OLEH :
1. DEA DENADA ANGGIA PASARIBU
2. HARMADI
3. LUTFIYA YOLANDA
4. NIDIA RAHMAWATI
5. SILVIA
6. YUSEF EFRINA
Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah........................................................................... 2
C. Tujuan............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Anak jalanan................................................................. 3
B. Faktor Resiko Untuk Anak Jalanan................................................ 4
C. Populasi Khusus Pada Anak Jalanan.............................................. 5
D. Kejahatan dan Kebencian Pada Anak jalanan................................ 8
E. Askep Anak Jalanan........................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jumlah anak jalanan terus bertambah setiap tahunya. Lembaga
perlindungan anak mencatat pada tahun 2003 terdapat 20.665 anak jalanan
dijawa barat dan 4.626 diantaranya berada dikota madia bandung. Anak
jalanan adalah anak-anak yang menghabiskan sebagian waktunya untuk
bekerja dijalan dikawasan kota. Sedangkan menurut departemen sosial RI,
anka jalanan merupakan anak yang berusia dibawah 18 tahun dan berada
dijalan lebih dari 6 jam sehari dalam 6 hari dalam seminggu. Anak jalanan ini
setiap tahunnya selalu mengalami peningkatan. Peningkatan ini merupakan
salah satu akibat dari krisis moniter pada tahun 1997 di Indonesia. Akibat dari
krisis ini banyak sekali permasalahan yang muncul baik dibidang
perekonomian, sosial, dan kesehatan.
Dalam keadaan seperti ini, sangat lah besar kemungkinan bagi anak
untuk terjerumus kejalanan. Perekonomian yang kacau akibat krisi moneter
menyebabkan terjadi pemutusan hubungan kerja dimana-mana. Hingga pada
akhirnya anak-anak pun sampai dipekerjakan oleh orang tuanya untuk
memenuhi kebutuhan hidup keluarga. Pada akhirnya mereka menjadi
penghuni tetap jalanan yang menghabiskan waktunya untuk bekerja dan
menggantungkan hidup dijalanan sehingga mereka menjadi anak jalanan.
Data dari pusdatin kementian sosial RI 2008 diketahui populasi anak
jalanan diseluruh nusantara 232. 000 orang dan 12.000 diantanya berada
diwilayah jabotabek serta 8.000 ada di Jakarta. Begitu pula disemarang yang
merupakan ibu kota diprovinsi jawa tengah jumlah anak jalanan pun semakin
tahun mengalami peningkatan. Dari data pada tahun 2005 terdapat 335 anak .
1
B. Rumusan masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien kelompok khusus anak jalanan?
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui tentang bagaimana asuhan keperawatan pada pasien
kelompok khusus jalanan.
2. Tujuan Khusus
a. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang pengertian anak jalanan
b. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang factor resiko untuk anak
jalanan
c. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang populasi khusu pada anak
jalanan
d. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang kejahatan dan kebencian
pada anak jalanan
e. Mahasiswa mampu menjelaskan tentang asuhan keperawatan pada
anak jalanan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
B. FAKTOR RESIKO UNTUK ANAK JALANAN
Faktor penyebab anak jalanan
1. faktor inernal
Faktor internal yang menyebabkan terjadinya anak jalanan diantaranya
adalah:
a. Sifat malas dan tidak mau bekerja
b. Adanya cacat-cacat yang bersifat biologis-psikologis. Cacat keturunan
yang bersifat bilogis yaitu kurang berfungsinya organ tubuh untuk
memproduksi atau organ genital yang menimpa sesorang. Cacat
psikologis adalah kurang berfungsinya mental dan tingkah laku
seseorang untuk bersosialisasi di masyarakat.
c. Tidak ada kegemaran, tidak memiliki hobi yang sehat seseorang anak
yang tidak memiliki hobbi yang sehat atau kegemaran yang positif
untuk megisi waktu luangnya maka dengan mudah melakukan
tindakan negatif.
d. Ketidakmampuan penyesuaian diri terhadap perubahan lingkugan yang
baik dan kreatif ketidak mampuan penyesuaian diri atau adaptasi
terhadap perubahan lingkungan yang baik dan kratif menimbulkan
tindakan moral atau tindakan yang mengarah pada peruabahan yang
negatif.
e. Impian kebebasan berbgai masalah yang dihadapi anak didalam
keluarga dapat menimbulkan pemberontakan didalam dirinya dan
berusaha mencari jalan keluar. Seorang anak merasa bosan dan tersiksa
dirumah karena setiap hari menyiksa kedua orang tuanya bertengkar
dan tidak memperhatikan mereka, pada akhirnya dia memilih
kejalanan karena ia merasa memiliki kebebasan dan memiliki banyak
kawan yang bisa menampung keluh kesahnya.
f. Ingin memiliki uang sendiri berbeda dengan faktor dorongan dari
orang tua, uang yang didapatkan anak biasanya digunakan untuk
keperluan sendiri. Meskipun anak memberikan sebagain uangnya
kepad orang tua mereka, ini lebih bersifat suka rela dan tidak memiliki
4
dampak buruk terhadap anak apabila tidak memberi sbagian uangnya
ke orang tua atau keluarganya
2. Faktor eksternal
Fakor eksternal yang menyebabkan terjadinya anak jalan diantaranya
adalah:
a. Dorongan keluarga, keluarga dalam hal ini biasanya adlah ibu atau
kakak mereka, adalah pihak yang turut adil mendorong anak pergi
kejalanan. Biasanya dorongan dari keluarga dnegan cara mengajak
anak pergi kejalanan untuk membantu pekerjaan orang tuanya
(biasanya membantu mengemis) dan menyuruh anak untuk
melakukan kegiatan –kegiatan dijalanan yang menghasilkan uang.
b. Pengaruh teman pengaruh teman menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan anak pergi kejalanan. Pengaruh teman menunjukan
dampak besar anak pergi kejalanan, terlebih bila dorongan pergi
kejalanan mendapatkan dukungan dari orang tua atau kelurga.
c. Kekerasan dalam keluarga tindakan kekerasan yang dilakkan oleh
anggota keluarga terhadap anak menjadi salah satu faktor yang
mendorong anak lari dari rumah dan pergi kejalanan.
5
2. Kelompok children on the street yatu mereka melakukan aktivitas ekonoi
dijalanan dari pagi hingga sore hari. Dorongan ke jalan disebabkan oleh
keharusan membantu orang tua atau untuk pemenuhan kebutuhan sendiri.
3. Kelomok childreen of the street yaitu mereka telah terputus dengan
keluarga bahkan tidak lagi mengetahui keberadaan keluarganya. Hidup
dijalanan selama 24 jam, menggunakan fasilitas mobilitas yang ada di
jalanan secara garis.
6
b. sering kali diikuti dengan delusi: Mengembangkan pemikiran/ ide yang
tidak rasional ( keyakinan yang salah ) dan halusinasi.
c. halusinasi: mengalami fenomena seperti melihat atau mendengar
sesuatu yang sebenarnya tidak ada (persepsi yang muncul tanpa ada
rangsang panca indra)
d. memiliki teman imajiner
e. unpredictable: tertawa, grimaces, menangis, meraung-raung, marah
secara berlebihan (menyerang seseorang atau objk tertentu) kemudian
mendadak diam.
f. Bluntes effect: Menurunnya reaksi emosi
g. Alogia: Menurunnya percakapan, miskin kata-kata
h. Anhedonia: Berkurangnya kemampuan menikmati kesenangan
i. social and occupational dysfunction: Menurunnya motivasi untuk
bersosialisasi
j. bertingkah laku aneh: Sangat kekanak-kanakan, kotor, acak-acakan
k. diam seperti patung: ibarat seseorang yang berada dalam sikap tubuh
yang kaku dan menolak untuk digerakkan, atau bahkan melakukan
gerakan yang tidak bermanfaat.
1. ada asumsi bahwa ( mungkin ) ada hubugan antara ide-ide paranoid
dan kekerasan, bahwa korban kekerasan serangan seringkali orang-
orang yang digambarkan dalam delusi para penderita skizofrenia
ini.
2. diduga ibunya menjadi objek delusi pelaku yang berakibat
timbulnya pelaku kejahatan →→ kebencian , dendam terhadap ibu,
pengalaman masa kecil .
3. Jika tidak membunu ibunya, tersangka akan mebunuh seseorang
sebagai pengalihan sasarn kearaha terhadap ibu (yang tidak
dibenarkan dala norma sosial) kepada pihak (objek) lain yang
dianggap lebih layak dijadikan sasaran kemarahan → Dispalcement.
Tindak pidana yang dilakukan setidak-tidaknya atau sebagian
dengan motivasi adanya afiliasi korban (Gestenfeld, 2004). CIA juga
7
merumuskan definisi kejahatan kebencian sebagai ancaman penggunaan
kekerasan untuk tujuan tujuan politik yang dilakukan oleh individu-
individu atau kelompok-kelompok,dengan tidak memperhitungkan apakah
bertindak untuk, atau berdasarkan pertimbangan otoritas pemerintahan
yang sah, apabila tindakan tersebut dimaksudkan untuk membuat takut
atau menakut-nakuti kelompok sasaran yang lebih luas dari korban
langsungnya. Kelompok afiliasi tersebut dapar berupa kelompok ras,
agama, etnis, gender, ketidakmampuan, dan sebagainya.
8
b) Resiko peningkatan angka korban cidera akibat kecelakaan pada
anak jalanan b/d Minimnya penggunaan alat pelindung diri pada
anak jalanan
3. Intervensi, Implementasi, dan Evaluasi
a) ND : Defisit pengetahuan tetang masalah gangguan pernafasan pada
anak jalanan b/d kurangnya Alat pelindung Diri ketika mengamen di
jalan sehingga sering terpapar debu
Tujuan: Setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x
pertemuan diharapkan anak-anak jalanan bisa lebih tau tentang
masalah gangguan pernafasan
KH: Anak- anak jalanan mau memakai alat pelindung diri seperti
masker
Intervensi : Praktek maandiri keperawatan
Implementasi: Pendidikan kesehatan tentang gangguan system
pernafasan
1) pengertian gangguan pernafasan
2) penyebab gangguan pernafasan
3) pencegahan gangguan pernafasan
4) penatalaksanaan gangguan pernafasan
Evaluasi :
9
b) ND : Resiko peningkatan angka korban cidera akibat kecelakaan
pada anak jalanan b/d Minimnya penggunaan alat pelindung diri pada
anak jalanan
Tujuan : setelah dilakukan asuhan keperawatan selama 1x
pertemun diharapkan terjadi penurunan angka korban cedera akibat
kecelakaan pada anak jalanan
Intervensi : praktek mandiri keperawatan
Implementasi: pendidikan kesehatan k3 (keamanan dan kesehatan
kerja)
1) pengertian k3
2) jenis k3
3) penatalaksanaan k3
Evaluasi :
S = setelah dilakukan intervensi anak-anak jalanan merasa senang dan
lebih mengerti
O = anak-anak jalanan mulai mengerti mengenai keamanan dan
keselamatan kerja
A= analisis beelum dapat ditarik kesimpulan karena ini merupakan
intervensi yang pertama kalinya
P= perlu dilakukan intervensi lanjut dan pemantauan berkala dari
petugas kesehatan maupun mahasiswa/kader kesehatan.
10
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Anak jalanan adalah anak yang melewatkan atau memanfaatkan
sebagian besar waktunya untuk melewatkan kegiatan hidup sehari-hari di
jalanan. Selain itu juga ada yang masih besekolah dan ada yang tidak
bersekolah serta ada yang masih berhubungan dengan keluarga dan ada yang
sudah lepas dari keluarga .
B. Saran
Demikianlah makalah ini kami buat, kami menyadari dalam
pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan dan kekurangan.
Maka dari itu kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari
para pembaca untuk penulisan-penulisan yang lebih baik ke depannya.
11
DAFTAR PUSTAKA
12