Anda di halaman 1dari 8

“HAK PATEN”

OLEH : KELOMPOK 7

 Auqar Rusdy (170130104)


 Ahamad Muhajir (180130113)
 Muhammad Alfian (180130159)
 Raja Nahagu Nasution (180130146
 Zunaedi Azhari ( 180130128)
 Tia Ramadhani (180130141)
PENGERTIAN PATEN

Istilah paten bermula dari bahasa Latin yang berarti dibuka


dan berlawanan dengan Latent yang berarti terselubung, oleh
karenanya bahwa suatu penemuan yang mendapatkan paten
menjadi terbuka untuk diketahui oleh umum.
Paten adalah hak istimewa (eksklusif) yang diberikan kepada
seorang penemu (inventor) atas hasil penemuan (invention)
yang dilakukan di bidang teknologi, baik yang berbentuk
produk atau proses saja, atas dasar hak istimewa tersebut, orang
lain dilarang untuk mendayagunakan hasil penemuannya
terkecuali atas izinnya atau penemu sendiri melaksanakan hasil
penemuannya.
Unsur-Unsur
Pemberian Hak paten
1. Bersifat baru (novelty) penemuan tersebut bukan
merupakan bagian dari penemuan terdahulu atau
penemuan yang telah ada sebelumnya
2. Adanya penilaian mengenai keahlian yang harus
digunakan untuk memastikan bahwa penemuan
merupakan hal yang tidak dapat digunakan untuk
memastikan bahwa sesuatu penemuan merupakan
hal yang tidak dapt diduga.
3. Dapat diterapkan dalam industri (industrial
applicability). Maksudnya penemuan tersebut dapat
diproduksi atau dapat digunakan untuk
menghasilkan suatu produk.
Hak dan Kewajiban Pemegang Paten

Mengenai Hak Pemegang paten ialah sebgai berikut:

1. Pemegang paten memiliki hak eksklusif untuk melaksanakan paten yang dimilikinya, dan untuk melarang
orang lain yang tanpa persetujuanya:
Dalam hal paten produk: membuat, menjual, mengimport, menyewa, menyerahkan memakai, menyediakan
untuk dijual atau disewakan atau diserahkan produk yang diberi paten.
Dalam hal paten proses: menggunakan proses produksi yang diberi paten untuk membuat barang dan tindakan
lainnya sebagaimana yang dimaksud dalam huruf a.
2. Larangan menggunakan proses produksi yang diberi paten sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b,
hanya berlaku terhadap impor produk yang semata-mata dihasilkan dari penggunaan proses yang diberi
perlindungan paten.
3. Dalam hal untuk kepentingan pendidikan, penelitian, percobaan atau analisis. Larangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dapat dikecualikan sepanjang tidak merugikan kepentingan yang wajar dari
pemegang paten dan tidak bersifat komersial.
4. Mengenai kewajiban pemegang paten wajib membuat produk atau menggunakan proses yang diberi paten di
Indonesia. Dengan kewajiban ini, berarti setiap pemegang paten diharuskan untuk melaksanakan patennya yang
diberi di Indonesia melalui pembuatan produk atau menggunakan proses yang dipatenkan tersebut, dengan
harapan dapat menunjang adanya alih teknologi, penyerapan investasi, dan penyediaan lapangan kerja.
Kewajiban lainnya disebutkan dalam Pasal 21 Undang-Undang Paten Tahun 2016, bahwa pemegang paten atau
penerima lisensi suatu paten diwajibkan untuk membayar biaya tahunan untuk pengelolaan kelangsungan
berlakunya paten dan pencatatan lisensi Pasal 19 UU No. 13 Tahun 2016 Tentang Paten
Kegunaan Paten
1. Paten merupakan pendorong bagi dilakukannya berbagai kegiatan riset dan
pengembangan secara efisien, karena dapat mendorong berbagai perusahaan
menyediakan anggaran besar untuk peneltian, riset dan pengembangan suatu produk;
2. Paten sebagai alat kaum kapitalis yang memanfaatkan posisi dominannya, karena
mereka dapat membayar untuk memanfaakan suatu penemuan;
3. Paten sebagai alat penghargaan karya, jika perlindungan hukum mengenai paten tidak
diterapkan dengan baik, orang yang berbakat akan pindah ke negara lain yang lebih
menghargai karyanya;
4. Membantu menggalakkan perkembangan teknologi pada suatu negara dihargai dan
tidak dijiplak;
5. Membantu menciptakan suasana yang kondusif bagi tumbuhnya industri local;
6. Membantu perkembangan teknologi dan ekonomi dengan fasilitas lisensi;
Adanya alih teknologi.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai