Anda di halaman 1dari 5

Nama : Ica Berliana

NIM : 20420019

MANAJEMEN RAWAT JALAN PADA RUMAH SAKIT

 Planning (Perencanaan)
Pada tahap planning, Pasien yang datang ke rumah sakit yang akan
melakukan rawat jalan yaitu pertama melakukan pendaftaran terlebih dahulu
dibagian pelayanan pendaftaran, pasien memberitahukan keperluan/ keluhannya
dan akan berobat ke dokter umum atau dokter spesialis dan pasien menyebutkan
poliklinik yang akan dituju, jika pasien sebelumnya pernah berobat maka tidak
perlu mengisi form identitas/ rekam medis lagi, untuk pasien yang baru pertama
kali berobat maka harus melengkapi form rekam medis terlebih dahulu.

 Organizing (Pengorganisasian)
Selanjutnya tahap organizing, yaitu setelah pasien selesai melakukan
pendaftaran maka selanjutnya pasien menunggu antrian diruang tunggu poliklinik,
dan petugas akan memberikan form rekam medis pada poliklinik yang akan dituju
oleh pasien. Selanjutnya pasien akan dipanggil sesuai nomor urut untuk masuk ke
ruang poliklinik dan akan dilakukan pemeriksaan. dokter akan melakukan
anamnesa dan juga pemeriksaan fisik pada pasien tersebut.

 Actuating (Pengarahan)
Setelah dilakukan planning dan organizing, selanjutnya jika pemeriksaan
telah selesai dilakukan, maka dokter akan menjelaskan diagnosis pada pasien
tersebut dan setelah dokter selesai menjelaskan lalu dokter akan memberikan
resep pada pasien tersebut. Jika dokter merujuk pasien untuk dilakukan
pemeriksaan penunjang seperti pemeriksaan laboratorium atau rontgen maka
pasien akan diantar ke tempat pemeriksaan tersebut. Akan tetapi jika pasien tidak
dilakukan pemeriksaan penunjang dan hanya pengobatan saja, maka setelah itu
pasien ke bagian apotik dan menyerahkan resep yang telah diberikan. Selanjutnya
pasien menunggu diruang tunggu untuk pengambilan obat, dan pasien melakukan
pembayaran dibagian kasir.

 Evaluating/controling (Evaluasi/Pengawasan)
Setelah pasien selesai melakukan pengobatan dan kembali pulang kerumah.
Selanjutnya bagi pasien yang dianjurkan untuk kontrol kesehatan oleh dokter
maka setelah beberapa hari pasien diminta untuk kembali ke rumah sakit untuk
dilakukan pemeriksaan, dokter akan melakukan evaluasi apakah keadaan pasien
sudah membaik atau apakah pasien masih mengalami keluhan dan jika keluhan
tersebut semakin parah. Bagi pasien yang tidak dianjurkan untuk kontrol kembali
kerumah sakit maka tidak perlu datang kembali kerumah sakit, dokter hanya
melakukan pengawasan akan tetapi jika pasien memiliki keluhan maka pasien
kembali kerumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
DOKUMEN PERENCANAAN PENANGANAN COVID-19

Protokol isolasi diri sendiri dalam penanganan COVID-19

1. Jika sakit, tetap dirumah :


- Jangan pergi bekerja, ke sekolah, atau ke ruang publik untuk
menghindari penularan covid-19 ke orang lain di masyarakat.
- Harus mengisolasi diri dan memantau diri sendiri untuk menghindari
kemungkinan penularan kepada orang-orang di sekitar termasuk
keluarga.
- Melaporkan kepada fasilitas pelayanan kesehatan terdekat tentang
kondisi kesehatannya, riwayat kontak dengan pasien covid-19 atau
riwayat perjalanan dari negara/area transmisi lokal, untuk dilakukan
pemeriksaan sampel oleh petugas kesehatan.

2. Isolasi diri sendiri :


- Ketika seseorang yang sakit (demam atau batuk/ pilek/ nyeri
tenggorokan/ gejala penyakit pernafasan lainnya), namun tidak memiliki
resiko penyakit penyerta lainnya (diabetes, penyakit jantung, kanker,
penyakit paru kronik, AIDS, penyakit autoimun, dll), maka secara
sukarela atau berdasarkan rekomendasi petugas kesehatan, tinggal di
rumah dan tidak pergi bekerja, sekolah, atau ke tempat-tempat umum.
- Orang dalam pemantauan (ODP) yang memiliki gejala demam/gejala
pernafasan dengan riwayat dari negara/area transmisi lokal, dan atau
orang yang tidak menunjukkan gejala tetapi pernah memiliki kontak erat
dengan pasien positif covid-19.
- Lama waktu isolasi diri selama 14 hari hingga diketahuinya hasil
pemeriksaan sampel di laboratorium.

3. Yang dilakukan saat isolasi diri :


- Tinggal dirumah, dan jangan pergi bekerja dan ke ruang publik.
- Gunakan kamar terpisah di rumah dari anggota keluarga lainnya. Jika
memungkinkan upayakan menjaga jarak setidaknya 1 meter dari
anggota keluarga lain.
- Gunakan selalu masker selama masa isolasi diri.
- Lakukan pengukuran suhu harian dan observasi gejala klinis seperti
batuk atau kesulitan bernapas.
- Hindari pemakaian bersama peralatan makan (piring, sendok, garpu,
gelas), dan perlengkapan mandi (handuk, sikat gigi, gayung) dan
linen/seprai.
- Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dengan
mengkonsumsi makanan bergizi, melakukan kebersihan tangan rutin,
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir serta keringkan, lakukan
etika batuk/bersin.
- Berada diruang terbuka dan berjemur dibawah sinar matahari setiap
pagi.
- Jaga kebersihan rumah dengan cairan desinfektan.
- Hubungi segera fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit memburuk
(seperti sesak nafas) untuk dirawat lebih lanjut.
4. Orang dalam pemantauan (ODP) :
Ketika seseorang tidak menunjukkan gejala, tetapi pernah memiliki kontak
erat dengan pasien positif covid-19 dan atau orang dengan demam/ gejala
pernafasan dengan riwayat dari negara/ area transmisi lokal.

5. Yang dilakukan saat pemantauan diri sendiri :


- Lakukan observasi atau pemantauan diri sendiri dirumah.
- Lakukan pengukuran suhu harian dan observasi gejala klinis seperti
batuk atau kesulitan bernafas.
- Jika ada muncul gejala, laporkan ke petugas di fasilitas pelayanan
kesehatan terdekat.
- Jika hasil pemeriksaan sampel dinyatakan positif, maka melakukan
isolasi diri sendiri. Apabila memiliki riwayat bawaan Berdasarkan
rekomendasi petugas kesehatan, maka dilakukan perawatan di rumah
sakit.

6. Tindakan pencegahan :
- Cuci tangan pakai sabun dan air mengalir atau dengan hand sanitizer.
- Tutup mulut dan hidung saat batuk dan bersin, dengan tisu atau lengan
atas bagian dalam yang tertekuk. Segera buang tisu ke tempat sampah
yang tertutup dan bersihkan tangan dengan sabun dan air atau hand
sanitizer.
- Jaga jarak sosial setidaknya jarak 1 meter dengan orang lain, terutama
dengan mereka yang batuk, bersin, dan demam.
- Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut sebelum mencuci tangan.
- Jika mengalami demam, batuk, dan sulit bernafas segera cari perawatan
medis.

7. Memakai masker dan cara menggunakannya :


- Masker digunakan oleh :
a. Orang dengan gejala pernapasan, misal batuk, bersin atau
kesulitan bernafas. Termasuk ketika mencari pertolongan medis
b. Orang yang memberikan perawatan kepada individu dengan
gejala pernapasan
c. Petugas kesehatan, ketika memasuki ruangan dengan pasien atau
merawat seseorang dengan gejala pernapasan.
- Masker medis tidak diperlukan untuk anggota masyarakat umum yang
tidak memiliki gejala penyakit pernapasan. Jika menggunakan masker
maka akan lebih baik jika harus diikuti tentang cara memakai, melepas
dan membuangnya serta tindakan kebersihan tangan setelah
pengangkatan.
- Cara penggunakan masker yaitu :
a. Pastikan masker menutup mulut, hidung dan dagu dan
bagian yang berwarna berada disebelah depan.
b. Tekan bagian atas masker supaya mengikuti bentuk hidung
dan tarik ke belakang di bagian bawah dagu.
c. Lepaskan masker yang telah digunakan dengan hanya
memegang tali dan langsung buang ke tempat sampah
tertutup. Cuci tangan pakai sabun dan air atau dengan hand
sanitizer setelah membuang masker yang telah digunakan.
d. Hindari menyentuh masker saat menggunakannuya.
e. Jangan gunakan kembali masker sekali pakai. Ganti secara
rutin apabila kotor atau basah.

Anda mungkin juga menyukai