Anda di halaman 1dari 3

TINJAUAN PUSTAKA

Gulma adalah tumbuhan pengganggu yang nilai negatif apabila tumbuhan tersebut
merugikan manusia baik secara langsung maupun tidak langsung dan sebaliknya
tumbuhan dikatakan memiliki nilai positif apabila mempunyai daya guna bagi
manusia (Mangoensoekarjo, 1983). Pengertian gulma adalah tumbuhan yang tumbuh
tidak sesuai dengan tempatnya dan tidak dikehendaki serta mempunyai nilai negatif
(Johny, 2006). Ada beberapa jenis gulma berdasarkan respon herbisida, termasuk
gulma rumput. Rumput mempunyai batang bulat atau pipih berongga. Kesamaannya
dengan teki karena bentuk daunnya sama-sama sempit. Tetapi dari sudut
pengendaliannya terutama responnya terhadap herbisida berbeda. Berdasarkan bentuk
masa pertumbuhan dibedakan gulma rumput semusim (annual) dan tahunan
(perennial). Rumput semusim tumbuh melimpah tetapi kurang menimbulkan masalah
dibandingkan gulma rumput tahunan (Moenandir, 1988).

Tanda-tanda yang dipakai dalam identifikasi dan penelaahan spesies gulma terbagi
atas sifat-sifat vegetatif yang bias berubah sesuai dengan lingkungan dan sifat-sifat
generatif yang cenderung tetap. Sifat vegetatif gulma antara lain perakaran, bagian
batang dan cabangnya, kedudukan daun, bentuk daun, tepi daun dan permukaan daun,
terdapat alat-alat tambahan misalnya daun penumpu atau selaput bumbung, beragam
dan berbeda-beda untuk tiap spesies gulma. Bagian-bagian generatif yang dapat
digunakan sebagai kriteria tanaman antara lain adalah jumlah dan duduknya bunga,
bagian-bagian bunga, warna kelopak bunga, warna mahkota bunga, jumlah benang
sari, serta bentuk, ukuran, warna, jumlah buah/biji (Stennis, 1978).

Identifikasi sangat penting terutama dalam memahami tanda-tanda karakteristik


seperti yang berkenaan dengan morfologi (terutama morfologi luar) gulma. Dengan
memahami karakteristik tersebut, dalam melakukan upaya pengendalian gulma akan
lebih mudah. Disamping itu juga kita harus memperlihatkan faktor-faktor lain seperti
iklim, jenis tanah, biaya yang diperlukan dan pengaruh-pengaruh negatif yang
ditimbulkannya (Tjitrosoedirdjo, 1984).
Gulma merupakan salah satu kendala utama dalam usaha pembudidayaan suatu
tanaman. Gulma dapat tumbuh dan berkembang pesat di lahan tanaman budidaya
sehingga dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembanagan serta dapat
mengakibatkan turunnya hasil panen baik dari segi kualitas maupun kuantitas.

Menurut morfologinya gulma dibedakan menjadi gulma teki-tekian, gulma rumput-


rumputan dan gulma daun lebar. Gulma teki-tekian merupakan kelompok gulma yang
memiliki daya tahan luar biasa terhadapt pengendalian mekanik karena memiliki umbi
batang di dalam tanah yang mampu bertahan berbulan-bulan. Selain itu, gulma ini
menjalankan jalur fotosintesis C4 yang menjadikannya sangat efisien dalam
menguasai areal pertanian secara cepat. Cirri-cirinya adalah penampang lintang batang
berbentuk segitiga membulat dan tidak berongga, memiliki daun yang berurutan
sepanjang batang dalam tiga baris, tidak memiliki lidah daun, dan titik tumbuh
bersembunyi. Kelompok ini mencakup semua anggota Cyperaceae (suku teki-tekian)
yang menjadi gulma. Contoh gulma teki-tekian yaitu teki ladang (Cyperus rotundus),
udelan (Cyperus kyllinga), dan Scirpus moritimus.

Gulma rumput-rumputan merupakan kelompok gulma berdaun sempit seperti teki-


tekian tetapi memiliki stolon, alih-alih umbi. Stolon ini di dalam tanah membentuk
jaringan rumit yang sulit diatasi secara mekanik. Contoh gulma rumput-rumputan
yaitu alang-alang (Imperata cylindrica).

Gulma daun lebar adalah berbagai macam gulma dari anggota dikotil termasuk dalam
kelompok ini. Gulma ini biasanya tumbuh pada akhir masa budidaya. Kompetisi
terhadap tanaman utama berupa kompetisi cahaya. Daun dibentuk pada meristem
pucuk dan sangat sensitif terhadap kemikalia. Terdapat stomata pada daun terutama
pada permukaan bawah, lebih banyak dijumpai. Terdapat tunas-tunas pada nodusa,
serta titik tumbuh terletak di cabang. Contoh gulma daun lebar adalah ceplukan
(Physalis angulata L.), wedusan (Ageratum conyzoides L.), sembung rumput
(Mikania michranta), dan putri malu (Mimosa pudica).
DAFTAR PUSTAKA

Johny M. 2006. Dasar-dasar Mata Kuliah Gulma di Jurusan Biologi. Bali:


Universitas Udayana.

Mangoensoekarjo, B. P. 1983. Gulma dan Cara Pengendalian Pada Budidaya


Perkebunan. Jakarta: Direktorat Jenderal Perkebunan, Departemen.
Moenandir J. 1988. Fisiologi Herbisida. Jakarta: Rajawali.

Stennis. 1978. Flora. Jakarta: PT. Pradnya Paramita.

Tjitrosoedirdjo S et al. 1984. Pengelolaan Gulma di Perkebunan. Jakarta: PT.


Gramedia.

Anda mungkin juga menyukai