Anda di halaman 1dari 13

“Historiografi Surat Al-Waqi’ah dan Relevansinya Terhadap Rizqi”

1. Latar Belakang

Sebagai petunjuk, Al-Qur’an dapat dipergunakan sebagai nasehat, obat, hidayah, dan


sebagai rahmat bagi orang-orang yang beriman. Seperti penggunaan ayat-ayat Al-Qur’an
secara kontekstual yang diyakini oleh masyarakat dapat memberikan manfaat dan pengaruh
positif dalam kehidupan. Salah satu surat yang memiliki manfaat dan keutamaan ialah surat
Al-Waqi'ah. Surat Al-Waqi'ah adalah salah satu surat yang dikenal sebagai surat penuh
berkah. Keberkahannya mampu melenyapkan kemiskinan dan mendatangkan rezeki bagi
siapa saja yang rutin membacanya setiap hari.

Surat ini merupakan surat ke 56 pada juz ke 27 yang terdiri dari 96 ayat dan
termasuk golongan surat Makiyyah. Surat ini dinamai Al-Waqi’ah (Hari Kiamat), yang
diambil dari perkataan Al-Waqi’ah dalam ayat pertama.

Al-Waqi’ah berasal dari kata dasar wa-qa-‘a yang menurut Ibnu Manzhur


dalam Lisan al-‘Arab bermakna dasar ‘jatuh (saqatha), terjadi (ashaba), dan turun (nazala)’.
Sedangkan kata al-Waqi’ah sendiri menurut Abu Ishaq yang dikutip Ibnu Manzhur telah
menjadi salah satu nama untuk menyebutkan Hari Kiamat (Ismun min Asma’ Yaum al-
Qiyamah). 

Salah satu keutamaan membaca surat Waqi'ah ini sebagaimana dirasakan oleh
sebagian shahabat Rasulullah Shallallahu alaihi wa sallam adalah dimudahkan rezekinya.
Rasulullah mengajarkan mereka untuk konsisten membaca surat al-Waqi’ah supaya
dimudahkan rezeki dan dihindari dari kesusahan. Karena itu, bila seorang muslim
mengamalkannya setiap hari, maka banyak manfaat yang akan diterimnya.

2. Rumusan Masalah

2.1 Bagaimana definisi rizqi ?

2.2 Bagaimana relevansi rizqi terhadap surat al-Waqiah ?

3. Tujuan Penulisan

3.1 Guna mengetahui definisi rizqi.


3.2 Guna mengetahui relevansi rizqi terhadap surat al-Waqiah.

4. Telaah Pustaka

1.) KRITIK PEMAHAMAN HADITS NABI TENTANG KEUTAMAAN SURAT AL-


WAQI'AH

Sumber : Surahmat, S. (2015). Kritik Pemahaman Hadist Nabi Tentang Keutamaan Surat Al-
Waqi'ah. INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama dan Kebudayaan, 1(1), 66-88.

Dalam penelitian ini penulis ingin mengemukakan kajian hadis tentang keutamaan
surat al-Waqi'ah, sebagai salah satu surat dalam al-Qur’an yang memiliki keutamaan /
manfaat / fadhilah sebagaimana dijelaskan dalam hadis yang diriwayatkan oleh al-Baihaqi
dalam kitabnya, Syu’ab al-Iman no hadis 2396 dalam Mausu’ah Hadis Maktabah al-Syamilah
jilid 6 hlm: 14.6

‫ر‬F‫ه بش‬F‫د ب‬F‫دثىا أحم‬FF‫ ح‬، ‫ه‬FF‫م كتاب‬F‫ه أص‬FF‫ه م‬Fٍ‫حاق انفق‬F‫ه إس‬F‫د ب‬F‫ر أحم‬FF‫و بك‬F‫بر ًو أب‬F‫ أخ‬، ‫ظ‬FF‫أخبروا أبو عبد هلال انحاف‬
‫ه‬FF‫ ع‬، ‫ه أبً ظبٍت‬FF‫ ع‬، ‫ حدثه‬، ‫ أن شجاعا‬، ‫ حدثىا انسري به ٌٍحى‬، ‫ حدثىا عبد هلال به وهب‬، ‫ حدثىا خاند به خداش‬، ‫انمرثدي‬
‫ مه قرأ سورة انواقعت فً كم نٍهت نم تصبه فاقت‬: ‫ سمعت رسول هلال صهى هلال ع ٍهه وسهم‬: ‫ قال‬، ‫ابه مسعود‬

Artinya: Barang siapa membaca surat al-Waqi'ah setiap malam, maka ia tidak akan
mengalami kefaqiran. Kaum muslimin yang mengetahui bahwa surat al-Waqi'ah mempunyai
fadhilah atau keutamaan yang berkaitan dengan bab rizki, mereka membaca surat tersebut
untuk kelancaran ekonominya. Sebagian orang mendapatkan faidah ataupun hasil yang
memuaskan ketika berikhtiar dengan disertai membaca surat al-Waqi’ah.

Dalam penelitian ini, hadis-hadis keutamaan surat al-Waqi'ah, penulis menggunakan


metode takhrij hadis bil al-Alfaz. Berdasarkan metode ini penulis mengambil sebagian kata
fi'il yang terdapat pada matan hadis, yaitu dengan memakai kata qara’a dan juga dicari
dengan kata al-Waqi'ah. Dengan menggunakan kata-kata ini, maka didapat hadis-hadis yang
terdapat cacat, dalam kitab Syu’ab al-Iman Mausu'ah Hadis al-Maktabah al-Syamilah. Dalam
sejarah perkembangan hadis, keniscayaan yang sering dilakukan ulama adalah penelitian
terhadap sanad hadis karena data dan literatur yang ada dan mendukung atas hal tersebut
banyak. Sebaliknya penelitian terhadap matn hadis tidak demikian adanya. Demikian juga,
unsur-unsur penelitian matn yang dilakukan oleh ulama hadis dengan ulama fiqih pun
berbeda.
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan teori yang telah dirumuskan oleh Shalah
al-Din al-Adlabi. Hemat penulis, teori yang telah dirumuskan oleh al-Adlabi merupakan
rumusan konprehensif (mencakup secara keseluruhan) dalam penelitian terhadap kritik matan
hadis (al-Naqd al-Dakhili atau kritik intern).

1. Tidak bertentangan dengan al-Qur'an

2. Tidak bertentangan dengan hadis shahih

3. Hadis tidak bertentangan dengan akal sehat

hadis tentang keutamaan surat al-Waqiah berkualitas dhaif sanad, shahih matan.
Pemahaman terhadap hadis Nabi menunjukkan adanya multitafsir dari para pembacanya, hal
ini disebabkan backgraund yang bervariatif. Adapun solusi penulis dalam aplikasi
pengamalan hadis Nabi tentang keutamaan surat al-Waqi'ah secara khusus, dan semua surat
pada umumnya, hendaklah pembacaan terhadapnya semata-mata sebagai ibadah ta'abbudi
(wujud penghambaan), bukan untuk mengharapkan target tertentu, seperti mencari materi dan
sebagainya.1

2.) TRADISI PEMBACAAN SURAT AL-WAQI’AH (Kajian Living Qur’an di Pondok


Pesantren Al-Hidayah II, Pasuruan)

Sumber : Zainuddin, A. (2019). TRADISI PEMBACAAN SURAT AL-


WAQI’AH. Muhadasah: Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 1(1), 62-85.

Surat al-Waqi’ah ini begitu luar biasa dan termasuk dari salah satu 10 surat super
dasyat, surat ini begitu banyak keutamaan bagi orang yang senantiasa membaca dan
mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari. Surat ini termasuk salah satu surat yang membuat
Rasulullah berubah. Ibnu Abbas r.a berkata, “ Abu Bakar ash-Shiddiq Saw, “Wahai
Rasulullah, engkau telah berubah. “ Beliau berkata. “Aku berubah karena surat Hud, al-
Waqi’ah, al-Mursalat, anNaba’ dan at-Takwir.

Nama surat ini diambil dari kata al-Waqi’ah yang berarti hari kiamat, terdapat pada
ayat pertama dari surat ini. sedangkan untuk keutamaan surat ini yakni surat yang membuat
nabi saw berubah. Sedangkan untuk fadilahnya terbagi menjadi sembilan yakni,

Pertama, barang siapa membaca surat al-Waqi’ah empat belas kali sesudah shalat
ashar, maka selekas mungkin dikabulkan oleh allah.
1
Surahmat Surahmat, “Kritik Pemahaman Hadits Nabi Tentang Keutamaan Surah Al-Waqi’ah,” INOVATIF:
Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama Dan Kebudayaan 1, no. 1 (2015): 66–88.
kedua, barang barang siapa membaca tiga kali sesudah shalat isya’ dan subuh, maka
ia akan diberi kekayaan oleh allah dengan pekerjaan yang ringan.

Ketiga, barang siapa membaca surat al-Waqi’ah empat puluh satu kali ditempat duduk
yang tetap kamsudnya tidak berdiri sebelum selesai maka selekas mungkin dikabulkan
hajatnya oleh allah terutama permintaan rezeqi.

Keempat, barang siapa membaca surat al-Waqi’ah empat puluh satu kali selama
empat puluh hari dengan syarat tidak pernah absen satu haripun, maka ia diberi rizqi yang
lapang oleh allah dengan tidak susah payah.

Kelima, bersabda Nabi Muhammad Saw. Barang siapa membaca surat al-Waqi’ah
tiap malam maka ia akan diselamatkan dari kemiskinan. Dan surat al-Waqi’ah itu bila dibaca
bisa menyebabkan kaya, oleh karena itu biasakanlah membacanya dan ajarilah anakanakmu.

Keenam, sesungguhnya sahabat usman bin affan menghadiahkan uang kepada


Abdullah bin Mas’ud tetapi ia menolak pemberian Usman bin Affan tadi, kemudian Usman
bin Affan berkata: “Belanjakan untuk anak-anakmu”. Ia menjawab : apakah engkau takut
mereka kekurangan ? sesungguhnya mereka telah aku perintah membaca surat al-Waqi’ah,
karena aku mendengar, sabda Nabi : barang siapa membaca surat al-Waqi’ah setiap malam
maka ia akan tidak akan mengalami kekurangan selamanya.

Ketujuh, barang siapa membaca tiap-tiap sesudah shalat maka ia akan dimudahkan
oleh allah segala urusannya. Terutama hal rizqi.

Kedelapan, bila surat al-Waqi’ah ini dibacadidekatkan orang yang sedang sakit keras,
maka orang yang sakit tersebut lekas diberikan kesembuhan oleh Allah.

Kesembilan, surat al-Waqi’ah barokahnya bisa untuk meringankan siksa kubur, oleh
karenanya itu apabila surat ini dibacakan maka pahalanya dihadiahkan ahli qubur tersebut
akan terlepas dari siksa qubur.

Surat al-Waqi’ah yang sengaja dipilih berdasarkan keutamaandan fadilahyang


terkandung, baik yang didasarkan dari hadis Nabi SAW. maupun berdasarkan kepada rasa
patuh dan atau bentuk ta’at beliau (KH. Shonhaji) kepada para kyai maupun kepada guru-
guru yang telah memberikan banyak ilmu kepada beliau. Sebenarnya tradisi Waqihaan ini
sudah lazim dilakukan oleh pondok-pondok lainnya salah satunya di pondok pesantren al-
Hidayah II juga menerapkan pembacaan surat al-Waqi’ah dan diiringi dengan bacaan atau
wirid tertentu yang dibaca secara bersama setiap hari setelah melaksanakan shalat ashar
berjama’ah. Kegiatan Waqihaan di Pondok Pesantren al-Hidayah II sudah berjalan sejak
pengasuh mendapatkan Ijazah dari abah beliau yakni kyai Abdesshomad dan beliau
mendapatkan Ijazah dari gurunya yakni KH. Ahmad bin Muhammad bin Dahlan,
LebakWinongan-Pasuruan. Kemudian yang dijadikan untuk Wiridan setiap setelah shalat
ashar berjama’ah. Dari pembahasan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
Penerapan Tradisi Pembacaan Surat al-Waqi’ah di Pondok Pesantren al-Hidayah II Pasuruan,
Kegiatan ini menjadi bagian bentuk amalan yang bertujuan untuk menjadikan rutinitas atau
ciri khas Pondok Pesantren al-Hidayah II.2

3.) INTEGRASI NILAI-NILAI ISLAM DENGAN MATERI HIMPUNAN (KAJIAN


TERHADAP AYAT-AYAT AL-QUR’AN)

Sumber : Nihayati, Nihayati. "Integrasi Nilai-Nilai Islam Dengan Materi Himpunan (Kajian
Terhadap Ayat-Ayat Al-Qur’an)." JURNAL e-DuMath 3.1 (2017).

Nilai-nilai akidah terdapat dalam Al-Qur‟an surah Al-An'am ayat 128, Al-Waqi'ah
ayat 7- 14, Al-Fatihah ayat 7, Taha ayat 6. Nilai akidah dalam ayat-ayat tersebut adalah
Tauhid Rububiyah, diantaranya adalah Allah Maha Pencipta, Allah Maha Adil, Allah Maha
Pengasih dan Maha Penyayang, Maha Kuasa, juga memiliki tauhid Uluhiyah (Allah adalah
satusatunya zat yang wajib disembah).

Nilai syari 'ah terdapat dalam Al-Qur‟an Al-An'am ayat 128, Al-Waqi'ah ayat 7- 14,
Al-Fatihah ayat 7. Nilai-nilai syari‟ah pada ayat-ayat tersebut adalah berupaya untuk menjadi
manusia yang termasuk pada golongan kanan (orang-orang yang beriman) dengan cara
melaksanakan syari‟ah atau ibadah yang sudah ditentukan dan diwajibkan Allah sehingga
lahirlah sikap tanggungjawab sebagai seorang hamba, sikap adil, disiplin, sebagai buah dari
ibadah kepada Allah.

Nilai akhlak terdapat dalam AlQur‟an surat Al-An'am ayat 128, AlWaqi'ah ayat 7-
14, dan Al-Fatihah 7. Nilai-nilai akhlak yang bisa ditemukan adalah ‘iffah, mujahadah,
istiqomah dan amanah. Nilai-nilai akidah, syari‟ah dan akhlak adalah nilai-nilai Islam yang
tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Nilai aqidah diibaratkan dengan akar, nilai
syari‟ah adalah batang dan nilai akhlak adalah buah. Akar yang kuat akan menjadikan sebuah
pohon kokoh; batang yang baik akan menjadikan sebuah pohon mampu menghasilkan buah
2
Farah Lu’luil et al., “TRADISI PEMBACAAN SURAT AL- WAQI’AH (Kajian Living Qur’an Di Pondok Pesantren Al-
Hidayah II, Pasuruan) Farah Lu’luil M Dan Ahmad Zainuddin,” Muhadasah, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab,
2018, 62–85.
yang berkualitas. Hal itu ketika diterapkan pada pribadi seorang muslim menjadi iman yang
kuat akan menghasilkan ibadah yang baik sehingga mampu melahirkan akhlak yang
sempurna.3

4.) MOTIVASI TRADISI PEMBACAAN SURAT AL-WAQI’AH di Pesantren Tahfidh


Salafiyah Shafi‘iyah Desa Klinterejo Kecamatan Sooko Kab. Mojokerto Jawa Timur).

Sumber : Muaffa, Ali. Motivasi tradisi pembacaan surat al waqi ‘ah: studi Living Qur’an di
Pesantren Tahfidh Salafiyah Shafi ‘Iyah Desa Klinterejo Kecamatan Sooko Kab. Mojokerto
Jawa Timur. Diss. UIN Sunan Ampel Surabaya, 2019.

Tradisi Pembacaan surat Al-Waqi‘ah di Pesantren Tahfidz Salafiyah Syafi’iyah


Klinterejo Sooko Mojokerto Jawa Timur merupakan tradisi islami, yang memiliki tujuan
untuk menjadikan seseorang memiliki kaitan erat dengan Al-Qur’an, sehingga memberikan
dampak yang baik terhadap kehidupan pribadi maupun masyarakatnya. Juga memiliki makna
bahwa tradisi pembacaan surat Al-Waqi‘ah di pondok ini adalah agar para santri tidak hanya
mengkaji teks Al-Qur’an, akan tetapi juga dituntut untuk meng-hidup-kan Al-Qur’an,
sehingga muncul istilah, tiada hari tanpa Al-Qur’an atau alQur’an in Everyday Life. Sehingga
bila seseorang berkunjung ke Pesantren Tahfidz Salafiyah Syafi’iyah Klinterejo Sooko
Mojokerto ini, pasti akan disuguhi pemandangan kegiatan santri yang begitu lekat dengan Al-
Qur’an. Di Pagi akan ramai dengan Al-Qur’an, begitu pula di sore hari yang tidak akan jauh
dari dengungan-de ngungan Al-Qur’an, bak ombak bersahutsahutan tiada henti. Untuk bentuk
atau model pembacaan surat Al-Waqi‘ah di pondok ini, adalah dengan dibaca bersama-sama
menggunakan metode klasikal. Satu orang memimpin bacaan, sedang yang lainnya
mengikutinya.4

5.) Analisis Rutinan Pembacaan Surat Waqiah Setelah Shalat Subuh

Sumber : Rudianto, Juli Dwi. "Analisis Rutinan Pembacaan Surat Waqiah Setelah Shalat
Subuh."

Di antara surat-surat yang sering dibaca salah satunya tentu saja adalah surat
AlWaqiah. Bahkan, pembacaan surat ini sudah sangat tidak asing lagi terutama di kalangan
para santri yang memang di biasakan rutin membacanya sejak di pesantren. Di balik

3
Nihayati, “Integrasi Nilai-Nilai Islam Dengan Materi Himpunan (Kajian Terhadap Ayat-Ayat Al- Qur’an),” Jurnal
Edumath 3, no. 1 (2017): 65–77, https://ejournal.stkipmpringsewu-
lpg.ac.id/index.php/edumath/article/download/285/175.
4
ALI MUAFFA, “MOTIVASI TRADISI PEMBACAAN SURAT AL-WAQIAH,” no. 2 (2019),
http://repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf.
kebiasaan tersebut, faktanya memang banyak yang sudah membuktikan manfaat tersendiri
yang didapatkannya lantaran membaca surat ini secara rutin. kepopuleran surat ini memang
tidak dalah dipungkiri. Di samping itu pula, penulis menemukan bahwa fenomena tersebut
juga terjadi di lingkungan terdekat penulis. Oleh sebab itu, kali ini penulis sangat tertarik
untuk membahasnya lebih lanjut dalam pembahasan “Analisis Rutinan Pembacaan Surat
Waqiah Setelah Shalat Subuh” . Rutinan pembacaan surat Al-Waqiah ini sudah sangat
familiar di kalangan masyarakat. Pembacaan surat ini dilakukan secara rutin, dan oleh bapak
Jumadi di baca setiap ba’da subuh. Rutinan ini dilakukan setiap hari secara rutin. Sedangkan
alasan beliau melaksanakannya adalah karena fadhilah yang banyak dipercaya mengenai
surat ini. Surat ini faktanya memang sudah banyak dibuktikan mendatangkan banyak
manfaat. Manfaat yang paling banyak dirasakan dan populer adalah berkaitan dengan
kelancaran rezeki dan hal yang berkaitan dengan kekayaan. Mengingat banyak yang sudah
membuktikannya, maka pengamalan ini juga sangat disarankan dilakukan untuk berbagai
kalangan umat muslim.5

6.) Hadis Tentang keutamaan Membaca Surat Al-Waqi’ah (Studi Ma’anil Hadis)

Sumber : HADIS, JURUSAN TAFSIR. "HADIS TENTANG KEUTAMAAN MEMBACA


SURAT AL-WA QI’AH."

Surat al-waqi’ah bukan hanya dibaca layaknya mantra,namun perlu diaplikasikan apa
yang tertera dalam surat al-waqi’ah tersebut. Dengan begitu wasiat Ibnu mas’ud terhadap
anaknya akan nampak. Yaitu dengan menjaga kelestarian alam, agar kekayaan alam tetap
terjaga sampai generasi berikutnya.

Langkah-langkah efektif untuk menanggulangi kemiskinan adalah sebagai berikut :


pertama, mengembangkan visi dan etos kerja setiap individu. Kedua, menggalakan ikatan
solidaritas sosial.. ketiga, mendorong pemerintah untuk memberikan fasilitas kepada
masyarakat serta bantuan finansial setiap warga yang kurang mampu, manusia juga dituntut
untuk istiqomah bersikap lurus dalam agama, tidak menyimpang dari aturan-aturannya,
konsistensi dan bersikap dalam pelaksanaannya. Proaktif dalam seluruh kehidupannya, tidak
menunggu dan teguh dalam segala aktifitasnya, dengan demikian, manusia berusaha untuk
menghasilkan sesuatu dalam hidupnya dan tidak bersifat konsumeris, serta I’tiraf, qana’ah
dan bertawaqqal kepada Allah SWT sebagai kunci kesuksesan.6

5
Juli Dwi Rudianto, “Analisis Rutinan Pembacaan Surat Waqiah Setelah Shalat Subuh” 8, no. 1 (2014).
6
Abd Fatah Ulumi, “Hadis Tentang Keutamaan Membaca Surat Al-Waqiah (Studi Ma’anil Hadis),” 2009.
7.) Tiga Golongan Manusia Dalam Surat Al-Waqi’ah Ayat 7-56 ( Kajian Analisa
Perbandingan Antara Tafsir Al-Marâghî dengan Tafsir Al-Misbâh )

Sumber : Malik, Muhammad. "Tiga golongan manusia dalam surat al-Waqi'ah ayat 7-56
(kajian analisa perbandingan antara tafsir al-Maraght dengan tafsir al-Misbah)."

Setelah penulis membuat analisa dan menguraikan pembahasan dari bab ke bab,
mengenai tiga golongan manusia ketika hari Kiamat dalam surat al-Wâqi‟ah ayat 7 - 56
menurut analisa perbandingan antara tafsir Al-Marâghî karya dari Ahmad Mustafa al-
Marâghî dengan tafsir Al-Misbâh Karya M. Quraish Shihab, maka penulis menyimpulkan
bahwa penjabaran mengenai hal-hal di atas sebagai berikut;

Persamaan antara kedua mufassir dalam memahami ayat-ayat ini adalah pada
penekanan aspek pelajaran atau pesan yang terkandung dalam kisah tersebut. Jadi, yang perlu
digali adalah pesan yang ingin Allah sampaikan melalui kisah ini, bukan pada persoalan
waktu kejadiannya, serta mengetahui tentang tiga golongan itu.

Menurut analisa penulis, melihat dari uraian penafsiran al-Marâghî dalam


menjelaskan beberapa ayat pada surat al-Wâqi‟ah berdasarkan ketelitian ungkapan-ungkapan
yang disusun secara lugas, dengan menekankan tujuan yang pokok dari surat ini, lalu
mengaplikasikannya pada tatanan sosial yang sejalan dengan perkembangan masyarakat, dan
ini adalah bentuk corak penafsiran Adabi Ijtima‟i. Berbeda sedikit dengan Quraish Shihab
yang menjelaskan ayat demi ayat secara berurutan, serta memahami bahasa ayat dari segi asal
kosa kata itu. Lalu memisahkan terjemahan makna al-Qurân dengan sisipan penafsiran.

Perbedaan yang menonjol dari analisa penulis antara kedua mufassir dalam
menafsirkan surat al-Wâqi‟ah ayat 7-56 ialah ketika menafsirkan dua perkara. Pertama,
dalam memahami makna ketiga golongan manusia yakni, Al-Sâbiqûn Al-Sâbiqûn, Ashâb Al-
Yamîn dan Ashâb Al-Syimâl, al-Marâghî menafsirkannya secara lugas dan menekankan
tujuan pokok sesuai dengan wawasan keilmuan beliau. Sedangkan Quraish Shihab
menafsirkannya sesuai dengan asal kosa kata ayat tersebut dengan menjelaskan beberapa ayat
itu agar sejalan dengan perkembangan masyarakat. Kedua, al-Marâghî menafsirkan makna
Tsullah min al-awwalîn dengan segolongan besar umat-umat terdahulu, dan makna wa qalîl
min al-âkhirîn ialah sedikit dari umat Muhammad SAW. Sedangkan Quraish Shihab dalam
menafsirkan ayat ini dengan mereka sekelompok besar dari umat yang terdahulu bersama
Nabi mereka masing-masing, dan sedikit dari umat yang kemudian dari umat Nabi
Muhammad SAW.
Adapun implikasinya dalam kehidupan dimasyarakat, ialah ketika sebagian ulama
menyampaikan fadilah (keutamaan) beberapa surat dalam Al-Qur‟ân, bahwa dengan
membacanya setiap saat serta menjadikannya sebagai wiridan tetap, kepercayaan itulah
yang mereka jalankan. Dan itu diyakini sebagai keutamaan yang final. Bila dibandingkan
dengan memahami isi kandungan serta mengamalkannya dalam kehidupan bermasyarakat, itu
jauh lebih memilki nilai keutamaan yang tak terhingga.7

8.) NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAT AL-WAQI’AH

Sumber : Satriyah, Nur. Nilai-Nilai Pendidikan dalam Surat Al-Waqi’ah. Diss. UIN Ar-
Raniry Banda Aceh, 2016.

nilai-nilai pendidikan dalam surat Al-Waqi‟ah sebagai berikut:

1. Nilai pendidikan aqidah (keimanan), yang terkandung dalam surat Al-Waqi‟ah salah
satunya adalah kepercayaan tentang keniscayaan hari kiamat. Karena pada hari akhir seluruh
makhluk yang ada di dunia akan mendapatkan balasan yang akan diperhitungkan sesuai
dengan perbuatan yang dilakukan selama hidup di dunia.

2. Nilai pendidikan akhlak yang terkandung dalam surat Al-Waqi‟ah adalah tentang ejekan
dan cemoohan, dan sikap hidup berlebihlebihan, berfoya-foya, angkuh dan melupakan Allah
yang pemberi nikmat dan mengabaikannya. Sifat ini termasuk ke dalam akhlak tercela yaitu
suatu perbuatan yang tidak disukai Allah atau perbuatan yang tidak baik yang tidak
dibenarkan oleh Allah swt.

3. Nilai pendidikan ibadah yang terkandung dalam surat Al-Waqi‟ah adalah tentang
pembalasan bagi orang-orang yang mendapatkan nikmat, yang selalu melaksanakan perintah
Allah swt, dan meninggalkan larangan Allah.

4. Nilai pendidikan sosial yang terkandung dalam surat Al-Waqi‟ah adalah bahwa orang
yang selalu menjaga persatuan dan kesatuannya dalam hidup bermasyarakat, maka hidupnya
akan damai, dan bagi mereka yang selalu menjaga kesatuannya maka meraka akan
memperoleh kenikmatan di akhirat kelak.8

9.) Revitalisasi Hadis Da’if Pada Era Global (Studi Kasus Jama’ah Al-Waqi’ah di Cluwak,
Pati )
7
Muhammad Malik, “TIGA GOLONGAN MANUSIA DALAM SURAT AL- WÂQI ’ AH 1432 H . / 2011 M . TIGA
GOLONGAN MANUSIA DALAM SURAT AL- WÂQI ’ AH” 56 (2011).
8
NUR SATRIYAH, “NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAT AL-WAQIAH,” Journal of Chemical Information and
Modeling 53, no. 9 (2017): 1689–99.
Sumber : Nurudin, Muhammad. "Revitalisasi Hadis Da'if Pada Era Global (Studi Kasus
Jama’ah Al-Waqi’ah di Cluwak, Pati)."

Revitalisasi hadis da’if perlu dilakuakan mengingat banyaknya praktek living hadis
yang muncul di masyarakat. Dalam berbagai praktek kehidupan banyak orang mengatakan
bahwa apa yang dilakukannya terinspirasi oleh hadis Nabi. Namun pada kenyataannya
kurang tepat, seperti menyakini hadis da’if sebagai sesuatu yang pasti adanya,
mempraktekkan ajaran Nabi secara kaku, serta munculnya periaku bid’ah dan khurafat.
Padahal manakala tepat emmaknai dan mensikapinya sesuatu budaya pastilah terinspirasi
oleh semangat sunnah Nabi. Misalnya jamaah yasinan, al-barzanji, Waqi’ah, PKK, Santunan
Sosial, LSM, dan lain-lain. Jama’ah Waqi’ah yang dikembagkan masyarakat hendaklah
terilhami oleh semangat mensyiarkan al-Qur’an, memahami kandunganya, mengamalkan
isinya, dan meningkatkan ukhuwwah Islamiyyah, serta mengharap rahmat dari Allah SWT.
Hal ini sangat bagus dilakukan oleh masingmasing anggota masyarakat, pada setiap
komunitas, sehingga akan terhindar dari pemahaman agama yang keliru dan sikap
radikalisme dalam beragama. Akibatnya muncul masyarakat yang santun dan berbudi pekerti
luhur serta berbudaya tinggi.9

10.) PERBANDINGAN PENDAPAT WAHBAH AZ-ZUHAILI DENGAN ULAMA


TAFSIR LAINNYA TENTANG HUKUM MENYENTUH MUSHAF AL-QURAN: STUDI
ANALISIS TERHADAP PENAFSIRAN QS. AL-WAQI’AH: 77-80

Sumber : Ruhama, Nety. Perbandingan Pendapat Wahbah Az-Zuhaili Dengan Ulama Tafsir


Lainnya Tentang Hukum Menyentuh Mushaf Al-Quran: Studi Analisis Terhadap Penafsiran
Qs. Al-Waqi’ah: 77-80. Diss. Universitas Islam Negeri Sumatera Utara, 2019.

Menurut Prof. Dr. Wahbah Az-Zuhali tentang hukum menyentuh mushaf Al-Quran
adalah bahwa beliau membedakan kedudukan Al-Quran yang ada di langit dan Al-Quran
yang ada di bumi. Tetapi beliau sendiri tidak menjelaskan dalam tafsir nya bagaimana bentuk
atau perbedaan Al-Quran yang ada dilangit dan Al-Quran yang ada di bumi. jika itu Al-Quran
yang ada dilangit maka hanya akan disentuh oleh malaikat yang dijamin suci, sedangkan jika
itu Al-Quran yang ada di dunia maka hanya akan disentuh oleh orang-orang yang suci dari
hadas kecil dan hadas besar. Akan tetapi beliau lebih menekankan Al-Quran yang ada di
langit, karena dalam penafsiran beliau membahas tentang kata “Maknun” yang berarti
9
Muhammad Nurudin, “REVITALISASI HADIS DAIF PADA ERA GLOBAL ( Studi Kasus Jama ’ Ah Al-Waqi ’ Ah Di
Cluwak , Pati ),” Jurnal RIWAYAH Vol. 1, no. No. 2 (2015): Hlm. 385-406,
file:///C:/Users/User/Downloads/1810-5780-1-SM.pdf.
terpelihara dari tangan manusia, hal itu menyatakan bahwa yang dimaksud adalah Al-Quran
atau Mushaf yang ada disisi tuhan semesta alam. Selanjut nya didalam tafsir nya beliau juga
mengutip pendapat yang telah menjadi ijma‟ para ulama, salah satunya adalah ulama
Malikiyyah yang memperbolehkan bagi orang yang berhadas memegang mushaf untuk
keperluan proses belajar dan mengajar.

Menurut Syaikh Imam Al-Qurthubi dan Syaikh Abu Ja‟far Muhammad bin Jarir
AthThabari tentang hukum menyentuh mushaf Al-Quran adalah mereka sepakat berpendapat
bahwa Al-Quran hanya akan disentuh oleh orang suci, akan tetapi AlKitab yang dimaksud
oleh Syaikh Imam Al-Qurthubi adalah Al-Kitab yang ada di tangan kita sedang Al-Kitab
menurut Syaikh Abu Ja‟far Ath-Thabari adalah Al-Kitab yang ada disisi tuhan.

Allah menjelaskan tentang hukum menyentuh Al-Quran didalam QS. Al-Waqi‟ah


ayat 77-80, tidak hanya tentang hukum menyentuh nya akan tetapi juga dijelaskan tentang
kemuliaan Al-Quran, keterpeliharaan nya serta turun nya Al-Quran dari Tuhan semesta alam.
Keterkaitan ke empat ayat ini sangat memiliki makna yang penting. Al-Quran yang
merupakan kalam Allah yang agung dan sangat terpelihara, sehingga dilarang bagi orang-
orang yang tidak suci untuk menyentuhnya.10

DAFTAR PUSTAKA

10
NETY RUHAMA, “PERBANDINGAN PENDAPAT WABAH AZ-ZUHAILI DENGAN ULAMA TAFSIR LAINNYA
TENTANG HUKUM MENYENTUH MUSHAF AL-QURAN,” Nanotechnology 27, no. 9 (2019): 3505–15,
http://dx.doi.org/10.1016/j.cej.2014.10.020%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.apcatb.2013.08.019%0Ahttp://dx.
doi.org/10.1016/j.tsf.2016.12.015.
Lu’luil, Farah, Ahmad Zainuddin, Ahmad Zainuddinyudhartaacid, and Abstrak Penelitian.
“TRADISI PEMBACAAN SURAT AL- WAQI’AH (Kajian Living Qur’an Di Pondok
Pesantren Al-Hidayah II, Pasuruan) Farah Lu’luil M Dan Ahmad Zainuddin.”
Muhadasah, Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 2018, 62–85.

Malik, Muhammad. “TIGA GOLONGAN MANUSIA DALAM SURAT AL- WÂQI ’ AH


1432 H . / 2011 M . TIGA GOLONGAN MANUSIA DALAM SURAT AL- WÂQI ’
AH” 56 (2011).

MUAFFA, ALI. “MOTIVASI TRADISI PEMBACAAN SURAT AL-WAQIAH,” no. 2


(2019). http://repositorio.unan.edu.ni/2986/1/5624.pdf.

Nihayati. “Integrasi Nilai-Nilai Islam Dengan Materi Himpunan (Kajian Terhadap Ayat-Ayat
Al- Qur’an).” Jurnal Edumath 3, no. 1 (2017): 65–77. https://ejournal.stkipmpringsewu-
lpg.ac.id/index.php/edumath/article/download/285/175.

Nurudin, Muhammad. “REVITALISASI HADIS DAIF PADA ERA GLOBAL ( Studi Kasus
Jama ’ Ah Al-Waqi ’ Ah Di Cluwak , Pati ).” Jurnal RIWAYAH Vol. 1, no. No. 2
(2015): Hlm. 385-406. file:///C:/Users/User/Downloads/1810-5780-1-SM.pdf.

Rudianto, Juli Dwi. “Analisis Rutinan Pembacaan Surat Waqiah Setelah Shalat Subuh” 8, no.
1 (2014).

RUHAMA, NETY. “PERBANDINGAN PENDAPAT WABAH AZ-ZUHAILI DENGAN


ULAMA TAFSIR LAINNYA TENTANG HUKUM MENYENTUH MUSHAF AL-
QURAN.” Nanotechnology 27, no. 9 (2019): 3505–15.
http://dx.doi.org/10.1016/j.cej.2014.10.020%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.apcatb.2013.
08.019%0Ahttp://dx.doi.org/10.1016/j.tsf.2016.12.015.

SATRIYAH, NUR. “NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SURAT AL-WAQIAH.”


Journal of Chemical Information and Modeling 53, no. 9 (2017): 1689–99.

Surahmat, Surahmat. “Kritik Pemahaman Hadits Nabi Tentang Keutamaan Surah Al-
Waqi’ah.” INOVATIF: Jurnal Penelitian Pendidikan, Agama Dan Kebudayaan 1, no. 1
(2015): 66–88.

Ulumi, Abd Fatah. “Hadis Tentang Keutamaan Membaca Surat Al-Waqiah (Studi Ma’anil
Hadis),” 2009.

Anda mungkin juga menyukai