Anda di halaman 1dari 33

1

BAB 1. PENDAHULUAN

Pada umumnya sel itu bersifat mikroskopis yang artinya tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Besarnya dibatasi membran, suatu sel yang sangat aktif
melakukan metabolisme tidak akan mempunyai volume yang besar. Sel bergantung pada
sel-sel lain untuk melakukan fungsi-fungsi yang tidak dapat melakukan sendiri. Meskipun
sel itu bermacam-macam, terdapat persamaan tertentu pada sifat-sifat bentuk dan
fungsional yang lazim bagi kebanyakan sel (Kimball, 1991).
Sel merupakan kesatuan struktural, fungsional dan herediter yang terkecil. Sel
terbagi menjadi dua tipe yaitu prokariot dan eukariot. Perbedaan karakteristik dari kedua
tipe tersebut adalah keberadaan membran yang menyebulungi nukleus maupun organel
lainnya yang memiliki fungsi spesifik seperti mitokondria,retikulum endoplasma, badan
golgi, dan lisosom. Sel eukariot memiliki karakteristik tersebut sedangkan sel prokariot
tidak (Camphell,2000) .
Sel pertama kali dikenalkan oleh Robert Hooke pada tahun 1665 yang mengamati
jaringan gabus pada tumbuhan yang merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup.
Semua fungsi di atur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah sel dapat berfungsi
secara autimon asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Sel merupakan sturuktural
terkecil dari suatu organisme hidup, karena ukurannya sangat kecil maka sel tidak bisa
dilihat langsung dengan mata telanjang akan tetapi bisa di lihat dengan bantuan
mikroskop (Al Mubin 2012) .

Bakteri merupakan organisme mikroskopis yang mempunyai ciri-ciri : tubuh


uniseluler, tidak berklorofil, bereproduksi dengan membelah diri, habitatnya dimana-
mana (tanah, air, udara, dan makhluk hidup), diameternya 0.1-0.2 um, bakteri aktif
bergerak pada kondisi lembab. Beberapa bentuk bakteri yaitu basil, kokus, dan spirilum.
Bentuk-bentuk tersebut dapat menunjukkan karakteristik spesies bakteri, tetapi
bergantung pada kondisi pertumbuhannya. Hal ini dipengaruhi oleh keadaan lingkungan,
medium, dan bakteri (Edukasi, 2008).
2

Bakteri merupakan salah satu kelompok monera. Kindom monera semuanya


merupakan organisme prokariot, yaitu tidak mempunyai membran inti. Bakteri ialah
organisme yang memiliki rata-rata ukuran diameter 2 µm, luas permukaan tubuh 12 µm 2,
serta volume 4 µm3. Bakteri memiliki tiga bentuk dasar, yaitu bulat (coccus), lonjong
(basillus), dan spiral (spirillium). Proses pembelahan sel bakteri yang tidak diiringi
dengan pembelahan sempurna menghasilkan bentuk-bentuk khas koloni bakteri. Bakteri
bersifat ubiquitos, yaitu mampu hidup hampir di semua tempat, sehingga bakteri bisa
berada di berbagai lingkungan, bahkan berada di dalam tubuh manusia (Johnson &
Case,2007).
Sel bakteri ada yang mempunyai organ tambahan seperti benang yang disebut
flagela yang berfungsi untuk motilitas (pergerakan). Dinding sel bakteri merupakan
struktur kaku yang menunjang protoplas. komponen utama dari struktur dinding sel
adalah peptidoglikan yang berfungsi membungkus dan melindungi seluruh isi sel, yang
tersusun dari protein dan gula (Campbell,2008).      .     
Beberapa bakteri juga memiliki susunan tertentu, bakteri berbeentuk coccus dapat
berpasangan (diplococcus), berantai (streptococcus) dan bisa berkumpul (stapilococcus)
(Levinson,2008).
Bakteri basil merupakan bakteri dengan bentuk batang/silinder. Basil membelah
dalam satu bidang. Hal tersebut menyebabkan bakteri berbentuk basil mungkin teramati
sebagai sel tunggal, berpasangan atau dalam rantai pendek maupun panjang, tetapi ukuran
bukan merupakan suatu tanda pengenalBakteri berbetuk batang terbagi menjadi tiga:
monobasil, diplobasil, dan streptobasil (Irianto,2006).
Bentuk Spiral (dari spirillum) merupakan bentuk bakteri yang berbengkok-
bengkok serupa spiral. Bakteri spiral dapat dibagi menjadi tiga, yaitu vibrion (batang
yang melengkung menyerupai koma), spiril (spiral atau lilitan sebenarnya, tubuh selnya
kaku) dan spirochaeta adalah bakteri yang berbentuk spiral tetapi berbeda dalam hal
kemampuannya melekukkan tubuhnya sambil bergerak (Dwidjoseputro,1990).
Dinding sel pada bakteri mengandung peptidoglikan, jaringan yang terbentuk dari
gula termodifikasi yang terikat dengan rantai polipeptida (Campbell,2008).
. Fungsi utama dinding sel adalah menyediakan komponen struktural yang kaku
dan kuat yang dapat menahan tekanan osmosis yang tinggi yang disebabkan oleh kadar
3

kimia tinggi ion anorganik dalam sel, sehingga menyebabkan air tertarik masuk.
Membran sel bakteri akan pecah jika tidak memiliki dinding sel (Volk & Wheeler 1993).
Ketika nutrien esensial di lingkungan bakteri tersebut habis, beberapa bakteri
dapat memasuki tahap istirahat dengan membentuk endospora. Bakteri tersebut akan
mensalin kromosomnya sendiri, dan menyelubunginya dengan dinding sel yang tebal,
kandungan airnya disingkirkan, dan metabolismenya dihentikan. Endospora terdiri atas
sedikit air serta memilki resistensi tinggi terhadap panas, kondisi kering, lingkungan
asam, lingkungan basa, beberapa desinfektan, serta radiasi (Campbell 2008)
Banyak spesies bakteri menyintesis polimer ekstrasel seperti polisakarida untuk
membentuk lapisan di sekeliling sel yang dinamakan kapsul. Koloni bakteri berkapsul
terlihat berlendir pada medium agar. Bakteri berkapsul umumnya lebih resisten terhadap
efek fagositosis dari antibody tubuh. Kapsul ini berfungsi sebagai pertahanan dan juga
sebagai alat kolonisasi (Assani,1993).
Sebagian besar bakteri dapat bergerak (motilitas). Pergerakan ini dilakukan oleh
flagella. Flagela berbentuk panjang dan ramping. Garis tengahnya berkisar 12–30 nm.
(Campbell,2008).
Sebuah bakteri dapat memiliki satu, dua, atau banyak flagel. Bakteri dengan satu
flagel dan disebut monotrichous. Bakteri dengan dua flagel yang terletak di kedua ujung
dinamakan amphitrichous. Bakteri yang memiliki flagel dua atau lebih di salah satu atau
kedua ujung dinamakan lophotrichous. Sementara itu, bakteri yang memiliki flagel di
seluruh permukaan dinding selnya disebut eritrichous dan bakteri yang tidak berflagel
disebut atrichous (Black,1999).

Plankton merupakan mahluk yang hidupnya mengapung, mengambang, atau


melayang di dalam air dengan kemampuan renang yang sangat terbatas. Kata plankton
berasal dari bahasa yunani yang berarti mengembara (Newell,1986).
Menurut Sachlan (1982), plankton dibagi menjadi dua kelompok besar yaitu
fitoplankton dan zooplankton. Fitoplankton pada rantai makanan di perairan berperan
sebagai produsen primer yang mempunyai kemempuan mengkonversi energi matahari
dan senyawa anorganik lain menjadi bahan organik yang dibutuhkan oleh biota lain
(Farida,2002).
4

Menggolongkan jenis plankton berdasarkan ukurannya menjadi beberapa jenis, di


antaranya megaplankton (20-200 cm), makroplankton (2-20 cm), mesoplankton (0,2-20
mm), mikroplankton (20-200 mikron), nanoplankton (2-20 mikron), pikoplankton (0,2-2
mikron) femtoplankton (<2 mikron). Berdasarkan hidupnya plankton digolongkan
menjadi holoplankton yaitu organisme yang sepanjang hidupnya sebagai plankton,
meroplankton adalah organisme yang hidupnya sebagai plankton hanya pada waktu
tertentu saja dalam siklus hidupnya dan tikoplankton yaitu bukan merupakan plankton
sejati karena dalam dalam keadaan normal organisme ini hidup di dasar perairan tetapi
adanya arus air mereka bergerak layaknya plankton (Nontji,2006)
Menurut habitnya, dalam Indriany (2005) membagi plankton menjadi dua
kelompok yaitu plankton bahari dan plankton oceanik, plankton neritik, serta plankton
air payau. Berdasarkan devisinya, Sachlan (1962) membagi fitoplankton menjati tujuh
devisi yaitu Cyanophyta, Chlorophyta, Chrysophyta, Euglenophyta, Pyrrophyta,
Phaecophyta, dan Rhodophyta, sedangkan zooplankton dibagi atas beberapa kelompok
yaitu Protozoa, Crustaceae, Rotifera, Gastropoda, Insekta, Chordata, dan Chaetagnatha
(Arinardi,1995)

Proses peningkatan oksigen dan pengeluaran karbondioksida oleh darah melalui


permukaan alat pernafasan organism dengan lingkungannya dinamakan pernafasan
(respirasi). Sistem organ yang berperan dalam hal ini adalah insang. Oksigen merupakan
bahan pernafasan yang dibutuhkan oleh sel untuk berbagai reaksi metabolisme. Bagi
ikan, oksigen diperlukan oleh tubuhnya untuk menghasilkan energi melalui oksidasi
lemak dan gula (Triastuti,2009).
Pertukaran gas oksigen dan karbondioksida dalam tubuh makhluk hidup disebut
pernafasan atau respirasi. O2 dapat keluar masuk jaringan melalui difusi. Pada dasarnya
metabolisme yang normal dalam sel-sel makhluk hidup memerlukan oksigen dan
karbondiokdisa. Pada hewan vertebrata terlalu besar untuk dapat terjadinya interaksi
secara langsung antara masing-masing sel tubuh dengan lingkungan luar tubuhnya. Untuk
itu organ-organ tertentu yang bergabung dalam sistem pernafasan dikhususkan untuk
melakukan pertukaran gas pernafasan bagi keperluan seluruh sel tubuhnya (Rida,2008).
5

Setiap makluk hidup beberapa ciri atau sifat dasar. Salah satu yang utama adalah
mahluk hidup Perlu makanan dan mengeluarkan zat sisa. Apabila kita cermati, sifat dasar
tersebut mengarahkan kita kepada suatu mekanisme yang terjadi di dalam tubuh mahluk
hidup yang disebut dengan metabolisme (Kimball,1992).
Metabolisme yang terjadi pada setiap jenis mahluk hidup tentunya tidak
sama.Bergantung pada komponen penyusun mahluk hidup dari tingkat seluler hingga
organisme. Dalam proses metabolisme terjadi berbagai reaksi kimia baik untuk menyusun
maupun menguraikan senyawa tertentu. Proses penyusun tersebut disebut anabolisme,
sedangkan proses penguraiannya disebut katabolisme. Salah satu proses metabolisme
( anaboliame ) yang sering kita dengar adalah proses fotosintesis. Proses tersebut terjadi
pada tumbuhan berklorofil, tempatnya pada jaringan tiang atau palisade dan bunga
karang pada mesofil daun. Pada sel palisade atau bunga karang (Salisbury,1995).
Proses ini terjadi di dalam sebuah oeganel yaitu kloroplas. Seperti yang telah
diketahui,proses ini hanya dapat terjadi pada saat ada cahaya. Cahaya itu dapat berupa
cahaya matahari maupun cahaya lampu, yang penting dalam cahaya tersebut terdapat
sinar putih yang merupakan spektrum cahaya dari cahaya mejikuhibiniu (merah-jingga-
kuning-hijau-biru-nila-ungu).Selain cahaya matahari, proses fotosintesis juga
membutuhkan karbondiksida dan air. Untuk itu dari percobaan ini saya ingin
membuktikan bahwa intensitas cahaya dan suhu dapat mempengaruhi laju fotosintesis
suatu tumbuhan (Pratiwi,2006).
6

BAB II. METODE PRAKTIKUM

A. Pengamatan struktur sel pada tumbuhan air Hydrilla verticillata.

1. Tempat dan waktu praktikum


Tempat : Lab Toksikologi Perairan
Waktu : Senin ,14 Oktober 2019 ; 10.00 – 12.00
2. Tujuan
Acara ini dilaksanakan untuk mengetahui gambaran sel pada tumbuhan air Hydrilla
verticallata.
3. Alat dan bahan
Alat
1. Object glass
2. Cover glass
3. Cutter atau silet
4. Mikroskop
5. Kamera handphone

Bahan
1. Batang dan Daun Hydrilla verticallata segar
2. Akuades
3. Penawaran eosin untuk memberikan gambaran yang lebih jelas.
4. Dasar teori
Sel merupakan satu kesatuan struktural, fungsional dan herediter yang terkecil.
Sel terbagi menjadi dua tipe yaitu prokariot dan eukariot. Perbedaan karakteristik dari
kedua tipe tersebut adalah keberadaan membran yang menyebulungi nukleus maupun
organel lainnya yang memiliki fungsi spesifik seperti mitokondria, retikulum
endoplasma, badan golgi, dan lisosom. Sel eukariot memilik karakteristik tersebut
sedangkan sel prokariotik tidak (Campbell, 2000)
7

Secara umum struktur sel tumbuhan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu inti
sel, sitoplasma dan membran plasma. Setiap bagian sel tumbuhan memiliki fungsi yang
berbeda (Campbell, 2003).

Hydrilla verticillata adalah tumbuhan spermatophyta yang hidup di air, sehingga


memiliki bentuk adaptasi yang berbeda dengan spermatophyta darat. Dindingnya selnya
tebal, yang bertujuan untuk mencegah osmosi air yang dapat menyebabkan lisisnya sel.
Sel Hydrilla verticillata berbentuk segiempat beraturan yang tersusun seperti batu bata.
Memiliki kloroplas dan klorofil yang terdapat didalamnya ( Kimball,2002).

Pada daun Hydrilla verticillata dapat pula diamati proses aliran sitoplasma yaitu
pada bagian sel - sel penyusun ibu tulang daun yang memanjang di tengah – tengah
daun. Pada Hydrilla verticillata juga terdapat trikoma yang berfungsi untuk mencegah
penguapan yang berlebih. Aliran sitoplasma dalam tumbuhan akan menggerakkan plastid
melewati beberapa vakuola ke segala arah yang disebut dengan sirkulasi, aliran ini
biasanya terdapat pada tumbuhan yang masih muda, karena dalam tumbuhan muda sel –
selnya masih dalam tahapan pertumbuhan dan perkembangan, sehingga masih
membutuhkan bahan – bahan organik untuk sintesis komponen – komponen sel.
Sedangkan aliran sitoplasma yang mengelilingi vakuola disebut aliran rotasi, terjadi pada
sel tua karena sel tua sudah tidak terlalu banyak membutuhkan senyawa organik lagi,
maka bahan organik tersebut dibawa ke vakuola untuk disimpan sebagai cadangan
makanan. Jika suaru saat membutuhkannya,misalnya dalam kondisi kekeringan atau
musim kemarau (Kimball, 2002).
8

Menurut steenis dan kruseman (1957) berdasarkan klasifikasi dalam tatanama


(sistematika) tumbuhan, tumbuhan Hydrilla verticillata termasuk dalam :

Kingdom : Plantae

Divisi : Spermatophyta

Sub divisi : Magnoliophyta

Kelas : Liliopsida

Ordo : Hydrocharitales

Famili : Hydrocharitacae

Genus : Hydrilla

Spesies : Hydrilla verticillata

6. Langkah kerja

Pada praktikum pengamatan struktur sel pada tumbuhan air Hydrilla verticillata
dilakukan dengan tahap – tahap sebagai berikut :
1. Mengambil tumbuhan air Hydrilla verticillata yang masih segar, potong kecil dan
letakkan di atas object glass
2. Mengamati potongan Hydrilla verticillata dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x
atau 1000x
3. Meneteskan cairan eosin menggunakan pipet dan amati kembali dibawah mikroskop
4. Mendokumentasikan object yang diamati menggunakan kamera handphone
5. Mendiskusikan hasil dokumentasi dalam kelompok untuk menyusun laporan sementara
dan laporan akhir.
9

B. Pengamatan Sel Bakteri

1. Tempat dan waktu praktikum


Tempat : Lab Toksikologi Perairan
Waktu : Senin,14 oktober 2019 ; 10.00 – 12.00
2. Tujuan
Acara praktikum ini bertujuan untuk mengetahui cara perwarnaan bakteri maupun
pewarnaan gram, selanjutnya dilakukan pengamatan untuk mengetahui morfologi sel bakteri.
3. Alat dan Bahan
Alat
1. Garam ose
2. Pipet tetes
3. Object glass
4. Cover glass
5. Lampu Bunsen

Bahan
1. Biarkan bakteri berumur 24-48 jam sudah siap
2. Akuades
3. Muhyline blue
4. Alkohol 70%
5. Etanol 70%
6. Saframil
7. Kristal ungu
8. Iodiom
9. Tissue
10.Kertas labu
10

4. Dasar teori
Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat oleh
mata telanjang. Bakteri memiliki bentuk bermacam-macam yaitu, bulat, batang dan
spiral. Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil, beberapa di antaranya hanya
memiliki diameter 0,4 mm. Sel berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan inti (dia tidak
memilki inti sel yang jelas). Sel dibungkus oleh dinding sel dan pada beberapa jenis
bakteri dinding sel ini dikelilingi oleh lapisan lendir atau kapsula. Kapsula terdiri atas
campuran polipeptida dan polisakarida. (Sutedjo , 1991).
Pada umumnya ukuran tubuh akteri sangat kecil, umumnya bentuk tubuh bakteri
baru dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10 X atau
lebih. Satuan ukuran tubuh bakteri adalah mikrometer atau mikron. (Dwidjoseputro,
1981).
Bakteri merupakan sel prokariotik dan mempunyai berbagai bentuk yang sebagian
m.m dan panjang 5besar berbentuk batang dengan lebar kurang dari 1 DNA
diselubungi oleh satu membran inti, terdapat organela mitokondria dan protoplas. Daerah
inti berupa anyaman benang halus yang langsung berbatasan dengan sitoplasma berisi
ribosom. Bakteri berkembang biak dengan membelah diri (Levinson,2008)
Berdasarkan bentuk morfologisnya, maka bakteri tiu dapat dibagi atas ti
golongan,yaitu golongan basil, golongan kokus, dan golongan spiral. Basil (bacillus)
berbentuk serupa dengan tongkat pendek, silindris. Sebagian besar dari bakteri itu
merupakan basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang, bergandengan dua-dua,
atau terlepas satu sama lain.Yang bergandeng-gandengan panjang disebut streptobasil,
yang dua-dua disebut diplobasil.Ujung-ujung basil yang terlepas satu sama lain itu
tumpul, sedang ujung-ujung yang masih bergandengan itu tajam. Kokus (coccus) adalah
bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil. Golongan ini tidak sebanyak golongan
basil. Kokus ada yang bergandeng-gandengan panjang serupa tali leher, ini disebiut
streptokokus, ada yang bergandengan dua-dua, ini disebut tetrakokus, kokus yang
mengelompok merupakan suatu untaian disebut stafilokokus, sedang kokus yang
mengelompok serupa kokus disebut sarcina. Spiril (dari spirilum) ialah bakteri yang
bengkok atau berbengkok-bengkok serupa spiral. Bakteri yang berbentuk spiral itu tidak
banyak. Golongan ini merupakan golongan yang paling kecil, jika dibandingkan dengan
11

golongan kokus maupun golongan basil. Suatu bahan makanan apabila dibiarkan pada
keadaan yang memungkinkan pertumbuhan bakteri, susu mentah misalnya dengan mutu
kesehatan yanag baik akan memungkinkan memberikan rasa asam yang khas. Perubahan
ini disebabkan oleh Streptococcus lactis dan spesies-spesies Lactobacillus tertentu.
Perubahan utama yang terjadi adalah fermentasi laktosa menjadi asam laktat. Bakteri
dalam susu digolongkan berdasarkan suhu pertumbuhan dan ketahanannya terhadap
panas. Pertimbangan ini amat praktis karena suhu rendah digunakan untuk mencegah atau
menghambat pertumbuhan mikrobia yang merusak susu dan suhu tinggi (pasteurisasi)
untuk mengurngi populasi mikrobia, memusnahkan pathogen dan secara umum
memperbaiki mutu susu. Berdasarkan pada persyaratan suhu, tipe bakteri yang diujmpai
dalam susu ialah psikofilik, mesofilik, termofilik, dan thermodurik karena beberapa
bakteri psikofilik tertentu tumbuh pada suhu sedikit di atas suhu beku dan beberapa
bakteri thermofilik tumbuh di atas suhu 65 derajat celcius (Black,1999)
Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan jumlah atau volume serta
ukuran sel. Pada organisme prokariot seperti bakteri, pertumbuhan merupakan
pertambahan volume dan ukuran sel dan juga sebagai pertambahan jumlah sel.
Pertumbuhan sel bakteri biasanya mengikuti suatu pola pertumbuhan tertentu berupa
kurva pertumbuhan sigmoid. (Raven & johson,1999)
Struktur luar bakteri adalah sebagai berikut.
1) Flagel atau bulu cambuk
Bakteri dapat bergerak kemana- mana dengan menggunakan flagel (dari kata flagellum,
yang berarti bulu cambuk). Bakteri golongan kokus tidak banyak bergerak. Golongan
spiiril banyak yang dapat bergerak, karena mempunyai flagel pada salah satu atau kedua
ujungnya. Golongan basil yang dapat bergearak mempunyai flagel yang tersebar baik
pada ujung – ujung maupun pada sisi.
2) Pili atau fimbriae
Pili merupakan benang – benang halus yang keluar atau menonjol dari dinding sel, dan
hanya di ketemukan pada bakteri berbentuk batang bersifat gram negatif.
3) Kapsula atau lapisan lender
Lapisan lendir menyelubungi dinding sel seluruh bakteri. Bila lapisan lendir cukup tebal
maka bungkus itu di sebut kapsula. Lapisan lendir terdiri atas karbohidrat.
12

4) Dinding sel
Berfungsi memberikan bentuk tertentu pada bakteri, untuk mengatur keluar masuknya zat
kimia, serta memegang peranan dalam pembelahan sel. Dinding sel sangat tipis, sifatnya
elastis, terletak di antara kapsula dan membran sitoplasma dengan susunan kimia
kompleks.
Susunan dalam sel bakteria adalah sebagai berikut.
a) Membran sitoplasma
Mimbran sitoplasma tersusun oleh senyawa protein, lipida, serta asam nukleat. Membran
sitoplasma tersusun oleh senyawa protein ini mudah sekali menghisap warna yang
bersifat alkalis.
b) Protoplasma
Protoplasma merupakan isi sel yang di sebut juga sitoplasma atau plasma sel.
Protoplasma merupakan koloid yang mengandung karbohidrat, protein, enzim, belerang,
kalsium karbonat, dan volutin yaitu suatu zat yang banyak mengandung asam ribonukleat
(ARN) dan yang mudah zat warna tertentu, yang bersifat basa.
c) Inti atau nucleus
Nukleus merupakan lokasi utama bahan genetik, dan berfungsi sebagai pusat
pengendalian sel. Bakteri merupakan makhluk hidup yang bersifat haploid. Kromosom
bakteri tidak memanjang serupa potongan – potongan benang, tetapi melingkar tanpa
ujung pangkal.
d) Organel – organel yang lain
Organel adalah struktur – struktur yang terbatasi oleh membran di dalam sitoplasma yang
melakukan fungsi – fungsi khusus di dalam sel. Bakteri tidak mempunyai organel
nukleolus, tidak mempunyai retikulum indoplasma, tidak mempunyai mitokondria, dan
tidak mempunyai tubuh golgi seperti lazimnya sel – sel makhluk berderajat tinggi.
(jimmo,2008)
13

5. Langkah kerja.
Pada praktikum pengamatan pewarnaan bakteri dilakukan dengan tahap-tahap
sebagai berikut :
1. Mengambil object glass lalu membersihkannya dengan alkohol dan dikeringkan
menggunakan tisu
2. Membersihkan object glass yang sudah kemudian ditetesi 1-2 tetes akuades
3. Mengambil bakteri yang sudah disiapkan menggunakan jarum yang sudah dipanaskan
untuk di letakkan pada object glass.
4. Mendifiksasi object glass tersebut diatas bunsen.
5. Menetesi preparat tersebut dengan kristal ungu, kemudian biarkan selama kurang lebih 1
menit.
6. Membilas preparat tersebut dengan akuades dan dibiarkan kurang lebih 1 menit
7. Menetesi preparat menggunakan iodium dan dibiarkan selama kurang lebih 2 menit.
8. Membilas preparat dengan akuades setelah dibiarkan kurang lebih 2 menit
9. Membilas preparat kembali menggunakan alkohol (etanol 70%)
10. Menetesi preparat dengan safranin lalu dibiarkan selama kurang lebih 2 menit.
11. Membilas preparat dengan akuades.
12. Mengeringkan preparat kemudian diamati dengan mikroskop mulai dari pembesaran
kecil.
13. Mendokumentasikan hasil pengamatan tersebut (berupa warna dan bentuk bakteri).
14. Mendiskusikan hasil pengamatan bersama kelompok untuk membuat laporan hasil
pengamatan.
14

C. Pengamatan plankton

1. Tempat dan waktu praktikum


Tempat : Lab Toksikologi Perairan
Waktu : Senin, 14 Oktober 2019 ; 10.00-12.00
2. Tujuan
Acara ini dilaksanakan untuk mengetahui bentuk dari spesies plankton
3. Alat dan bahan
Alat
1. Mikroskop
2. Object glass
3. Cover glass
4. Pipet tetes
Bahan
1. Air stampel benanga

4. Dasar Teori
Plankton merupakan kumpulan dari organisme pelagis yang sangat mudah hanyut
oleh gerakan massa air. Plankton berbeda dengan nekton (ikan) yang juga merupakan
organisme pelagis yang dapat berenang cukup kuat sehingga dapat melawan gerakan
massa air. Plankton juga memiliki perbedaan dengan bentos yang terdiri dari organisme
yang hidup di dasar perairan (Stewart, 1986).
Dalam klasifikasinya, organisme plankton dapat dibedakan berdasakan:
Berdasarkan Fungsi
Plankton digolongkan menjadi empat golongan utama, yaitu:
a. Fitoplankton
Fitoplankton atau plankton nabati adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau
melayang di perairan. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata
telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 µm – 200 µm (1 µm = 0,001 mm).
Fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal (Anonim1, 2010).
15

mempunyai fungsi penting di perairan karena bersifat autotrofik, yakni dapat


menghasilkan sendiri bahan organik makanannya. Selain itu, fitoplankton juga mampu
melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan bahan organik karena mengandung
klorofil dan karena kemampuannya ini fitoplankton disebut sebagai primer producer
(Stewart, 1986).
b. Zooplankton
Zooplankton atau plankton hewani adalah hewan yang hidupnya mengapung atau
melayang dalam perairan. Kemampuan berenangnya sangat terbatas hingga
keberadaannya sangat ditentukan kemana arus membawanya. Zooplankton bersifat
heterotrofik, artinya tidak dapat memproduksi sendiri bahan organik dari bahan
anorganik. Jadi zooplankton lebih berperan sebagai konsumen (consumer) bahan organik
(D. B, Mukayat, 1994).
Zooplankton ada pula yang dapat melakukan migrasi vertikal harian dari lapisan dalam
ke permukaan. Hampir semua hewan yang mampu berenang bebas (nekton) atau yang
hidup di dasar laut (bentos) menjalani awal kehidupannya sebagai zooplankton yaitu
ketika masih berupa telur dan larva (D. B, Mukayat, 1994).
c. Bakterioplankton
Bakterioplankton merupakan bakteri yang hidup sebagai plankton. Bakterioplankton
mempunyai ciri yang khas, ukurannya sangat halus (umumnya < 1 µm), tidak
mempunyai inti sel dan umumnya tidak mempunyai klorofil yang dapat berfotosintesis.
Fungsi utamanya dalam ekosistem laut adalah sebagai pengurai (decomposer). Semua
biota laut yang mati akan diuraikan oleh bakteri sehingga akan menghasilkan hara
seperti fosfat, nitrat, silikat, dan sebagainya. Hara ini kemudian akan
didaurulangkan dan dimanfaatkan lagi oleh fitoplankton dalam proses fotosintesis
(Dianthani, 2003).
d. Virioplankton
Virioplankton adalah virus yang hidup sebagai plankton. Virus ini ukurannya sangat kecil
(kurang dari 0,2 μm) dan menjadikan biota lainnya, terutama bakterioplankton dan
fitoplankton, sebagai inang (host). Tanpa inangnya virus ini tak menunjukkan kegiatan
hayati. Virioplankton dapat memecahkan dan mematikan sel-sel inangnya (Dianthani,
2003).
16

2. Berdasarkan daur hidupnya plankton dibagi menjadi :


a. Holoplankton
Dalam kelompok ini termasuk plankton yang seluruh daur hidupnya dijalani sebagai
plankton, mulai dari telur, larva, hingga dewasa. Kebanyakan zooplankton termasuk
dalam golongan ini. Contohnya : kokepod, amfipod, salpa, kaetognat. Fitoplankton
termasuk juga umumnya adalah holoplankton (Anonim1, 2010).
b. Meroplankton
Plankton dari golongan ini berperan sebagai plankton hanya pada tahap awal dari daur
hidup biota tersebut, yaitu pada tahap sebagai telur dan larva saja. Beranjak dewasa ia
akan berubah menjadi nekton, yaitu hewan yang dapat aktif berenang bebas, atau sebagai
bentos yang hidup menetap atau melekat di dasar laut. Oleh sebab itu, meroplankton
disebut sebagai plankton sementara (Anonim1, 2010).
Meroplankton ini sangat banyak ragamnya dan umumnya mempunyai bentuk yang sangat
berbeda dari bentuk dewasanya. Larva crustacea seperti udang dan kepiting mempunyai
perkembangan larva yang bertingkat-tingkat dengan bentuk yang sedikitpun tidak
menunjukkan persamaan dengan bentuk yang dewasa (Anonim1, 2010).
c. Tikoplankton
Tikoplankton sebenarnya bukan plankton yang sejati karena biota ini dalam keadaan
normalnya hidup di dasar laut sebagai bentos. Namun karena gerak air menyebabkan ia
terlepas dari dasar dan terbawa arus mengembara sementara sebagai plankton (Anonim,
2010).
Klasifikasi ( Monostyla Hamata )
Kingdom : Animalia
Phylum : Rotifer
Class : Monogononta
Ordo : Ploima
Family : Lecessidae
Genus : Monostyla
Species : Monostyla Sp.
17

Klasifikasi ( Euglena Oxyuris )


Kingdom : Protozoa
Phylum : Euglenophya
Class : Euglenophycae
Ordo : Euglenales
Famili : Euglenacae
Genus : Euglena
Species : Euglena Oxyuris

5. Langkah Kerja
Pada praktikum pengamatan plankton dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Mengaduk air benanga yang di dalam botol terlebih dahulu.
2. Mengambil air teteskan menggunakan pipet tetes.
3. Meletakkan diatas object glass dan amati kembali di bawah mikroskop.
4. Mendokumentasikan object glass yang diambil menggunakan kamera atau kamera
handphone.
5. Mendidiskusikan hasil dokumentasi dalam kelompok untuk menyusun laporan
sementara dan laporan akhir
18

D. Pengamatan Respirasi Ikan

1. Tempat dan waktu praktikum


Tempat : Lab Toksikologi Perairan
Waktu : Senin, 21 Oktober 2019 ; 10.00 – 12.00
2. Tujuan
Acara ini dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan ikan melakukan aktivitas
respirasi(pernafasan) dan batas toleransi ikan terhadap perubahan suhu selama aktivitas
respirasi berlangsung.
3. Alat dan bahan
Alat
1. Beaker glass
2. Aquarium
3. Thermometer
4. Stopwatch
5. Hand counter
6. Pemanas air

Bahan
1. Ikan nila (Oreochromis niloticos) hidup dan sehat berukuran 3 – 5 cm
2. Air pdam
3. Air panas

4. Dasar Teori
Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik
menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi
didalam sel dan berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob
diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam
respirasi anaerob dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa
selain karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi.
(Lovelles, 1997).
19

Karbohidrat merupakan substrat respirasi utama yang terdapat dalam sel


tumbuhan tinggi. Terdapat beberapa substrat respirasi yang penting lainnya diantaranya
adalah beberapa jenis gula seperti glukosa, fruktosa, dan sukrosa; pati; asam organik; dan
protein (digunakan pada keadaan & spesies tertentu). Secara umum, respirasi karbohidrat
dapat dituliskan sebagai berikut:
C6H12O6   +   O2     →    6CO2   +   H2O   +   energy
Reaksi di atas merupakan persamaan rangkuman dari reaksi-reaksi yang terjadi dalam
proses respirasi. (Danang, 2008)
Suhu ialah ukuran purata tenaga kinetik zarah-zarah di dalam sesuatu bahan, dan
ia berkaitan dengan betapa panasnya atau sejuknya suatu-suatu bahan. Meniti sejarah, dua
konsep serupa telah dikemukakan secara berasingan untuk menjelaskan tentang suhu,
iaitu penjelasan secara termodinadik dan penjelasan mikroskopik berdasarkan fisik
statistik. Oleh sebab konsep termodinamik adalah suatu ukuran yang bersifat
makroskopik sepenuhnya, maka takrifan termodinamik bagi suhu, sebagaimana yang
dinyatakan oleh Kelvin.
Menurut Saanin, 1984 ikan nila ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Sub Filum : Vertebrata
Kelas : Osteichyes
Sub Kelas : Acanthopterygii
Ordo : Percomorphi
Sub ordo : Percoidae
Famili : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis nilaticus
20

Klasifikasi Ikan mas berdasarkan penelitian dari Saanin, 1984 yaitu sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpi

5. Langkah kerja
Pada praktikum pengamatan respirasi ikan dilakukan dengan tahap – tahap sebagai berikut :
1. Memanaskan air sampai mendidih
2. Mengisi beaker glass menggunakan air PDAM atau air sumur sebanyak 600 ml
3. Memasukan ikan kedalam beaker glass kemudian mendiamkannya kurang lebih 10 menit
4. Setelah ikan menjadi tenang, melakukan pengukuran tehadap frekuensi pernafasan ikan
selama satu menit sebanyak tiga kali pengukuran pada suhu 27,9℃
5. Kemudian membiarkan ikan selama tiga menit, kemudian kita melakukan langkah nomor
4 pada suhu 31℃,33℃,35℃ yang sudah ditambahkan air mendidih dngan pengistirahatan
ikan selama tiga menit pada masng-masing suhu
6. Kemudian hasil pengamatan tersebut kita masukan kedalam tabel frekuensi pernafasan
ikan nila permenit.
21

E. Pengamatan Fotosintesis Pada Tumbuhan Air (Hydrilla verticillata)

1. Tempat dan waktu praktikum


Tempat : Lab Toksikologi Perairan
Waktu : Senin,21 Oktober 2019; 10.00 – 12.00
2. Tujuan
untuk mengetahui proses fotosintesis yang terjadi pada tumbuhan air Hydrilla verticillata
dengan menggunakan cahaya.
3. Alat dan Bahan
Alat
1. Tabung reaksi
2. Corong
3. Breaker glass
4. Stopwatch
5. Lampu

Bahan
1. Air
2. Tumbuhan air Hydrilla verticillata

4. Dasar teori
Fotosintesis merupakan suatu proses dimana terjadi sintesa karbohidrat tertentu
dari karbondioksida dan air yang dilakukan oleh sel-sel yang berklorofil dengan adanya
cahaya matahari dan di hasilkan atau dibebaskan gas oksigen. Proses fotosintesis juga
dinamakan asimulasi karbon, salah satu kemampuan tumbuhan hijau ada memanfaatkan
zat karbon udara untuk diubah menjadi bahan organik bila tersedia cahaya yang
cukup. Secara umum persamaan reaksi kimia pada pristiwa pada fotosintesis dapat
dituliskan sebagai berikut: 6CO2+6H2O cahaya matahari
C6H12O6+6O2 klorofil
22

persamaan reaksi diatas tidaklah menunjukkan mekanisme dari proses fotosintesiss,


melainkan menunjukkan hasil akhir yang dihasilkan dalam proses fotosintesis
(Prawirahartono,1998).
Fotosintesis merupakan proses pembakaran dalam tubuh tanaman yang akan
menghasilkan oksigen yang berfungsi untuk proses pernapasan pada manusia oleh karena
itu manusia tidak dapat terlepas dari tumbuhan karena apabila tidak ada tumbuhan maka
tidak akan ada udara untuk pernapasan manusia. Oleh karena itu manusia tidak bisa
terlepas dari lingkungan untuk kebuuhan hidupnya (Odum,1967).
Bila sepotong tumbuhan itu ditempatkan terbalik didalam larutan encer NaHCO3,
(yang merupakan sumber CO2) diterangi dengan lampu senter mak gelembung oksigen
akan segera dkeluarkan dari bagian potong tangkainya. Karena laju fotosintesis tidak
meningkatnya penyinaran, maka Blackman mengambil kesimpulan bahwa paling tidak
ada dua proses berlainan yang terlibat: satu, suatu reaksi yang memerlukan cahaya dan
yang satu lagi reaksi yang tidak memerlukan cahaya. Yang terakhir dinamai “reaksi
gelap” walau dapat berlangsung terus dalam terang. Blackman berteori bahwa pada
intensitascahaya sedang “reaksi terang” membatasi atau melajukan seluruhproses
(Kimball,1994).

5. Langkah kerja
Pada praktikum pengamatan fotosintesis tumbuhan hydrilla verticillata dilakukan dengan
tahap tahap sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Mengambil hydrilla verticillata sebanyak 2-3 tangkai
3. Memasukkan hydrilla verticillata kedalam breaker glass
4. Menempatkan ditempat yang tertutup lalu diberi cahaya dan menerangkannya dengan
lampu
5. Mengamati percobaan praktikum setiap 1 menit lampu mundur sejauh 5 cm,10 cm,dan
20cm
6. Mengamati gelembung udara yang muncul
7. Mencatat banyaknya gelembung udara yang muncul disetiap percobaannya.
23

BAB III. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Pengamatan struktur batang dan daun Hydrilla verticillata

Nama preparat Gambar dan keterangan

plastisida

sitoplasma
Daun Hydrilla verticillata
dinding sel

Tabel 1. Hasil pengamatan sel daun Hydrilla verticillata

Nama preparat Gambar

Daun Hydrilla verticillata

Tabel 2. Hasil pengamatan sel daun Hydrilla verticillata menggunakan penawaran eosin

Nama preparat Gambar dan keterangan

Epidermis

Floem
Batang Hydrilla verticillata
Xilem
korteks

Tabel 3. Hasil pengamatan untuk batang Hydrilla verticillata

Nama preparat Gambar


24

Batang Hydrilla verticillata

Tabel 4. Hasil pengamatan untuk batang Hydrilla verticillata menggunakan penawaran eosin

Berdasarkan hasil pengamatan sel Hydrilla verticillata memilliki sel berbentuk


lonjong yang tersusun beraturan dan dapat pula diamati proses aliran sitoplasma,yaitu pada
bagia- bagian-bagian penyusun sel tulang daun yang memanjang ditengah-tengah daun.
Aliran sitoplasma tersebut akan mengelilingi vakoula dan akan menggerakan plastid
melewati beberapa vakuola kesegala arah.
Dari hasil pengamatan daun Hydrilla verticillata memiliki dinding sel yang berfungsi
melindungi bagian dalam sel dan membatasi nya dengan lingkungan diluar sel. Dinding sel
tersusun atas fosfolipid dan protein. Sehingga menyebabkan membran sel memiliki sifat
selektif permeabel. Dengan sifat selektif permeabel maka membran sel juga berfungsi untuk
mengatur keluar dan masuknya suatu zat yang menuju ke dalam atau keluar meninggalkan
sel. Sehingga zat-zat berbahaya dari luar sel tidak dapat masuk ke dalam sel. Kloroplas
(plastid) berbentuk bulat lonjong dan berwarna hijau. Kloroplas memiliki 2 membran yaitu
membran luar dan dalam. Pada bagian dalam membran dalam terdapat stroma dan tilakoid.
Stroma adalah cairan yang mengisi rongga di dalam kloroplas dan tilakoid tersusun dari
kantung kecil yang ditumpuk secara vertikal di dalam kloroplas. kloroplas berfungsi untuk
memproduksi makanan bagi keperluan daun pada fotosintesis. Sitoplasma adalah bagian sel
yang tertutup oleh membran sel, fungsi utamanya adalah sebagai tempat penyimpanan bahan
kimia yang berguna untuk metabolisme sel, seperti protein, enzim, dan lemak. Aliran
sitoplasma pada daun Hydrilla verticillata yaitu aliran yang melintasi satu sel ke sel lain yang
alirannya berbentuk lurus dan rotasi yaitu aliran sitoplasma yang terjadi didalam satu sel
yang alirannya berputar seperti gerakan rotasi.
Berdasarkan hasil pengamatan batang Hydrilla verticillata memiliki epidermis yang
berfungsi untuk melindungi tiap organ pada tumbuhan, mengatur proses transpirasi,
menyimpan cadangan air bagi sel, tempat pertukaran oksigen dan karbodioksida, dan tempat
25

penyerapan air dan unsur hara. Floem berfungsi untuk menghantarkan hasil fotosintesis
seperti gula sukrosa dan metabolit lainnya . Xilem berfungsi membawa bahan yang
digunakan untuk melakukan fotosintesis. Korteks berfungsi sebagai trasnportasi zat hara dari
epidermis ke dalam akar dan sebagai penyimpan cadangan energi .

B. Pengamatan Bakteri
a. Gram negatif

Gambar 1. Bakteri gram negative

b. Gram positif

Gambar 2. Bakteri gram positif

Dari preparat yang diamati, terlihat warna merah dari bakteri. Hal tersebut menandakan
bahwa bakteri yang diamati bersifat gram negatif. Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang
26

tidak mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan gram sehingga
akan berwarna merah bila diamati dengan mikroskop. Bakteri gram negatif memiliki sistem
membran ganda di mana membran pasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel.
Bakteri ini mempunyai dinding sel tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di antara
membran dalam dan membran luarnya. Sedangkan bakteri gram-positif terlihat berwarna
ungu atau biru, dan gram-positif hanya mempunyai membrane plasma tunggal yang
dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan.

C. Pengamatan Plakton
NAMA GAMBAR

Monostyla hamata

Tabel 5. Pengamatan plakton Monostyla hamata

(1)
(1) Euglena acus
(2) Euglena oxyuris
27

(2)
Tabel 6. Pengamatan zooplakton (1) Euglena acus (2) Euglena oxyuris

Plankton adalah organisme atau makhluk hidup yang harus dan disebut pula sebagai
jasad-jasad renik yang melayang di dalam air. Istilah plankton, dari bahasa yunani yang
artinya clifting, yaitu yang berarti plankton hanya dapat melayang di dalam air. Istilah
plankton pertama kali dipakai oleh Benser penemunya pada tahun 1987, dengan
menggambarkannya sebagai organisme-organisme bersifat mikroskopik. Plankton dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu phytoplankton dan zooplankton yang memakan phytoplankton
(Herawati, 1989).
Plankton adalah organisme (tumbuhan dan hewan yang hidupnya melayang dalam air
dan pergerakannya dipengaruhi oleh arus. Jadi plankton dapat berupa tumbuhan yang biasa
disebut Pythoplakton dan plankton hewan yang biasa disebut Zooplakton dan jumlahnya
tentu jauh lebih banyak dari pada ikan. Banyaknya jumlah plankton tidak terlepas dari
perannya yang sangat penting, dimana phytoplankton bisa menghasilkan energi melalui
proses fotosintesis) yang secara langsung atau tidak dibutuhkan semua makhluk hidup
melalui proses rantai makanan dalam ekosistem yang kompleks. (Apridayani, 2008).
Tubuh Euglena terdiri dari sel tunggal atau yang biasa disebut uniselulr, bentuk sel
Euglena berbentuk oval panjang, tidak kaku, tidak mempunyai dinding sel yang berisikan
selulosa, dan membran luarnya lentur. Disekitar Euglena tidak terlihat air dan tidak ada
alasan yang ditemukan. Struktur tubuh Euglena berupa flagel, bintik mata, vakuola
kontraktil, kloroplas, nukleus, vakuola makanan, mitokondria, dan pelikel. Alat gerak
Euglena berupa bulu cambuk (flagel) yang tumbuh pada ujung anterior. Euglena hanya bersel
tungal (tidak beralasan). Fungsi vakuola makanan pada Euglena yaitu tempat mencernanya
makanan dan alat ekskresi sisa makanan berbentuk padat. Struktur yang tampak
mengembang dan mengempis pada Euglena yaitu vakuola kontraktil yang berfungsi guna
28

memompa sisa makanan keluar sel melalui membran sel dalam bentuk cair. Reproduksi pada
Euglena adalah dengan membelah diri/pembelahan biner, dari pembelahan ini akan
dihasilkan dua sel anak, setiap sel anak mempunyai inti sel, membran sel, dan sitoplasma.
Euglena termasuk filum Euglenozoa. Habitat Euglena berupa air tawar atau air payau yang
mengandung banyak bahan organik. Peranan Euglena dilngkungan perairan yaitu sebagai
fitoplankton yang berfungsi sebagai produsen di perairan. (Rahman,2008)

D. Pengamatan Respirasi Ikan

Tabel 6. Respirasi pernapasan ikan nila

Suhu Air Penghitungan Ke Rata-Rata


1 2 3
27,9℃ 79 87 88 85
31℃ 82 91 95 88
33⁰C 103 111 126 114
35⁰C 123 139 159 141

Berdasarkan hasil pengamatan respirasi, menunjukan bahwa adanya respirasi suhu panas
ikan akan lebih cendrung cepat buka tutup insang, dan disuhu dingin ikan akan menjadi lebih
tenang dan buka tutup insang tidak secepat pada suhu panas
dengan suhu 27,9⁰C, pada menit pertama ikan mulai melakukan gerakan buka tutup
insang sebanyak 79 kali. Kemudian gerak tutup insang sebanyak 87 kali pada menit kedua.
Pada menit ketiga frekuensi gerakan buka tutup insang ikan sebanyak 88 kali. Sehingga
didapatkan frekuensi pernapasan sebanyak 85 kali, nilai tersebut diambil dari rata- rata
pernapasan ikan yang berlangsung selama 3 menit.
Pada pengamatan pernapasan ikan nila pada suhu 31℃ menghasilkan frekuensi
pernapasan pada menit pertama yaitu 82 kali, pada menit kedua menghasilkan frekuensi
pernapasan sebanyak 91 kali, kemudian pada menit ketiga menghasilkan frekuensi
pernapasan sebanyak 95 kali. Jadi kita dapat mengambil rata – rata frekuensi pernapasan ikan
nila sebanyak 88 kali.
Pada pengamatan dengan suhu 33℃. Pada menit pertama menghasilkan frekuensi
pernapasan sebanyak 103 kali, pada menit kedua menghasilkan frekuensi pernapasan
29

sebanyak 111 kali, dan pada menit ketiga menghasilkan frekuensi pernapasan sebanyak 126
kali. Jadi kita dapat mengambil rata – rata frekuensi pernapasan ikan nila sebanyak 114 kali.
Pada pengamatan dengan suhu 35℃. Pada menit pertama menghasilkan frekuensi
pernapasan sebanyak 123 kali, pada menit kedua menghasilkan frekuensi pernapasan
sebanyak 139 kali, dan pada menit ketiga menghasilkan frekuensi pernapasan sebanyak 159
kali. Jadi kita dapat mengambil rata – rata frekuensi pernapasan ikan nila sebanyak 141 kali.

Tabel 7. Respirasi pernafasan ikan mas


Suhu Air Penghitungan Ke Rata-Rata
1 2 3
29℃ 68 76 81 73
31℃ 79 96 104 93
33⁰C 130 142 155 142,3
35⁰C 194 198 201 198

Pada percobaan pertama dengan suhu 29⁰C, pada menit pertama ikan mulai melakukan
gerakan buka tutup insang sebanyak 68 kali. Kemudian gerak tutup insang sebanyak 76 kali
pada menit kedua. Pada menit ketiga frekuensi gerakan buka tutup insang ikan sebanyak 81
kali. Sehingga didapatkan frekuensi pernapasan sebanyak 23 kali, nilai tersebut diambil dari
rata- rata pernapasan ikan yang berlangsung selama 3 menit.
Pada pengamatan pernapasan ikan mas pada suhu 31℃ menghasilkan frekuensi
pernapasan pada menit pertama yaitu 79 kali, pada menit kedua menghasilkan frekuensi
pernapasan sebanyak 96 kali, kemudian pada menit ketiga menghasilkan frekuensi
pernapasan sebanyak 104 kali. Jadi kita dapat mengambil rata – rata frekuensi pernapasan
ikan mas sebanyak 93 kali.
Pada pengamatan dengan suhu 33℃. Pada menit pertama menghasilkan frekuensi
pernapasan sebanyak 130 kali, pada menit kedua menghasilkan frekuensi pernapasan
sebanyak 142 kali, dan pada menit ketiga menghasilkan frekuensi pernapasan sebanyak 155
kali. Jadi kita dapat mengambil rata – rata frekuensi pernapasan ikan mas sebanyak 142,3
kali.
Pada pengamatan dengan suhu 35℃. Pada menit pertama menghasilkan frekuensi
pernapasan sebanyak 194 kali, pada menit kedua menghasilkan frekuensi pernapasan
30

sebanyak 198 kali, dan pada menit ketiga menghasilkan frekuensi pernapasan sebanyak 201
kali. Jadi kita dapat mengambil rata – rata frekuensi pernapasan ikan mas sebanyak 198 kali.

E. Fotosintesis Tumbuhan Air (Hydrilla verticillata)

Menit ke- Perlakuan dan jarak Jumlah gelembung

1 Dekat (5 cm) 5 gelembung

2 Sedang (10 cm) 4 gelembung

3 Jauh (20 cm) 3 gelembung

Tabel 8. Jumlah gelembung percobaan pertama

Menit ke- Perlakuan dan jarak Jumlah gelembung

1 Dekat (5 cm) 4 gelembung

2 Sedang (10 cm) 3 gelembung

3 Jauh (20 cm) 2 gelembung

Tabel 9. Jumlah gelembung percobaan kedua

Menit ke- Perlakuan dan jarak Jumlah gelembung


31

1 Dekat (5 cm) 5 gelembung

2 Sedang (10 cm) 4 gelembung

3 Jauh (20 cm) 3 gelembung

Tabel 10. Jumlah gelembung percobaan ketiga

Proses fotosintesis membutuhkan cahaya, karena jika tidak terdapat cahaya maka
proses fotosintesis terhambat. Semakin intesitas cahaya maka semakin banyak gelembung
oksigen (O2) yang dihasilkan. Sedangkan jika intensitas cahaya yang semakin banyak
gelembung yang terbentuk juga semakin sedikit.

Faktor-faktor mempengaruhi fotosintesis :

1. Intensitas cahaya: Makin tingga intesitas cahaya makin banyak energi yang
terbentuk,sehingga mempercepat fotosintesis. Namun,intensitas cahaya yang terlalu tinggi
akan merusak klorofil dan mengurangi kecepatan fotosintesis.
2. Suhu: Dalam suatu batasan tertentu, semakin tinggi suhunya,semakin cepat proses
fotosintesis itu terjadi sebaliknya, suhu yang rendah menghambat proses fotosintesis.
3. Gelembung-gelembung yang timbul dari percobaan menunjukkan dalam fotosintesis
dihasilkan oksigen.

BAB IV. KESIMPULAN DAN SARAN


32

A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Struktur daun tumbuhan air Hydrilla verticillata berbentuk lonjong dan tersusun
beraturan dan memliki dinding sel,kloroplas (plastid), dan sitoplasma. Struktur batang
tumbuhan air Hydrilla verticillata dilapisi oleh epidermis yang berfungsi melindungi
tiap organ pada tumbuhan, memiliki xilem dan floem sebagai jaringan pengangkut
makanan, dan korteks yang berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan energi.
2. Berdasarkan reaksi terhadap pewarnaan gram, bakteri dibagi menjadi dua golongan yaitu
gram positif dan gram negatif. Bakteri yang kami amati termasuk gram negatif karena
bakteri tersebut berwarna merah. Sedangkan bakteri gram positif berwarna ungu.
3. Organisme plankton dapat dibedakan berdasakan fungsi dan daur hidupnya dan Adapun
jenis plankton yang dapat diamati adalah Monostyla hamata , Euglena acus , dan
Euglena oxyuris.
4. Proses respirasi pada ikan Nila dan ikan Mas dipengaruhi oleh suhu perairan. Semakin
tinggi suhu perairan, aktivitas pernafasan meningkat dibandingkan pada suhu rendah.
5. Pada percobaan tentang proses fotosintesis ,Hydrilla verticillata dimasukan ke dalam
corong kaca yang ditutup dengan tabung reaksi dan kemudian ke dalam gelas ukur yang
berisi air sampai corong terendam air, apabila dilakukan perlakuan dengan memberikan
cahaya pada Hydrilla verticillata akan menghasilkan gelembung udara.

B. Saran
Sebaiknya didalam pelaksanaan praktikum ini waktu yang telah ditentukan digunakan
dengan sebaik – baiknya sehingga praktikum dapat berjalan dengan sesuai yang diinginkan.
Selain itu penggunaan mikroskop pun harus lebih cermat yang lebih penting kehati-hatian
dalam menggunakan alat-alat praktikum.

DAFTAR PUSTAKA
33

Abdul, Taufiq. 2017 . Laporan praktikum plaktonologi. Universitas Negeri Yogyakarta,


Yogyakarta
Aprisanti, devi. 2015. Proses fotosisntesis dan aliran sitoplasma pada hydrilla verticillata.
Universitas Mulawarman, samarinda.
Campbell, Neil. A, dkk. 2008. Biologi Edisi Kedelapan Jilid 1. Jakarta :Erlangga
Campbell, 2000. Biologi. Jakarta :Erlangga
Case, john. 2007. Biologi. Jakarta : Erlangga
Hezim, Faisol. 2013 . Laporan praktikum plakton. Universitas Negeri Malang, Malang
Jatmika liran, indra. 2016. Laporan praktikum biologi. Universitas Lambung Mangkurat,
Banjarbaru
Kimball, J. W. 1991. Biologi. Jakarta :Erlangga
Kimball, J. W. 2002. Fisiologi Tumbuhan. Erlangga. Jakarta
Lubis, maju. 2013. Laporan praktikum biologi sel makhluk hidup. Universitas Bengkulu,
Bengkulu.
Levinson, W. 2008. Medical Microbiology and Immunology. New York.
Salisbury, F. B dan Ross, C. W. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid I. ITB, Bandung.
Pratiwi, dkk. 2006. Biologi untuk SMA kelas XII. Jakarta : Erlangga
Nontji, A. 2008. Plankton Laut. Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI). Jakarta.
Rahman, A. 2008. Kajian Kandungan Phospat dan Nitrat Pengaruhnya terhadap
Kelimpahan Jenis Plankton di Perairan Muara Sungai Nelayan. Kalimantan Scientiae.

Rahmaningsih, S. 2012. Penagruh Ekstrak Sidawayah dengan Konsentrasi yang Berbeda untuk
Mengatasi Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophyla  pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan.

Anda mungkin juga menyukai