak kecil
dan sangat menyukai sejarah tentang Nusantara zaman dahulu dan pada tahun 1998
bersama ribuan mahasiswa lainnya dari seluruh Indonesia yang berkumpul di depan
Gedung DPR/MPR dengan membawa almamater Universitas Indonesia bersama
sahabat karib yang ia miliki sejak kecil yang bernama Satrio, mereka menggulingkan
pemerintahan Soeharto dan sejak saat itu runtuhlah Orde Baru dan lahirlah
Reformasi.
2. Tokoh & Penokohan
Tokoh dan penokohan dapat disimpulkan sebagai berikut :
a. Tokoh Protagonis
1) Abimanyu adalah seorang yang sangat berwibawa, pemikir, mempunyai
ketertarikan dalam hal Sejarah Nusantara dan juga seorang yang
ambisius, hal ini dapat dibuktikan dalam kutipan :
“Abimanyu Wibisono memang tidak hanya tampan, tapi juga
piawai dalam bertutur, memikat dalam orasi” (Halaman 25)
2) Satrio adalah seorang yang pemalu, pemikir sama seperti Abimanyu,
cenderung menghindari masalah, hal ini dapat dibuktikan dalam
kutipan:
“Dalam hidup Satrio tak banyak riak. Bukan berarti ia tak pernah
memiliki masalah berarti, namun ia adalah tipe orang yang
9
10
3. Alur
Alur dalam novel Geger Satrio Piningit karya Dhimas Wisnu Mahendra adalah
Maju-mundur karena pada awal cerita, diceritakan ada sebuah kejadian yang
menggemparkan di acara Pekan Raya Jakarta yaitu sebuah ledakan yang sangat
menggemparkan di tengah ramainya acara saat itu, tetapi ditengah cerita alurnya
berubah yaitu kembali pada saat zaman Orde Baru sekitar tahun 1980-an dan pada
saat itu diceritakanlah ada sekelompok pemuda yang menamai kelompok mereka
Sapta Satria dan setelah masing-masing dari anggota kelompok itu dewasa dan mulai
berpisah menempuh jalan hidupnya masing-masing, muncullah masalah yaitu ada
seorang yang mengaku sebagai Satrio Piningit dan berasal dari kelompok Sapta
Satria lalu mengancam akan membunuh semua anggota Sapta Satria jika tidak
mengikuti permintaannya, terjadilah insiden yang menewaskan Abimanyu yang
menjadi bagian dari kelompok Sapta Satria sekaligus sebagai seorang Anggota DPR
komisi II dan setelah Abimanyu hampir saja Satrio sahabat karib Abimanyu sejak
kecil terbunuh juga oleh sang Satrio Piningit ini, dan setelah kejadian itu barulah
Satrio yang kebetulan bertemu dengan anggota Sapta Satria lainnya yang bekerja di
kepolisian yang bernama Yudho dan menginvestigasi kasus yang menyangkut
kelompok Sapta Satria dan ditemani oleh seorang polwan cantik bernama Dara
Paramitha yang juga ikut menyelidiki kasus tersebut.
4. Latar
a. Latar Waktu
1) Sepuluh Menit. (Halaman 8)
2) Awal Mei 2009 (Halaman 15)
3) Adalah Nancy K. Florida, anggota tim pembuatan mikrofilm dari lembaga
pendidikan, ilmu pengetahuan dan kebudayaan Perserikatan Bangsa-
Bangsa, UNESCO, yang 25 tahun silam datang ke museum itu untuk
meneliti lalu membuat daftar koleksi naskah kuno warisan kuno budaya
luhur para leluhur bangsa (Halaman 15)
12
4) Siaran warta tiga puluh menit itu, Dunia Dalam Berita, baru saja usai.
(Halaman 18)
5) Tak heran sejak kepulangannya dari melanjutkan Pendidikan S3 dua tahun
lalu, lulus summan cum laude dari Ohio State University di Amerika Serikat
2007, doktor komunikasi politik yang masih berusia relatif muda itu
langsung merebut hati masyarakat setempat dengan kiprahnya yang nyata
bagi kepentingan rakyat. (Halaman 25)
6) Abimanyu tersenyum sendiri sembari duduk di ruang kerja yang baru satu
bulan ini ditempatinya. (Halaman 32)
7) Hidup di penghujung tahun 1800-an, ia tak gentar melawan kompeni
(Halamn 35)
8) Malam itu adalah malam minggu, malam kebebasan yang selalu
dinantikan Abimanyu dan kawan-kawannya, sebab hanya pada malam itu
mereka diperkenankan bermain bebas di rumah Teguh Samudro, anak
paling kaya raya di lingkungan mereka. (Halaman 45)
9) Malam itu adalah malam minggu, malam kebebasan yang selalu dinantikan
Abimanyu dan kawan-kawannya, sebab hanya pada malam itu mereka
diperkenankan bermain bebas di rumah Teguh Samudro, anak paling kaya
raya di lingkungan mereka. (Halaman 45)
10) “Waduh! Sore ini saya rapat dewan sampai nanti malam.” (Halaman
51)
b. Latar Tempat
1) Kepulan asap tebal masih menggumpal dari balik reruntuhan bangunan
utama di tengah lapang yang hancur lebur, porak-poranda, luluh lantak
oleh guncangan ledakan. (Halaman 8)
2) Derap langkah demi langkah susul-menyusul berebut menuruni tangga
batu, mengejar milidetik meluncur laju. (Halaman 11)
3) Museum Radya Pustaka, Surakarta, gempar! Tak kurang dari 42 naskah
kuno dipastikan hilang dari museum paling tua di Indonesia itu. (Halaman
15)
4) Abimanyu tersenyum sendiri sembari duduk di ruang kerja yang baru
satu bulan ini ditempatinya. (Halaman 32)
13
5) Tak ada suara yang semestinya berbicara dalam sidang soal rakyat, jalan-
jalan atas nama tugas negara, menghabiskan anggaran, berpesiar dan
berbelanja royal di luar negeri (Halaman 34)
6) Ruang kerja Abimanyu besar dan nyaman, berukuran empat kali lima
meter dengan tinggi tiga meter. (Halaman 40)
7) Terkenal karena membawakan acara The Late Lien Show yang
menampilkan ciri yang dirinya yang Indisch, kecintaannya diabadikan
dalam lagu-lagu yang diciptakannya yang banyak bercerita tentang pernak-
pernik masa kecilnya di Indonesia, sebut saja Terug Naar Soerabaja, Arm
Den Haag, Geef Mij Mar Nasi Goreng, dan Krontjong Kemajoran.
(Halaman 63)
8) Keluar dari gedung yang pernah didudukinya bersama ribuan mahasiswa
saat berdemonstrasi untuk menurunkan Presiden Soeharto satu dekade lalu,
Honda Jazz silver yang dikendarainya meluncur tenang nyari tanpa suara
membelah di tengah malam, sendirian melaju di Jalan Gatot Subroto yang
sepi lengang. (Halaman 63)
9) Jakarta dihebohkan dengan kematian seorang anggota DPR muda yang
terkenal. (Halaman 77)
10) Selesai makan siang di kantin kantor, Satrio memutuskan untuk datang
langsung berbelangsukawa ke kediaman Abimanyu di Depok. (Halaman
80)
c. Latar Suasana
1) Sementara awan mendung hitam tebal bergulung-gulung menggayut
dalam senyap langit yang hampir hujan, berarak di rentang jarak.
(Halaman 7)
2) Merayap, lamban mendekat, tapi belum hendak turun, hanya
menambah getir suasana yang beraroma darah anyir. (Halaman 7)
3) Lengkungan sirine yang meraung-raung menyayat udara parau.
(Halaman 8)
4) Sejarah negeri tua ini sarat terbungkus pertumpahan darah, banjir
keringat, bergenangan air mata. (Halaman 27)
14
5) Orasi sepanjang hari hingga tenggorokan kering dan suara jadi parau,
bermandi keringat dalam terik siang, atau basah kuyup dan menggigil
saat hujan lebat. (Halaman 33)
6) Abimanyu masuk ke ruang kerja sambil menghela nafas berat,
membuka sepasang sepatu pantofel, lalu ambruk menghempas
tubuhnya yang lelah diatas sofa empuk. (Halaman 58)
7) Keluar dari gedung yang pernah didudukinya bersama ribuan mahasiswa
saat berdemonstrasi untuk menurunkan Presiden Soeharto satu dekade lalu,
Honda Jazz silver yang dikendarainya meluncur tenang nyari tanpa suara
membelah di tengah malam, sendirian melaju di Jalan Gatot Subroto yang
sepi lengang. (Halaman 63)
8) Dadanya berdebar keras, jantungnya berdegup kencang. (Halaman 63)
9) Suasana tegang dan mencekam. (Halaman 65)
10) Seketika genangan darah merah merembes membasahi kemeja
putihnya. (Halaman 66)
5. Sudut Pandang
1) Sementara awan mendung hitam tebal bergulung-gulung menggayut
dalam senyap langit yang hampir hujan, berarak di rentang jarak.
(Halaman 7)
2) Nostalgia bermain perang-perangan yang tak mungkin melukai
apalagi membunuh teman sendiri, meski tubuh penuh bercak merah,
tertembak peluru buah ceri yang dilesatkan ketapel. (Halaman 236)
3) Dia juga telah menikah dengan seorang gadis ningrat, cantik, dokter
gigi pula, dan dikaruniai dua buah hati, lelaki dan perempuan yang
bak dua biji bola mata dan pelita di kehidupannya. (Halaman 237)
4) Rumah bertingkat yang megah, empat buah mobil mewah, belum lagi
simpanan-simpanan harta bergerak dan tidak bergerak, ribuan
hektar sawah, tabungan masa depannya mencapai miliaran rupiah.
(Halaman 237)
5) Satrio termangut-mangut mencoba untuk memahami Yudho masih
emosi kaarena Teguh seolah tak juga mau berpihak pada mereka.
(Halaman 239)
15
d. Sinisme
Amanat dan kepercayaan rakyat yang semestinya diperjuangkan hanya
menjadi alat mendapat kedudukan dan kehormatan dengan cara kotor,
licin, instan. (Halaman 33)
e. Pararelisme
Denyutnya membuatku pening. (Halaman 6)
f. Tautalogi
Aku mencoba bertahan tidak limbung, namun kedua kakiku gemetar,
nyaris tak kuasa menopang. (Halaman 6)
g. Tropen
Aku bahkan tak dapat merasakan kakiku ada! Dan telingaku mendadak
seperti kedap suara! Aku berseru, tapi tidak terdengar! Kulihat orang
menjerit, tapi hanya hampa yang terlontar dari bibir yang bersandiwara.
(Halaman 6)
h. Pleonasme
Terbatuk-batuk dalam lautan asap menyesakkan, kakiku terantuk sesuatu.
(Halaman 6)
i. Metafora
Kecamuk ini tak dapat kulukiskan. (Halaman 6)
j. Eufanisme
Bukan gelisah yang membuat perut keras mengejan. (Halaman 6)
k. Klimaks
Amarahnya memuncak, dengan sisa kekuatan, ia bangkit, menendang
lawannya. (Halaman 71)
l. Sinestesia
Deru langit yang lewat mengibar kembali pucuk-pucuk bendera,
menerbangkan bau bakar, bagai mengabarkan lanjutan mencekam dari
drama ini masih ada. (Halaman 7)
m. Simbolik
Siapapun pelakunya sungguh berani melakukaknnya di hidung pos
penjagaan ini. (Halaman 88)
17
n. Metonomia
Suara merdu kelompok musik Bimbo membuka Apresiasi Film Nasional di
stasiun televisi kebanggaan dan satu-satunya milik pemerintah, Televisi
Republik Indonesia (TVRI). (Halaman 18)
o. Ironi
Sementara wakil rakyat yang terhormat saat ini, yang seudah hidup di alam
merdeka yang mungkin tak sempat dikecap mereka barang sekejap,
berlimpah fasilitas dan pelayanan kelas satu, bergelimang kemewahan,
hidup penuh kenikmatan dalam prestise pangkat serta jabatan.
(Halaman 33)
7. Amanat
Amanat yang terdapat dalam novel ini adalah tentang rasa kesetiakawanan,
pandangan para elit politik pada zaman Orde Baru sampai dengan Reformasi yang
dapat penulis simpulkan bahwa dahulu para mahasiswa dan rakyat bergerak itu
murni karena ingin melawan ketimpangan dan ketidakadilan pada masa itu.
B. Unsur Ekstrinsik
1. Unsur Biografi
Dhimas Wisnu Mahendra adalah seorang yang sangat gemar mempelajari
agama, sains, sejarah, arkeologi dari Nusantara purba hingga Indonesia modern
oleh karena itu dalam novel ini kaya akan sejarah Nusantara pada saat kerajaan
Majapahit. Lalu dari sisi arkeologi beliau juga tahu banyak tentang manuskrip-
manuskrip kuno yang berhubungan tentang ramalan tentang masa depan
Nusantara dan beberapa manuskrip banyak diambil dari tokoh Jayabaya. Dalam
novel ini banyak sekali sejarah-sejarah Nusantara terlebih lagi tentang para patih-
patih kerajaan yang memiliki kelebihan untuk melihat masa depan seperti pada
Jangka Jayabaya, bait 131 yang berbunyi : Duduknya seseorang yang mengaku
raja, bersamaan dengan zaman angkara kemurkaan semakin menjadi-jadi, orang
semakin bingung, banyak yang terperdaya dan masuk jurang, bawahan berani
pada atasan, buruh berani melawan majikan, majika semakin mapan, yang
“bernyanyi” semakin banyak pengikut, orang yang pandai diputar-putar, orang
yang mengerti kian makan hati.
18
2. Unsur Sosial
Dalam novel ini terdapat banyak unsur sosial yang bisa kita dapatkan, antara
lain adalah dalam novel ini menceritakan tentang sekelompok teman bermain
kecil yang menamai kelompok mereka Sapta Satria, persahabatan mereka selalu
terjaga bahkan sampai masing-masing dari mereka bekerja dan mempunyai
keluarga, sampai pada suatu saat salah satu teman mereka mengkhianati kelompok
Sapta Satria dan membuat kekacauan di Bumi Indonesia.
3. Unsur Nilai
Dalam novel ini terdapat unsur nilai yang dapat kita petik hikmahnya yaitu
diantara lain adalah kesetiakawanan, kepercayaan kepada teman, kerjasama,
keterbukaan, kejujuran, dan selalu berpikiran terbuka atas apa yang terjadi.
Bab V
Penutup
1. Kesimpulan
Dari hasil analisis ini diharapkan akan diperoleh keluaran atau hasil yang
komprehensif tentang korelasi antara unsur instrinsik dan ekstrinsik secara gaya
bahasa, tema, alur cerita, penokohan, tokoh, sudut pandang dan latar belakang penulis
dan diharapkan bisa menjadi referensi bagi yang ingin mengetahui korelasi unsur
instrinsik dan ekstrinsik pada novel Geger Satrio Piningit.
2. Saran
a. Peneliti harus lebih sabar, teliti, dan cermat dalam melakukan praktikum agar
didapatkan hasil yang maksimal.
b. Peneliti harus mencari lebih banyak mencari referensi untuk bahan penelitian.
d. Harus banyak berdo’a kepada Allah agar diberi kelancaran dalam proses pengerjaan
tugas ini.
19
97
20
Daftar Pustaka
Nugiyantoro, Burhan 2017. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Nugiyantoro, Burhan 2017. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada
University Press.
Nurgiyantoro, “Bab II. pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses
hari Senin, 21 Januari 2020 pukul 21.45 WIB
Saad, “Bab II. Pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses hari Senin,
21 Januari 2020 Pukul 21. 47 WIB
Sumardjo, “Bab II. Pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses hari
Senin, 21 Januari 2020 Pukul 21. 49 WIB
Rahmanto dan Hartoko dalam Nugiyantoro, “Bab II. Pdf”
http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses hari Senin, 21 Januari 2020
Pukul 21. 52 WIB
Abrams dalam Nurgiyantoro, “Bab II. Pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB
%20II.pdf diakses hari Senin, 21 Januari 2020 Pukul 21. 58 WIB
Abrams dalam Nurgiyantoro, “Bab II. pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB
%20II.pdf diakses hari Senin, 21 Januari 2020 Pukul 22. 01 WIB
Suroto, “Bab II. pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses hari
Senin, 21 Januari 2020 Pukul 22. 05 WIB
Guntur Tarigan “II” http://digilib.unila.ac.id/14663/11/New%20BAB%20II
%20OCha.pdf diakses hari Senin, 21 Januari 2020 Pukul 22.07 WIB
Nurgiyanto, “Pengertian Unsur Ekstrinsik”
https://www.temukanpengertian.com/2015/09/pengertian-unsur-ekstrinsik.html diakses
hari Senin, 21 Januari 2020 Pukul 22.18 WIB
Tarigan, “Bab II.pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses hari
Senin, 21 Januari 2020 Pukul 22. 22 WIB
Nurgiyantoro, “Bab II.pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses
hari Senin, 21 Januari 2020 Pukul 22. 27 WIB
Sumardjo, “Bab II.pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses hari
Senin, 21 Januari 2020 Pukul 22. 31 WIB
Nurgiyantoro, “Bab II.pdf” http://digilib.unila.ac.id/5964/16/BAB%20II.pdf diakses
hari Senin, 21 Januari 2020 Pukul 22. 37 WIB
26
Lampiran
dikenalnya, aku
memperhatikan seliweran
wajah-wajah panik,
berlari berserabutan.
Segalanya kacau balau!
Semuanya karut maut!
62. Latar Suasana Halaman 8
Sekusut gumpal benang
tebal semrawut.
Darah segar lagi kental
berceceran,
bermuncratan, hingga
bercipratan di jalan, di
63. Latar Suasana Halaman 8
gundukan puing, di mana-
mana! Sungguh
pemandangan yang
mengiris hati.
64. Sepuluh Menit. Latar Waktu Halaman 8
Menyelesaikan strata
sarjana di Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Indonesia
Gaya Bahasa
86. pada 1998, gelar Halaman 25
(Majas Metonomia)
magisternya diperoleh lewat
beasiswa di Waseda
University, Jepang pada
2002.
Simpatik, santun,
berbudi, Abimanyu
87. Tokoh/penokohan Halaman 25
pandai bersikap dan
menempatkan diri.
Tak heran sejak
kepulangannya dari
melanjutkan Pendidikan S3
dua tahun lalu, lulus
summan cum laude dari
Ohio State University di
Amerika Serikat 2007, Gaya Bahasa
88. Halaman 25
doktor komunikasi politik (Majas Metonomia)
yang masih berusia relatif
muda itu langsung merebut
hati masyarakat setempat
dengan kiprahnya yang
nyata bagi kepentingan
rakyat.
Tak heran sejak
kepulangannya dari
melanjutkan Pendidikan S3
dua tahun lalu, lulus
summan cum laude dari
Ohio State University di
Amerika Serikat 2007,
89. Latar Waktu Halaman 25
doktor komunikasi politik
yang masih berusia relatif
muda itu langsung merebut
hati masyarakat setempat
dengan kiprahnya yang
nyata bagi kepentingan
rakyat.
Soekarno muda yang
nasionalis adalah
pemimpin dan pembebas
90. Tokoh/penokohan Halaman 27
sebuah bangsa yang
menyimpan banyak berita,
cerita, serta derita.
91. Sejarah negeri tua ini Latar Suasana Halaman 27
sarat terbungkus
pertumpahan darah,
31
banjir keringat,
bergenangan air mata.
Seiring gerak rotasi serta
revolusi bumi menjadikan
malam dan siang hingga
musim berganti, demikian
pula pergerakan revolusi
yang digelorakan rakyat
Gaya Bahasa
92. yang telah jenuh oleh Halaman 27
(Majas Paralelisme)
penderitaan dan
kesengsaraan, lambat laun
menemui titik terang
harapan untuk menghirup
udara bebas dan bernapas
dalam kemerdekaan.
Abimanyu tersenyum
sendiri sembari duduk di Latar Tempat
93. Halaman 32
ruang kerja yang baru satu
bulan ini ditempatinya.
Abimanyu tersenyum
sendiri sembari duduk di
94. Latar Waktu Halaman 32
ruang kerja yang baru satu
bulan ini ditempatinya.
Orasi sepanjang hari
hingga tenggorokan
kering dan suara jadi
parau, bermandi keringat
95. Latar Suasana Halaman 33
dalam terik siang, atau
basah kuyup dan
menggigil saat hujan
lebat.
Sementara wakil rakyat
yang terhormat saat ini,
yang seudah hidup di alam
merdeka yang mungkin tak
sempat dikecap mereka
barang sekejap, Gaya Bahasa
96. Halaman 33
berlimpah fasilitas dan (Majas Ironi)
pelayanan kelas satu,
bergelimang kemewahan,
hidup penuh kenikmatan
dalam prestise pangkat
serta jabatan.
Amanat dan kepercayaan
rakyat yang semestinya
diperjuangkan hanya
Gaya Bahasa
97. menjadi alat mendapat Halaman 33
(Majas Sinisme)
kedudukan dan
kehormatan dengan cara
kotor, licin, instan.
32
bisa beramai-ramai
menonton video rentalan
kaset VHS versi Betamax,
(Majas Polisidenton)
dengan serial favorit
Gaban Polisi Angkasa dan
Goggle Five.
Bersama Megaloman,
Lionmaru, Zabogar, dan
Kamen Rider, serial film
Tokusatsu yang populer
dari Jepang menjadi Gaya Bahasa
115. Halaman 45
tontonan alternatif bagi (Majas Asidenton)
anak-anak yang tak cukup
terpuaskan dengan
Panggung Boneka Si Unyil
atau Ria Jenaka.
Dengan rakus Abimanyu
mampu melahap dua
hingga tiga buku sehari, Gaya Bahasa
116. Halaman 47
dan kembali lagi esok hari (Majas Hiperbola)
untuk menyantap judul
buku yang lain lagi.
Tegar adalah sahabat
yang baik dan tidak pelit
117. meminjamkan barang- Tokoh/penokohan Halaman 47
barang pribadinya kepada
teman-temannya.
Bagi Abimanyu dan kawan-
kawan, trio anak naka Joko,
118. Tokoh/penokohan Halaman 47
Joni, dan Jono adalah
musuh bebuyutan.
Mereka gemar menindas
anak yang lemah seperti
Ronggo yang bertubuh
Gaya Bahasa
119. paling kecil, kerap jadi Halaman 47
(Majas Asidenton)
bulan-bulanan, dipalak,
diancam, dan dirampas
uang jajannya.
Dialah Tegar Angkoso,
kakak kandung Teguh yang
120. Tokoh/penokohan Halaman 48
lebih tua empat tahun dan
duduk di kelas tiga SMP.
Gaya Bahasa
121. “Maaf, Pak!” Halaman 51
(Eklamasio)
“Waduh! Sore ini saya
Gaya Bahasa
122. rapat dewan sampai nanti Halaman 51
(Eklamasio)
malam.”
“Waduh! Sore ini saya
123. Latar Waktu Halaman 51
rapat dewan sampai nanti
35
malam.”
124. Namanya Idayu. Tokoh/penokohan Halaman 52
Gadis hitam manis kenes
keturunan Bali, tinggi
semampai, dengan lekuk
tubuh aduhai, rambut
125. Tokoh/penokohan Halaman 52
hitamnya ikal panjang
tergerai, baru lulus
kuliah, usianya dua puluh
dua tahun.
Utari Dewi, mantan finalis
salah satu ajang pemilihan
126. putri di Jakarta pada 2004 Tokoh/penokohan Halaman 54
yang lalu bekerja jadi
pramugari.
Saat pandangan berada,
senyum tipis malu-malu Gaya Bahasa
127. Halaman 54
membuat pipi bersemu (Majas Paralelisme)
merah dadu.
Abimanyu mengeluarkan
Blackberry , lalu
menghubungi Utari yang
tengah hamil tua, harap-
Gaya Bahasa
128. harap cemas menantikan Halaman 54
(Majas Metonomia)
kehadiran sang jabang bayi
yang hanya kurang dari satu
purnama lagi segera hadir
ke bumi.
129. Malam semakin larut. Latar Waktu Halaman 58
Abimanyu masuk ke
ruang kerja sambil
menghela nafas berat,
membuka sepasang sepatu
130. Latar Suasana Halaman 58
pantofel, lalu ambruk
menghempas tubuhnya
yang lelah diatas sofa
empuk.
131. Idayu memang menarik. Tokoh/penokohan Halaman 58
132. Meskipun tubuhnya Tokoh/penokohan Halaman 58
bongsor, tingkah
polahnya masih seperti
kembang ranum polos,
setidaknya mengesankan
demikian, kuncup yang
mulai mekar merekah,
36
merah merembes
membasahi kemeja
putihnya.
Gaya Bahasa
152. DEEEB! Halaman 66
(Eklamasio)
Gaya Bahasa
153. “Akkhhh!” Halaman 66
(Eklamasio)
Lelaki menjerit , lengan Gaya Bahasa
154. Halaman 66
kanannya nyeri! (Eklamasio)
Gaya Bahasa
155. Dia tertembak! Halaman 66
(Eklamasio)
Bagai kucing garong buas,
membiarkan tikus yang
terluka panik dan Gaya Bahasa
156. Halaman 69
terpojok sebelum satu (Majas Metafora)
terkaman anggun menggigit
putus leher mangsanya.
Amarahnya memuncak,
dengan sisa kekuatan, ia Gaya Bahasa
157. Halaman 71
bangkit, menendang (Majas Klimaks)
lawannya.
Seketika ruang kerja itu
158. Latar Suasana Halaman 71
gulita sempurna.
Dalam gelap, dia seperti
bisa melihat senyum serta
160. Latar Suasana Halaman 71
mata pemburunya
menyala berkilat-kilat.
Menyelinap keluar dari
161. ruangan lalu menghilang Latar Waktu Halaman 74
ditelan hening malam.
Jakarta dihebohkan dengan
162. kematian seorang anggota Latar Tempat Halaman 77
DPR muda yang terkenal
Jakarta dihebohkan dengan
Gaya Bahasa
163. kematian seorang anggota Halaman 77
(Majas Metonomia)
DPR muda yang terkenal.
“Abimanyu Wibisono,
anggota DPR Komisi II,
164. ditemukan tewas Latar Tempat Halaman 77
mengenaskan di ruang
kerjanya pagi hari ini.
“Abimanyu Wibisono,
anggota DPR Komisi II,
Gaya Bahasa
165. ditemukan tewas Halaman 77
(Majas Metonomia)
mengenaskan di ruang
kerjanya pagi hari ini.
166. “Abimanyu Wibisono, Latar Waktu Halaman 77
40
langsung berbelangsukawa
ke kediaman Abimanyu di
Depok.
Selesai makan siang di
kantin kantor, Satrio
memutuskan untuk datang
178. Latar Tempat Halaman 80
langsung berbelangsukawa
ke kediaman Abimanyu di
Depok.
Dia pernah mengunjungi
tempat tinggal sahabat
lamanya itu di kawasan
179. perumahan elit dekat Latar Tempat Halaman 80
kampus almamater mereka
tercinta, beberapa bulan
setelah Abimanyu menikah.
Dia pernah mengunjungi
tempat tinggal sahabat
lamanya itu di kawasan
180. perumahan elit dekat Latar Waktu Halaman 80
kampus almamater mereka
tercinta, beberapa bulan
setelah Abimanyu menikah.
Satri bahkan menemani
Abimanyu mengelilingi
Depok lewat tengah malam
181. Latar Tempat Halaman 80
dengan Vespa bututnya
demi mencari mangga muda
yang diiidamkan utari.
Satri bahkan menemani
Abimanyu mengelilingi
Depok lewat tengah
182. malam dengan Vespa Latar Waktu Halaman 80
bututnya demi mencari
mangga muda yang
diiidamkan utari.
Satri bahkan menemani
Abimanyu mengelilingi
Depok lewat tengah malam Gaya Bahasa
183. Halaman 80
dengan Vespa bututnya (Majasa Metonomia)
demi mencari mangga muda
yang diiidamkan utari.
Motor tua yang sempat
menjadi simbol status sosial
kelas menengah ke atas di
era 60-an itu perlahan
184. Latar Waktu Halaman 81
meluncur dengan elegan,
keluar dari gerbang depan
LIPI di Jalan Jenderal Gatot
Subroto, Jakarta Selatan.
42
menghancurkan nama
baik dan membuat malu
nama keluarga, ia
bersyukur di usia belia ia
telah menjadi polisi
perempuan yang cerdas dan
berpegang kokoh pada
keyakinan teguh akan masa
depan cemerlang yang
dirajut mulai dari sekarang!
Kala gadis remaja lain
sepantarannya, barangkali
termasuk Idayu, masih labil
dan suka berubah-ubah,
senang bersuka-ria, dan
hura-hura, foya-foya, laru
dalam hingar-bingar,
terpukau kilau gemerlap,
terbuai arus deras bius kuat
godaan kenikmatan semu
duniawi, tak sedikit yang
tersesat dan terjerumus
dalam pergaulan bebas,
mengenal laki-laki, dan
mencoba kenikmatan seks,
ketagihan narkotika, obat-
obatan terlarang, bingung
Gaya Bahasa
284. tak ada pegangan, semakin Halaman 118
(Eklamasio)
jauh dari nilai agama,
meraba-raba, mencari jati
diri dalam kegelapan pekat
yang mengisapnya
tenggelam, tak jarang
menghancurkan diri sendiri,
berbuat aib yang
menghancurkan nama baik
dan membuat malu nama
keluarga, ia bersyukur di
usia belia ia telah menjadi
polisi perempuan yang
cerdas dan berpegang
kokoh pada keyakinan
teguh akan masa depan
cemerlang yang dirajut
mulai dari sekarang!
Ia yakin bahwa dirinya Gaya Bahasa
285. Halaman 119
berbeda! (Eklamasio)
Gaya Bahasa
286. Ini dia! Halaman 120
(Eklamasio)
54
Gaya Bahasa
287. LAPTOP korban, pak! Halaman 120
(Eklamasio)
Korban perlu melakukan Gaya Bahasa
288. Halaman 121
SESUATU! (Eklamasio)
DENGAN LAPTOP ini, Gaya Bahasa
289. Halaman 121
pak! (Eklamasio)
Mudah saja mereka-reka,
Gaya Bahasa
290. tapi tentu si pelaku tidak Halaman 121
(Eklamasio)
bodoh!
Lembaran kertas kerja yang
jatuh tidak dihiraukan,
menghambur, dijabatnya
Gaya Bahasa
291. remas tangan dan Halaman 126
(Majas Asidenton)
berpelukan amat erat,
hangat, kuat, menepuk
punggung semangat!
Lembaran kertas kerja yang
jatuh tidak dihiraukan,
menghambur, dijabatnya
Gaya Bahasa
292. remas tangan dan Halaman 126
(Eklamasio)
berpelukan amat erat,
hangat, kuat, menepuk
punggung semangat!
Gaya Bahasa
293. Ah! Halaman 127
(Eklamasio)
Gaya Bahasa
294. Tentu saja! Halaman 127
(Eklamasio)
Gaya Bahasa
Di absensi kelas waktu
295. (Eklamasio Halaman 127
SMA!
Gaya Bahasa
296. Bisalah, kawan! Halaman 127
(Eklamasio
Gaban polisi angkasa Gaya Bahasa
297. Halaman 127
disini! (Eklamsio)
Benar-benar berandal
Gaya Bahasa
298. mereka, preman pasar Halaman 127
(Eklamasio
Tanah Abang!
Gaya Bahasa
299. Hahaha, baguslah! Halaman 128
(Ekla,asio)
Tapi aku masih belum
Gaya Bahasa
300. percaya, ini seperti mimpi Halaman 128
(Eklamasio)
saja!
Pisah selepas SMA, 1993,
301. kau masuk UI, aku masuk Latar Waktu Halaman 129
Akademi Polisi.
302. Pisah selepas SMA, 1993, Gaya Bahasa Halaman 129
55
Antasena, Antareja,
Wisanggeni, termasuk
para Punakawan yaitu
Semar, Petruk, Gareng,
Bagong, tidak ada dalam
cerita asli versi India! Itu
semua murni tokoh ciptaan
para pujangga Jawa!
Jagoan muda yang sakti
mandraguna seperti
Antasena, Antareja,
Wisanggeni, termasuk para
Punakawan yaitu Semar, Gaya Bahasa
337. Halaman 158
Petruk, Gareng, Bagong, (Eklamasio)
tidak ada dalam cerita asli
versi India! Itu semua
murni tokoh ciptaan para
pujangga Jawa!
Gaya Bahasa
338. “Tujuh!” sambar Ronggo. Halaman 161
(Eklamasio)
Gaya Bahasa
339. “Benar! Lalu, Majapahit ? Halaman 161
(Eklamasio)
“Empat belas!” sahut Gaya Bahasa
340. Halaman 161
Teguh ringan (Eklamasio)
Gaya Bahasa
341. “Benar! Indonesia?” Halaman 161
(Eklamasio)
Namun kelak setelah
Presiden Soeharto
mundur dan suksesi
kepemimpinan pada era
reformasi bergulir begitu
342. cepat, baru mereka bisa Latar Suasana Halaman 163
melihat bahwa satu demi
satu yang diramalkan dalam
visi Jayabaya maupun
Ronggowarsito mulai
terwujud
343. Seiring memburuknya Latar Waktu Halaman 170
hubungan RI dan AS, di
antaranya lantara AS tidak
mendukung pelimpahan
Papua ke Indonesia dan
menolak memperkuat
persenjataan militer RI ,
pada bulan Desember 1960
Presiden Soekarno
mengutus Jenderal A.H
Nasution pergi ke Moskwa,
59
memuaskan.
Mereka bisa
melakukannya di mana
saja, di hotel, di mana
terjepret foto kedua, di
mobil, di tempat wisata,
lagi-lagi dikuntit dan di
Gaya Bahasa
357. jepret diam-diam Halaman 188
(Majas Asidenton)
tertanggal 2 hari hingga
tujuh hari setelahnya, dan
yang paling sering, tentu
saja, dalam kantor mereka
yang sangat terjaga privacy-
nya itu.
Mereka bisa
melakukannya di mana
saja, di hotel, di mana
terjepret foto kedua, di
mobil, di tempat wisata,
lagi-lagi dikuntit dan di
358. jepret diam-diam Latar Tempat Halaman 188
tertanggal 2 hari hingga
tujuh hari setelahnya, dan
yang paling sering, tentu
saja, dalam kantor
mereka yang sangat
terjaga privacy-nya itu.
Sudah terlanjur berbuat,
kian ketagihan, semakin
Gaya Bahasa
359. sayang terikat, tak dapat Halaman 188
(Majas Tautologi)
lagi berpisah, keduanya
merasa berat.
Gaya Bahasa
360. KRIIIINGGG!!! Halaman 193
(Eklamasio)
Gaya Bahasa
362. Pukul lima sore. Halaman 194
(Eklamasio)
kegalauan, mendesahkan
napasnya berat, menderu
lirih membelai kesunyian (Majas Personifikasi)
dalam larut yang
mencekam.
Saat fajar merah terbit,
semburat di ufuk timur,
barangkali, akan mulai
pula berguguran di medan
377. Latar Suasana Halaman 206
juang, putik-putik tunas
muda yang saling beradu
senjata dan masih terlalu
belia.
Bus malam kelas eksekutif
itu meluncur bak
378. kesetanan di lengang jalan Latar Suasana Halaman 207
lebar di pinggir kota yang
gulita.
Nyaris tak ada cahaya,
kecuali lampu rumah
warga satu-dua yang
379. Latar Suasana Halaman 207
redup berkelip jauh di
seberang areal sawah
membentang kiri kanan.
Meski demikian para
penumpang tetap terlelap,
entah karena suspensi bus
yang bagus, atau bantal
empuk dan selimut yang
380. Latar Suasana Halaman 207
hangat yang melenakan
mereka pulas dalam
mimpi malam, atau
memang sudah sangat
payah jatuh kelelahan.
Mata yang tajam bak
elang sembunyi di bawah
topi, duduk tenang di jok
Gaya Bahasa
381. belakang dekat pintu keluar, Halaman 207
(Majas Simbolik)
diam membisu namun awas
memperhatikan lika-liku
jalan
Sudah hampir pukul dua
382. Latar Waktu Halaman 208
dini hari
383. Bagi mereka yang Sudut Pandang Halaman 208
menjadi lawannya,
kedatangannya bagai
malaikat pencabut nyawa
yang datang untuk
menjemput, sekaligus
65
merenggut dan
menuntaskan masa hidup.
Otot kawat, tulang besi, Gaya Bahasa
384. Halaman 209
kulit badak, tanpa hati. (Majas Asidenton)
Diterima begitu saja,
seperti berbisik,
menghipnotisnya! Terasa
sangat dekat bergaung di
dalam kepala, seakan yang Gaya Bahasa
385. Halaman 209
berbicara senantiasa lekat (Eklamasio)
mengamatinya, bahkan
melihat langsung apa yang
tengah dilihat lewat
matanya.
Diterima begitu saja, seperti
berbisik, menghipnotisnya!
Terasa sangat dekat
bergaung di dalam kepala,
seakan yang berbicara
386. Sudut Pandang Halaman 209
senantiasa lekat
mengamatinya, bahkan
melihat langsung apa yang
tengah dilihat lewat
matanya.
Gaya Bahasa
387. Menembus roda! Halaman 210
(Eklamasio)
Oleng, panik, terjatuh, Gaya Bahasa
388. Halaman 210
celaka! (Eklamasio)
Oleng, panik, terjatuh, Gaya Bahasa
389. Halaman 210
celaka! (Majas Asidenton)
Tapi tetap saja serigala
Gaya Bahasa
390. buas telah mengendus dan Halaman 210
(Majas Simbolik)
menandai mangsa.
Genderang kebebasan bagi
negeri yang lama
terbelenggu dalam jeratan,
Gaya Bahasa
391. aniaya, terjajah, tersuruk, Halaman 211
(Majas Asidenton)
terpuruk oleh ulah
durjana tangan kotor
anak-anaknya sendiri!
Genderang kebebasan bagi
negeri yang lama
terbelenggu dalam jeratan,
Gaya Bahasa
392. aniaya, terjajah, tersuruk, Halaman 211
(Eklamasio)
terpuruk oleh ulah durjana
tangan kotor anak-anaknya
sendiri!
393. Culas, munafik, serakah, Gaya Bahasa Halaman 211
66
kembali memenangkan
aspirasi rakyat, dipercaya
untuk memimpin bangsa
periode kali kedua, Susilo
Bambang Yudhoyono yang
akrab disebut SBY, dengan
wajah merah padam (Eklamasio)
menahan amarah, langsung
mengutarakan
kegeramannya, mengecam
keras, merutuki, mengutuk,
dan menyatakan perang
terhadap terorisme!
Terlebih citra negara yang
tercoreng saat tengah
dengan bangga hendak
mendatangkan tamu
kehormatan, rombongan tim
Gaya Bahasa
418. sepakbola terbaik dunia saat Halaman 219
(Majas Metonomia)
itu, yakni Manchester
United (MU) dari Inggris,
yang berencana menginap
di hotel Ritz-Carlton
keesokan malam.
Terlebih citra negara yang
tercoreng saat tengah
dengan bangga hendak
mendatangkan tamu
kehormatan, rombongan tim
419. sepakbola terbaik dunia saat Latar Tempat Halaman 219
itu, yakni Manchester
United (MU) dari Inggris,
yang berencana menginap
di hotel Ritz-Carlton
keesokan malam.
Terlebih citra negara yang
tercoreng saat tengah
dengan bangga hendak
mendatangkan tamu
kehormatan, rombongan tim
420. sepakbola terbaik dunia saat Latar Waktu Halaman 219
itu, yakni Manchester
United (MU) dari Inggris,
yang berencana menginap
di hotel Ritz-Carlton
keesokan malam.
421. Tim Indonesia All Star Gaya Bahasa Halaman 219
yang dijadwalkan berlaga (Maja Metanomia)
melawan Manchester
United dalam pertandingan
70
Pekanbaru.
12 Oktober 2002:
BOM BALI 1, Diskotek
430. Latar Waktu Halaman 222
Sari Club, Diskotek
Paddy’s, Kuta Bali.
12 Oktober 2002:
BOM BALI 1, Diskotek
431. Latar Tempat Halaman 222
Sari Club, Diskotek
Paddy’s, Kuta Bali.
5 Desember 2002:
432. Restoran McDonald’s, Latar Waktu Halaman 222
Makassar.
5 Desember 2002:
433. Restoran McDonald’s, Latar Tempat Halaman 222
Makassar.
27 April 2003:
Terminal 2F, Bandar Udara
434. Latar Waktu Halaman 223
Internasional Soekarno-
Hatta.
27 April 2003:
Terminal 2F, Bandar
435. Latar Tempat Halaman 223
Udara Internasional
Soekarno-Hatta.
5 Agustus 2003:
Hotel JW Marriot, Mega
436. Latar Waktu Halaman 223
Kuningan, Jakarta, 11
tewas, 152 luka.
5 Agustus 2003:
Hotel JW Marriot, Mega
437. Latar Tempat Halaman 223
Kuningan, Jakarta, 11
tewas, 152 luka.
9 September 2004:
438. Kedutaan Besar Australia, Latar Waktu Halaman 223
Jakarta, 6 tewas, 168 luka.
9 September 2004:
439. Kedutaan Besar Australia, Latar Tempat Halaman 223
Jakarta, 6 tewas, 168 luka.
1 Oktober 2005:
BOM BALI II, Raja’s Bar
and Restaurant, Kuta
440. Square, dan Nyoman’s Latar Waktu Halaman 223
Cafe, Jimbaran, Bali, 13
WNI & 9 WNA tewas, 106
luka-luka.
441. 1 Oktober 2005: Latar Tempat Halaman 223
BOM BALI II, Raja’s Bar
and Restaurant, Kuta
Square, dan Nyoman’s
Cafe, Jimbaran, Bali, 13
72
Gaya Bahasa
454. Tolong buatkan minum! Halaman 227
(Eklamasio)
Gaya Bahasa
455. “Kopi susu juga boleh!” Halaman 227
(Eklamasio)
Teguh membalas tertawa
berderai, Satrio juga mau
tak mau ikut, walau
dalam benak ia
456. membandingkan reaksi Latar Suasana Halaman 230
berbeda Yudho dan
Teguh setelah dibacakan
kalimat semboyan
kelompok Sapta Satria.
Teguh Samudro, Ronggo
Waskito, Onggo Dewo
457. Tokoh/penokohan Halaman 232
Pamungkas, dan Gesang
Priyo Utomo.
Bahkan di kepolisian, Gaya Bahasa
458. Halaman 232
tentara, dan intelejen! (Eklamasio)
Gaya Bahasa
459. Sepantasnya kau curiga! Halaman 232
(Eklamasio)
Pembela kebenaran, ya Gaya Bahasa
460. Halaman 233
yaa ya! (Eklamasio)
Tapi kau harus sadar, Gaya Bahasa
461. Halaman 233
jagoan! (Eklamasio)
Gaya Bahasa
462. Ini bukan lagi permainan! Halaman 233
(Eklamasio)
Bahkan nyawamu sendiri
Gaya Bahasa
463. hampir saja menyusul Halaman 233
(Eklamasio)
menjadi korban!
Dan pembunuhnya besar
kemungkinan adalah Gaya Bahasa
464. Halaman 233
SALAH SATU di antara (Eklamasio)
kalian bertujuh!
Gaya Bahasa
465. TIDAK! Halaman 233
(Eklamasio)
Tinggal berenam Gaya Bahasa
466. Halaman 233
sekarang! (Eklamasio)
Gaya Bahasa
467. CAMKAN ITU!!! Halaman 233
(Eklamasio)
Aku tau mau mengambil Gaya Bahasa
468. Halaman 233
resiko kehilanganmu! (Eklamasio)
Gaya Bahasa
469. TIDAK! Halaman 233
(Eklamasio)
74
Teguh mengusap
486. Latar Suasana Halaman 236
wajahnya tak percaya.
Ia masih belum bisa
487. Latar Suasana Halaman 236
menerima.
Bagianya semua fakta
yang disodorkan sahabat-
sahabat lamanya itu
hanyalah seperti
488. Latar Suasana Halaman 236
membongkar peti harta
karun berisi kenangan
bermain masa kecil yang
telah lama terkubur.
Nostalgia bermain
perang-perangan yang tak
mungkin melukai apalagi
membunuh teman sendiri,
489. Latar Suasana Halaman 236
meski tubuh penuh bercak
merah, tertembak peluru
buah ceri yang dilesatkan
ketapel.
Dia juga telah menikah
dengan seorang gadis
ningrat, cantik, dokter
gigi pula, dan dikaruniai
490. Sudut Pandang Halaman 237
dua buah hati, lelaki dan
perempuan yang bak dua
biji bola mata dan pelita
di kehidupannya.
Rumah bertingkat yang
megah, empat buah mobil
mewah, belum lagi
simpanan-simpanan harta
491. bergerak dan tidak Sudut Pandang Halaman 237
bergerak, ribuan hektar
sawah, tabungan masa
depannya mencapai
miliaran rupiah.
Teguh merasa hidupnya kini
sudah mapan, tenang, Gaya Bahasa
492. Halaman 238
aman, singkatnya (Majas Asidenton)
sempurna!
Teguh merasa hidupnya kini
Gaya Bahasa
493. sudah mapan, tenang, aman, Halaman 238
(Eklamasio)
singkatnya sempurna!
494. Dihadapkan sekonyong- Gaya Bahasa Halaman 238
konyong pada betapa kelam (Majas Hiperbola)
mendung gelap kenyataan
yang menggayut di
depannya, jujur saja! Ia
76
Selatan.
Ketiganya segera serius
duduk melingkari meja,
505. Latar Suasana Halaman 246
terpekur menataap kertas
itu.
Beberapa orang juga
mencoba memaksakan,
bahkan mengubah susunan
sandi No-To-No-Go-Ro
menjadi No-To-Bu-Wo-No,
yang artinya dari semula
menata negara menjadi
506. Sudut Pandang Halaman 247
menata dunia, sebuah
mimpi yang ambisius,
seperti cita-cita agung
Presiden Soekarno yang
ingin menjadikan
Indonesia sebagai
mercusuar dunia.
Di tengah jalan diganti,
Habibie menjabat hanya
507. satu tahun, sementara Latar Suasana Halaman 247
Gus Dur hampir dua
tahun.
Di sinilah perjalanan
Gaya Bahasa
508. sejarah mulai sinkron Halaman 249
(Eklamasio)
dengan bait-bait ramalan!
Soeharto diturunkan di
tengah jalan oleh
demonstrasi ribuan
509. mahasiswa yang dipicu Halaman 249
Tragedi Trisakti dan
kerusuhan membara di
Jakarta pada Mei 1998.
Soeharto diturunkan di
tengah jalan oleh
demonstrasi ribuan
510. mahasiswa yang dipicu Latar Waktu Halaman 249
Tragedi Trisakti dan
kerusuhan membara di
Jakarta pada Mei 1998.
Akhirnya tumbanglaah
511. Orde Baru, digantikan Latar Suasana Halaman 249
arus reformasi.
512. Kingkin berarti Sudut Pandang Halaman 250
cemerlang dan semua
anak Indonesia di era 80-
an kurasa pasti kenal dan
setidaknya pernah turut
78
mengidolakan Habibie
yang untuk lama menjabat
sebagai Menteri Riset dan
Teknologi, terkenal dengan
otaknya yang memang
sangat cemerlang!
Kingkin berarti cemerlang
dan semua anak Indonesia
di era 80-an kurasa pasti
kenal dan setidaknya pernah
turut mengidolakan Habibie
513. Latar Waktu Halaman 250
yang untuk lama menjabat
sebagai Menteri Riset dan
Teknologi, terkenal dengan
otaknya yang memang
sangat cemerlang!
Kingkin berarti cemerlang
dan semua anak Indonesia
di era 80-an kurasa pasti
kenal dan setidaknya pernah
250 turut mengidolakan Habibie Gaya Bahasa
Halaman 250
514. yang untuk lama menjabat (Eklamasio)
sebagai Menteri Riset dan
Teknologi, terkenal dengan
otaknya yang memang
sangat cemerlang!
“Bagaimana jika GO
untuk Nayo(GO), yakni
penabuh gamelan, dan
RO tetap untuk RO(RO),
ditafsirkan putri yang
515 tampil menari, pentas di Sudut Pandang Halaman 251
atas panggung, bukan
sebagai sinden atau
ronggeng, melainkan
sebagai pemimpin
negara?!”
Yang pertama, Satrio
Kinunjuro Murwo Kuncoro
yang berarti ksatria yang Gaya Bahasa
516. Halaman 252
keluar masuk penjara tapi (Majas Simbolik)
namanya tersohor dan
mulia di dunia.
517. Setelah menjadi presiden Sudut Pandang Halaman 252
Soekrano lantang
menyerukan kepada
dunia, gagasannya yang
tak mau memihak blok
Barat maupun blok Timur
yang saat itu dipimpin
79
penumpang kendaraan di
belakang iring-iringan yang
beruntun ikut saling
tabrakan.
Isak tangis kian pecah
membahana di kediaman
Abimanyu di Depok, saat
istri mendiang , Utari
558. Dewi, jatuh pingsan Latar Suasana Halaman 269
mendengar kabar jenazah
suaminya hilang diculik
sindikat gelap yang belum
jelas maksud dan tujuannya.
Seakan belum cukup
memukul kasus
pembunuhan sadis yang
559. menimpa Abimanyu di pagi Latar Waktu Halaman 270
dini hari kemarin, ada lagi
kejadian yang aneh seperti
ini.
Liang lahat yang telah
Gaya Bahasa
560. dipersiapkan pun hanya Halaman 270
(Majas Simbolik)
menganga membisu.
Malam ini Yudho kembali
menginap di rumah
Satrio, dan mereka
561. ketambahan satu orang Latar Waktu Halaman 271
tamu lagi, yang diterima
oleh Bu Pranoto dengan
gembira.
Malam ini Yudho kembali
menginap di rumah Satrio,
dan mereka ketambahan
562. Tokoh/penokohan Halaman 271
satu orang tamu lagi, yang
diterima oleh Bu Pranoto
dengan gembira.
Malam ini Yudho kembali
menginap di rumah Satrio,
dan mereka ketambahan
563. Latar Suasana Halaman 271
satu orang tamu lagi, yang
diterima oleh Bu Pranoto
dengan gembira.
564. Adalah Dara Paramitha Tokoh/penokohan Halaman 271
memaksa ikut menginap
lantaran telah ditugaskan
oleh AKBP Gondo Sunyoto
untuk menjaga keselamatan
Satrio, sebagaimana Yudho
ditugasi menjaga Dara,
dalih sang Kapolres untuk
86
Gaya Bahasa
614. Bukan 1966! Halaman 288
(Eklamasio)
Gaya Bahasa
615. Astaga! Halaman 288
(Eklamasio)
Gaya Bahasa
616. Dara benar! Halaman 288
(Eklamasio)
Ada sirat kecewa di mata
617. Satrio yang meredup tak Halaman 288
lagi berbinar.
Seperti petani, nelayan,
618. Halaman 289
guru, dll.
Pada tahun 1964 untuk
619. Halaman 289
membendung kekuatan PKI.
Memperoleh suara Gaya Bahasa
620. Halaman 289
terbanyak! (Eklamasio)
Yakni partai Demokrasi
Indonesia beraliran
Nasionalis, Partai Persatuan
Pembangunan yang
bercorak Agamis, serta
621. Golongan Karya yang Halaman 289
dijadikan kendaraan politik
praktis bagi Soeharto
melanggar kekuasaan,
dengan dukungan militer
dan birokrasi.
Gaya Bahasa
622. Ya ya ya! Halaman 289
(Eklamasio)
Gaya Bahasa
623. Bisa jadi! Halaman 289
(Eklamasio)
Bertepatan dengan 1971 Gaya Bahasa
624. Halaman 289
Masehi! (Eklamasio)
Gaya Bahasa
625. Jayabaya tidak salah! Halaman 289
(Eklamasio)
Gaya Bahasa
626. Peristiwa Gestapu! Halaman 289
(Eklamasio)
Gaya Bahasa
627. Supersemar, KAWAN!!! Halaman 290
(Eklamasio)
Surat perintah sebelas Gaya Bahasa
628. Halaman 290
maret! (Eklamasio)
Secara de facto itu adalah Gaya Bahasa
629. Halaman 290
transfer of worried! (Eklamasio)
Ibaratnya wahyu Gaya Bahasa
630. Halaman 290
keprabon telah (Eklamasio)
92
berpindah!
Gaya Bahasa
631. HAHAHA!!! Halaman 290
(Eklamasio)
Gaya Bahasa
632. Jayabaya! Halaman 290
(Eklamasio)
Gaya Bahasa
633. LUAR BIASA!!! Halaman 290
(Eklamasio)
Dari Orde Lama ke Orde
Baru dengan masa Gaya Bahasa
634. Halaman 290
peralihan dari 1966 (Eklamasio)
hingga 1971!
Disandikan dalam dua
Gaya Bahasa
635. jenis penangkalan puasa Halaman 290
(Eklamasio)
jawa serta warsasrani!
Gaya Bahasa
636. Jenius! Halaman 290
(Eklamasio)
Sang Prabu memang Gaya Bahasa
637. Halaman 290
sungguh luar biasa! (Eklamasio)
Matanya berbinar dan Gaya Bahasa
638. Halaman 290
berkilat-kilat! (Eklamasio)
Gaya Bahasa
639. 23.58. Halaman 291
(Eklamasio)
Dua menit menjelang Gaya Bahasa
640. Halaman 291
tengah malam. (Eklamasio)
“lalu dimana hubungan
petunjuk Abimanyu
Gaya Bahasa
641. antara bait 127, 128, 130 Halaman 292
(Eklamasio)
dan 168 dalam jangka
jayabaya?
Gaya Bahasa
642. TIDAK! Halaman 295
(Eklamasio)
Aku bisa membaca rona Gaya Bahasa
643. Halaman 295
wajah kalian berubah! (Eklamasio)
Gondo tua itu juga Gaya Bahasa
644. Halaman 296
mencurigaiku! (Eklamasio)
Aku memang tidak punya
Gaya Bahasa
645. alibi untuk membuktikan, Halaman 296
(Eklamasio)
terserah kalian lah!
Gaya Bahasa
646. SUMPAH! Halaman 296
(Eklamasio)
Gaya Bahasa
647. Itu bukan diriku, sat! Halaman 296
(Eklamasio)
Gaya Bahasa
648. Sudahlah! Halaman 296
(Eklamasio)
93
berhubungan tentang
ramalan tentang masa
depan Nusantara dan
beberapa manuskrip
banyak diambil dari tokoh
Jayabaya. Dalam novel ini
banyak sekali sejarah-
sejarah Nusantara terlebih
lagi tentang para patih-
patih kerajaan yang
memiliki kelebihan untuk
melihat masa depan seperti
pada Jangka Jayabaya, bait
131 yang berbunyi :
Duduknya seseorang yang
mengaku raja, bersamaan
dengan zaman angkara
kemurkaan semakin
menjadi-jadi, orang
semakin bingung, banyak
yang terperdaya dan
masuk jurang, bawahan
berani pada atasan, buruh
berani melawan majikan,
majika semakin mapan,
yang “bernyanyi” semakin
banyak pengikut, orang
yang pandai diputar-putar,
orang yang mengerti kian
makan hati.
Dalam novel ini terdapat
banyak unsur sosial yang
bisa kita dapatkan, antara
lain adalah dalam novel ini
menceritakan tentang
sekelompok teman
bermain kecil yang
menamai kelompok
mereka Sapta Satria,
persahabatan mereka
2. Unsur Sosial
selalu terjaga bahkan
sampai masing-masing
dari mereka bekerja dan
mempunyai keluarga,
sampai pada suatu saat
salah satu teman mereka
mengkhianati kelompok
Sapta Satria dan membuat
kekacauan di Bumi
Indonesia.
95