Anda di halaman 1dari 2

Nama : Ibnu Anas Hernawan

Nim : 1903016036

Mata Kuliah : Dasar Agronomi

URAIAN RINGKASAN BAB VIII DASAR AGRONOMI

Dalam pembudiyaan tanaman pertanian tidak hanya untuk mendapatkan hasil kuantitatif yang
tinggi, tetapi mutu yang tinggi. Mutu yang baik tidak hanya ditentukan faktor-faktor tanaman dan
lingkungan sebelum tanaman dipanen, tetapi juga waktu panen yang tepat dan penanganannya baik.
Jika penanganan panen dan pasca panen tidak tepat, membuat menurunnya pendapatan.

A. Tanaman padi

a. Waktu panen
Menurut kegunaan hasil panen padi, yang masih berbentuk gabah, ada dua tujuan
untuk konsumsi dan keperluan benih. Untuk menentukan hasil panen yang tepat, dilakukan
pengamatan tingkat kemasakan butir padi agar bisa ditentukan panen yang tepat. Tingkat
kemasakan butir padi, yaitu : 1. Masak susu tingkat kemasakan umumnya ±10 hari setelah
berbunga. Ciri-ciri : batang berwarna hijau, malai sudah terkuai, bila dipijit keluar cairan
seperti susu, 2. Masak kuning tingkat kemasakan umumnya ±7 hari setelah masak susu. Ciri-
ciri : seluruh bagian tanaman menguning dan gabah mengeras tetapi masih mudah
mengeras, 3. Masak penuh tingkat kemasakan ±7 hari setelah masak kuning. Ciri-ciri :
seluruh bagian tanaman menguning dan gabah mengeras, 4. Masak mati ciri-ciri : isi gabah
keras dan kering, mudah dipatahkan, dan gabah mulai rontok dari malai. Padi yang akan
dikonsumsi disarankani dipanen saat masak kuning. Jika tidak cepat dipanen gabah akan
banyak pecah saat digiling. Jika ingin digunakan untuk benih, padi dipanen saat masak
penuh, karena syarat-syaratnya terpenuhi. Pemanenan saat masak mati berakibat jumlah
yang dipanen menurun karena banyak gabah yang rontok.
Penentuan saat panen yang lain yaitu “metode optimatasi”, yaitu jika
diperkirakan 90 % malai sudah menguning maka dipanen (Prasetyo, 1996).

b. Cara Panen dan Waktu Pemetikan


1. Perontokan dilakukan dengan cara manual gabah dipukul pada kayu atau bamboo, cara
dengan menggunakan alat perontok yaitu pedal, pedal thresher atau power thresher.
Perontokan harus dilakukan segera sehabis panen dan dipakaikan alas agar tidak
berceceran.
2. Pembersihan dilakukan agar menghilangkan butir kosong dan benda asing. Menggunakan
ayak atau menampi.
3. Pengeringan untuk menurunkan kadar air gabah kering yang berkisar 20-25%. Dengan
cara dijemur atau mesin pengering buatan (artificial dryer).
4. Pengemasan dilakukan untuk mempertahankan mutu dan memudahkan penyimpanan
dan pengangkutan. Memakai karung goni dan karung plastic.
5. Pengangkutan sebuah peroses memindahkan gabah dari hasil panen ke daerah
pengangkutan hasil padi dan pada proses pengangkutan ini harus diusahakan untuk
diminimalisirkan kehilangan gabah, 6. Penyimpanan untuk menjaga dari serangga dan agar
tidak cepat busuk.

B. Tanaman jagung

1. Panen : waktu panen ada 2 istilah yang disebut rancu yaitu masak dan matang. Biji
disebut matang kalua berat berat kering butir jagung sudah mencapai kadar maksimum.
Pada masak susu ditentukan dengan melihat tanda jagug jika biji terisi zat pati, biji
belum keras, panjang rambut 3-5 cm, klobot pada tongkol warna hijau, dam kondisi
tanaman masih hijau. Masak lunak : biji jangung agak keras, tongkol agak besar atau
agak besar, dan ujung daun bagian bawah mulai keriting. Masak tua : dilakukan antara
80-105 hari; batang, daun, kelobot bewarna kuning tetapi pangkal buah dan pelepahnya
masih hijau; biji tampak keras, bernas, dan mengkilap; kadar air biji 35-40%; dan pangkal
butiran jagung berwarna hijau. Masak kering : biji keras dan kering, kelobot mongering
dan coklat, dan semua bagian tanaman kering dan coklat.
2. Cara dan waktu pemetikan buah : petani mematahkan tangkai jagung dan bantuan
mesin untuk areal penanaman yang luas. Panen dilakukan saat cerah, jika saat cuaca
kurang baik menyebabkan tumbuhnya jamur pada jagung.
3. Penanganan pasca panen : pengupasan klobot bertujuan agar kadar air tongkol jagung
menurun. Pengeringan tongkol jagung bertujuan mengeluarkan air dari bahan sampai
tercapai kadar air yang aman untuk disimpan 13-14%. Pengeringan alami dilakukan
dengan cara dijemur sedangkan pengeringan buatan menggunakan alat pengasapan.
4. Pemipilan yaitu kegiatan melepasan biji dari tongkol. Memisahkan tongkol dan kotoran
dari jagung pipilan. Tujuannya menghindari kerusakan. Pemipilan secara tradisional
menggunakan tangan sedangkan dengan alat dengan menyewa mesin pemipil jagung.
Contoh alat pemipil sederhana : kikian, pemipil type silinder, pemipil type Sulawesi
utara, pemimpilan model ARS-2002 pipil mungil, pemipil model TPI, dan pemipil type
ban.
5. Penyimpanan : penyimpanan bentuk tongkol berbobot kadr airnya 18% dan
penyimpanan bentuk pipilan kadar airnya 14%.

C. Tanaman kelapa sawit

1. Waktu panen : Tanaman kelapa sawit baru berbuah pada umur 3-4 tahun setelah tanam,
ketika buah satuan mulai jatuh dari tandan buah segar, itu berati sudah siap panen.  Jika
buah sawit tidak dipanen pada saat yang tepat, maka buah tersebut akan terlalu matang
dan banyak tandan yang turun maka kualitas menjadi kurang baik. Biasanya pemanenan
dilakukan setiap 10 hari sekali dengan cara didodos.
2. Cara panen : dengan cara memotong kelapa sawit memakai pisau. Cara memotong buah
dodos dengan cara memotong buah dengan alat pisau dodos kecil yang leher mata
tajamnya sekitar 7-8 cm. cara memotong buah normal dengan menggunakan pisau dodos
besar yang diberi kayu sepanjang 2 meter dipakai untuk memotong buah yang pohonnya
setinggi 2,5 meter dan pisau Malaysia yang diberi bamboo untuk memotong buah yang
pohonnya setinggi 2,5 meter.
3. Pengangkutan buah hasil panen : pengangkutan hasil panen kelapa sawit (TBS : tandan buah
segar) menggunakan sistem jaringan jalan, dalam artian pemanenan hasil ditaruh di TPH
(tempat penampungan hasil) sementara sebelum ke TPH utama menggunakan kendaraan
pengangkut hasil panen kelapa sawit. Jika pada lahan yang kecil menggunakan mobil pick up
sedangkan pada lahan yang besar menggunakan kendaraan truck atau farm traktor.

D. Tanaman hortikultura

1. Untuk panen dan penanganan pasca panen dari tanaman hortikultura : secara visual,
dengan melihat kulit; ukuran; masih adanya tangkai putik, adanya daun-daun tua dibagian
luar yang kering; mengeringnya tubuh tanaman; dan penuhnya buah. Secara fisik,
mudahnya buah terlepas dari tangkai; ketegaran; dan berat jenis. Adanya analisis kimia,
kandungan zat padat; asam; perbandingan zat padat dengan asam; dan kandungan pati.
2. Buah untuk diual berlebihan kalau daerah penghasilnya jauh dari pasaran, biasanya dipanen
bila mata masih hijau dan belum ada tanda-tanda warna kuning sama sekali.

Anda mungkin juga menyukai