2 4 Sistim Endokrin

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 7

1

SISTEM ENDOKRIN
Kelenjar-kelenjar endokrin dimasukkan ke dalam suatu sistem karena sekret dari satu kelenjar
endokrin dapat mempengaruhi terhadap kelenjar endokrin lainnya. Seperti hal -nya
kelenjar eksokrin, kelenjar endokrin juga berasal dari jaringan epitel, hanya pada proses
pembentukannya pada kelenjar endokrin, sel-sel yang berdiferensiasi menjadi kelenjar
terlepas dari jaringan epitel induknya, sehingga tidak mempunyai saluran pelepasan.
Jadi kelenjar endokrin merupakan kelenjar buntu. Sekret yang dihasilkan oleh kelenjar en-
dokrin disebut hormon, yang didistribusikan melalui sistem peredaran. Dalam beberapa hal
kelenjar endokrin bekerja sama dengan sistem saraf dalam pengaturan terhadap fungsi or-
gan-organ tubuh. Bedanya sistem saraf bekerja lebih cepat dibandingkan dengan kerja
hormonal yang dihasilkan oleh kelenjar endokrin yang lambat namun berkesinambungan.
Meskipun kerja sistem saraf agak berbeda dengan kerja hormon dari kelenjar endokrin, tetapi
terdapat kaitan antara keduanya, seperti halnya beberapa kelenjar yang akan bersekresi bila
ada rangsang yang datang dari saraf. Ukuran kelenjar endokrin biasanya kecil saja namun
sangat vaskuler. Kelenjar endokrin yang terdapat pada hewan-hewan Vertebrata antara lain
meliputi : kelenjar hipofise, kelenjar tiroid , kelenjar paratiroid, kelenjar adrenal, kelenjar
pankreas , kelnjar gonad yang mencakup ovarium dan testis, serta beberapa organ yang juga
berperan menghasilkan hormon-hormon tertentu yaitu ; ginjal , lambung , usus kecil dan
plasenta.
Kelenjar hipofise.
Oleh kebanyakan ahli endokrinologi sering disebut sebagai "master gland" atau "the leader of
the orchestra" atau pusat daripada endokrinologi, karena dapat mengatur ritme atau irama
daripada aktivitas-aktivitas kelenjar endokrin lainnya.
Kelenjar hipofise terdiri atas :
Adenohipofise disebelah anterior sebagai lobus glandularis yang dapat dibedakan menjadi :
- pars distalis
- pars tuberalis
- pars intermedia , yang merupakan lobus posterior.
Neurohipofise, terdiri atas :
- pars neurvosa , dan
- infundibulum ,
Kompleksitas kele
2

njar hipofise , hanya hampir disamai oleh kelenjar adrenal bagian korteks dalam jumlah
hormon yang dihasilkannya . Perbedaannya adalah bahwa kelenjar hipofise mensekresikan
hormon-hormon peptide, sedangkan kelenjar adrenal memproduksi hormon-hormon
steroid. Anatomi kelenjar hipofise.
Kelenjar hipofise dibentuk dengan terpadunya dua "embriohic rudiment" , yaitu yang satu
berasal dari otak dan yang lain berasal dari epitel rongga mulut. Yang berasal dari otak akan
menjadi bagian neurohipofise, dan yang berasal dari epitel rongga mulut akan menjadi
adenohipofise (lobus glandularis). Jadi meskipun neurohipofise dan adenohipofise berasal
dari lapisan lembaga ektoderm namun berasal dari dua bagian yang berbeda. Neurohipofise
berasal dari infundibulum otak, dan tetap dihubungkan ke hipotalamus oleh tangkai neural.
Berbeda dengan lobus anterior dan lobus intermedia dari hipofisa berasal dari atap rongga
mulut dalam pembentukan invaginasi yang disebut kantung Rathke. Pada saat kantung ini
mencapai infundibulum maka hubungannya dengan epitel rongga mulut asalnya akan
terlepas.
Adenohipofise atau lobus anterior, dibangun oleh sel-sel yang tersusun dalam pita-pita
dengan jaringan ikat dan pembuluh-pembuluh kapiler diantaranya. Sel-sel ini terdiri dari dua
macam sel utama yaitu : sel-sel kromofil yang kuat menyerap zat warna dan sel-sel
kromofob yang kurang dalam menyerap zat warna. Sel-sel kromofil dapat dibedakan
menjadi : sel alfa atau asidofil , dan sel beta atau basidofil.
Hormon-hormon yang dihasilkan oleh lobus anterior ialah :
1. hormon pertumbuhan atau "growth hormone" (GH) , dihasilkan oleh sel-sel alfa.
Hormon ini mengatur pertumbuhan badan. Bila hormon dihasilkan berlebihan pada saat per-
tumbuhan tubuh berlangsung , maka dapat menimbulkan gejala yang disebut gigantisme.
Bila dihasilkan berlebih setelah masa pertumbuhan berakhir, maka akan menyebabkan terjadi
akromegali. Namun bila hormon ini kurang sekali dihasilkan pada masa anak-anak , maka
dapat menimbulkan kretinisme atau tumbuh cebol.
2. prolaktin atau "lactogenic hormone" (PRL), merangsang kelenjar mamae untuk
memproduksi air susu (laktasi). Selain itu juga mempengaruhi terhadap kerja Korpus
luteum (sisa-sisa folikel telur) dalam aktivitasnya memproduksi hormon progesteron.
Penghasil adalah sel beta.
3. hormon perangsang tiroid atau "Thyroid Stimulating Hormone" (TSH), mengatur kelenjar
tiroid dalam memproduksi hormon tiroksin. Hormon ini dihasilkan oleh sel beta.
3

4. hormon perangsang folikel atau "Folicle Stimulating Hormone" (FSH), dihasilkan oleh
oleh sel-sel beta. Peranannya untuk merangsang sel folikel telur agar menjadi masak pada
wanita, atau merangsang pemasakan sel-sel sperma pada pria. ;
5. Luteinizing hormone (LH) , dihasilkan oleh sel-sel beta, merangsang proses ovulasi
terhadap folikel Graaf , hingga terbentuk korpus luteum. Pada pria hormon ini disebut
"Intersitiel Cell Stimulating Hormone" (ICTH), yang akan merangsang sel-sel Leydig atau
sel-sel intersisiel diantara tubulus-tubulus seminiferous agar memproduksi hormon
testosteron.
6. hormon perangsang adrenal bagian korteks atau "Adreno Corticotropic Hormone"
(ACTH) , dihasilkan oleh sel beta.
Pars tuberalis, terdapat disekitar infundibulum, sangat vaskuler, belum diketahui dengan pasti
apakah ia benar-benar menghasilkan hormon.
Pars intermedia, pada manusia pertumbuhannya kurang baik , menghasilkan hormon
intermedin yang berperan terhadap penyebaran sel-sel melanofor.
Pars neurvosa (Bagian dari neurohiphofise)
Hormon-hormon yang terdapat pada pars neurvosa dibuat oleh badan-badan sel saraf yang
terdapat pada nuklei supraoptik dan nuklei para ventrikular dari hipotalamus, hormon-
hormon ini disalurkan melalui kumpulan akson yang disebut "hypothalamo-hypophyseal
tract" ke pars neurvosa untuk disimpan. Jadi pars neurvosa hanya merupakan tempat
penyimpanan sementara, sedangkan sel-sel yang memproduksinya disebut sel-sel
neurosekretoris, artinya secara struktur merupakan sel saraf, sedangkan fungsional berperan
sebagai kelnjar. Hormon-hormon yang dihasilkan oleh pars neurvosa ialah :
1. Hormon antidiuretik atau "Antidiuretic Hormone" (ADH) , disebut juga vasopressin,
mempengaruhi reabsorpsi air sepanjang tubulus distalis dan duktus koligen pada
ginjal. Kegagalan sistem supraoptik hipofisa mensekresikan hormon antidiuretik akan
menimbulkan gejala penyakit yang disebut Diabetes Insipidus. Hal ini menyebabkan
kadar urin yang disekresikan meningkat dapat mencapai 12 sampai 15 liter perhari
(normal 4 sampai 6 liter).
2. Hormon oksitosin, mempengaruhi terhadap kontraksi otot-otot polos yang terdapat
pada uterus dan yang menyelubungi saluran pada kelenjar susu.
4

Kelenjar tiroid.
Terdapat mengelilingi trakea disebelah ventral dari larink. Setiap lobus dari kelenjar tiroid
dibagi oleh sekat-sekat menjadi lobuli tiroid yang dibangun oleh badan-badan bulat yang
disebut folikel tiroid. Bila hormon yang diproduksi tidak dipakai maka hormon ini disimpan
dalam bentuk koloid yang tidak aktif disebut tiroglobulin.
Pada kelenjar tiroid juga dihasilkan suatu enzim proteolitik yang disebut katepsin untuk
mengubah tiroglobulin yang tidak aktif menjadi tiroksin yang aktif. Bila kadar iodium yang
terdapat dalam tubuh kurang maka yang dihasilkan bukan tiroksin tetapi triiodotiroksin.
Fungsi hormon tiroksin ini antara lain ialah :
1. mengatur derajat metabolisme supaya selalu di atas minimum.
2. mempunyai peranan dalam proses pertumbuhan dan diferensiasi
3. mempengaruhi pertumbuhan mental dan kemasakan seksual.
4. mempengaruhi metabolisme glukosa dan protein.
5. merangsang mengurangi jumlah asam-asam lemak , kolesterol dan fosfolipida.
Bila pada saat pertumbuhan , hormon tiroksin kurang, maka akan mengurangi pelepasan
hormon pertumbuhan yang diproduksi oleh pars anterior dari hipofisa hingga akan
menimbulkan gejala kretinisme. Kekurangan akan hormon tiroksin juga dapat
menimbulkan gejala miksidema, yaitu dimana substansi interseluler jaringan ikat akan
ditimbun secara abnormal : berupa zat yang disebut mukopolisakarida.
Kelenjar adrenal.
Terdapat sepasang meleket sebelah anterior dari ginjal. Bagiannya dapat dibedakan menjadi :
seludang, medula , dan korteks. Bagian korteks setelah seludang terdiri atas : zona
glomerulosa, zona faskikulata dan zona retikulata.
1. zona glomerulosa , menghasilkan hormon mineralokortikoid fungsinya untuk mengatur
keseimbangan kadar ion sodium (natrium) dalam tubuh, yang terpenting adalah aldosteron.
2. zona faskikulata, menghasilkan hormon glukokortikoid, fungsinya dalam metabolisme
karbohidrat dan protein, dan yang berpengaruh adalah hidrokortison.
3. zona retikulata, menghasilkan hormon-hormon seks , yaitu hormon-hormon derivat
steroid, seperti estradiol dll.
Medula.
Sel-sel medula tersusun berkelompok atau berbentuk pita. Dalam sel ini terdapat butir-butir
halus (granula) yang dapat diwarnai oleh garam-garam krom yang menimbulkan warna
coklat. Hormon ini pertama kali diketemukan oleh Oliver dan Schafer pada tahun 1894. Pada
tahun 1901 dari ekstraknya dapat dibuat kristal murni yang ternyata dari hasil penyelidikan
5

lebih lanjut mengandung dua macam hormon yaitu : adrenalin atau epinefrin dan
noradrenalin atau norepinefrin. Baik adrenalin dan nor adrenalin keduanya mempunyai
sifat :
1. mempengaruhi denyut jantung, jadi dapat mempengaruhi tekanan darah.
2. mempengaruhi limpa, dengan kontraksi darah yang terdapat dalam limpa dipompa ke
pembuluh darah.
3. meningkatkan kadar glukosa darah, yaitu mengubah glikogen menjadi glukosa.
Pankreas.
Fungsi endokrin pankreas terdapat pada pulau-pulau Langerhans yang tersebar diseluruh
organ. Pada pulau-pulau Langherhans ini dapat dijumpai 3 macam sel yaitu :
1. sel alfa, sel ini menghasilkan hormon glukagon yang diperlukan untuk memobilisasi
glukosa hati (C: glikogen jadi glukosa) dengan cepat . Glukagon juga dihasilkan oleh sel-sel
alfa ekstrapankreas dalam lambung dan saluran pencernaan.
2. sel beta, menghasilkan hormon insulin,yang berperan untuk mengubah glukosa darah
menjadi glikogen dalam hati.
3. sel delta, menghasilkan hormon somatostatin atau growth hormone release-inhibiting
factor) yang juga dihasilkan oleh hipotalamus. Fungsinya adalah untuk menghambat pro-
duksi hormon insulin maupun glukagon.
Kelenjar gonad.
Pada wanita kelenjar gonad disebut ovarium , dan pada pria disebut testis. Struktur ouarium
maupun testis telah dibicarakan pada sistem reproduksi manusia.
Ovarium.
Ovarium merupakan badan berbentuk amandel bergaris tengah sampai 5 cm, dengan lebar 1,5
- 3 cm, dan tebal 0,6 -1,5 cm. Terdiri atas bagian medula yang merupakan jaringan ikat dan
vaskuler, serta bagian korteks yang banyak mengandung folikel-folikel telur. Folikel-folikel
ini tertanam dalam stroma korteks. Ada tiga macam folikel telur yaitu : folikel-folikel
primordial, folikel-folikel pertumbuhan, dan folikel-folikel Graaf. Folikel Graaf akan
berovulasi, dan sel-sel folikel yang tersisa akan menjadi korpus luteum. Estrogen adalah
hormon yang dihasilkan oleh sel-sel folikel yang sedang tumbuh, sedangkan korpus luteum
akan menghasilkan progesteron. Baik estrogen maupun progesteron keduanya mempunyai
peranan untuk menyiapkan mukosa uterus membentuk dan memelihara kelangsungan
bertahannya endometrium. Estrogen juga bekerja menghambat sekresi FSH, agar tidak
merangsang pertumbuhan folikel telur menjadi masak. Pengaruh hormon estrogen lainnya
adalah merangsang terhadap perkembangan ciri-ciri kelamin sekunder pada wanita, seperti
6

penimbunan lemak pada tempat tertentu, membesarnya kelenjar mamae, serta tumbuhnya
rambut pada tempat tertentu. Kelebihan produksi hormon estrogen pada masa pertumbuhan
akan menyebabkan gejala yang disebut precious puberty, yaitu kondisi dimana terjadai proses
pendewasaan yang dini. Sedangkan bila kadar estrogen ini kurang kadarnya sampai dewasa
maka akan terjadi apa yang disebut eunuchodism , yaitu bentuk tubuh kehilangan ciri-ciri
kelamin sekunder, dan terjadi atropi pada organ-organ asesori.
Progesteron, selain dihasilkan oleh korpus luteum juga dihasilkan oleh plasenta.
Progesteron mempengaruhi perkembangan yang luas dari endometrium, menyiapkan uterus
untuk menerima embrio dan memberi makanannya. Hormon ini juga akan menghambat
produksi Luteinizing hormone hipofise. Progesteron juga menghambat kerja estrogen pada
berbagai jaringan seperti mukosa serviks, epitel vagina dan tuba uterus, selain juga me-
rangsang kelenjar mamae.
Testis.
7

Testis merupakan kelenjar tubuler kompleks yang mempunyai 2 fungsi yaitu reproduksi dan
hormonal. Diantara tubulus-tubulus seminiferous yang mempunyai fungsi reproduksi terdapat
sel-sel intersitiel yang disebut sel-sel Leydig. Sel-sel Leydig inilah yang menghasilkan
hormon testosteron. Hormon testosteron bertanggung jawab terhadap perkembangan sifat
kelamin sekunder pada pria, seperti, tumbuhnya rambut pada tempat tertentu, membesarnya
larink, hingga suara menjadi berat dan rendah. Kegagalan desensus testis yang disebut
kriptokismus , menyebabkan suhu testis bertahan pada 37oC, hal ini akan menghambat
spermatogenesis.

Anda mungkin juga menyukai