Anda di halaman 1dari 11

UJIAN KOMPETENSI INSINYUR PROFESIONAL

BADAN KEJURUAN TEKNIK KEHUTANAN (BKTHut)


PERSATUAN INSINYUR INDONESIA (PII)

Rabu, 16 Desember 2020


Biodata

Pendidikan
• Sarjana Kehutanan (1999-2003), Universitas Lambung Mangkurat
Persepsi Pengunjung Tahura Sultan Adam terhadap Kebakaran Hutan dan Upaya-Upaya Masyarakat untuk
Mencegah Kebakaran Hutan di Sekitar Areal Hutan Pendidikan Mandiangin, Kalimantan Selatan
• Magister Penginderaan Jauh (2015-2018), Universitas Gadjah Mada
Pemodelan Spasial Kerentanan Kebakaran pada Vegetasi Menggunakan Citra Landsat 8 dan Metode Artificial Neural
Network (Studi Kasus: Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan Selatan)

Pekerjaan
Fungsional Perencana Muda
Bidang Infrastruktur dan Pengembangan Wilayah
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Kabupaten Tanah Bumbu

Kompetensi:
Perencana Muda (Bappenas)

Zainuddin, S.Hut., M.Sc. Ahli Muda Sistem Informasi Geografis (BNSP, LSP Geospasial)
Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS) Penataan Ruang
Tim Penyusunan Dokumen
KAJIAN RISIKO BENCANA DAERAH TAHUN 2019
KABUPATEN TANAH BUMBU
Keputusan Bupati Nomor 188.46/289/BPBD/2019

Bupati/Wakil Bupati Tanah Bumbu Uraian Tugas


Sekretaris Daerah Kabupaten Tanah Bumbu 1. Melakukan persiapan pelaksanaan pengkajian risiko
bencana
2. Melakukan pengumpulan data (primer dan sekunder)
3. Melaksanakan koordinasi dengan p[ihak BNPB dan
Tim Inti Tim Teknis Tim Sekretariat konsultan/kontraktor sesuai dengan kebutuhan
4. Melaksanakan koreksi terhadap draft dokumen yang
disusun oleh konsultan / kontraktor
Kajian Risiko Bencana
• Pengkajian risiko bencana disusun berdasarkan
3 (tiga) komponen risiko yaitu bahaya,
kerentanan, dan kapasitas.
𝑲𝒆𝒓𝒆𝒏𝒕𝒂𝒏𝒂𝒏
𝑹𝒊𝒔𝒊𝒌𝒐 = 𝑩𝒂𝒉𝒂𝒚𝒂 𝒙
𝑲𝒂𝒑𝒂𝒔𝒊𝒕𝒂𝒔
Keterangan :
R (Disaster Risk) : Risiko Bencana.
H (Hazard Threat) : Frekuensi (kemungkinan) bencana tertentu cenderung terjadi dengan intensitas
tertentu pada lokasi tertentu.
V (Vulnerability) : Kerugian yang diharapkan (dampak) di daerah tertentu dalam sebuah kasus
bencana tertentu terjadi dengan intensitas tertentu.
C (Capacity) : Kapasitas yang tersedia di daerah itu untuk pulih dari bencana tertentu.
Diagram Alir
Metode Penyusunan Kajian Risiko Bencana

(Sumber: Perka BNPB Nomor 2 Tahun 2012)


Mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan

Membangun kota dan pemukiman inklusif, aman, tahan lama dan berkelanjutan
Pada tahun 2030, secara signifikan mengurangi jumlah kematian dan jumlah orang yang terkena
dampak dan secara substantif mengurangi kerugian ekonomi langsung yang berhubungan dengan
produk domestik bruto global yang disebabkan oleh bencana, termasuk bencana terkait air, dengan
fokus kepada melindungi yang miskin dan yang berada di situasi rentan

Mengambil aksi segera untuk memerangi perubahan iklim dan dampaknya


1.Menguatkan daya tahan dan kapasitas adaptasi terhadap bahaya hal-hal yang berkaitan dengan iklim
dan bencana alam di semua negara
2.Mengintegrasikan ukuran-ukuran perubahan iklim kedalam kebijakan, strategi dan perencanaan
nasional
3.Memperbaiki pendidikan, penyadaran dan juga kapasitas baik manusia maupun institusi terhadap
mitigasi perubahan iklim, adaptasi, pengurangan dampak dan peringatan dini
Intensitas Bencana Cenderung Meningkat
• Didominasi oleh Bencana Hidrometeorologi (Banjir, Kekeringan, Karhutla)
• Penggunaan lahan yang menyebabkan luas lahan kritis semakin bertambah
• Lajur erosi, sedimentasi dan pendangkalan sungai mengakibatkan terganggunya tata
air yang berpotensi menimbulkan banjir
Provinsi Kalimantan Selatan sebagai Penyangga Ibu
Kota Negara
Major Project di wilayah Kalimantan dirancang untuk memacu
pertumbuhan wilayah sesuai strategi pengembangan koridor
pertumbuhan dan pemerataan
1. Pengembangan Wilayah Metropolitan Banjarmasin
2. Pengembangan Kota Baru Tanjung Selor;
3. Ibu Kota Negara (IKN);
4. Pusat Kegiatan Strategis Nasional:
(a) PKSN Paloh-Aruk dan
(b) PKSN Nunukan;
5. Jaringan Pelabuhan Utama Terpadu: Pelabuhan Kijing;
6. Waduk Multiguna:
(a) Kusan,
(b) Lembakan,
(c) Sepaku Semoi,
(d) Kayan,
(e) Mentarang;
7. Pembangunan Kilang Baru Bontang;
8. Pembangunan Pipa Gas Bumi Trans Kalimantan; dan
9. Pembangunan Fasilitas Pengolahan Limbah B3 di Kalimantan Timur.

Sumber: Rancangan Teknokratik RPJMN 2020-2024


Peran Insinyur Profesional Bidang Kehutanan
dalam Perencanaan Pembangunan di daerah
• Dalam revolusi industri 4.0 (memasuki era society 5.0), peran Insinyur
sangat dibutuhkan dalam berbagai sektor pembangunan, misalnya
pengelolaan DAS, turut serta memaksimalkan sumber daya air untuk
mendukung ketahanan pangan, pengelolaan lingkungan
berkelanjutan, green urban and smart city
• Sebagai agen untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat untuk
membangkitkan UMKM yang merupakan hilirisasi produk-produk
hasil hutan seperti lebah madu, obat-obat tradisional (herbal),
rempah-rempah menjadi barang jadi atau barang setengah jadi
• Quality Control pada setiap kegiatan pembangunan baik yang
dilakukan oleh pemerintah mapun yang dilaksanakan oleh swasta

Anda mungkin juga menyukai