Laporan Biologi Dasar
Laporan Biologi Dasar
BAB 1. PENDAHULUAN
Pada umumnya sel itu bersifat mikroskopis yang artinya tidak dapat dilihat
dengan mata telanjang. Besarnya dibatasi membran, suatu sel yang sangat aktif
melakukan metabolisme tidak akan mempunyai volume yang besar. Sel bergantung pada
sel-sel lain untuk melakukan fungsi-fungsi yang tidak dapat melakukan sendiri. Meskipun
sel itu bermacam-macam, terdapat persamaan tertentu pada sifat-sifat bentuk dan
fungsional yang lazim bagi kebanyakan sel (Kimball, 1991).
Sel merupakan kesatuan struktural, fungsional dan herediter yang terkecil. Sel
terbagi menjadi dua tipe yaitu prokariot dan eukariot. Perbedaan karakteristik dari kedua
tipe tersebut adalah keberadaan membran yang menyebulungi nukleus maupun organel
lainnya yang memiliki fungsi spesifik seperti mitokondria,retikulum endoplasma, badan
golgi, dan lisosom. Sel eukariot memiliki karakteristik tersebut sedangkan sel prokariot
tidak (Camphell,2000) .
Sel pertama kali dikenalkan oleh Robert Hooke pada tahun 1665 yang mengamati
jaringan gabus pada tumbuhan yang merupakan kesatuan fungsional makhluk hidup.
Semua fungsi di atur dan berlangsung di dalam sel. Karena itulah sel dapat berfungsi
secara autimon asalkan seluruh kebutuhan hidupnya terpenuhi. Sel merupakan sturuktural
terkecil dari suatu organisme hidup, karena ukurannya sangat kecil maka sel tidak bisa
dilihat langsung dengan mata telanjang akan tetapi bisa di lihat dengan bantuan
mikroskop (Al Mubin 2012) .
kimia tinggi ion anorganik dalam sel, sehingga menyebabkan air tertarik masuk.
Membran sel bakteri akan pecah jika tidak memiliki dinding sel (Volk & Wheeler 1993).
Ketika nutrien esensial di lingkungan bakteri tersebut habis, beberapa bakteri
dapat memasuki tahap istirahat dengan membentuk endospora. Bakteri tersebut akan
mensalin kromosomnya sendiri, dan menyelubunginya dengan dinding sel yang tebal,
kandungan airnya disingkirkan, dan metabolismenya dihentikan. Endospora terdiri atas
sedikit air serta memilki resistensi tinggi terhadap panas, kondisi kering, lingkungan
asam, lingkungan basa, beberapa desinfektan, serta radiasi (Campbell 2008)
Banyak spesies bakteri menyintesis polimer ekstrasel seperti polisakarida untuk
membentuk lapisan di sekeliling sel yang dinamakan kapsul. Koloni bakteri berkapsul
terlihat berlendir pada medium agar. Bakteri berkapsul umumnya lebih resisten terhadap
efek fagositosis dari antibody tubuh. Kapsul ini berfungsi sebagai pertahanan dan juga
sebagai alat kolonisasi (Assani,1993).
Sebagian besar bakteri dapat bergerak (motilitas). Pergerakan ini dilakukan oleh
flagella. Flagela berbentuk panjang dan ramping. Garis tengahnya berkisar 12–30 nm.
(Campbell,2008).
Sebuah bakteri dapat memiliki satu, dua, atau banyak flagel. Bakteri dengan satu
flagel dan disebut monotrichous. Bakteri dengan dua flagel yang terletak di kedua ujung
dinamakan amphitrichous. Bakteri yang memiliki flagel dua atau lebih di salah satu atau
kedua ujung dinamakan lophotrichous. Sementara itu, bakteri yang memiliki flagel di
seluruh permukaan dinding selnya disebut eritrichous dan bakteri yang tidak berflagel
disebut atrichous (Black,1999).
Setiap makluk hidup beberapa ciri atau sifat dasar. Salah satu yang utama adalah
mahluk hidup Perlu makanan dan mengeluarkan zat sisa. Apabila kita cermati, sifat dasar
tersebut mengarahkan kita kepada suatu mekanisme yang terjadi di dalam tubuh mahluk
hidup yang disebut dengan metabolisme (Kimball,1992).
Metabolisme yang terjadi pada setiap jenis mahluk hidup tentunya tidak
sama.Bergantung pada komponen penyusun mahluk hidup dari tingkat seluler hingga
organisme. Dalam proses metabolisme terjadi berbagai reaksi kimia baik untuk menyusun
maupun menguraikan senyawa tertentu. Proses penyusun tersebut disebut anabolisme,
sedangkan proses penguraiannya disebut katabolisme. Salah satu proses metabolisme
( anaboliame ) yang sering kita dengar adalah proses fotosintesis. Proses tersebut terjadi
pada tumbuhan berklorofil, tempatnya pada jaringan tiang atau palisade dan bunga
karang pada mesofil daun. Pada sel palisade atau bunga karang (Salisbury,1995).
Proses ini terjadi di dalam sebuah oeganel yaitu kloroplas. Seperti yang telah
diketahui,proses ini hanya dapat terjadi pada saat ada cahaya. Cahaya itu dapat berupa
cahaya matahari maupun cahaya lampu, yang penting dalam cahaya tersebut terdapat
sinar putih yang merupakan spektrum cahaya dari cahaya mejikuhibiniu (merah-jingga-
kuning-hijau-biru-nila-ungu).Selain cahaya matahari, proses fotosintesis juga
membutuhkan karbondiksida dan air. Untuk itu dari percobaan ini saya ingin
membuktikan bahwa intensitas cahaya dan suhu dapat mempengaruhi laju fotosintesis
suatu tumbuhan (Pratiwi,2006).
6
Bahan
1. Batang dan Daun Hydrilla verticallata segar
2. Akuades
3. Penawaran eosin untuk memberikan gambaran yang lebih jelas.
4. Dasar teori
Sel merupakan satu kesatuan struktural, fungsional dan herediter yang terkecil.
Sel terbagi menjadi dua tipe yaitu prokariot dan eukariot. Perbedaan karakteristik dari
kedua tipe tersebut adalah keberadaan membran yang menyebulungi nukleus maupun
organel lainnya yang memiliki fungsi spesifik seperti mitokondria, retikulum
endoplasma, badan golgi, dan lisosom. Sel eukariot memilik karakteristik tersebut
sedangkan sel prokariotik tidak (Campbell, 2000)
7
Secara umum struktur sel tumbuhan dapat dibagi menjadi tiga bagian yaitu inti
sel, sitoplasma dan membran plasma. Setiap bagian sel tumbuhan memiliki fungsi yang
berbeda (Campbell, 2003).
Pada daun Hydrilla verticillata dapat pula diamati proses aliran sitoplasma yaitu
pada bagian sel - sel penyusun ibu tulang daun yang memanjang di tengah – tengah
daun. Pada Hydrilla verticillata juga terdapat trikoma yang berfungsi untuk mencegah
penguapan yang berlebih. Aliran sitoplasma dalam tumbuhan akan menggerakkan plastid
melewati beberapa vakuola ke segala arah yang disebut dengan sirkulasi, aliran ini
biasanya terdapat pada tumbuhan yang masih muda, karena dalam tumbuhan muda sel –
selnya masih dalam tahapan pertumbuhan dan perkembangan, sehingga masih
membutuhkan bahan – bahan organik untuk sintesis komponen – komponen sel.
Sedangkan aliran sitoplasma yang mengelilingi vakuola disebut aliran rotasi, terjadi pada
sel tua karena sel tua sudah tidak terlalu banyak membutuhkan senyawa organik lagi,
maka bahan organik tersebut dibawa ke vakuola untuk disimpan sebagai cadangan
makanan. Jika suaru saat membutuhkannya,misalnya dalam kondisi kekeringan atau
musim kemarau (Kimball, 2002).
8
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Liliopsida
Ordo : Hydrocharitales
Famili : Hydrocharitacae
Genus : Hydrilla
6. Langkah kerja
Pada praktikum pengamatan struktur sel pada tumbuhan air Hydrilla verticillata
dilakukan dengan tahap – tahap sebagai berikut :
1. Mengambil tumbuhan air Hydrilla verticillata yang masih segar, potong kecil dan
letakkan di atas object glass
2. Mengamati potongan Hydrilla verticillata dibawah mikroskop dengan perbesaran 100x
atau 1000x
3. Meneteskan cairan eosin menggunakan pipet dan amati kembali dibawah mikroskop
4. Mendokumentasikan object yang diamati menggunakan kamera handphone
5. Mendiskusikan hasil dokumentasi dalam kelompok untuk menyusun laporan sementara
dan laporan akhir.
9
Bahan
1. Biarkan bakteri berumur 24-48 jam sudah siap
2. Akuades
3. Muhyline blue
4. Alkohol 70%
5. Etanol 70%
6. Saframil
7. Kristal ungu
8. Iodiom
9. Tissue
10.Kertas labu
10
4. Dasar teori
Bakteri merupakan salah satu jenis mikroorganisme yang tidak bisa dilihat oleh
mata telanjang. Bakteri memiliki bentuk bermacam-macam yaitu, bulat, batang dan
spiral. Bakteri adalah organisme bersel tunggal terkecil, beberapa di antaranya hanya
memiliki diameter 0,4 mm. Sel berisi massa sitoplasma dan beberapa bahan inti (dia tidak
memilki inti sel yang jelas). Sel dibungkus oleh dinding sel dan pada beberapa jenis
bakteri dinding sel ini dikelilingi oleh lapisan lendir atau kapsula. Kapsula terdiri atas
campuran polipeptida dan polisakarida. (Sutedjo , 1991).
Pada umumnya ukuran tubuh akteri sangat kecil, umumnya bentuk tubuh bakteri
baru dapat dilihat dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 10 X atau
lebih. Satuan ukuran tubuh bakteri adalah mikrometer atau mikron. (Dwidjoseputro,
1981).
Bakteri merupakan sel prokariotik dan mempunyai berbagai bentuk yang sebagian
m.m dan panjang 5besar berbentuk batang dengan lebar kurang dari 1 DNA
diselubungi oleh satu membran inti, terdapat organela mitokondria dan protoplas. Daerah
inti berupa anyaman benang halus yang langsung berbatasan dengan sitoplasma berisi
ribosom. Bakteri berkembang biak dengan membelah diri (Levinson,2008)
Berdasarkan bentuk morfologisnya, maka bakteri tiu dapat dibagi atas ti
golongan,yaitu golongan basil, golongan kokus, dan golongan spiral. Basil (bacillus)
berbentuk serupa dengan tongkat pendek, silindris. Sebagian besar dari bakteri itu
merupakan basil. Basil dapat bergandeng-gandengan panjang, bergandengan dua-dua,
atau terlepas satu sama lain.Yang bergandeng-gandengan panjang disebut streptobasil,
yang dua-dua disebut diplobasil.Ujung-ujung basil yang terlepas satu sama lain itu
tumpul, sedang ujung-ujung yang masih bergandengan itu tajam. Kokus (coccus) adalah
bakteri yang bentuknya serupa bola-bola kecil. Golongan ini tidak sebanyak golongan
basil. Kokus ada yang bergandeng-gandengan panjang serupa tali leher, ini disebiut
streptokokus, ada yang bergandengan dua-dua, ini disebut tetrakokus, kokus yang
mengelompok merupakan suatu untaian disebut stafilokokus, sedang kokus yang
mengelompok serupa kokus disebut sarcina. Spiril (dari spirilum) ialah bakteri yang
bengkok atau berbengkok-bengkok serupa spiral. Bakteri yang berbentuk spiral itu tidak
banyak. Golongan ini merupakan golongan yang paling kecil, jika dibandingkan dengan
11
golongan kokus maupun golongan basil. Suatu bahan makanan apabila dibiarkan pada
keadaan yang memungkinkan pertumbuhan bakteri, susu mentah misalnya dengan mutu
kesehatan yanag baik akan memungkinkan memberikan rasa asam yang khas. Perubahan
ini disebabkan oleh Streptococcus lactis dan spesies-spesies Lactobacillus tertentu.
Perubahan utama yang terjadi adalah fermentasi laktosa menjadi asam laktat. Bakteri
dalam susu digolongkan berdasarkan suhu pertumbuhan dan ketahanannya terhadap
panas. Pertimbangan ini amat praktis karena suhu rendah digunakan untuk mencegah atau
menghambat pertumbuhan mikrobia yang merusak susu dan suhu tinggi (pasteurisasi)
untuk mengurngi populasi mikrobia, memusnahkan pathogen dan secara umum
memperbaiki mutu susu. Berdasarkan pada persyaratan suhu, tipe bakteri yang diujmpai
dalam susu ialah psikofilik, mesofilik, termofilik, dan thermodurik karena beberapa
bakteri psikofilik tertentu tumbuh pada suhu sedikit di atas suhu beku dan beberapa
bakteri thermofilik tumbuh di atas suhu 65 derajat celcius (Black,1999)
Pertumbuhan dapat didefinisikan sebagai pertambahan jumlah atau volume serta
ukuran sel. Pada organisme prokariot seperti bakteri, pertumbuhan merupakan
pertambahan volume dan ukuran sel dan juga sebagai pertambahan jumlah sel.
Pertumbuhan sel bakteri biasanya mengikuti suatu pola pertumbuhan tertentu berupa
kurva pertumbuhan sigmoid. (Raven & johson,1999)
Struktur luar bakteri adalah sebagai berikut.
1) Flagel atau bulu cambuk
Bakteri dapat bergerak kemana- mana dengan menggunakan flagel (dari kata flagellum,
yang berarti bulu cambuk). Bakteri golongan kokus tidak banyak bergerak. Golongan
spiiril banyak yang dapat bergerak, karena mempunyai flagel pada salah satu atau kedua
ujungnya. Golongan basil yang dapat bergearak mempunyai flagel yang tersebar baik
pada ujung – ujung maupun pada sisi.
2) Pili atau fimbriae
Pili merupakan benang – benang halus yang keluar atau menonjol dari dinding sel, dan
hanya di ketemukan pada bakteri berbentuk batang bersifat gram negatif.
3) Kapsula atau lapisan lender
Lapisan lendir menyelubungi dinding sel seluruh bakteri. Bila lapisan lendir cukup tebal
maka bungkus itu di sebut kapsula. Lapisan lendir terdiri atas karbohidrat.
12
4) Dinding sel
Berfungsi memberikan bentuk tertentu pada bakteri, untuk mengatur keluar masuknya zat
kimia, serta memegang peranan dalam pembelahan sel. Dinding sel sangat tipis, sifatnya
elastis, terletak di antara kapsula dan membran sitoplasma dengan susunan kimia
kompleks.
Susunan dalam sel bakteria adalah sebagai berikut.
a) Membran sitoplasma
Mimbran sitoplasma tersusun oleh senyawa protein, lipida, serta asam nukleat. Membran
sitoplasma tersusun oleh senyawa protein ini mudah sekali menghisap warna yang
bersifat alkalis.
b) Protoplasma
Protoplasma merupakan isi sel yang di sebut juga sitoplasma atau plasma sel.
Protoplasma merupakan koloid yang mengandung karbohidrat, protein, enzim, belerang,
kalsium karbonat, dan volutin yaitu suatu zat yang banyak mengandung asam ribonukleat
(ARN) dan yang mudah zat warna tertentu, yang bersifat basa.
c) Inti atau nucleus
Nukleus merupakan lokasi utama bahan genetik, dan berfungsi sebagai pusat
pengendalian sel. Bakteri merupakan makhluk hidup yang bersifat haploid. Kromosom
bakteri tidak memanjang serupa potongan – potongan benang, tetapi melingkar tanpa
ujung pangkal.
d) Organel – organel yang lain
Organel adalah struktur – struktur yang terbatasi oleh membran di dalam sitoplasma yang
melakukan fungsi – fungsi khusus di dalam sel. Bakteri tidak mempunyai organel
nukleolus, tidak mempunyai retikulum indoplasma, tidak mempunyai mitokondria, dan
tidak mempunyai tubuh golgi seperti lazimnya sel – sel makhluk berderajat tinggi.
(jimmo,2008)
13
5. Langkah kerja.
Pada praktikum pengamatan pewarnaan bakteri dilakukan dengan tahap-tahap
sebagai berikut :
1. Mengambil object glass lalu membersihkannya dengan alkohol dan dikeringkan
menggunakan tisu
2. Membersihkan object glass yang sudah kemudian ditetesi 1-2 tetes akuades
3. Mengambil bakteri yang sudah disiapkan menggunakan jarum yang sudah dipanaskan
untuk di letakkan pada object glass.
4. Mendifiksasi object glass tersebut diatas bunsen.
5. Menetesi preparat tersebut dengan kristal ungu, kemudian biarkan selama kurang lebih 1
menit.
6. Membilas preparat tersebut dengan akuades dan dibiarkan kurang lebih 1 menit
7. Menetesi preparat menggunakan iodium dan dibiarkan selama kurang lebih 2 menit.
8. Membilas preparat dengan akuades setelah dibiarkan kurang lebih 2 menit
9. Membilas preparat kembali menggunakan alkohol (etanol 70%)
10. Menetesi preparat dengan safranin lalu dibiarkan selama kurang lebih 2 menit.
11. Membilas preparat dengan akuades.
12. Mengeringkan preparat kemudian diamati dengan mikroskop mulai dari pembesaran
kecil.
13. Mendokumentasikan hasil pengamatan tersebut (berupa warna dan bentuk bakteri).
14. Mendiskusikan hasil pengamatan bersama kelompok untuk membuat laporan hasil
pengamatan.
14
C. Pengamatan plankton
4. Dasar Teori
Plankton merupakan kumpulan dari organisme pelagis yang sangat mudah hanyut
oleh gerakan massa air. Plankton berbeda dengan nekton (ikan) yang juga merupakan
organisme pelagis yang dapat berenang cukup kuat sehingga dapat melawan gerakan
massa air. Plankton juga memiliki perbedaan dengan bentos yang terdiri dari organisme
yang hidup di dasar perairan (Stewart, 1986).
Dalam klasifikasinya, organisme plankton dapat dibedakan berdasakan:
Berdasarkan Fungsi
Plankton digolongkan menjadi empat golongan utama, yaitu:
a. Fitoplankton
Fitoplankton atau plankton nabati adalah tumbuhan yang hidupnya mengapung atau
melayang di perairan. Ukurannya sangat kecil sehingga tidak dapat dilihat oleh mata
telanjang. Umumnya fitoplankton berukuran 2 µm – 200 µm (1 µm = 0,001 mm).
Fitoplankton umumnya berupa individu bersel tunggal (Anonim1, 2010).
15
5. Langkah Kerja
Pada praktikum pengamatan plankton dilakukan dengan tahap-tahap sebagai berikut:
1. Mengaduk air benanga yang di dalam botol terlebih dahulu.
2. Mengambil air teteskan menggunakan pipet tetes.
3. Meletakkan diatas object glass dan amati kembali di bawah mikroskop.
4. Mendokumentasikan object glass yang diambil menggunakan kamera atau kamera
handphone.
5. Mendidiskusikan hasil dokumentasi dalam kelompok untuk menyusun laporan
sementara dan laporan akhir
18
Bahan
1. Ikan nila (Oreochromis niloticos) hidup dan sehat berukuran 3 – 5 cm
2. Air pdam
3. Air panas
4. Dasar Teori
Respirasi merupakan proses katabolisme atau penguraian senyawa organik
menjadi senyawa anorganik. Respirasi sebagai proses oksidasi bahan organik yang terjadi
didalam sel dan berlangsung secara aerobik maupun anaerobik. Dalam respirasi aerob
diperlukan oksigen dan dihasilkan karbondioksida serta energi. Sedangkan dalam
respirasi anaerob dimana oksigen tidak atau kurang tersedia dan dihasilkan senyawa
selain karbondiokasida, seperti alkohol, asetaldehida atau asam asetat dan sedikit energi.
(Lovelles, 1997).
19
Klasifikasi Ikan mas berdasarkan penelitian dari Saanin, 1984 yaitu sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Filum : Chordata
Kelas : Actinopterygii
Ordo : Cypriniformes
Famili : Cyprinidae
Genus : Cyprinus
Spesies : Cyprinus carpi
5. Langkah kerja
Pada praktikum pengamatan respirasi ikan dilakukan dengan tahap – tahap sebagai berikut :
1. Memanaskan air sampai mendidih
2. Mengisi beaker glass menggunakan air PDAM atau air sumur sebanyak 600 ml
3. Memasukan ikan kedalam beaker glass kemudian mendiamkannya kurang lebih 10 menit
4. Setelah ikan menjadi tenang, melakukan pengukuran tehadap frekuensi pernafasan ikan
selama satu menit sebanyak tiga kali pengukuran pada suhu 27,9℃
5. Kemudian membiarkan ikan selama tiga menit, kemudian kita melakukan langkah nomor
4 pada suhu 31℃,33℃,35℃ yang sudah ditambahkan air mendidih dngan pengistirahatan
ikan selama tiga menit pada masng-masing suhu
6. Kemudian hasil pengamatan tersebut kita masukan kedalam tabel frekuensi pernafasan
ikan nila permenit.
21
Bahan
1. Air
2. Tumbuhan air Hydrilla verticillata
4. Dasar teori
Fotosintesis merupakan suatu proses dimana terjadi sintesa karbohidrat tertentu
dari karbondioksida dan air yang dilakukan oleh sel-sel yang berklorofil dengan adanya
cahaya matahari dan di hasilkan atau dibebaskan gas oksigen. Proses fotosintesis juga
dinamakan asimulasi karbon, salah satu kemampuan tumbuhan hijau ada memanfaatkan
zat karbon udara untuk diubah menjadi bahan organik bila tersedia cahaya yang
cukup. Secara umum persamaan reaksi kimia pada pristiwa pada fotosintesis dapat
dituliskan sebagai berikut: 6CO2+6H2O cahaya matahari
C6H12O6+6O2 klorofil
22
5. Langkah kerja
Pada praktikum pengamatan fotosintesis tumbuhan hydrilla verticillata dilakukan dengan
tahap tahap sebagai berikut:
1. Menyiapkan alat dan bahan yang dibutuhkan
2. Mengambil hydrilla verticillata sebanyak 2-3 tangkai
3. Memasukkan hydrilla verticillata kedalam breaker glass
4. Menempatkan ditempat yang tertutup lalu diberi cahaya dan menerangkannya dengan
lampu
5. Mengamati percobaan praktikum setiap 1 menit lampu mundur sejauh 5 cm,10 cm,dan
20cm
6. Mengamati gelembung udara yang muncul
7. Mencatat banyaknya gelembung udara yang muncul disetiap percobaannya.
23
plastisida
sitoplasma
Daun Hydrilla verticillata
dinding sel
Tabel 2. Hasil pengamatan sel daun Hydrilla verticillata menggunakan penawaran eosin
Epidermis
Floem
Batang Hydrilla verticillata
Xilem
korteks
Tabel 4. Hasil pengamatan untuk batang Hydrilla verticillata menggunakan penawaran eosin
penyerapan air dan unsur hara. Floem berfungsi untuk menghantarkan hasil fotosintesis
seperti gula sukrosa dan metabolit lainnya . Xilem berfungsi membawa bahan yang
digunakan untuk melakukan fotosintesis. Korteks berfungsi sebagai trasnportasi zat hara dari
epidermis ke dalam akar dan sebagai penyimpan cadangan energi .
B. Pengamatan Bakteri
a. Gram negatif
b. Gram positif
Dari preparat yang diamati, terlihat warna merah dari bakteri. Hal tersebut menandakan
bahwa bakteri yang diamati bersifat gram negatif. Bakteri gram-negatif adalah bakteri yang
26
tidak mempertahankan zat warna kristal violet sewaktu proses pewarnaan gram sehingga
akan berwarna merah bila diamati dengan mikroskop. Bakteri gram negatif memiliki sistem
membran ganda di mana membran pasmanya diselimuti oleh membran luar permeabel.
Bakteri ini mempunyai dinding sel tebal berupa peptidoglikan, yang terletak di antara
membran dalam dan membran luarnya. Sedangkan bakteri gram-positif terlihat berwarna
ungu atau biru, dan gram-positif hanya mempunyai membrane plasma tunggal yang
dikelilingi dinding sel tebal berupa peptidoglikan.
C. Pengamatan Plakton
NAMA GAMBAR
Monostyla hamata
(1)
(1) Euglena acus
(2) Euglena oxyuris
27
(2)
Tabel 6. Pengamatan zooplakton (1) Euglena acus (2) Euglena oxyuris
Plankton adalah organisme atau makhluk hidup yang harus dan disebut pula sebagai
jasad-jasad renik yang melayang di dalam air. Istilah plankton, dari bahasa yunani yang
artinya clifting, yaitu yang berarti plankton hanya dapat melayang di dalam air. Istilah
plankton pertama kali dipakai oleh Benser penemunya pada tahun 1987, dengan
menggambarkannya sebagai organisme-organisme bersifat mikroskopik. Plankton dibagi
menjadi dua kelompok, yaitu phytoplankton dan zooplankton yang memakan phytoplankton
(Herawati, 1989).
Plankton adalah organisme (tumbuhan dan hewan yang hidupnya melayang dalam air
dan pergerakannya dipengaruhi oleh arus. Jadi plankton dapat berupa tumbuhan yang biasa
disebut Pythoplakton dan plankton hewan yang biasa disebut Zooplakton dan jumlahnya
tentu jauh lebih banyak dari pada ikan. Banyaknya jumlah plankton tidak terlepas dari
perannya yang sangat penting, dimana phytoplankton bisa menghasilkan energi melalui
proses fotosintesis) yang secara langsung atau tidak dibutuhkan semua makhluk hidup
melalui proses rantai makanan dalam ekosistem yang kompleks. (Apridayani, 2008).
Tubuh Euglena terdiri dari sel tunggal atau yang biasa disebut uniselulr, bentuk sel
Euglena berbentuk oval panjang, tidak kaku, tidak mempunyai dinding sel yang berisikan
selulosa, dan membran luarnya lentur. Disekitar Euglena tidak terlihat air dan tidak ada
alasan yang ditemukan. Struktur tubuh Euglena berupa flagel, bintik mata, vakuola
kontraktil, kloroplas, nukleus, vakuola makanan, mitokondria, dan pelikel. Alat gerak
Euglena berupa bulu cambuk (flagel) yang tumbuh pada ujung anterior. Euglena hanya bersel
tungal (tidak beralasan). Fungsi vakuola makanan pada Euglena yaitu tempat mencernanya
makanan dan alat ekskresi sisa makanan berbentuk padat. Struktur yang tampak
mengembang dan mengempis pada Euglena yaitu vakuola kontraktil yang berfungsi guna
28
memompa sisa makanan keluar sel melalui membran sel dalam bentuk cair. Reproduksi pada
Euglena adalah dengan membelah diri/pembelahan biner, dari pembelahan ini akan
dihasilkan dua sel anak, setiap sel anak mempunyai inti sel, membran sel, dan sitoplasma.
Euglena termasuk filum Euglenozoa. Habitat Euglena berupa air tawar atau air payau yang
mengandung banyak bahan organik. Peranan Euglena dilngkungan perairan yaitu sebagai
fitoplankton yang berfungsi sebagai produsen di perairan. (Rahman,2008)
Berdasarkan hasil pengamatan respirasi, menunjukan bahwa adanya respirasi suhu panas
ikan akan lebih cendrung cepat buka tutup insang, dan disuhu dingin ikan akan menjadi lebih
tenang dan buka tutup insang tidak secepat pada suhu panas
dengan suhu 27,9⁰C, pada menit pertama ikan mulai melakukan gerakan buka tutup
insang sebanyak 79 kali. Kemudian gerak tutup insang sebanyak 87 kali pada menit kedua.
Pada menit ketiga frekuensi gerakan buka tutup insang ikan sebanyak 88 kali. Sehingga
didapatkan frekuensi pernapasan sebanyak 85 kali, nilai tersebut diambil dari rata- rata
pernapasan ikan yang berlangsung selama 3 menit.
Pada pengamatan pernapasan ikan nila pada suhu 31℃ menghasilkan frekuensi
pernapasan pada menit pertama yaitu 82 kali, pada menit kedua menghasilkan frekuensi
pernapasan sebanyak 91 kali, kemudian pada menit ketiga menghasilkan frekuensi
pernapasan sebanyak 95 kali. Jadi kita dapat mengambil rata – rata frekuensi pernapasan ikan
nila sebanyak 88 kali.
Pada pengamatan dengan suhu 33℃. Pada menit pertama menghasilkan frekuensi
pernapasan sebanyak 103 kali, pada menit kedua menghasilkan frekuensi pernapasan
29
sebanyak 111 kali, dan pada menit ketiga menghasilkan frekuensi pernapasan sebanyak 126
kali. Jadi kita dapat mengambil rata – rata frekuensi pernapasan ikan nila sebanyak 114 kali.
Pada pengamatan dengan suhu 35℃. Pada menit pertama menghasilkan frekuensi
pernapasan sebanyak 123 kali, pada menit kedua menghasilkan frekuensi pernapasan
sebanyak 139 kali, dan pada menit ketiga menghasilkan frekuensi pernapasan sebanyak 159
kali. Jadi kita dapat mengambil rata – rata frekuensi pernapasan ikan nila sebanyak 141 kali.
Pada percobaan pertama dengan suhu 29⁰C, pada menit pertama ikan mulai melakukan
gerakan buka tutup insang sebanyak 68 kali. Kemudian gerak tutup insang sebanyak 76 kali
pada menit kedua. Pada menit ketiga frekuensi gerakan buka tutup insang ikan sebanyak 81
kali. Sehingga didapatkan frekuensi pernapasan sebanyak 23 kali, nilai tersebut diambil dari
rata- rata pernapasan ikan yang berlangsung selama 3 menit.
Pada pengamatan pernapasan ikan mas pada suhu 31℃ menghasilkan frekuensi
pernapasan pada menit pertama yaitu 79 kali, pada menit kedua menghasilkan frekuensi
pernapasan sebanyak 96 kali, kemudian pada menit ketiga menghasilkan frekuensi
pernapasan sebanyak 104 kali. Jadi kita dapat mengambil rata – rata frekuensi pernapasan
ikan mas sebanyak 93 kali.
Pada pengamatan dengan suhu 33℃. Pada menit pertama menghasilkan frekuensi
pernapasan sebanyak 130 kali, pada menit kedua menghasilkan frekuensi pernapasan
sebanyak 142 kali, dan pada menit ketiga menghasilkan frekuensi pernapasan sebanyak 155
kali. Jadi kita dapat mengambil rata – rata frekuensi pernapasan ikan mas sebanyak 142,3
kali.
Pada pengamatan dengan suhu 35℃. Pada menit pertama menghasilkan frekuensi
pernapasan sebanyak 194 kali, pada menit kedua menghasilkan frekuensi pernapasan
30
sebanyak 198 kali, dan pada menit ketiga menghasilkan frekuensi pernapasan sebanyak 201
kali. Jadi kita dapat mengambil rata – rata frekuensi pernapasan ikan mas sebanyak 198 kali.
Proses fotosintesis membutuhkan cahaya, karena jika tidak terdapat cahaya maka
proses fotosintesis terhambat. Semakin intesitas cahaya maka semakin banyak gelembung
oksigen (O2) yang dihasilkan. Sedangkan jika intensitas cahaya yang semakin banyak
gelembung yang terbentuk juga semakin sedikit.
1. Intensitas cahaya: Makin tingga intesitas cahaya makin banyak energi yang
terbentuk,sehingga mempercepat fotosintesis. Namun,intensitas cahaya yang terlalu tinggi
akan merusak klorofil dan mengurangi kecepatan fotosintesis.
2. Suhu: Dalam suatu batasan tertentu, semakin tinggi suhunya,semakin cepat proses
fotosintesis itu terjadi sebaliknya, suhu yang rendah menghambat proses fotosintesis.
3. Gelembung-gelembung yang timbul dari percobaan menunjukkan dalam fotosintesis
dihasilkan oksigen.
A. Kesimpulan
Dari hasil pengamatan praktikum yang dilakukan, dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Struktur daun tumbuhan air Hydrilla verticillata berbentuk lonjong dan tersusun
beraturan dan memliki dinding sel,kloroplas (plastid), dan sitoplasma. Struktur batang
tumbuhan air Hydrilla verticillata dilapisi oleh epidermis yang berfungsi melindungi
tiap organ pada tumbuhan, memiliki xilem dan floem sebagai jaringan pengangkut
makanan, dan korteks yang berfungsi sebagai penyimpan cadangan makanan energi.
2. Berdasarkan reaksi terhadap pewarnaan gram, bakteri dibagi menjadi dua golongan yaitu
gram positif dan gram negatif. Bakteri yang kami amati termasuk gram negatif karena
bakteri tersebut berwarna merah. Sedangkan bakteri gram positif berwarna ungu.
3. Organisme plankton dapat dibedakan berdasakan fungsi dan daur hidupnya dan Adapun
jenis plankton yang dapat diamati adalah Monostyla hamata , Euglena acus , dan
Euglena oxyuris.
4. Proses respirasi pada ikan Nila dan ikan Mas dipengaruhi oleh suhu perairan. Semakin
tinggi suhu perairan, aktivitas pernafasan meningkat dibandingkan pada suhu rendah.
5. Pada percobaan tentang proses fotosintesis ,Hydrilla verticillata dimasukan ke dalam
corong kaca yang ditutup dengan tabung reaksi dan kemudian ke dalam gelas ukur yang
berisi air sampai corong terendam air, apabila dilakukan perlakuan dengan memberikan
cahaya pada Hydrilla verticillata akan menghasilkan gelembung udara.
B. Saran
Sebaiknya didalam pelaksanaan praktikum ini waktu yang telah ditentukan digunakan
dengan sebaik – baiknya sehingga praktikum dapat berjalan dengan sesuai yang diinginkan.
Selain itu penggunaan mikroskop pun harus lebih cermat yang lebih penting kehati-hatian
dalam menggunakan alat-alat praktikum.
DAFTAR PUSTAKA
33
Rahmaningsih, S. 2012. Penagruh Ekstrak Sidawayah dengan Konsentrasi yang Berbeda untuk
Mengatasi Infeksi Bakteri Aeromonas hydrophyla pada Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Jurnal Ilmu Perikanan dan Sumberdaya Perairan.