DI RUANG CEMPAKA
RSUD RAA SOEWONDO PATI
Disusun oleh
Kelompok IV :
1
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan akhir seminar ini telah disetujui dan disahkan oleh pembimbing guna
memenuhi tugas dalam pelaksanaan praktik Manajemen Keperawatan Universitas
Muhammadiyah Kudus tahun 2020/2021 Stase Manajemen Keperawatan di Ruang
Cempaka RSUD RAA Soewondo Pati
Mengesahkan
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas segala nikmat
kesehatan, rahmat, dan hidayahnya kami kelompok 6 stase manajemen dapat
menyelesaikan tugas manajemen di ruang Cempaka RSUD RAA Soewondo Pati,
sebagai salah satu perrsyaratan untuk memenuhi tugas profesi ners.
Penyusun menyadari bahwa dalam penulisan laporan ini tidak lepas dari
bantuan bimbingan dari beberapa pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini, penyusun
ingin menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. dr. Suwarno Nurcahyono, M.Kes selaku direktur RSUD RAA Soewondo
Pati
2. H. Warji, S.Kep.Ns selaku kepala bidang keperawatan RSUD RAA
Soewondo pati sekaligus sebagai preceptor klinik stase manajemen
3. Hj. Erlin Suryani S.Kep.Ns selaku supervisor bidang keperawatan sekaligus
sebagai preceptor klinik manajemen yang selalu memberi kami bimbingan
dan arahan dalam menyelesaikan kegiatan stase manajemen beserta laporan
yang dibuat.
4. Ida Kusumawati, Bsc selaku kepala ruang cempaka RSUD RAA Soewondo
Pati, yang telah memberikan semangat, motivasi, kerjasama dan telah
mengarahkan kami selama berada di ruang Cempaka
5. Semua anggota kelompok 6, Shinta, Fatma, Milla, Fara, dan Anisa yang
selalu kompak dan saling bekerjasama untuk menyelesaikan tugas kelompok
stase manajemen ini.
6. Semua pihak yang turut terlibat dalam penyusunan laporan ini.
Akhirnya penyusun berharap semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi
banyak pihak dan kami sangat bersyukur apabila laporan ini dapat dijadikan
pedoman bagi pembaca.
Kelompok IV
3
BAB I
PENDAHULUAN
A Latar Belakang
4
Manajemen Keperawatan harus diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
keperawatan yang nyata yaitu di Rumah Sakit dan komunitas sehingga perawat
perlu memahami konsep dan aplikasinya dari manajemen keperawatan yang
berupa perencanaan strategi melalui pengumpulan data, analisa SWOT dan
penyusunan langkah-langkah perencanaan, pelaksanaan model asuhan
keperawatan profesional serta melakukan pengawasan serta pengendalian
(Nursalam, 2011).
Mutu asuhan keperawatan yang baik antara lain: memenuhi standar
profesi yang ditetapkan; sumber daya untuk pelayanan asuhan keperawatan
dimanfaatkan secara wajar, efisien dan efektif; aman bagi pasien dan tenaga
keperawatan; memuaskan bagi pasien dan tenaga keperawatan serta aspek sosial,
ekonomi, budaya, agama, etika, dan tata nilai masyarakat diperhatikan dan
dihormati. Hal ini dapat dicapai dengan adanya manajemen yang baik (Yonder-
Wise 2013).
Rumah Sakit Umum Daerah RAA Soewondo Pati merupakan RS tipe B
pendidikan sebagai salah satu penyelenggara pelayanan kesehatan, pendidikan
dan penelitian serta usaha lain di bidang kesehatan, bertujuan untuk
meningkatkan derajat kesehatan dan senantiasa berorientasi kepada kepentingan
masyarakat. Dengan perubahan status ini, diharapkan RSUD RAA Soewondo
Pati dapat melahirkan SDM yang bermutu yang pada akhirnya dapat
meningkatkan kualitas pelayanan. Untuk memberikan pelayanan yang bermutu
dan berkualitas serta SDM dengan knowledge, skill, dan attitude yang
profesional, maka manajemen Rumah Sakit terutama manajemen keperawatan
harus lebih ditingkatkan, dijalankan dengan profesional demi peningkatan
kepuasan layanan kesehatan di RSUD RAA Soewondo Pati. RSUD RAA
Soewondo Pati terakreditasi bintang lima pada bulan November 2016 setelah itu
dilakukan verifikasi akreditasi yang pertama pada bulan November 2017 dan
verifiksasi kedua bulan November 2018 dan direncanakan akreditasi SNARS I
pada bulan November 2019.
Model asuhan keperawatan profesional yang saat ini sedang dilaksanakan
di Ruang Cempaka adalah asuhan keperawatan professional dengan modifikasi
dimana terdapat 2 PN (Primery Nurse) tetap sedangkan untuk AN (Associate
Nurse) terdapat 11 perawat. Berdasarkan fenomena tersebut, maka kami mencoba
menerapkan MPKP sesuai standar di Ruang Cempaka RSUD RAA.Soewondo
Pati. MPKP yang nantinya diharapkan dapat diaplikasi kan diruangan akan
dilaksanakan role play yang meliputi operan, pre confecence, post conference,
ronde keperawatan dengan melibatkan perawat ruang.
5
B Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah melaksanakan praktik manajemen keperawatan, mahasiswa
diharapkan dapat memahami dan mampu menerapkan konsep teori dalam
aplikasi prinsip-prinsip manajemen keperawatan dalam pelaksanaan
manajemen asuhan keperawatan dan manajemen pelayanan keperawatan di
ruang rawat inap Cempaka RSUD RAA Soewondo Pati.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik klinik manajemen keperawatan, mahasiswa
mampu:
a. Melakukan pengkajian di ruang Cempaka.
b. Merumuskan hasil pengkajian kedalam analisa SWOT di ruang Cempaka.
c. Merumuskan masalah sesuai dengan pengkajian di ruang Cempaka.
d. Menyusun rencana tindakan berdasarkan konsep dan teori di ruang
Cempaka.
e. Mengaplikasikan rencana penyelesaian masalah yang telah disusun di
ruang Cempaka.
f. Mengevaluasi hasil aplikasi yang telah dilakukan di ruang Cempaka.
C Manfaat
6
BAB II
GAMBARAN RUMAH SAKIT
7
e. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
No.YM 00.03.2.2.713 41 tanggal 6 Juni 2002 terakreditasi 12 Petayanan.
f. Berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan Republik
IndonesiaNo.YM 02.04.31.2314 tanggal 28 April 2007 tentang
Pemberian Ijin Penyelenggaraan Rumah Sakit Daerah RAA.Soewondo
Pati.
g. Berdasarkan Keputusan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS)
Nomor KARS-SERT/155/XI/2011 tanggal 28 Nopember 2011
terakreditasi 16 Pelayanan.
h. Keputusan Komisi Akreditasi Rumah Sakit (KARS) Nomor KARS-
SERT/513/XII/2016 tanggal 22 Desember 2016 telah memenuhi standar
akreditasi rumah sakit dengan predikat lulus tingkat PARIPURNA
(Bintang Lima).
i. Berdasarkan verifikasi tim KARS pada tanggal 15 Novmber 2017
dengan predikat lulus tingkat PARIPURNA dengan bintang 5 verifikasi I.
j. Berdasarkanverifikasitim KARS pada tanggal 20 Novembe 2018
denganpredikat lulus tingkat PARIPURNA dengan bintang 5 verifikasi
II.
k. Keputusan Gubernur Jawa Tengah No.449/13 tanggal 28 Maret 2012
tentang Pemberian Perpanjangan Izin Operasional Rumah Sakit Umum
Daerah RAA Soewondo Kabupaten Pati Provinsi Jawa Tengah.
l. Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Provinsi Jawa Tengah Nomor : 445/621/2017 tanggal 26
Januari 2017 tentang Perpanjangan Izin Operasional dan
Klasifikasi RSUD RAA Soewondo Pati yang berlaku mulai tanggal 26
Januari 2017 sampai 26 Januari 2022.
m. Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 07 Tahun 2017 tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Pati Nomor 13 Tahun 2011
tentang Retribusi Jasa Umum.
n. Peraturan Bupati Pati Nomor 93 Tahun 2018 tentang Tarip Pelayanan
Kesehatan Kelas II, I, VIP, VVIP dan Pelayanan Non Kelas pada RSUD
RAA Soewondo Pati.
o. Kepmendagri Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pedoman Susunan
Organisasi & Tata Kerja Rumah Sakit Daerah.
p. Keputusan Menkes RI Nomor HK. 02.02/Menkes/391/2014 tentang
Pedoman Penetapan Rumah Sakit Rujukan Regional.
8
q. Keputusan Direktur Jendral Bina Upaya Kesehatan Nomor
HK.02.03/I/0363/2015 tentang Penetapan Rumah Sakit Rujukan Provinsi
Dan Rumah Sakit Rujukan Regional.
r. Berdasarkan keputusan Menteri Kesehatan nomer
HK>01.07/MENKES/713/2018 tentang penetapan Rumah Sakit Daerah
RAA Soewondo Pati sebagai Rumah Sakit Pendidikan Satelit untuk
Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro pada tanggal 28 Desember
2018.
C. Gambaran Umum
1. Internal Rumah Sakit
a. Status Kepemilikan : Pemerintah Daerah Kabupaten Pati
b. Kode rumah sakit : 3318016
9
c. Kelas Rumah Sakit : Kelas B Pendidikan
d. Luas tanah : 78.650 m2
e. Luas Bangunan : 25.046,22m2 terdiri dan 94 gedung
f. Fasilitas listrik : - PLN, 197 KVA: 1 gardu, 555 KVA: 1 gardu
- Generator set 2 buah, 500 KVA
- UPS kapasitasi 10.000 W : 2 buah
g. Fasilitas air : - Sumur pompa 31 bh
(Jet pump + Non Jet pump)
- PDAM 185 m3/tahun, ABT : 105 m3/hr
h. Fasilitas gas : Sentral oksigen, jumlah pemakalan tahun
2016, O2 = 4.190 tabung (6 m3/tabung),
CO2 = 1 tabung (1 tab = 25 kg)
NzO = 18 m3/th, O2 liquid: 75.515.7m3
i. Fasilitas pengolahan limbah :
- Ipal Biofilter kapasitas 300 - 1000 bed (150 – 200 m3/hr)
- WWT Pautomatic bantuan Austria tahun 2000 (Metode Lumpur
Aktif) 1 unit
- Ipal II (Biofilter) kapasitas 400 TT
j. Komunikasi :
- 2 (dua) unit PABX: 128 extension
- 2 pesawat RIG (Radiomedik)
- (0295) 381102 hunting 5 line
- 7 (tujuh) unit saluran telp: (0295) 381219, 386117
- 386116, 384154, 386118, 384933.381202
- Nomor Saluran fax (0295)381684
- E-mail: brsdsoewondopati@yahoo.co.id
rsudsoewondo@patikab.go.id
- Website: rsud.patikab.go.id
k. Tata Udara (AC) : AC Split 258 unit
l. Peralatan : Alat Medik
m. Transportasi : Mobil Ambulance 6 unit, mobil jenazah 2 unit,
mobil operasional 10 unit
n. Lahan Parkir :
- Depan IGD 70 x 20 : 1.400 m2
- Depan Farmasi RJ 25 x 50:1.250 m2
- Sebelah selatan Masjid 25 x 10 : 250 m2
- Sebelah Utara Gedung Kebidanan :7.365 m2
10
- Sebelah timur Aula belakang 8 x 31, 25: 250 m2
- Sebelah selatan bag. Keuangan 10 x 30: 300 m2
D. Visi
Rumah Sakit pendidikan dengan pelayanan paripurna yang menjadi kebanggaan
masyarakat. (Peraturan Bupati Pati No.13, 2017)
E. Misi
1. Rumah Sakit:
a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sumber daya rumah sakit.
b. Memberikan pelayanan secara cepat, tepat, dilandasi moral dan etika
profesi yang berorientasi pada keselamatan pasien.
c. Menyediakan pendidikan, pelatihan dan memfasilitasi penelitian yang
berkualitas.
d. Mewujudkan pengelotaan Rumah Sakit dengan prinsip efektif dan efisien.
e. Meningkatkan kesejahteraan dan kepuasan kerja karyawan.
(Peraturan Bupati Pati No.13, 2017)
2. Keperawatan:
a. Memberikan pelayanan dan asuhan keperawatan yang berkualitas di
RSUD RAA SOEWONDO PATI
b. Meningkatkan mutu pelayanan dan asuhan keperawatan secara
profesional yang dijiwai moral dan etika demi kepuasan masyarakat.
11
G. Fungsi Rumah Sakit
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
dengan standarpelayanan rumah sakit.
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripuma tingkat kedua dan ketiga sesuai kebutuhan medis.
3. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan.
4. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penerapan teknologi
bidang kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan
memperhatikan etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan
12
Menurt Huber (2010) pelayanan Rumah Sakit adalah pelayanan
keperawatan, sekitar 40% - 60% pelayanan Rumah Sakit adalah pelayanan
keperawatan. Oleh karena itu pengelolaan pelayanan keperawatan harus
mendapatkan perhatian yang lebih dan menyeluruh karena pelayanan
keperawatan sangat menentukan baik buruknya citra Rumah Sakit .
Untuk mewujudkan pelayanan keperawatan yang berkualitas sesuai dengan
visi dan misi Rumah Sakit tidak terlepas dari proses manajemen, yang
merupakan satu pendekatan dinamis dan proaktif dalam menjalankan suatu
kegiatan organisasi. Didalam organisasi keperawatan, pelaksanaan manajemen
dikenal sebagai manajemen keperawatan
Manajemen keperawatan adalah suatu proses bekerja melalui anggota staff
keperawatan untuk memberikan asuhan keperawatan secara profesional. Proses
manajemen keperawatan sejalan dengan proses keperawatan sebagai satu metode
pelaksanaan asuhan keperawatan secara profesional, sehingga diharapkan
keduanya dapat slaing mendukung. Proses keperawatan sebagaimana
manajemen keparawatan terdiri atas pengumpulan data, identifikasi masalah,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi hasil (Nursalam, 2014).
Kerangka konsep dasar manajemen dalam keperawatan adalah manajemen
partisipatif yang berlandaskan kepada paradigma keperawatan yaitu manusia ,
keperawatan , kesehatan dan lingkungan , Dengan demikian fokus perawatan
adalah respon manusia dalam menghadapi masalah kesehatan baik actual
maupun potencial , sehingga lingkup garapan perawat ádalah penyimpangan
pemenuhan KDM. Proses manajemen satu unit pelayanan kesehatan mencakup
manajemen asuhan dan manajemen pelayanan
Manajemen keperawatan merupakan proses pelaksanaan kegiatan organisasi
melalui upaya orang lain untuk mencapai bersama. Sedangkan manajemen
keperawatan merupakan pengalokasian aktivitas keperawatan yang merupakan
bagian yang dilaksanakan oleh para perawat dalam upaya memberikan
pelayanan keperawatan yang merupakan bagian yang integral dari pelayanan
kesehatan.
Manajemen keperawatan merupakan suatu bentuk koordinasi dan integrasi
sumber-sumber keperawatan dengan menerapkan proses menajemen untuk
mencapai tujuan dan obyektifitas asuhan keperawatan dan pelayanan
keperawatan. Manajemen keperawatan dapat didefinisikan sebagai proses dari
perencana, pengorganisasian, kepemimpinan dan pengawasan untuk mencapai
tujuan. Proses manajemen keperawatan memahami dan memfasilitasi pekerjaan
perawat pelaksanaan serta mengelola kegiatan keperawatan. Sebagaimana proses
13
keperawatan terdiri atas pengumpulan data. Identifikasi masalah, perencanaan
pelaksanaan dan evaluasi (Nursalam,2014).
Manajemen keperawatan harus dapat diaplikasikan dalam tatanan pelayanan
nyata, yaitu di rumah sakit dan komunitas sehingga perawat perlu memahami
konsep dan pelayanan , dimana kedua manajemen tersebut saling terkait dan
terintegrasi aplikasinya. Konsep manajemen keperawatan, perencanaan, berupa
rencana strategi melalui pendekatan : pengumpulan data, analisa SWOT dan
menyusun langkah – langkah perencanaan. Pelaksanaan secara operasional,
khususnya dalam pelaksanaan metode asuhan keperawatan, melakukan
pengawasan dan pengendalian serta dokumentasi yang lengkap.
14
Adapun denah lokasi Ruang Cempaka adalah sebagai berikut:
Gudang
R.
R SP 1-6 Linen toilet
kotor
U R
R. R. co
1 2 3 7-8 9-10 Kohorti
Linen ass
ng
R.
R.Disk Nurse R.
R. Gizi 4 5 13-14 15-16 17-18 Kohorti
usi station Obat
ng
K. Fungsi manajemen
1. Perencanaan
Perencanaan adalah memikirkan apa yang akan dikerjakan dengan
sumber yang dimiliki. Perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan
perusahaan secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu.
Manajer mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil
tindakan dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan
dapat digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan
merupakan proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa
perencanaan, fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
2. Pengorganisasian
Beberapa pengertian organisasi sebagai berikut :
a. Organisasi Menurut Stoner
Organisasi adalah suatu pola hubungan-hubungan yang melalui mana
orang-orang di bawah pengarahan manajer mengejar tujuan bersama
b. Organisasi Menurut James D. Mooney
Organisasi adalah bentuk setiap perserikatan manusia untuk mencapai
tujuan bersama
c. Organisasi Menurut Chester I. Bernard
Organisasi merupakan suatu sistem aktivitas kerja sama yang dilakukan
oleh dua orang atau lebih
Dari berbagai pengertian tersebut di atas maka dapat disimpulkan
organisasi adalah dua orang atau lebih yang punya tujuan visi dan misi yang
telah disepakati bersama dalam rangka mencapai tujuan. Pengorganisasian
15
dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi kegiatan-
kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah manajer dalam
melakukan pengawasan dan menentukan orang yang dibutuhkan untuk
melaksanakan tugas-tugasyang telah dibagi-bagi tersebut. Pengorganisasian
dapat dilakukan dengan cara menentukan tugas apa yang harus dikerjakan,
siapa yang harus mengerjakannya, bagaimana tugas-tugas tersebut
dikelompokkan, siapa yang bertanggung jawab atas tugas tersebut, pada
tingkatan mana keputusan harus diambil.
3. Pengarahan
Pengarahan atau directing adalah suatu tindakan untuk mengusahakan
agar semua anggota kelompok berusaha untuk mencapai sasaran sesuai
dengan perencanaan manajerial dan usaha-usaha organisasi. Jadi actuating
artinya adalah menggerakkan orang-orang agar mau bekerja dengan
sendirinya atau penuh kesadaran secara bersama-sama untuk mencapai
tujuan yang dikehendaki secara efektif. Dalam hal ini yang dibutuhkan
adalah kepemimpinan (leadership).
4. Pengevaluasian
Pengevaluasian atau evaluating adalah proses pengawasan dan
pengendalian performa perusahaan untuk memastikan bahwa jalannya
perusahaan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Seorang manajer
dituntut untuk menemukan masalah yang ada dalam operasional perusahaan,
kemudian memecahkannya sebelum masalah itu menjadi semakin besar.
L. Timbang terima
Timbang terima jaga adalah suatu cara dalam menyampaikan dan menerima
suatu (laporan) yang berkaitan dengan keadaan klien.
1) Tujuan
a) Menyampaikan kondisi atau keadaan secara umum klien.
b) Menyampaikan hal penting yang perlu ditindaklanjuti oleh dinas
berikutnya.
c) Tersusun rencana kerja untuk dinas berikutnya.
2) Langkah-langkah
a) Kedua shif dalam keadaan siap.
b) Shif yang akan menyiapkan perlu mempersiapkan hal apa yang akan
disampaikan.
c) Ketua tim menyampaikan kepada penanggung jawab shif yang
selanjutnya meliputi kondisi, tindak lanjut, rencana kerja.
16
d) Dilakukan dengan jelas dan tidak terburu-buru.
e) Secara langsung melihat keadaan klien.
Langkah a – e informasi kondisi pasien disampaikan di Nurse Station tidak
di depan pasien/klien sesuai Akreditasi Rumah Sakit, kemudian keliling
melihat keadaan semua klien untuk memperkenalkan petugas
(perawat/bidan) yang jaga selanjutnya (sore/malam).
3) Prosedur timbang terima
a) Persiapan
(1) Kedua kelompok sudah siap.
(2) Kelompok yang bertugas menyiapkan buku catatan.
b) Pelaksanaan
(1) Timbang terima dilaksanakan setiap pergantian shif.
(2) Dari nurse station perawat berdiskusi untuk melaksanakan serah
terima dengan mengkaji secara komprehensif yang berkaitan
dengan masalah keperawatan, rencana tindakan yang sudah dan
belum dilakukan serta hal penting lainya.
(3) Hal yang bersifat khusus dan memerlukan perincian yang lengkap
dicatat secara khusus untuk kemudian diserahkan kepada perawat
jaga berikutnya.
(4) Hal yang perlu diberitahukan dalam timbang terima : identitas dan
diagnosa medis, masalah keperawatan, tindakan yang sudah dan
belum dilakukan, intervensi.
17
Alur Timbang Terima
PASIEN
Diagnosa Diagnosa
Medis Masalah Keperawatan
Koburatif
Rencana Tindakan
(status pasien)
18
Waktu : Setelah operan
Tempat : Meja masing – masing tim
Penanggung jawab : Ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :
a. Ketua tim atau Pj tim membuka acara
b. Ketua tim atau pj tim menanjakan rencana harian masing – masing
perawat pelaksana
c. Ketua tim atau Pj tim memberikan masukan dan tindakan lanjut terkait
dengan asuhan yang diberikan saat itu.
d. Ketua tim atau Pj tim memberikan reinforcement.
e. Ketua tim atau Pj tim menutup acara
2. Post Conference
Post conference adalah komunikasi katim dan perawat pelaksana
tentang hasil kegiatan sepanjang shift dan sebelum operan kepada shift
berikut. Isi post conference adalah hasil askep tiap perawatan dan hal
penting untuk operan (tindak lanjut). Post conference dipimpin oleh katim
atau Pj tim (Modul MPKP, 2010)
Waktu : Sebelum operan ke dinas berikutnya.
Tempat : Meja masing – masing tim.
Penanggung jawab : ketua tim atau Pj tim
Kegiatan :
a. Ketua tim atau Pj tim
membuka acara.
b. Ketua tim atau Pj tim
menanyakan kendala dalam asuhan yang telah diberikan.
c. Ketua tim atau Pj tim
yang menanyakan tindakan lanjut asuhan klien yang harus dioperkan
kepada perawat shift berikutnya.
d. Ketua tim atau Pj
menutup acara.
3. Tujuan Pre dan Post Conference
Secara umum tujuan konferensi adalah untuk menganalisa masalah-masalah
secara kritis dan menjabarkan alternatif penyelesaian masalah, mendapatkan
gambaran berbagai situasi lapangan yang dapat menjadi masukan untuk
menyusun rencana antisipasi sehingga dapat meningkatkan kesiapan diri
dalam pemberian asuhan keperawatan dan merupakan cara yang efektif
untuk menghasilkan perubahan non kognitif. Juga membantu koordinasi
19
dalam rencana pemberian asuhan keperawatan sehingga tidak terjadi
pengulangan asuhan, kebingungan dan frustasi bagi pemberi asuhan
(T.M.Marelli, et.al, 2010).
Tujuan pre conference adalah:
1) Membantu untuk mengidentifikasi masalah-masalah pasien
2) merencanakan asuhan dan merencanakan evaluasi hasil
3) Mempersiapkan hal-hal yang akan ditemui di lapangan
4) Memberikan kesempatan untuk berdiskusi tentang keadaan pasien
Tujuan post conference adalah:
Untuk memberikan kesempatan mendiskusikan penyelesaian
masalah dan membandingkan masalah yang dijumpai.
4. Syarat Pre dan Post Conference
Pre conference dilaksanakan sebelum pemberian asuhan keperawatan
dan post conference dilakukan sesudah pemberian asuhan keperawatan.
Waktu efektif yang diperlukan 10 atau 15 menit. Topik yang dibicarakan
harus dibatasi, umumnya tentang keadaan pasien, perencanaan tindakan
rencana dan data-data yang perlu ditambahkan. Yang terlibat dalam
conference adalah kepala ruangan, ketua tim dan anggota tim.
5. Panduan dalam melaksanakan konferensi
Adapun panduan bagi PP (ka tim) dan perawat pelaksanaan dalam
melakukan konferensi adalah sebagai berikut:
a. Konferensi dilakukan setiap hari segera setelah dilakukan pergantian
dinas pagi atau sore sesuai dengan jadwal perawatan pelaksana.
b. Konferensi dihadiri oleh perawat pelaksana dan PA dalam timnya
masing – masing.
c. Penyampaian perkembangan dan masalah klien berdasarkan hasil
evaluasi kemarin dan kondisi klien yang dilaporkan oleh dinas malam.
Hal hal yang disampaikan oleh perawat pelaksana meliputi :
1) Utama klien
2) Keluhan klien
3) TTV dan kesadaran
4) Hasil pemeriksaan laboraturium atau diagnostic terbaru.
5) Masalah keperawatan
6) Rencana keperawatan hari ini.
7) Perubahan keadaan terapi medis.
8) Rencana medis.
20
d. Katim mendikusikan dan mengarahkan perawat asosiet (perawat
pelaksana) tentang masalah yang terkait dengan perawatan klien yang
meliputi:
1) Klien yang terkait dengan pelayanan seperti : keterlambatan,
kesalahan pemberian makan, kebisikan pengunjung lain, kehadiran
dokter yang dikonsulkan.
2) Ketepatan pemberian infuse.
3) Ketepatan pemantauan asupan dan pengeluaran cairan
4) Ketepatan pemberian obat / injeksi.
5) Ketepatan pelaksanaan tindakan lain.
6) Ketepatan dokumentasi.
7) Mengiatkan kembali standar prosedur yang ditetapkan.
8) Mengiatkan kembali tentang kedisiplinan, ketelitian, kejujuran dan
kemajuan masing –masing perawatan asosiet.
9) Membantu perawatan asosiet menyelesaikan masalaah yang tidak
dapat diselesaikan.
N. Ronde Keperawatan.
Ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untukmengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan olehperawat, disamping pasien
dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan tetapi
pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat profesional dengan kepala
ruang, dan juga melibatkan seluruh anggota tim.
1. Tujuan
a. Menumbuhkan cara berfikir secara kritis.
b. Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berasal
dari masalah klien.
c. Meningkatkan validitas data klien.
d. Meningkatkan kemampuan justifikasi.
e. Meningkatkan kemampuan dalam menilai hasil kerja.
f. Meningkatkan kemampuan untuk memodifikasi rencana keperawatan.
2. Peran Ketua Tim dan Anggota Tim
a. Menjelaskan keadaan dan data demografi klien.
b. Menjelaskan masalah keperawatan utama.
c. Menjelaskan intervensi yang belum dan akan dilakukan.
d. Menjelaskan tindakan selanjutnya.
e. Menjelaskan alasan ilmiah yang akan diambil.
21
3. Peran Ketua Tim lain dan atau Konselor
a. Memberikan justifikasi.
b. Memberikan Reinforcement.
c. Menilai kebenaran dari suatu masalah, intervensi keperawatan serta
tindakan yang rasional.
d. Mengarah pada koreksi.
e. Mengintegrasi teori dan konsep yang telah dipelajari.
22
b. Catatan data dasar awal menggunakan format yang sistematis, serta
berdasarkan sistem tubuh atau dari kepala sampai ke kaki.
c. Data pengkajian dikumpulkan dan diletakkan sesuai dengan format
yang dirancang oleh institusi
d. Diagnosa keperawatan formulasikan dari data yang dikumpulkan
e. Rencana keperawatan ditulis untuk setiap klien dan meliputi tujuan,
hasil yang diharapkan dan aktifitas keperawatan yang ditetapkan
berdasarkan diagnosa keperawatan
f. Implementasi rencana keperawatan mencakup intervensi yang
membuat klien dapat berpartisipasi dalam promosi, pemeliharaan dan
restorasi kesehatan dan juga untuk memaksimalkan potensi kesehatan
g. Catatan evaluasi tepat waktu kesehatan dan perkembangan atau
kurangnya perkembangan ke arah pencapaian tujuan yang diharapkan
h. Aktivitas, prioritas dan tujuan direvisi berdasarkan espon klien
terhadap perawatan atau perubahan dalam kondisi klien.
4. Pedoman Umum dalam Mendokumentasikan Proses Keperawatan
a. Dokumentasi harus ditulis secara objektif tanpa bias dan informasi
subjektif
b. Gambaran penafsiran data subjektif harus didukung oleh hasil
pengamatan khusus
c. Hindari pernyataan yang bersifat umum karena memiliki arti ganda
d. Data dokumentasi sacara jelas, singkat dan ringkas
e. Hasil pengkajian dicatat dengan tulisan yang bersih dan dapat dibaca
f. Temuan-temuan hendaknya diuraikan sejelas mungkin
g. Ejaan harus jelas
h. Dokumentasi harus ditulis dengan tinta jangan dengan pensil, untuk
data biasa gunakan tinta hitam atau biru dan tinta merah untuk obat-
obatan
i. Apabila catatan tidak penuh jangan dikosongkan tetapi butlah garis
horizontal atau vertikal sepanjang bagian yang kosong
j. Jika ada kesalahan, pernyataan yang salah dicoret, tetapi harus dapat
dibaca selanjutnya diparaf
k. Pencatatan harus selalu dimulai dari tanggal, jam dan diakhiri dengan
tanda tangan, nama jelas serta jabatan perawat.
23
5. Pentingnya Dokumentasi Keperawatan
a. Pendokumentasian merupakan mekanisme komunikasi antara anggota
tim pelayanan kesehatan. Ada hubungan berbagai disiplin ilmu yang
terlibat dalam pelayanan kesehatan :
1) Masing-masing disiplin ilmu butuh informasi mutakhir dari klien
melalui pengkajian
2) agar informasi terpelihara dengan baik perlu didokumentasikan
b. Dengan catatan yang akurat dapat membantu tercapainya hubungan
yang kreatif antara klien dan provider
c. Dapat mempermudah pelaksanaan pelayanan klien, fokus asuhan
keperawatan dapat ditentukan
d. Sesuai dengan empat peran yang harus dijalankan perawat dan
tanggungjawab serta tanggung gugat
e. Data yang lengkap dapat digunakan untuk menentukan status
kesehatan klien dan tingkat ketergantungan klien, sehingga dapat
diperkirakan jumlah kebutuhan teaga perawat
f. Bahan audit keperawatan, penghitung jasa, pertimbangan pihak ketiga
dan bukti tuntutan hukum
6. Unsur -Unsur Dokumentasi Asuhan Keperawatan
a. Pengkajian
Pengkajian merupakan langkah pertama dalam proses keperawatan,
dimana pada fase ini perawat mengumpulan data tentang status
kesehatan klien secara sistematis menyeluruh, akurat dan
berkesianambungan.
b. Pengorganisasian data
Untuk mendapat data secara sistematik ,perawat menggunakan format
pengkajian atau disebut juga pengkajian perawat .format pengkajian
dapat dimodifikasi dengan keadadan klien .Da;lam keperawatan
format pengkajian yang di gunakan dapat didasarkan ada berbagai
teori keperawatan ,diantaranya:
1) teori gordon tentang fungsi kesehatan
2) teori orem tentang perawatan diri
3) teori roy tentang model adaptasi
4) teori maslow berdasarkan tingkat kebutuhan manusia
24
c. Diagnosa keperawatan
Diagnsa keperawatan adalah kesimpulan klinis tentang individu,
keluarga atau masyarakat yang aktual, resiko dari status kesehatan
seseorang. Diagnosa keperawatan ini merupakan dasar untuk
melakukan intervensi keperawatan dalam mencapai tujuan dan dapat
dievalusi (NANDA, 2013).
d. Perencanaan
Perencanaan adalah tahap sistematik proses keperawatan yang
melibatkan perbuatan keputusan dan penyelesaian masalah. Dalam
perencanaan,perawat mengacu pada pengkajian dasar klien dan
pernyataan diagnostik sebagai acuan dalam meujudkan tujuan klien
dan mendesain strategi keperawatanuntuk mencegah ,mengurangi
masalah kesehatan klien.
e. Implementasi
Dalam proses keperawatan implementasi merupakan suatu tahap
dimana perawat melaksanakan rencana keperawatan dalam suatu
tindakan.implementasi terdiri dari melaksanakan tindakan
keperawatan mandiri atau pendelegasiandan mencatat apa yang
dilakukan. dalam melaksanakan tindakan kperawatan perawat
mencatat tindakan apasaja yang dilakukan serta respon klien.
f. Evaluasi
evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan, evaluasi
merupakan perencanaan , pelaksanaan, kemajuan aktivitas yang mana
klien dan profesional kesehatan lainnya dapat mempertimbangkan
kemajuan klien sesuai tujuan dan keefektifan rencana keperawatan.
25
waktu Follow up care. Dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
memberikan metode keperawatan modular, satu tim yang terdiri dua hingga
perawat memiliki tanggung jawab penuh pada sekelompok pasien sekitar 8-12
orang (Magargal, 2009). Hal ini tentu saja dengan suatu persyaratan
perawatanyangdi butuhkan perawat cukup memadai.
Sekalipun dalam memberikan asuhan keperawatan dengan menggunakan
metode ini dilakukan oleh dua hingga tiga perawat, tanggung jawab paling besar
tetap ada pada perawat profesional/ketua tim. Perawat profesional/ketua tim juga
memiliki kewajiban untuk membimbing danmelatih non profesional/anggota
tim. Apabila perawat profesional sebagai ketua tim tidak masuk tugas dan
tanggung jawab dapat digantikan oleh perawat profesional lainya. Peran perawat
Kepala Ruang diarahkan dalam hal membuat jadwal dinas dengan
mempertimbangkan kecocokan anggota untuk bekerja sama, dan berperan
sebagai fasilitator, pembimbing serta motivator.
Menurut Kron & Gray (2010) pelaksanaan model tim harus
berdasarkanpadakonsep berikut :
1. Ketua tim sebagai perawat profesional harus mampu menggunakan teknik
kepemimpinan.
2. Komunikasi yang efektif penting agar kontinuitas rencana keperawatan
terjamin.
3. Anggota tim menghargai kepemimpinan ketua tim.
4. Peran kepala ruang penting dalam model tim. Model tim akan berhasil baik
bila di dukung oleh kepala ruang.
Ketua tim mempunyai tanggung jawab untuk mengkoordinasikan seluruh
kegiatan asuhan keperawatan untuk dikoordinasikan dengan anggota tim. Tujuan
penugasan keperawatan modular untuk memberikan keperawatan yang berpusat
pada pasien, dan anggota tim bertanggung jawab melaksanakan asuhan
keperawatan berdasarkan rencana asuhan keperawatan yang telah dibuat. Oleh
karena kegiatan dilakukan bersama-sama oleh kelompok, maka ketua tim sering
kali melakukan pertemuan bersama dengan anggota timnya (konferensi tim)
guna membahas kejadian-kejadian yang dihadapi dalam pemberian asuhan
keperawatan.
Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang berbeda-beda
dalam memberikan asuhan keperawatan pada sekelompok pasien. Perawat
ruangan dibagi menjadi 2-3 tim/group atau sesuai kondisi ruangan yang terdiri
dari tenaga profesional, vokasional dan pembantu perawat dalam satu tim yang
saling membantu.
26
Peran kepala ruangan :
1. Menetapkan standar kinerja yang diharapkan dari staf.
2. Membantu staf menetapkan sasaran dalam unit/ruangan.
3. Memberi kesempatan ketua tim untuk pengembangan kepemimpinan.
4. Mengorientasikan tenaga baru tentang fungsi metode tim keperawatan.
5. Menjadi narasumber bagi ketua tim.
6. Mendorong staf untuk meningkatkan kemampuan melalui riset keperawatan.
7. Menciptakan iklim komunikasi yang terbuka.
27
2. Pengorganisasian
a. Memutuskan metode penugasan yang digunakan.
b. Merumuskan tujuan metode penugasan.
c. Membuat rincian tugas tim dan anggota tim secara jelas.
d. Membuat rentang kendali kepala ruang membawahi 2 ketua tim dan
ketua tim membawahi 2-3 perawat.
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga keperawatan: membuat proses
dinas, mengatur tenaga yang ada setiap hari dan lain- lain.
f. Mengatur dan mengendalikan logistik ruangan.
g. Mengatur dan mengendalikan situasi tempat praktik.
h. Mendelegasikan tugas kepala ruang jika tidak berada di tempat, kepada
ketua tim.
i. Memberi wewenang kepada tata usaha untuk mengurus administrasi
pasien.
j. Identifikasi masalah dan cara penanganannya.
3. Pengarahan
a. Memberikan pengarahan tentang penugasan kepada ketua tim.
b. Memberikan pujian kepada anggota tim yang melaksanakan tugas
dengan baik.
c. Memberikan motivasi dalam peningkatan pengetahuan, ketrampilan dan
sikap.
d. Menginformasikan hal-hal yang dianggap penting dan berhubungan
dengan asuhan keperawatan pasien.
e. Melibatkan bawahan sejak awal hingga akhir kegiatan.
f. Membimbing bawahan yang mengalami kesulitan dalam tugasnya.
g. Meningkatkan kolaborasi dengan anggota tim lainnya.
4. Pengawasan
a. Melalui komunikasi : mengawasi dan berkomunikasi langsung dengan
ketua tim dalam pelaksanaan mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien.
b. Melalui supervisi :
- Pengawasanlangsung melalui inspeksi, mengamati sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan dan memperbaiki/mengawasi
kelemahannya yang ada saat itu juga.
28
- Pengawasan tidak langsung yaitu mengecek daftar hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas.
c. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan membandingkan dengan rencana
keperawatan yang telah disusun bersama ketua tim.
d. Audit keperawatan
Komunikasi diantara anggota tim sangat penting, meliputi :
1. Penugasan asuhan secara tertulis.
2. Rencana asuhan keperawatan tertulis.
3. Laporan kepada dan dari ketua tim.
4. Konferensi tim : membahas asuhan pasien dan masalah tim.
5. Umpan balik informal yang sering di antara anggota tim.
29
Tugas dan Tanggung Jawab Anggota Tim :
1. Melaksanakan kegiatan keperawatan yang telah direncanakan ketua tim.
2. Mendokumentasikan kegiatan keperawatan yang telah dilakukan.
3. Membantu ketua tim melakukan pengkajian, menentukan diagnose
keperawatan dan membuat rencana keperawatan.
4. Membantu ketua tim mengevaluasi hasil keperawatan.
5. Membantu atau bersama ketua tim mengorientasikan pasien baru.
6. Mengganti tugas pembantu keperawatan bila perlu.
STRUKTUR ORGANISASI
MODEL ASUHAN KEPERAWATAN TIM – PRIMER ( MODULAR )
Kepala Ruang
PASIEN / PASIEN /
Klien Klien
30
BAB III
HASIL PENGKAJIAN DAN ANALISA
SERTA SINTESA PERMASALAHAN MANAJEMEN KEPERAWATAN
A. HASIL PENGKAJIAN
1. 5 M ( Man, Material & Machine, Method, Money, Market )
a. MAN
Man merujuk pada sumber daya manusia yang dimiliki oleh
organisasi. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling
menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang
melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada
proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh
karena itu, manajemen timbul karena adanya orang – orang yang bekerja
sama untuk mencapai tujuan.
1) Struktur Organisasi Ruang Cempaka
KABID KEPERAWATAN
Hartotok, S.Kep, MH Kes
KEPALA RUANG
Ida Kusumawati, Bsc
Bagan 3.1
Struktur Organisasi Ruang Cempaka
31
Karakteristik perawat berdasarkan jenis kelamin (n = 14)
menunjukkan mayoritas perawat berjenis kelamin perempuan,
sebanyak 12 orang dan laki – laki sebanyak 2 orang.
2) Pendidikan
Karakteristik pendidikan perawat di Ruang Cempaka sampai
bulan Desember 2020 rata – rata berpendidikan D3 Keperawatan
dengan jumlah 8 orang, S1 Keperawatan 1 orang, S1 Kep Ners 5
orang.
Masalah: dari pendidikan ditemukan masalah yaitu; kebanyakan
perawat diruangan Cempaka masih berpendidikan D3.
b) Tenaga Keperawatan
PENDIDIKAN
JABATAN STANDART
NO. NAMA YANG
PENDIDIKAN
DIMILIKI
1. Ida Kusumawati,Bsc Karu D3 Kep S1 Kep, Ns
2. Yuli Nurtyastuti, S.Kep.,Ns Katim S1 Kep,Ns S1 Kep, Ns
3. Lilik Atiyah S.Kep.,Ns Katim S1 Kep,Ns S1 Kep, Ns
4. Yuliati,A.Md.Kep Pelaksana D3 Kep S1 Kep, Ns
5. Dessy Persita Sari S.Kep Pelaksana S1 Kep S1 Kep, Ns
6. Husnul Hasanah, A.Md.Kep. Pelaksana D3 Kep S1 Kep, Ns
7. Indah Muslikatin, AMK Pelaksana D3 Kep S1 Kep, Ns
8. Reni Novita Lestari Pelaksana S1 Kep,Ns S1 Kep, Ns
S.Kep.,Ners
9. Dyah Minartiningsih,AMK Pelaksana D3 Kep S1 Kep, Ns
10. Sri Astutik,S.Kep.,Ners Pelaksana S1 Kep,Ns S1 Kep, Ns
11. Sumanto Edi A.Md.,Kep Pelaksana D3 Kep S1 Kep, Ns
12. Ulik Malihatus,S.Kep.,Ns Pelaksana S1 Kep,Ns S1 Kep, Ns
13. Joko Purwanto,A.Md.Kep Pelaksana D3 Kep S1 Kep, Ns
14. Lilik Purwanti, AMK Pelaksana D3 Kep S1 Kep, Ns
Sumber : Data Ruang Cempaka, 2020 dan UU RI No. 38 2014
32
c) Tenaga non kesehatan
NO JABATAN JUMLAH
.
1. Administrasi 1
2. Cleaning Service 2
Sumber : Data Ruang Cempaka, 2020 dan UU RI No. 38 2014
Masalah :
- Dokter spesialis anak sudah memenuhi standart
- Dari standart pendidikan masih ditemukan tenaga keperawatan
berbasic D3 keperawatan sebanyak 57,1% ,S1 Kep sebanyak
7,1% sedangkan yang baru menempuh S1 Kep Ners sebanyak
35,7%.
33
3. RSUD Pati
excelent dan sertifikat
BLS masa
berlakunya
sudah habis
6 Husnul 1. BTCLS 1. BLS BTCLS Belum ada
Hasanah, 2. Akredita 2. K3 program
A.Md.Kep si RS 3. PPI pelatihan dari
3. Servis 4. Keselamatan RSUD Pati
excelent Pasien
34
Tabel rekapitulasi hasil pelatihan
No. Pelatihan Persentase Masalah
1 BTCLS 100% Belum memiliki sertifikat
BTCLS
2. No
BLS Kompetensi Jumlah Responden
71,42% Target habis
Masa berlakunya Capaian
3. K3 Tindakan Yang 71,42% Masa berlakunya habis
4. PPI 50% Masa berlakunya habis
Dinilai
5. Keselamatan Pasien 64,28% Masa berlakunya habis
1 5 moment cuci 6 100% 85%
tangan
2 6 langkah cuci 6 100% 80%
tangan
3) Kompetensi Tindakan
Pemberian pelayanan diruang Cempaka belum mempunyai standart
pelatihan penyakit anak secara umum perawat yang berada diruangan
tersebut dapat memberikan pelayanan secara optimal yang dibuktikan
No. Kompetensi Tindakan Yang Jumlah Target Capaian
Dinilai Responden
1 Injeksi 6 100% 75%
2 Pengambilan darah vena 6 100% 77%
dengan angket kepuasaan pasien yang secara besar menyatakan kurang
puas terhadap pelayanan.
Berdasarkan hasil dari mini survey yang telah dilakukan didapatkan nilai injeksi 75%
(tidak sesuai target), pengambilan darah vena 77 % (tidak sesuai target), 5 moment
cuci tangan 85% (tidak sesuai target), 6 langkah cuci tangan 80% (tidak sesuai
target), salam prima 90% (tidak sesuai target).
35
Masalah : Petugas dalam memberikan pelayanan sebagian kurang
mengikuti SPO yang sudah di tetapkan oleh Rumah Sakit
4) Soft Skill
Perawat ruang Cempaka menunjukkan keramahan dalam pemberian
pelayanan sesuai SPO dengan SPO salam prima dan saat menerima
telepon sesuai dengan SPO etika bertelepon.
36
dua ( bisa laki-laki dan perempuan), 19 bed kelas tiga (bisa
perempuan, laki-laki) dan 2 ruang kohorting dengan 4 tempat tidur
tersebut berada di belakang yang berbatasan dengan:
37
a) Diruangan cempaka belum ada fasilitas tempat sholat untuk
penunggu pasien.
b) Diruang cempaka belum ada area bermain untuk anak.
c) Kepala ruangan belum mempunyai ruangan sendiri.
5) Fasilitas tempat obat
Fasilitas untuk obat pasien berada diruang tersendiri dengan
menggunakan almari loker untuk masing masing pasien. Pemberian
obat dengan dosis yang telah diberikan dokter dan jam pemberian
sesuai jadwal.
Masalah : tidak ada masalah
6) Inventaris
INVENTARIS ALAT
38
tertutup siap pakai
Kom Tidak ada masalah, alat
16 2 baik 2/baik/siap pakai
terbuka siap pakai
O2 B/K Tidak ada masalah, alat
17 5 baik 5/baik/siap pakai
siap pakai
Tempat
18 24 baik 24/baik/siap pakai Tidak ada masalah
tidur pasien
Meja
19 29 baik 29/baik/siap pakai Tidak ada masalah
pasien
4/1 rusak/siap Fasilitas kursi roda
20 Kursi roda 5 baik
pakai kurang
Infus pump Tidak ada masalah, alat
21 7 baik 7/baik/siap pakai
siap pakai
Pispot Tidak ada masalah, alat
22 9 baik 9/baik/siap pakai
siap pakai
Tidak ada masalah, alat
23 Foto terapi 1 baik 1/baik/siap pakai
siap pakai
Tidak ada masalah, alat
24 Nebulizer 1 baik 1/baik/siap pakai
siap pakai
Tidak ada masalah, alat
25 Appar 1 baik 1/baik/siap pakai
siap pakai
Papan Papan petugas red code
petugas red ruangan tidak pernah
26 1 baik 1/baik/siap pakai
code diisi setiap pergantian
ruangan shift
Sumber: Peraturan menteri kesehatan republik Indonesia nomer
340/MENKES/PER/III/2010 tentang klasifikasi rumah sakit.
Masalah :
a) Belum tersedianya buku inventaris
b) Fasilitas kursi roda kurang memenuhi standart dan kondisinya
rusak
c) Papan petugas red code ruangan tidak pernah diisi setiap pergantian
shift
39
13. Penghapus papan tulis 1 - 1
14. Tinta stamp 1 - 1
15. Stempel box 1 - 1
16. Solasi 1 1 2
17. Lakban hitam - 1 1
18. Kalkulator 1 - 1
19. Plastik obat 2 plek - 2 plek
20. Plastik 1kg 1 2 3
21. Plastik kuning 1 plek - 1 plek
22. Catter 1 - 1
23. Penghapus pasien 1 - 1
24. Spidol permanen 2 5 7
25. Spidol Broadmeker 3 5 8
26. Spidol merah 2 1 3
27. Pensil merah biru 2 2 4
28. Pencil 1 1 2
29. Stabilo 1 - 1
30. Sedotan 1 2 3
31. Sabun colek 3 5 8
32. Kertas buram 50 lembar 100 150 lembar
33. Taplak meja 5 lembar 5
34. Sikat pakaian 1 - 1
35. Serbet 2 - 2
36. Waslap 4 - 4
37. Gayung 2 - 2
38. Spon sabut 2 - 2
39. Rinso renteng 5 - 15
40. Tutup gelas 10 10 10
41. Tatakan gelas 10 - 10
42. Sendok 12 - 12
43. Keset 3 - 5
44. Baygon 1 2 1
45. VIM 1 - 3
46. Porstek 1 2 3
47. Semprotan baygon 1 2 1
48. Baskom kompres 3 - 3
49. Bayfresh 1 - 1
50. Isi bagus 2 - 2
51. Lifeboy cair refil 3 - 7
52. Sabun lifeboy padat 2 4 4
53. Tissu gulung 3 2 6
54. Penggaris - 3 1
55. Lem 1 1 3
Kesimpulan : untuk sistem investaris alat ada karyawan yang mengecek
setiap beberapa minggu dan biasanya serah terima dengan tanda tangan
karyawan yang berjaga.
Masalah : tidak ada masalah dalam invetaris barang karena sudah
sesuai apa yang diminta oleh ruangan
40
NO NAMA BUKU PELAKSANAAN MASALAH
1 Buku TTV Setiap shift mengisi data – data Tidak ada
pasien meliputi tekanan darah, masalah
nadi, dan suhu
2 Buku pasien Perawat selalu mengisi buku Tidak ada
pulang tersebut bila ada pasien yang masalah
pulang, perawat menjelaskan
atau member edukasi atau
tidaknya
3 Buku injeksi Setiap shift malam menulis buku Tidak ada
injeksi dan setelah ada visite masalah
dokter ada perubahan terapi
perawat langsung mengganti
buku injeksi.
4 Buku timbang Buku sudah tersedia, dijadikan Tanda tangan
terima satu dengan buku pre dan post pemberi dan
confrence, diisi setiap shif sesuai penerima tidak
kondisi dan terapi pasien. Setiap lengkap
shift sudah tercantum jumlah
pasien, .
5 Buku tukar Ditulis bila tukar dinas Kebutuhan
dinas Tidak ada tanda tangan kepala tenaga tiap
ruangan sheef tidak
seseimbangan
penanggung
jawab sheef
dan anggota
tim.
6 Buku teguran Sudah disediakan, diisi bilamana Tidak ada
ada kejadian atau pelanggaran masalah
oleh staff
7 Buku serah Buku sudah tersedia, diisi bila Tidak ada
terima rontgen ada pasien pulang dan perawat masalah
menyerahkan hasil rontgen
kemudian keluarga tanda tangan.
8 Buku apel Buku sudah tersedia, setiap Ada masalah
setelah apel pagi menulis dikarenakan
infirmais yang didapat dari apel, selama
buku terakhir diisi tanggal 17 pandemic
februari 2020 covid 19 tidak
dilaksanakan
apel
9 Buku diet Buku sudah tersedia, dibuat Tidak ada
makanan setiap shif sesuai kebutuhan diet masalah
pasien.
10 Buku inventaris Buku inventaris barang belum Ada masalah
barang tersedia karena belum
tersedia di
ruangan
Masalah yang dapat kami simpulkan di ruang cempaka :
a) Buku apel terakhir diisi tanggal 17 februari 2020
b) Belum terdianya buku inventaris diruangan
41
c. METHOD
Model Asuhan Keperawatan
Dari wawancara dengan kepala ruangan, Ruang Cempaka
menggunakan asuhan keperawatan moduler melalui kombinasi model
tim dan primer.
Metode tim modular yaitu ada 2 Ka-tim; Ka-tim 1 membawahi
5 orang anggota (shif pagi 1-2 orang, shif siang 1, shif malam 1
orang) sedangkan Ka-tim 2 membawahi 6 orang anggota(shif pagi 1-2
orang, shif siang 1, shif malam 1 orang). Pembagian tanggung jawab
area praktik tim 1 adalah tempat tidur (1, 3, 5, 7, 8, 11, 13, SP 1, SP 2,
SP 3) dan tim 2 tempat tidur (9,10,17,18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, SP 6,
SP 7, SP 4, SP 5). Didalam pelaksanaannya anggota tim 1 dan tim 2
tidak tetap (berubah-ubah) dan dalam pelaksanaan kegiatan pelayanan
masih terkesan menggunakan metode fungsional. Misalnya dalam
memberikan obat injeksi dilakukan oleh 1-2 orang pada pasien secara
keseluruhan.
Peran dari masing-masing orang sudah jelas. Misal peran kepala
ruang yang sudah memenuhi dan bekerja atau melakukan tindakan
dengan semaksimalnya sebagaimana mestinya kepala ruangan. Tugas
sebagai Ka-tim jelas dalam pre dan post conference juga dalam
melakukan tindakan. Pendokumetasian asuhan keperawatan banyak
yang sudah lengkap dan terkesan rapi dan terkondisikan tertata sesuai
pembagian tim. ruang cempaka adalah ruang perawatan rawat inap
untuk anak-anak perempuan dan laki-laki kelas 3 dan kelas 2.
Masalah : tidak ada masalah
1) Pengaturan Jadwal
Menurut karu pembuatan jadwal dinas anggota keperawatan
dibuat dari komite keperawatan secara bergantian dan dikoreksi oleh
kepala ruang dan dibuat setiap bulan sekali.
Pelaksanaannya dinas pagi terdiri dari 1 kepala ruang, 2 orang
Ka-tim dan 2 orang anggota tim. Jaga sore dan malam terdiri dari 2
orang anggota tim (tim 1 terdiri 1 anggota tim dan tim 2 ada 1 orang
anggota tim atau sebaliknya) dan dibantu 1 orang petugas pelayanan
akomodasi. Pada lembar jadwal dinas sudah terdapat jadwal petugas
on-call, apel, rujuk yang sudah sesuai dengan aturan rumah sakit.
Untuk tukar jaga ada bukunya dibatasi maksimal 3 kali dalam sebulan.
42
Petugas tukar jaga setiap bulan sudah dievaluasi oleh kepala ruang.
Tukar jaga kadang-kadang tidak sesuai dengan levelnya yang senior
tukar jaga dengan juniornya. Pengaturan cuti sudah terencana dengan
baik, cuti diberikan sesuai dengan permintaan masing-masing anggota.
Dalam pelaksanaanya anggota masing- masing tim pada shift pagi
tetap sesuai tim, tetapi jika jaga sore dan malam sesuai tim atau sesuai
pasien dibagi perawat jaga. Untuk petugas on-call dilakukan dan
dimaksimalkan karena bila ada kebutuhan tenaga masih bisa teratasi
oleh petugas yang masuk saat itu.
Masalah :
Jadwal dinas tidak sesuai dengan yang jaga
2) Pendelegasian
Pendelegasian tugas diruangan sudah dilaksanakan sesuai SOP
yang ada di rumah sakit yaitu pendelegasian tugas dari kepala ruang
kepada salah satu Ka-timnya. Dalam pelaksanaannya sudah lengkap
dan baik. Pendelegasian diberikan kepada perawat level dibawahnya
atau perawat senior bila kepala ruang dan Ka-tim cuti dalam waktu
yang lama dan bersamaan. Hal ini sudah tertulis dalam buku
pendelegasian.
Masalah :
pengisian buku pendelegasian terakhir tahun 2017
3) Timbang Terima dan Operan
Timbang terima pasien : Operan dinas malam ke pagi dilakukan
secara tidak formal karena minimnya pasien akibat dampak pandemi
covid 19 di Rumah Sakit. Operan dinas pagi ke siang dipimpin oleh
penanggung jawab shift atau perawat senior Sedangkan dinas sore ke
malam juga dipimpin oleh penanggung jawab shift atau perawat
senior. Kepala ruang beserta semua perawat shif dinas pagi dan dinas
malam tidak berkeliling di kamar pasien. Kepala ruang menyampaikan
salam dan memperkenalkan petugas dinas pagi kepada pasien dan
keluarganya.
Masalah :
Belum ada kesesuaian timbang terima di ruang Cempaka dengan SOP
di Rumah Sakit
4) Pre Conference
43
Pre conference dilakukan oleh anggota yang jaga pagi dan
dipimpin oleh kepala ruang setelah operan jaga. Kepala ruang
membagi 2 tim disertai dengan peawat penanngung jawab. Ketua tim
melakukan rumusan masalah keperawatan pasien di area tim masing-
masing bersama PPJA sampai masalah dimengerti oleh PPJA. Dalam
pendokumentasian pre conference tidak dilakukan karena belum ada
buku pre conference.
Masalah :
Pre dan post conference tidak ada buku pendokumentasian
5) Post Conference
Post conference jaga pagi dilakukan dengan formal sedikit
santai. PPJA menyampaikan hasil asuhan keperawatan kepada ketua
tim. Dalam pendokumentasian hasil asuhan keperawatan tidak
dilakukan karena belum ada buku post conference.
Masalah :
Pre dan post conference tidak ada buku pendokumentasian
6) Ronde Keperawatan
Dari hasil pengkajian didapatkan untuk pelaksanaan ronde
keperawatan sudah dilakukan di ruang Cempaka, namun selama
pandemi ini tidak dilaksanakan ronde keperawatan, dan mengenai
buku ronde keperawatan terakhir diisi bulan september 2018.
Masalah :
Pengisian buku ronde keperawatan sudah terlewat
7) Pendokumentasian Askep
Pada format pendokumentasian asuhan keperawatan sudah
mencakup seluruh proses keperawatan pasien yang meliputi :
a) Pengkajian yang terdiri dari keluhan pasien, riwayat penyakit
sekarang, riwayat penyakit dahulu dan riwayat penyakit keluarga.
Assesmen awal di temukan pengkajian riwayat alergi, nutrisi,
konsep diri dan kognitif, pola pernafasan, dan pemeliharaan
kesehatan, pola nilai dan kepercayaan belum terisi
b) Analisa data sudah terisi secara ceklist pada form catatan
keperawatan.
c) Diagnosa keperawatan sudah terisi secara ceklist.
d) Intervensi sudah terisi secara ceklist.
e) Implementasi sudah terisi secara singkat pada form catatan
perkembangan pasien terintegrasi.
44
f) Evaluasi sudah terisi secara singkat per shift pada form catatan
perkembangan pasien terintegrasi.
Masalah :
Masalah method :
a) Belum ada kesesuaian timbang terima di ruang Cempaka dengan
SOP di Rumah Sakit
b) Pre dan post conference tidak ada buku pendokumentasian
c) Assesmen awal di temukan pengkajian riwayat alergi, nutrisi,
konsep diri dan kognitif, pola pernafasan, dan pemeliharaan
kesehatan, pola nilai dan kepercayaan belum terisi
d. MONEY
Sumber keuangan ruangan cempaka mendapat dari gaji dan intensif
yang diterima tiap bulan untuk semua karyawan.
Untuk perencanaan pengusulan baik barang alat kantor, kebutuhan
rumah tangga, alat kesehatan sesuai RBA. Sumber dana yang lain adalah
hasil dari pelayanan terhadap pasien rawat jalan dan rawat inap, baik dari
pasien umum, BPJS PBI dan NON PBI maupun dari pihak-pihak yang
lain. Untuk pelatihan SDM (Sumber Daya Manusia) anggaran didapatkan
dari rumah sakit dan ada yang biaya sendiri. Pasien BPJS dengan sistem
INA CBGs yang mana pembayarannya sesuai dengan kelompok yang
kadang kala kurang dari biaya yang telah dikeluarkan dan tidak tepat
waktu
Anggaran pembayaran tarif pelayanan medis pasien rawat inap :
No Kelas Kamar Makan Askep Visit Medis Jumlah
Dokter
Rp. 40.000 Rp. 25.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 105.000
Umum
Dokter
Rp. 40.000 Rp. 25.000 Rp. 20.000 Rp. 30.000 Rp. 115.000
1. II Spesialis
Dokter
Rp. 40.000 Rp. 25.000 Rp. 20.000 Sub Rp. 45.000 Rp. 130.000
Spesialis
Dokter
Rp. 30.000 Rp. 25.000 Rp. 20.000 Rp. 20.000 Rp. 95.000
Umum
Dokter
Rp. 30.000 Rp. 25.000 Rp. 20.000 Rp. 30.000 Rp. 105.000
2. III Spesialis
Dokter
Rp. 30.000 Rp. 25.000 Rp. 20.000 Sub Rp. 45.000 Rp. 120.000
Spesialis
3. Isolasi Dokter
Rp. 40.000 Rp. 30.000 Rp. 30.000 Rp. 30.000 Rp. 130.000
III Umum
Dokter
Rp. 40.000 Rp. 30.000 Rp. 30.000 Rp. 50.000 Rp. 150.000
Spesialis
Rp. 40.000 Rp. 30.000 Rp. 30.000 Dokter Rp. 65.000 Rp. 165.000
45
Sub
Spesialis
Masalah :
a) Pasien BPJS dengan sistem INA CBGs yang mana pembayarannya
sesuai dengan kelompok yang kadang kala kurang dari biaya yang
telah dikeluarkan dan tidak tepat waktu
e. MARKET
Dilakukan dalam bentuk pemberian pendidikan kesehatan tentang
perawatan kasus penyakit dalam baik selama dirawat maupun bagi pasien
yang akan pulang dan yang akan kontrol sesuai jadwal serta perawatan
mandiri di rumah.
Pengguna jasa RS adalah Pasien BPJS PBI, BPJS Non PBI, Jasa
Raharja, bayar sendiri.
Cara mempromosikan melalui website, instagram, facebook,
panfleat, leaflet, banner.
Pelaksanaan pendidikan kesehatan diruang Cempaka dilakukan
melalui kegiatan PKMRS (Promosi Kesehatan Masyarakat di Rumah
Sakit) yang jadwalnya tidak sesuai.
Masalah :
PKMRS jadwalnya tidak sesuai
46
INDIKATOR MUTU AREA KLINIK
47
2 Pelayanan Tingkat ketetapan 95% 95%
laboratorium waktu tunggu
pemeriksaan analisa Ketepatan waktu tunggu
gas darah pemeriksaan hematologic
analizer sesuai permintaan.
48
di Cempaka Tidak terjadi phlebitis
49
kepuasan pasien pasien dan keluarga Staff ruang cempaka
dan keluarga memberikan sesuai SPO
sehingga pasien dan keluarga
puas terhadap pelayanan yang
ada di ruang cempaka
6. Harapan dan Tingkat kepuasan ≥80% 60%
kepuasan staff kerja staff Dari hasil wawancara yang
kami lakukan dengan staff
ruang cempaka, mereka
mengatakan bahwa beban kerja
yang terkadang tinggi dan
pemberian JHK yang tidak
tepat waktu
7. Demografi Tingkat ketidak ≤ 1 0
pasien dan patenan waktu kali Tidak sedang terjadi wabah di
diagnosis klinik pelaporan kasus tidak ruang Cempaka
penyakit wabah tepat
atau W2 waktu
per
bulan
8. Management Tingkat piutang tak ≤ 15% 0%
keuangan tertagih Menurut hasil wawancara
dengan petugas ruang
cempaka, setiap pasien yang
mau pulang diberikan rincian
biaya perawatan yang harus
dibayarkan sebelum
meninggalkan ruangan dengan
cara memberikan bukti kuitansi
9. PPI Tingkat kepatuhan 100% 70%
5 momen cuci Dari survey yang kami
tangan staff rumah lakukan, pegawai ruang
sakit cempaka belum semuanya
melakukan 5 momen cuci
tangan, terutama pada momen
sebelum kontak dengan pasien
dan sesudah kontak dengan
pasien
50
oleh DPJP. SBAR, dan pemeriksaan
penunjang sudah tercatat dalam
CPPT dan sudah diverivikasi
DPJP).
3 Peningkatan Tingkat kepatuhan 100% 100%
keamanan obat penyimpanan obat (semua obat emergency sudah
high alert (high alert)/ obat disimpan dan diberikan label,
emergency sesuai dilakukan double check setiap
prosedur. akan diberikan obat HAM)
FUNGSI MANAJEMEN
51
tindakan medis yang dilakukan,
program pengobatan dan
mendiskusikan dengan dokter tentang
tindakan yang akan dilakukan
terhadap pasien.
g. Mengatur dan mengendalikan asuhan sudah dilakukan tidak ada
keperawatan. masalah
h. Membimbing pelaksanaan asuhan sudah dilakukan tidak ada
keperawatan. masalah
i. Membimbing penerapan proses sudah dilakukan tidak ada
keperawatan dan menilai asuhan masalah
keperawatan.
j. Mengadakan diskusi untuk sudah dilakukan tidak ada
pemecahan masalah. masalah
k. Memberikan informasi kepada pasien sudah dilakukan tidak ada
atau keluarga yang baru masuk RS. masalah
l. Membantu membimbing terhadap sudah dilakukan tidak ada
peserta didik keperawatan masalah
2 Pengorganisasian
a. Memutuskan metode penugasan: sudah dilakukan tidak ada
sudah ditetapkan oleh bidang masalah
keperawatan melalui SK direktur.
Dalam bentuk metode penugasan
modular terkadang masih
menggunakan metode fungsional.
b. Merumuskan tujuan metode masih campuran belum
penugasan antara tim dan tersedianya
fungsional perawat
S.Kep.Ns
yang
memadai
c. Membuat rincian tugas tim dan sudah ada uraian tidak ada
anggota tim secara jelas. tugas masalah
d. Membuat rentang kendali kepala sudah dilakukan tidak ada
ruang membawahi 2 ketua tim dan masalah
ketua tim membawahi 2 perawat.
e. Mengatur dan mengendalikan tenaga sudah dilakukan tidak ada
keperawatan: membuat proses dinas, masalah
mengatur tenaga yang ada setiap hari
dan lain – lain
f. Mengatur dan mengendalikan logistik belum dilakukan ada masalah
ruangan.
g. Mengatur dan mengendalikan situasi sudah dilakukan tidak ada
tempat praktik masalah
h. Mendelagasikan tugas kepala ruang sudah dilakukan tidak ada
jika tidak berada di tempat kepada masalah
ketua tim.
i. Memberi wewenang kepada tata sudah dilakukan tidak ada
usaha untuk mengurus administrasi masalah
pasien.
j. Identifikasi masalah dan cara sudah dilakukan tidak ada
penanganannya masalah
3 Pengarahan dan Pengawasan
52
a. Memberikan pengarahan tentang sudah dilakukan tidak ada
penugasan kepada ketua tim masalah
b. Memberikan pujian kepada anggota sudah dilakukan tidak ada
tim yang melaksanakan tugas dengan masalah
baik.
c. Memberikan motivasi dalam sudah dilakukan tidak ada
peningkatan pengetahuan, masalah
ketrampilan dan sikap.
d. Menginformasikan hal – hal yang sudah dilakukan tidak ada
dianggap penting dan berhubungan masalah
dengan askep pasien.
e. Melibatkan bawahan sejak awal sudah dilakukan tidak ada
hingga akhir kegiatan. masalah
f. Membimbing bawahan yang sudah dilakukan tidak ada
mengalami kesulitan dalam tugasnya masalah
g. Meningkatkan kolaborasi dengan sudah dilakukan tidak ada
anggota tim lainnya. masalah
h. Melalui komunikasi : mengawasi dan sudah dilakukan tidak ada
berkomunikasi langsung dengan masalah
ketua tim dalam pelaksanaan
mengenai asuhan keperawatan yang
diberikan kepada pasien.
i. Melalui supervisi : sudah dilakukan tidak ada
Pengawasan langsung melalui masalah
inspeksi, mengamati sendiri atau
melalui laporan langsung secara lisan
dan mengawasi kelemahannya yang
ada saat itu juga.
Pengawasan tidak langsung yaitu
mengecek daftar hadir ketua tim,
membaca dan memeriksa rencana
keperawatan serta catatan yang
dibuat selama dan sesudah proses
keperawatan dilaksanakan
(didokumentasikan), mendengar
laporan ketua tim tentang
pelaksanaan tugas.
j. Mengevaluasi upaya pelaksanaan dan sudah dilakukan Tidak ada
membandingkan dengan rencana masalah
keperawatan yang telah disusun
bersama ketua tim
k. Audit Keperawatan sudah dilakukan tidak ada
masalah
4 Pengendalian
a. Pelaksanaan proses evaluasi / sudah dilakukan tidak ada
controling pada rencana yang sedang masalah
berjalan
b. Melihat performance / kinerja
sebagai koreksi.
c. Menggunakan acuan kepatuhan sudah dilakukan tidak ada
dalam pencapaian pelaksanaan visi masalah
dan misi yang disesuaikan dari
bidang keperawatan, menentukan
standar asuhan keperawatan / standar
53
praktek keperawatan, mengatur
penampilan kinerja dari ruangan dan
staf, menggunakan anggaran dana
dengan baik
d. Mengukur hasil / prestasi yang telah sudah dilakukan tidak ada
diperoleh staf atau organisasi masalah
e. Membandingkan hasil yang telah sudah dilakukan tidak ada
dicapai dengan tolak ukur / standar. masalah
f. Memperbaiki penyimpangan – sudah dilakukan tidak ada
penyimpangan yang terjadi sesuai masalah
dengan faktor – faktor penyebabnya
dan menggunakan faktor tersebut
untuk menetapkan langkah – langkah
intervensi.
Masalah :
54
TABEL SWOT
55
evaluasi sudah terisi
56
standar
4. Soft skill belum sesuai dengan SOP yang sudah 0,4 4 1,6
ditetapkan rumah sakit
TOTAL 1,4 14 5
Opportunity
1. Masyarakat mengharapkan perawat mempunyai 0,3 3 0.9
skill dan ramah 1,3 - 0,8 =
2. Adanya kesempatan melanjutkan pendidikan ke 0,2 3 0.4 0,5
jenjang yang lebih tinggi
TOTAL 0,5 1,3
Threathened
1. Ada tuntutan tinggi dari masyarakat untuk pelayanan 0,2 2 0,4
yang lebih profesional
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan hukum 0,2 2 0,4
TOTAL 0,4 0,8
2. MATERIAL & MACHINE
Strength
1. Ruang cempaka memiliki 24 tempat tidur 0,2 3 0,6
termasuk ruang kohorting 1,4 - 3 =
2. Luas kamar mandi memenuhi standart 0,2 2 0,4 -1,6
3. Tersedianya nurse station 0,2 2 0,4
0,6 1,4
TOTAL
Weakness
1. Kepala ruangan belum mempunyai tempat sendiri 0,4 3 1,2
2. Diruangan cempaka belum ada fasilitas ruang 0,3 3 0,9
untuk sholat yang layak untuk penunggu keluarga
pasien
3. Diruang cempaka belum ada ruang untuk 0,3 3 0,9
bermain anak-anak
TOTAL 1 3
Opportunity
1. Sebagai rumah sakit rujukan 0,5 3 1,5
2. Peluang menjalin kerjasama dalam bidang 0,5 2 1
pelayanan kesehatan lain yang ada di RSUD 4 - 3,4 =
RAA Soewondo Pati 0,6
3. Masyarakat menuntut adanya kemajuan teknologi
dalam penanganan medis 0,5 3 1,5
TOTAL 1,5 4
Threatened
1. Banyak RS lain yang menjadi saingan dengan 0,4 4 1,6
fasilitas yang lebih baik
2. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan 0,3 3 0,9
57
pentingnya kesehatan
3. Adanya tuntutan tinggi dari masyarakat untuk 0,3 3 0,9
melengkapi sarana dan prasarana
TOTAL 1 3,4
3. METODE
Strength
1. Model manajemen diruangan cempaka 0,4 4 1,6
menggunakan metode tim modular 2,5 - 0,8 =
2. Mempunyai standar asuhan keperawatan 0,3 3 0,9 1,7
TOTAL 0,7 2,5
Weakness
1. Timbang terima sesuai dengan SOP 0,2 2 0,4
2. Pendokumentasian asuhan keperawatan di 0,2 2 0,4
ruangan belum cukup baik
TOTAL 0,4 0,8
Opportunity
1. Pusat rujukan RS untuk penanganan kasus 0,5 3 1,5
penyakit anak
2. Tuntutan masyarakat akan pelayanan yang lebih 0,4 3 1,2 3,6 – 3,7
spesifik pada saat ini membuka peluang untuk = -0,1
mengembangkan pelayanan baru 3
3. Adanya mahasiswa profesi ners praktik 0,3 0,9
manajemen keperawatan
TOTAL 1,2 3,6
Threatened
1. Persaingan dengan rumah sakit swasta yang
semakin ketat 0,5 3 1,5
2. Adanya tuntutan masyarakat yang semakin tinggi
terhadap peningkatan pelayanan keperawatan 0,6 3 1,8
yang lebih profesional
3. Makin tingginya kesadaran masyarakat akan
pentingnya kesehatan 0,2 2 0,4
TOTAL 1,3 3,7
4. MONEY
Strength
1. Kebutuhan alkes dan ATK terpenuhi
2. Ada pendapatan dari jasa medik, untuk pasien 0,3 1 0,3
dengan biaya BPJS yang dapat di klaim setelah 0,6 4 2,4 3,5 – 0,8
perawatan = 2,7
3. Tarif pelayanan kesehatan terjangkau 0,4 2 0,8
TOTAL 1,3 3,5
Weakness
1. Realisasi pengadaan pelatihan dan pengadaan 0,4 2 0,8
58
barang diruang cempaka kadang tidak sesuai
harapan dalam penyusunan
TOTAL 0,4 0,8
Opportunity
1. Mengembangkan SDM yang dimiliki melalui
program pelatihan 0,5 3 1,5 1,9 – 4,2
2. Ada kesempatan untuk menambah penghasilan = -2,3
ruangan dari usaha koperasi 0,2 2 0,4
TOTAL 0,7 1,9
Threatened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat 1 2 2
untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang lebih
profesional sehingga membutuhkan pendanaan yang
lebih besar untuk mendanai sarana dan prasarana
2. Banyaknya Rumah sakit yang berdiri di sekitar RSUD 0,4 3 1,2
RAA Soewondo Pati
3. Insentif tidak remunerasi sehingga mempengaruhi 0,5 2 1
semangat kerja perawat
TOTAL 1,9 4,2
5. MARKET
Strength
1. Market dalam penerapan penghasilan rumah sakit 0,6 3 1,8
didapatkan hampir 90% dilakukan pembiayaan 1,8 – 2,7
BPJS dan sisanya diperoleh pembayaran mandiri = -0,9
atau umum
TOTAL 0,6 1,8
Weakness
1. Pasien BPJS dengan menggunakan sistem INA 0,9 3 2,7
CBGs yang mana pembayarannya sesuai dengan
kelompok yang kadang kala kurang dari biaya yang
telah dikeluarkan dan tidak tepat waktu
TOTAL 0,9 2,7
Opportunity
1. Adanya status rumah sakit sebagai rumah sakit 0,4 2 0,8 0,8 – 2,4
pemerintah dan rumah sakit pendidikan = -1,6
TOTAL 0,4 0,8
Threatened
1. Adanya tuntutan masyarakat untuk mendapatkan 0,6 2 1,2
pelayanan yang lebih baik
2. Banyaknya rumah sakit swasta disekitar RSUD 0,6 2 1,2
RAA Soewondo Pati yang lebih baik dan lebih
bagus dalam hal pelayanan pasien
59
TOTAL 1,2 2,4
Dokumentasi Keperawatan
Strenght
1. Tersedianya sarana dan prasarana dokumentasi 0,3 4 1,2 1,8 – 1,2
untuk tenaga kesehatan = 0,6
2. Format asuhan keperawatan sudah ada 0,2 3 0,6
TOTAL 0,5 1,8
Weakness
1. Dari observasi status pasien, pengisian 0,3 2 0,6
dokumentasi tidak lengkap
2. Pengawasan terhadap sistematika 0,2 3 0,6
pendokumentasian belum dilaksanakan secara
optimal
TOTAL 0,5 1,2
Opportunity
1. Adanya program pelatihan 0,2 3 0,6
2. Peluang perawat untuk meningkatkan pendidikan 0,3 2 0,6
(pengembangan SDM) 2,7 – 3 =
3. Mahasiswa profesi ners keperawatan praktik 0,3 3 0,9 -0,3
manajemen untuk mengembangkan system
dokumentasi PIE
4. Kerjasama yang baik antara perawat dan mahasiswa 0,2 3 0,6
TOTAL 1 2,7
Threatened
1. Tingkat kesadaran masyarakat akan tanggung jawab 0,5 3 1,5
dan tanggung gugat
2. Persaingan RS dalam pemberian pelayanan 0,5 3 1,5
keperawatan
TOTAL 1 3
RONDE KEPERAWATAN
Strength
1. Bidang keperawatan mendukung adanya kegiatan 0,3 2 0,6
ronde keperawatan 0,6 – 3 =
TOTAL 0,3 2 0,6 -2,4
Weakness
1. Ronde keperawatan terakhir dilakukan pada bulan 0,2 3 0,6
September 2018
2. Tidak pernah dilakukan ronde keperawatan untuk
meningkatkan mutu ruangan 0,3 3 0,9
TOTAL 0,5 6 3
Opportunity
1. Adanya pelatihan dan seminar tentang manajemen 0,3 2 0,6
keperawatan
60
2. Adanya kesempatan dari kepala ruangan untuk 0,3 3 0,9 3 – 0,9 =
mengadakan ronde keperawatan pada perawat dan 2,1
mahasiswa praktek
TOTAL 0,6 5 3
Treathened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat 0,3 3 0,9
untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang
professional
TOTAL 0,3 3 0,9
TIMBANG TERIMA
Srength
1. Kepala ruangan memimpin kegiatan timbang terima 0,3 3 0,9
setiap pagi 3–2=1
2. Adanya buku khusus timbang terima 0,3 2 0,6
TOTAL 0,6 5 3
Weakness
1. Belum ada kesesuaian timbang terima di ruang 0,3 2 0,6
Cempaka dengan SOP di Rumah Sakit
2. Pelaksanaan timbang terima masih belum optimal 0,2 2 0,4
TOTAL 0,5 4 2
Opportunity
1. Adanya mahasiswa profesi ners yang praktik 0,4 3 1,2
manajemen keperawatan
2. Adanya kerjasama yang baik antara mahasiswa 10,4 – 3 =
profesi ners yang praktik dengan perawat ruangan 0,6 3 1,8 7,4
3. Kebijakan RS (bidang keperawatan) tentang timbang 0,3 2 0,6
terima
TOTAL 1,3 8 10,4
Treathened
1. Adanya tuntutan yang lebih tinggi dari masyarakat 0,3 2 0,6
untuk mendapatkan pelayanan keperawatan yang
professional
2. Meningkatnya kesadaran masyarakat tentang
tanggung jawab dan tanggung gugat perawat sebagai 0,3 3 0,9
pemberi asuhan keperawatan
TOTAL 0,6 5 3
MUTU
Strength
1. Terlaksananya sasaran keselamatan pasien 0,3 4 1,2
ketepatan identifikasi pasien
2. Tercapainya peningkatan keamanan obat yang 0,6 3 1,8 3,5 – 2,1
perlu di waspadai = 1,4
61
3. Tercapainya kepastian tepat lokasi, tepat 0,25 2 0,5
prosedur, tepat pasien operasi
TOTAL 1,15 3,5
Weakness
1. Peningkatan resiko infeksi terkait pelayanan 0,3 3 0,9
kesehatan masih kurang
2. Kurangnya pemberian pendidikan kesehatan 6 0,4 3 1,2
langkah cuci tangan kepada pasien dan keluarga
TOTAL 0,7 2,1
Opportunity
1. Tuntutan jaminan mutu keselamatan dari 1 3 3 3–1=2
masyarakat tinggi
TOTAL 1 3
Threatened
1. Meningkatnya pengetahuan masyarakat akan 0,5 2 1
service excellent dan komunikasi
TOTAL 0,5 1
62
OPPORTUNITY O+W Pemantauan HAIs secara
WEAKNESS Menangkap peluang dengan berkala.
mengurangi kelemahan yang
dimiliki
Mengantisipasi HAIs yang
dikarenakan pelayanan kesehatan
yang belum memenuhi standart.
63
sesuai standar
64
ANALISA SWOT MONEY LANGKAH STRATEGI
OPPORTUNITY O+S Usulan pengadaan barang
STRENGHT Menangkap peluang dengan yang belum ada
kekuatan yang dimiliki
Kebutuhan pasien akan alat
kesehatan yang sesuai dengan
standart, maka diharapkan anggaran
rumah sakit tentang pengadaan alat
kesehatan dapat terealisasikan
TREATHENEND T+S 1. Menyusun daftar alat
STRENGHT Mengurang atau menghilangkan yang dibutuhkan
ancaman dengan kekuatan yang 2. Mengusulkan alat
dimiliki yang belum ada atau
Untuk mencegah pasien tidak belum sesuai standart
terlayani dengan baik, maka
diharapkan usulan alat yang diajukan
ruangan cempaka dapat
terealisasikan
TREATHENEND T+W Mendiskusikan dengan
WEAKNESS Mengurangi pengaruh ancaman kepala ruangan untuk
dengan menambah kekuatan, berkoordinasi dengan
mengurangi kelemahan pihak alat kesehatan untuk
Untuk mencegah pasien tidak pengadaan alat yang
terlayani dengan baik, maka realisasi dibutuhkan
barang yang dibutuhkan diadakan
sesuai usulan
OPPORTUNITY O+W 1. Mendiskusikan
WEAKNESS Menangkap keluhan dengan dengan kepala
mengurangi kelemahan yang ruangan untuk
dimiliki berkoordinasi dengan
Dengan adanya koordinasi dengan pihak alat kesehatan
pihak alkes diharapkan kebutuhan untuk pengadaan alat
alkes bisa memenuhi standar rumah kesehatan yang
sakit. dibutuhkan
2. Mengusulkan alat
yang belum ada atau
belum memenuhi
standart
65
rumah sakit 3. Kerjasama dengan bagian
pendidikan yang humas terkait dengan
terakreditas paripurna pembuatan RM, clinical
yang akan pathways, penkes dan
mempermudah klaim mahasiswa kedokteran
BPJS
Adanya tuntutan
masyarakat untuk
mendapatkan
pelayanan yang lebih
baik, maka
pelaksanaan servis
excellent harus
ditingkatkan
Dengan adanya
tuntutan masyarakat,
maka harus tersedia
pelatihan
Banyaknya pasien
yang beragam maka
pelaksanaan PKMRS
harus dilakukan dan
dilaksanakan secara
rutin
66
S W
O 1. Meningkatkan kompetensi SDM 1. Meningkatkan adanya fasilitas dan
untuk memberikan pelayanan prima teknologi yang sesuai dengan ruang
melalui pendidikan dan pelatihan yang anak
terprogram 2. Meningkatkan pelaksanaan ronde
2. Mengevaluasi dan meningkatkan keperawatan setidaknya 3 bulan
timbang terima sesuai dengan SOP sekali
yang berlaku
3. Memberikan pelayanan secara cepat
dan tepat sesuai dengan keahlian yang
dimiliki untuk mencapai kepuasan
pasien
T 1. Mengadakan promosi Rumah Sakit 1. Mengevaluasi dan meningkatkan
untuk menarik minat masyarakat metode pelayanan keperawatan
untuk menjamin kesehatan
pelayanan secara komprehensif
2. Memberikan pelayanan kesehatan
yang lebih profesional untuk
meningkatkan operasional Rumah
Sakit
3. Meningkatkan pendokumentasian
dalam asuhan keperawatan untuk
mendapatkan kepercayaan
masyarakat atas pelayanan yang
diberikan
BAB IV
67
PRIORITAS MASALAH, ALTERNATIF PENYELESAIAN MASALAH
DAN POA PENYELESAIAN MASALAH MANAJEMEN
KEPERAWATAN
1. MAN
a. Perawat diruang cempaka lebih banyak perawat perempuan dibanding laki-
laki.
b. Sesuai standart peraturan pemerintah bahwa pendidikan seorang perawat di
rumah sakit adalah S. Kep Ners sedangkan diruang cempaka masih banyak
perawatnya yang berpendidikan D3
c. Dari standar kompetensi ruang cempaka untuk pelatihan BTCLS masa
berlakunya sudah habis dan kebanyakan belum dapat latihan dari rumah
sakit
68
d. Sesuai dengan standart rumah sakit dan berdasarkan data diatas dapat kita
simpulkan bahwa SDM ketenagaan sudah memenuhi standart.
e. Secara kualitatif masih ada beberapa petugas yang kurang taat dalam hal
panduan dan SPO kebersihan tangan, enam langkah belum dilakukan sesuai
dengan SPO PPI dan lima momen belum dilakukan secara keseluruhan.
3. METHOD
a. Pelaksanaan Asuhan keperawatan menggunakan metode tim moduler tetapi
masih ditemukan menggunakan ke arah metode fungsional.
b. Pelaksanaan pre dan post conference fungsi karu dan katim sudah optimal,
pembagian tugas dilakukan oleh katim terhadap masing masing anggotanya,
tetapi pembagian tugas berdasarkan no urut bed belum berdasarkan tingkat
ketergantungan pasien (total care, parsial care, dan self care) dan hanya
dilakukan pada shift pagi
c. Ada format pendelegasian di ruangan, tetapi tidak semua tugas yang
didelegasikan didokumentasikan.
d. Bimbingan dan pengarahan sudah di lakukan sesuai dan sudah di
dokumentasikan tetapi dalam pelaksanaanya hanya sewaktu - waktu jika
ada masalah saja, belum dilaksanakan secara kontinue atau belum terjadwal
karena belum ada Standart Prosedur Operasional.
4. MONEY
a. Anggaran pengusulan pelatihan SDM (Sumber Daya Manusia) dan
pengusulan alat kesehatan dan barang lainnya disesuaikan dengan RBA.
b. Penerimaan JHK tidak sesuai apa yang diharapkan perawat cempaka
5. MARKET
69
a. Klaim pasien BPJS dengan menggunakan sistem INA CBGs yang mana
pembayarannya sesuai dengan kelompok diagnose pasien yang kadang –
kadang kurang dari biaya yang telah dikeluarkan oleh RS dan tidak tepat
waktu.
70
DAFTAR PUSTAKA
71