Aisyah Hasna S (062013143116) Infectious Coryza
Aisyah Hasna S (062013143116) Infectious Coryza
a. Pendahuluan
tersebut dapat ditemukan di berbagai ayam ras maupun ayam buras. Umumnya
kematian sehingga pendapatan ekonomi peternak pun menurun. Salah satu penyakit
yang menimbulkan kerugian tersebut adalah Infectious coryza (snot). Snot merupakan
penyakit pernapasan pada ayam. Snot bisa menyerang ayam pada semua umur,
khususnya mulai umur 3 minggu sampai masa produksi. Penyakit snot sering kali
ditandai dengan gejala khas pilek atau gangguan pernafasan. Snot menyebabkan
gangguan produksi telur pada ayam petelur. Snot menimbulkan kerugian ekonomi
yang besar karena menyerang ayam petelur hingga mengalami penurunan 19 - 40%.
Pada ayam pedaging, snot mengganggu pertumbuhan ayam sehingga ayam sulit
b. Etiologi
satu bakteri gram negative yang berbentuk batang pendek atau cocobasil, non motil,
bakteri ini yang dicampur dengan air akan mengalami inaktivasi waktu 4 jam.
Eksudat atau jaringan yang terinfeksi oleh bakteri ini akan tetap infeksius selama 24
jam pada temperature 37oc, kadang-kadang dapat bertahan hingga 48 jam jam. Pada
suhu 4oc bakteri didalam eksudat tersebut bisa bertahan selama beberapa hari. Pada
temperature 45oc – 55oc kultur bakteri tersebut dapat diinaktivasi dalam waktu 2 - 10
menit (Moenoek, 2015). Di Indonesia penyakit snot menular telah dilaporkan sejak
tahun 1974, menyerang ayam petelur pada berbagai peternakan ayam ras dan telah
2007).
c. Patogenesis
Transmisi penyakit snot terjadi melalui kontak langsung, aerosol atau melalui
paragallinarum. Masa inkubasi penyakit ini sekitar 1-3 hari dengan lama penyakit
14-21 hari pada ayam yang terinfeksi. Ayam yang terinfeksi snot mengalami bersin
yang diikuti adanya eksudat dari rongga hidung maupun mata. Jika proses penyakit
tersebut berlanjut, maka eksudat yang bening dan encer akan menjadi kental
(mukopurulen hingga purulent) dan berbau tidak sedap. Kumpulan eksudat tersebut
bengkak tersebut terasa empuk. Kelopak mata biasanya terlihat kemerahan dan
pembengkakan dan kemerahan pada dikarenakan adanya respon inflamasi tubuh yang
disebabkan karena adanya infeksi agen. Jika saluran nafas bagian bawah terinfeksi
biasanya akan terdengar suara ngorok yang halus pada malam hari. Haemophilus
bekerja dengan merusak protein sehingga dapat terjadi kerusakan pada epitel dan
d. Diagnosis
gejala klinis, patologi pasca mati dan analisa laboratorium. Penegakkan diagnose awal
pada ayam yang terkena snot yaitu anamnesa menunjukkan bahwa snot menyebabkan
morbiditas tinggi dan mortalitas rendah pada ayam petelur. Gejala klinis awal pada
ayam yang terinfeksi snot adalah bersin yang diikuti adanya eksudat dari rongga
hidung maupun mata. Jika proses penyakit tersebut berlanjut, maka eksudat yang
bening dan encer akan menjadi kental dan berbau tidak sedap. Kumpulan eksudat
bengkak tersebut terasa empuk. Kelopak mata biasanya terlihat kemerahan hingga
menyebabkan mata menjadi tertutup. Jika saluran nafas bagian bawah terinfeksi snot
biasanya akan terdengar suara ngorok yang halus pada malam hari. Gangguan nafsu
makan dan minum juga terjadi sehingga ayam mengalami gangguan pertumbuhan dan
penurunan produksi telur. Ayam yang terserang penyakit ini juga sering mengalami
diare. Hasil pemeriksaan patologi pasca mati ditemukan adanya eksudat kental putih-
radang memerah terdapat luka dan ovarium mengalami atropi. Penegakkan diagnose
lebih detail dapat dilakukan uji laboratorium berupa isolasi dan identifikasi bakteri, uji
serologis dengan Agar Gel Precipitation Test (AGPT), Haemaglutination Inhibition
e. Pengendalian Penyakit
Pengendalian penyakit pada ayam yang terkena Infectious coryza (snot) dapat
Direktorat Jendral Peternakan dan Kesehatan Hewan. Cara yang paling baik dalam
mencegah terjadinya penyakit ini yaitu dengan melakukan sanitasi dan manajemen
kendang yang sesuai dengan jumlah ayam dan iklim setempat. Ayam yang dipelihara
diusahakan berusia yang sama dalam satu kendang. Timbulnya suatu penyakit sering
diakibatkan oleh tercampurnya ayam dari berbagai umur yang berbeda dalam satu
pada umur 8-10 minggu dan diulangi pada umur 16-18 minggu. Pengobatan pada
ayam yang terkena snot dapat diberikan dengan sulfathiazole atau antibiotik sesuai
hanya mengurangi derajat keparahan dan lamanya proses penyakit tanpa mengatasi
penyakit ini secara tuntas. Hal ini mengakibatkan sejumlah ayam menjadi carrier.
Disamping pemberian obat, diperlukan juga rehabilitasi pada jaringan yang rusak
DAFTAR PUSTAKA