Anda di halaman 1dari 5

KOMPETENSI BUDAYA

Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Transkultural

Oleh :

ULFA DEWI SANTIKA (1810035)

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PROGRAM DIPLOMA III

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN KEPANJEN MALANG

2020
KOMPETENSI BUDAYA

A. Pengertian Kompetensi Budaya


Kompetensi budaya adalah memberikan asuhan keperawatan yang efektif
untuk pasien dari berbagai budaya dengan cara hormat dan mengetahui
budaya yang dianut oleh masing-masing pasien.

B. Pengembangan Kompetensi Budaya


Mengembangkan kompetensi budaya ialah proses hidup yang terus
berjalan yang melibatkan setiap aspek perawatan klien.
Dua hal yang harus diperhatikan perawat :
1. Memperhatikan pandangan yang luas dan sikap yang terbuka terhadap
individu/keluarga dan budaya mereka.
2. Menghindari memandang individu/keluarga dengan pandangan yang
sama.

C. Tahapan Pengembangan Kompetensi Budaya


1. Cultural Awareness (Kesadaran Budaya)
Kemampuan seseorang untuk melihat ke luar dirinya sendiri dan
menyadari akan nilai-nilai budaya, kebiasaan budaya yang masuk.
Selanjutnya, seseorang dapat menilai apakah hal tersebut normal dan
dapat diterima pada budayanya atau mungkin tidak lazim atau tidak
dapat diterima di budaya lain.
2. Cultural Knwoledge
Informasi dan pertimbangan yang telah dimilki memang tidak mudah
untuk dapat diterapkan dalam pemahaman suatu budaya. Namun,
pentingnya budaya merupakan faktor penting bagi seseorang untuk
mengahadapi situasi yang akan dihadapinya.
3. Cultural Understanding
Memiliki pengetahuan tentang budaya yang dianut dan juga budaya
orang lain melalui berbagai aktivitas dan pelatihan penting agar dapat
memahami dinamika yang terjadi dalam suatu budaya tertentu.
4. Cultural Competence
Tingkat tertinggi dari kesadaran budaya adalah kompetensi budaya.
Kompetensi budaya berfungsi untuk dapat menentukan dan mengambil
suatu keputusan dan kecerdasan budaya.

D. Faktor Penghambat Kompetensi Budaya


1. Stereotype
Merupakan penilaian terhadap seseorang hanya berdasarkan persepsi
terhadap kelompok dimana orang tersebut dapat dikategorikan.
2. Prejudice
Adalah membuat keputusan sebelum mengetahui fakta relevan
mengenai objek tersebut.
3. Rasisme
Adalah suatu sistem kepercayaan atau doktrin yang mengatakan bahwa
perbedaan biologis yang melekat pada manusia menentukan
pencapaian budaya atau individu.
4. Etnosentris
Adalah penilaian terhadap kebudayaan lain atas dasar dan standar
budaya sendiri.
5. Konflik budaya
Adalah pertentangan antara kebudayaan satu dengan kebudayaan yang
lain yang menimbulkan satu permasalahn dan bisa mengakibatkan
nilai-nilai kebudayaan menjadi luntur.
6. Culture shock
Adalah perubahan nilai budaya seiring dengan perkembangan jaman
dan wawasan yang semakin berkembang biasanya terjadi pada orang-
orang yang secara tiba-tiba berpindah atau dipindahkan ke lingkungan
baru.
E. Penyebab Konflik
1. Perbedaan Individu
Meliputi perbedaan pendirian dan perasaan setiap manusia adalah
individu yang unik. Artinya setiap orang memiki pendirian dan
perasaan yang berbeda-beda satu dengan lainnya. Perbedaan pendirian
dan perasaan akan sesuatu hal atau lingkungan yang nyata ini dapat
menjadi faktor penyebab konflik sosial, sebab dalam menjalani
hubungan sosial, seseorang tidak selalu sejalan dengan kelompoknya.
2. Perbedaan Background
Sehingga membentuk pribadi-pribadi yang berbeda. Seseorang sedikit
banyak akan terpengaruh dengan pola-pola pemikiran dan pendirian
kelompoknya. Pemikiran dan pendirian yang berbeda itu pada
akhirnya akan menghasilkan perbedaan individu yang dapat memicu
konflik.
3. Perbedaan Kepentingan
Manusia memiliki perasaan, pendirian maupun latar belakang
kebudayaan yang berbeda. Oleh sebab itu, dalam waktu yang
bersamaan, masing-masing orang atau kelompok memiliki
kepentingan yang berbeda-beda. Kadang-kadang orang dapat
melakukan hal yang sama, tetapi untuk tujuan yang berbeda-beda.
Sebagai contoh, misalnya kepentingan perbedaan dalam hal
pemanfaatan hutan.
4. Perubahan Nilai yang Cepat & Mendadak.
Perubahan adalah sesuatu yang lazim dan wajar terjadi, tetapi jika
perubahan itu berlangsung cepat atau mendadak bahkan, perubahan
tersebut dapat memicu terjadinya konflik sosial. Misalnya, pada
masyarakat pedesaan yang mengalami proses industrialisasi yang
mendadak akan memunculkan konflik sosial sebab nilai-nilai lama
pada masyarakat tradisional yang biasanya bercorak pertanian secara
cepat berubah menjadi nilai-nilai masyarakat industri nilai-nilai yang
berubah itu seperti nilai kegotong royongan berganti menjadi nilai
kontrak kerja dengan upah yang disesuaikan menurut jenis
pekerjaannya.

Anda mungkin juga menyukai