Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN FARMAKOGNOSI

TanggalMasuk:

NilaidanParaf :

Nama : Cici Andriani

Kelas : B1 Farmasi

Kelompok/Batch : 4/A

Koordinator : Dian Rahmaniar S.farm,Apt

Asisten : Marhan S.farm

PROGRAM STUDI S1 FARMASI

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MANDALA WALUYA

KENDARI

2019
Identifikasi Amilum Secara Kimiawi dan Mikroskopi

Sampel :Pati Singkong ( Amiylum Manihot )

No Uji Cara Kerja (Ikuti Hasil GambardanKeterangan


. yang
dibukupenuntun)
1. Pemeriksaa Dibuat larutan (+)
n amilum amilum 2%, Ungu
dengan setelah itu
larutan dipanaskan 5
iodium menit sampai
mendidih lalu
didinginkan,
kemudian amilum Gambar hasil amilum
yang akan yang dipanaskan
diperiksa
dimasukkan ke
dalam tabung
reaksi, dan ditetesi
dengan larutan
iodium sebanyak 3
tetes, setelah itu
diamati amilum Gambar hasil amilum
yang diperiksa, yang didinginkan
lalu bandingkan
hasilnya dengan
literatur.
Pembahasan
Amilum adalah jenis polisakarida yang banyak terdapat di alam,sebagian
besar terdapat pada umbi, daun, batang, dan biji-bijian. (Poedjiadi, 2009).
Pada percobaan kali ini kami menggunakan pati singkong sebagai sampel
untuk percobaan pemeriksaan Amilum dengan larutan iodium. Pati singkong
adalah pati yang diperoleh dari umbi akar Manihot utillissima.
Pada percobaan kali ini dibuat larutan amilum 2%, setelah itu dipanaskan 5
menit sampai mendidih lalu didinginkan, kemudian amilum yang akan
diperiksa dimasukkan ke dalam tabung reaksi, dan ditetesi dengan larutan
iodium sebanyak 3 tetes, tujuan dari penambahan larutan iodium adalah
untuk mengidentifikasi ada atau tidaknya amilum dalam larutan tersebut
yang dapat di ketahui dengan adanya perubahan warna. Adapun hasil yang
diperoleh pada percobaan ini di peroleh hasil (+) berwarna ungu berarti pati
singkong menandakan positif amilum.
2. Uji Amilum Diambil amilum (+)
Secara secukupnya, Putih
Mikroskopi diletakkan di gelas
objek kemudian
ditetesi dengan
sedikit air dan
ditutupi dengan
gelas penutup, Gambar hasil
setelah itu diamati pemeriksaan amilum
dibawah secara mikroskop
mikroskop dengan
perbesaran lemah
dan perbesaran
kuat. Kemudian
dianalisis bentuk
amilum yang di
periksa.
Pembahasan
Pada percobaan uji amilum secara mikroskopi dilakukan dengan cara
Diambil amilum secukupnya, diletakkan di gelas objek kemudian ditetesi
dengan sedikit air dan ditutupi dengan gelas penutup, setelah itu diamati
dibawah mikroskop dengan perbesaran lemah dan perbesaran kuat.
Kemudian di peroleh hasil (+) berwarna putih. Secara literature hasilnya
butir tunggal, agak bulat/bersegi banyak. Hilus ditengah berupa titi, garis
lurus/bercabang 3. Lamella tidak jelas, konsentris. Butir majemuk sedikit,
terdiri dari 2/3 butir tunggal bentuk tidak sama.

IdentifikasiKandungan Kimia Simplisia

Sampel :Serbuk Simplisia Daun Beluntas (Pluchea Indica L.)

No Uji Cara Kerja (Ikuti yang Hasil Gambarda


. dibukupenuntun) nKeterang
an
1. Lignin Basahi irisan atau (-) hijau
serbuk dengan larutan
florogusin P, amati
dalam asam klorida P,
dinding sel berwarna
merah.

Pembahasan
Lignin atau zat kayu adalah salah satu zat komponen penyusun tumbuhan.
Komposisi bahan penyusun ini berbeda-beda bergantung jenisnya. Lignin
terutama terakumulasi pada batang tumbuhan berbentuk pohon dan semak.
Pada batang lignin berfungsi sebagai bahan pengikat komponen penyusun
lainnya, sehingga suatu pohon bisa berdiri tegak ( seperti semen pada
sebuah batang beton ) (gembog, 2001).
Pada pengujian lignin yang dilakukan dengan cara Basahi irisan atau
serbuk dengan larutan florogusin P, amati dalam asam klorida P, dinding sel
berwarna merah. Namun pada percobaan ini kami memperoleh hasil (-)
berwarna hijau. Sedangkan menurut literature pada pengujian lignin yaitu
dinding sel berwarna merah dimana reaksi yang terbentuk hingga
menimbulkan warna yaitu pada florogusin karena dengan adanya asam
klorida yang memberikan warna merah pada aldehid.

2. Pati dan Ditambahkan iodium 0,1 Pati (+)


Aleuron N pada bahan yang ungu dan
akan diperiksa, aleuron (+)
kemudian diamati Coklat
warnanya, dimana pati
berwarna biru dan
aleuron berwarna
kuning kecoklatan Gambar
sampai coklat. hasil uji
pati dan
aleuron
Pembahasan
Pati atau amilum adalah karbohidrat kompleks yang tidak larut dalam air,
berwujud bubuk putih, tawar dan tidak berbau. Pati merupakan bahan
utama yang dihasilkan oleh tumbuhan untuk menyimpan kelebihan glukosa
(sebagai produk fotosintesisi) dalam jangka panjang. Hewan dan manusia
juga menggunakan pati sebagai sumber energy penting (gembog 2001).
Pati tersususun dari dua macam karbohidrat, amilosa dan amilopektin,
dalam komposisi yang berbeda-beda. Amilosa memberikan sifat keras
(pera) sedangkan amilopektin menyebabkan sifat lengket. Amilosa
memberikan warna ungu pekat pada tes iodine sedangkan amilopektin tidak
bereaksi (poedjiadi, 2009).
Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan uji Pati dan Aleuron dengan
cara ditambahkan iodium 0,1 N pada bahan yang akan diperiksa, kemudian
diamati warnanya, dimana pati berwarna biru dan aleuron berwarna kuning
kecoklatan sampai coklat. Berdasarkan pengujian yang telah dilakukan
pada sampel tersebut maka memiliki hasil positif mengandung pati dan
aleuron yaitu (+) berwarna ungu dan Coklat.
3. Saponin Dimsukkan 0,5 g serbuk (-) buih hilang
yang diperiksa dalam
tabung reaksi, kemidian
tambahkan 10 ml air
panas, didinginkan dan
dikocok kuat selama 10
detik, setelah itu akan
terbentuk bih yang Gambar
mantap selama kurang hasil uji
lebih 10 menit setinggi saponin
1-10 cm, dan pada
penambahan 1 tetes
asam hiroksida 2 N buih
tidak hilang.
Pembahasan
Saponin merupakan golongan senyawa glikosida. Sifat khas dari saponin
adalah bahwa apabila dikocok maka saponin akan menimbulkan busa.
( Rahway, 1960 ).
Pada percobaan kali ini dilakukan uji saponin dengan cara Dimsukkan 0,5 g
serbuk yang diperiksa dalam tabung reaksi, kemidian tambahkan 10 ml air
panas, didinginkan dan dikocok kuat selama 10 detik, setelah itu akan
terbentuk bih yang mantap selama kurang lebih 10 menit setinggi 1-10 cm,
dan pada penambahan 1 tetes asam hiroksida 2 N buih tidak hilang.
Setelah dilakukan percobaan diperoleh hasil (-) tidak terbentuk buih dan
warnannya hijau. Pada literature uji saponin tidak menunjukkan hasil positif
karena buih yang terbentuk setelah pengocokkan tidak bertahan lama,
hanya bertahan beberapa detik. Saponin memiliki glikosil sebagai gugus
polar serta gugus steroid atau triterpenoid sebagai gugus nonpolar sehingga
bersifat aktif permukaan dan membentuk misel saat dikocok dengan air.
Pada struktur misel gugus polar menghadap keluar sedangkan gugus
nonpolar menghadap kedalam dan keadaan inilah yang tampak seperti
busa. (sangi et al., 2008).
4. Uji Flavanoid Sari 0,5 g serbuk yang (-) kuning
di periksa dengan 10 kehitaman
menit, saring panas,
encerkan filtrate dengan
10 ml air, setengah
dingin tambahkan 5 ml
eter minyak tanah P,
kocok hati-hati,
diamkan. Ambil
lapisanmethanol,
uapkan pada suhu
>400C di bawah
Gambar
tekanan, sisa dilarutkan
Hasil Uji
dalam 5 ml etanol 95 %
Flavanoid
P, tambahkan 0,1 g
serbuk magnesium P
dan 10 ml asam klorida
P, jika terjadi warna
merah jingga-merah
ungu berarti ada
flavanoid dan jika
kuning terdapat flavon,
kalkon, auron.

Pembahasan
Flafonid merupakan senyawa fenol yang dapat diidentifikasi dengan cara
menguapkan diatas ammonia yang bertujuan untuk mengubah warna
larutan flavonoid.dikarenakan flavonid memiliki kandungan flavin yang dapat
memberikan warna kuning atau jingga.
Pada percobaan kali ini dilakukan uji flavanoid dengan cara Sari 0,5 g
serbuk yang di periksa dengan 10 menit, saring panas, encerkan filtrate
dengan 10 ml air, setengah dingin tambahkan 5 ml eter minyak tanah P,
kocok hati-hati, diamkan. Ambil lapisanmethanol, uapkan pada suhu >40 0C
di bawah tekanan, sisa dilarutkan dalam 5 ml etanol 95 % P, tambahkan 0,1
g serbuk magnesium P dan 10 ml asam klorida P, jika terjadi warna merah
jingga-merah ungu berarti ada flavanoid dan jika kuning terdapat flavon,
kalkon, auron. Dari percobaan di peroleh hasil (-) kuning kehitaman hasil
kami berbeda dengan literature dimana pada literature dijlaskan bahwa Uji
warna flavanon: larutan sedikit hablur flavonoid dalam ½ tetes EtOH.
Tambahkan serbuk Mg dan 1 tetes HCl 5M. flavonon berubah menjadi
warna merah lembayung. ( Markham,1988).
5. Uji Serbuk dalam (-) hijau
Diosiantrakinon tabung reaksi
Bebas ditambahkan
Kalium Hidroksida
etanol LP, warna
merah

Pembahasan
Pada percobaan kali ini dilakukan uji Diosiantrakinon bebas dengan cara
Serbuk dalam tabung reaksi ditambahkan Kalium Hidroksida etanol LP,
warna merah kemudian diperoleh hasil (-) berwarna hijau. menurut literatur
larutan ekstrak sebanyak 2ml dipanaskan dengan 5 ml H 2SO4 selama 1
menit. Setelah di dingin dikocok dengan 10 ml bensen.warna kuning pada
lapisan bensen menunjukkan adanya senyawa antarkinon. Identifikasi dapat
diperjelas dengan menambahkan larutan kalium hidriksida akan terjadi
warna merah (Depkes RI,1979).

6. Uji Campur 200 mg Fitrat (-)


Glikosida serbuk simplisia coklat
Antrakinon dengan 45 ml asam bening.
sulfat encer P,
didihkan sebentar,
dinginkan
tambahkan 10 ml
benzene P, kocok,
diamkan. Pisahkan
benzene, saring,
filtrate berwarna
kuning, menunjukan
antrakinon. Kocok
lapisan benzene
dengan 1-2 ml NaOH
LP, diamkan, lapisan
air berwarna
merahintensif, dan
lapisan benzene
tidak berwarna.
Pembahasan
Antrakuinon, anthracenedione juga disebut dioxoanthracene adalah
aromatic senyawa organic denagn rumus C14H8O2.
Pada percobaan kali ini dilkukan uji glikosida antra kinon dengan cara
Campur 200 mg serbuk simplisia dengan 45 ml asam sulfat encer P,
didihkan sebentar, dinginkan tambahkan 10 ml benzene P, kocok, diamkan.
Pisahkan benzene, saring, filtrate berwarna kuning, menunjukan antrakinon.
Kocok lapisan benzene dengan 1-2 ml NaOH LP, diamkan, lapisan air
berwarna merahintensif, dan lapisan benzene tidak berwarna. Sehingga
diperoleh hasil Fitrat (-) coklat bening.

7. Uji Dilarutkan serbuk (+)


Karbohidrat dengan air, kemudian Merah
(c) ditambahkan larutan
barfoed dan natrium
hidroksida, maka
akan terbentuk warna
merah ketika
dipanaskan. Gambar hasil
uji karbohidrat
(c)
Pembahasan
Pada praktikum kali ini dilakukan uji karbohidrat (c) dengan cara Dilarutkan
serbuk dengan air, kemudian ditambahkan larutan barfoed dan natrium
hidroksida, maka akan terbentuk warna merah ketika dipanaskan.
Kemudian di peroleh hasil (+) berwarna merah, hasil kami sudah sesuai
dengan literatur jika terbentuk endapan atau berwarna merah bata maka
positif monosakarida atau mengandung karbohidrat.reaksi terjadinya warna
adanya reduksi Cu2+ menjadi Cu- sehingga menghasilkan warna merah
kuprioksida (sudarmadji,1989)
8. Glikosida Dengan indeks buih : (-) tidak
saponin Sampel + air panas, berbentuk buih
kocok selama 15 detik,
terbentuk buih setinggi
1 cm

Pembahasan
Glikosida saponin merupakan senyawa dalam bentuk glikosida yang
tersebar luas pada tumbuhan tingkat tinggi. Saponin membentuk larutan
koloidal dalam air dan membentuk busa jika dikocok dan tidak hilang
dengan penambahan asam ( Leswara, 2005 ).
Saponin adalah suatu glikodisa yang mungkin ada pada banyak macam
tanaman. Saponin ada pada seluruh tanaman dengan konsentrasi tinggi
pada bagian-bagian tertentu, dan dipengaruhi oleh varietas tanaman dan
tahap pertumbuhan. Fungsi dalam tumbuh-tumbuhan tidak diketahui,
mungkin sebagai bentuk penyimpanan karbohidrat, atau merupakan waste
product dari metabolisme tubuh-tumbuhan. Kemungkinan lain adalah
sebagai pelindug terhadap serangan serangga (Leswara, 2005).
Pada uji glikosida saponin di temukan hasil (-) tidak berbentuk buih
sedangkan pada literature dijelaskan bahawa apabila terjadi buih setinggi 1
cm dan stabil selama 10-15 menit, berarti menunjukkan adanya saponin.
9. Uji alkaloid Timbang 500mg serbuk (-)
simplisia, tambahkan 1ml Setelah di
asam klorida 2 N dan 9 ml teteskan mayer
air,panaskan diatas LP tidak ada
tangas air selama 2 menit endapan
dinginkan saring, menggumpal
pindahkan masing 3 tetes berwarna putih
filtrate pada dua kaca
arloji.
- Tambahkan 2 tetes
mayer LP pada
kaca arloji
peratama terbentuk
endapan
menggumpal
berwarna putih.
Pembahasan
Alkaloid merupakan senyawa organik yang mengandung nitrogen dari
tumbuhan murni, berupa senyawa heterolitik yang kompleks struktur dan
hamper semuanya mempunyai kereaktifan farmakologi yang hebat.
Pada percobaan uji alkaloid hasil yang diperoleh dari kelompok kami yaitu
(-). Setelah di teteskan mayer LP tidak ada endapan menggumpal
berwarna putih, jika di bandingkan dengan literature maka hasil yang kami
peroleh itu berbeda dengan literature. Menurut literature Uji golongan
alkaloid Ekstrak sebanyak  1  ml  ditambahkan beberapa tetes  NaOH,  lalu
dikocok  kuat-kuat  atau  divorteks  dan  disaring  dengan kertas  saring
Whatman No.1.  Filtrat  kemudian  ditambahkan  beberapa tetes  H2SO4
pekat,  lalu  divorteks. Lapisan  bening  yang  terbentuk dipermukaan
kemudian  diambil  dan  dipindahkan kedalam  dua  tabung  reaksi yang
lain.  Masing-masing kemudian ditambahkan beberapa  tetes pereaksi
Mayer dan  Wagner.  Bila  bereaksi  membentuknendapan putih   dengan  
pereaksi   Mayer,   maka   berarti   ekstrak mengandung   senyawa
golongan  Alkaloid.  Bila  terbentuk  warna  coklat setelah ditambahkan
pereaksi Wagner,  maka  berarti  ekstrak mengandung  senyawa  dari
golongan  alkaloid (Houghton dan Raman, 1998)
Sampel :Ekstrak Daun Beluntas ( Pluchea Indica L.)

No Uji Cara Kerja Hasil GambardanKeterang


. (Ikuti yang an
dibukupenuntu
n)
1. Glikosida Glikosida (a) Glikosida
(SecaraUmu (a)
m) Dimasukkan (-)
ekstrak Hijau
methanol di menggump
dalam tabung al
reaksi
kemudian Glikosida Gambar hasil uji
ditambahkan (b) glikosida (a,b,c)
larutan besi (III) (-)
klorida Coklat
sebanyak 3 ml kehitaman
dan 1 ml asam
klorida p, maka Glikosida
akan terbentuk (c)
warna coklat (-)
kemerahan Coklat
perlahan-lahan kehitaman
berubah
menjadi violet
atau ungu.

Glikosida (b)

Dimsukkan
ekstrak
methanol ke
dalam tabung
reaksi
kemudian
ditambahkan
pelarut
benzene
sebanyak 5 ml,
setelah itu di
pisahkan,
kemudian hasil
pemisahan
alpisan
benzene
ditambahkan 3
ml larutan
ammonia 10%,
maka akan
terbentuk
warna merah
muda pucat.

Glikosida (c)

Dimasukkan
ekstrak
methanol ke
dalam tabung
reaksi
kemudian
ditambahkan
larutan
ammonia encer
3,5% lalu
dikocok, maka
akan terbentuk
warna merah
lembuyang.

Pembahasan
Pada percobaan glikosida (secara keseluruhan) dilakukan dengan cara
yang pertama pada glikosida A. Dimasukkan ekstrak methanol di dalam
tabung reaksi kemudian ditambahkan larutan besi (III) klorida sebanyak 3
ml dan 1 ml asam klorida p, maka akan terbentuk warna coklat kemerahan
perlahan-lahan berubah menjadi violet atau ungu. Dan diperoleh hasil (-)
Hijau menggumpal.
Kemudian pada glikosida B. Dimsukkan ekstrak methanol ke dalam tabung
reaksi kemudian ditambahkan pelarut benzene sebanyak 5 ml, setelah itu di
pisahkan, kemudian hasil pemisahan alpisan benzene ditambahkan 3 ml
larutan ammonia 10%, maka akan terbentuk warna merah muda pucat.
Sehingga diperoleh hasil (-) Coklat kehitaman. Dan yang terakhir pada
glikosida C. Dimasukkan ekstrak methanol ke dalam tabung reaksi
kemudian ditambahkan larutan ammonia encer 3,5% lalu dikocok, maka
akan terbentuk warna merah lembuyang. Sehingga hasil yang diperoleh (-)
Coklat kehitaman
Reaksi Identifikasi Tanin

1 Tanin 1 1.Serbuk simplisia + 1. Katekol (+)


larutan FeCL3, positif hijau
katekol bila warna hijau,
dan pirogalol berwarna 4. katekol (+)
biru merah

4. serbuk simplisia +air


+ larutan HCL, positif Hasil dari
katekol bila flobagen serbuk+Fe
yang tidak larut CL3
berwarna merah
Pembahasan
Tannin merupakan senyawa yang memiliki sejumlah gugus hidroksil fenolik
yang banyak terdapat pada tumbuh-tumbuhan. Terdapat pada bagian
tertuntu dari tumbuhan, seperti daun buah dan batang. Tannin
merupakasenyawa yang tidak dapat dikristalkan, dan membentuk senyawa
tidak larut yang berwarna biru gelap atau hitam kehijauan dengan logam
besi (Gunawan, 2004).
Pada uji senyawa tannin dilakukan dengan cara 1.Serbuk simplisia + larutan
FeCL3, positif katekol bila warna hijau, dan pirogalol berwarna biru dan di
peroleh hasil katekol (+) berwarna hijau, kemudian pada tannin 4 dilakukan
dengan cara serbuk simplisia +air + larutan HCL, positif katekol bila
flobagen yang tidak larut berwarna merah adapun hasil yang diperoleh yaitu
katekol (+) berwarna merah. Kegunaan senyawa tannin itu sendiri sebagai
pelindung pada tumbuhan pada saat masa pertumbuhan bagian tertentu
pada tanaman, misalnya buah yang belum matang; sebagai anti hama
tanaman sehingga mencagah serangga dan fungi, digunakan dalam proses
metabolisme pada bagian tertentu tanaman, adapun efek terapinya sebagai
adstrigensia pada jaringan hidup misalnya pada gastrointenstinal dan pada
kulit.
DaftarPustaka

Agoes, Goeswin, 2007, Teknologi Bahan Alam, Penerbit ITB, Bandung.

Dapartemen Kesehatan RI, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III. Jakarta.

Gembog, 2001, Morfologi Tumbuhan, Universitas Gajah Mada, Yogyakarta.

Gunawan, Didik dan Sri Mulyani, 2004, Ilmu Obat Alam (Farmakognosi) jilid I,
Penebar Swadaya, Jakarta.

Hidayat, Estiti B., 2007, Anatomi Tumbuhan Berbiji, ITB, Bandung.

Markham, 1988, Cara Mengidentifikasi Flavanoid, ITB Press, Bandung.

Purnomo, Sudjiono,2005, Biologi, Sunda Kelapa Pustaka, Jakarta.

Poedjiadi, 2009, Dasar-dasar Biokimia, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Rahway, 1960, The Mark Index : An Encyclopedia of Chemical Drugs and

Biologicals, Merk Index Co Ink, New Jersey

Anda mungkin juga menyukai