Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PRAKTIKUM

DIETETIK PENYAKIT TIDAK MENULAR


(OBESITAS ANAK)

NUR MADINAH
PO.76.3.04.18.1.030

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES MAMUJU
JURUSAN GIZI
2020

i
DAFTAR ISI

Halaman
Halaman Judul.......................................................................................... i
Daftar Isi.................................................................................................... ii
Daftar Tabel.............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Gambaran Umum Penyakit........................................................... 1
B. Data Dasar Pasien........................................................................ 1
1. Identitas Pasien....................................................................... 1
2. Data subjektif........................................................................... 2
3. Data Objektif............................................................................ 3
BAB II PENENTUAN MASALAH GIZI DAN PROBLEM CLUE
A. Diagnosa Gizi................................................................................ 5
1. Domain Intake.......................................................................... 5
2. Domain Clinik........................................................................... 5
3. Domain Behavior..................................................................... 6
B. Diagnosa Medis............................................................................. 6
BAB III RENCANA TERAPI GIZI
A. Rencana Asuhan Gizi.................................................................... 7
1. Terapi Diet............................................................................... 7
2. Terapi Edukasi......................................................................... 8
B. Implementasi Asuhan Gizi............................................................. 9
1. Diet Pasien.............................................................................. 9
2. Distribusi Makanan Sehari....................................................... 9
BAB IV TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan tentang Penyakit Jantung................................................ 11
B. Tinjauan tentang Hipertensi........................................................... 14
C. Tinjauan tentang Diet.................................................................... 16
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................... 19
B. Saran............................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA

ii
DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Asupan Zat Gizi Sebelum Intervensi........................................... 4

Tabel 2. Diagnosa Gizi Berdasarkan Domain Intake................................. 5

Tabel 3. Diagnosa Gizi Berdasarkan Domain Clinik.................................. 5

Tabel 4. Diagnosa Gizi Berdasarkan Domain Behavior............................. 6

Tabel 5. Perencanaan Menu Sehari.......................................................... 9

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Gambaran Kasus
An.T perempuan kelas 2 SD usia 8 tahun adalah anak pertama dari
pasangan Tn.A dan Ny.B pasangan ini sukses berwirausaha di bidang
kuliner di kota x. dua hari ini An. T tidak masuk sekolah karena sakit. Ia
mengeluh sesak napas, cepat lelah, dan lemas. An.T dibawa orang tuanya
berobat ke dokter. Setelah dilakukan pemeriksaan, tidak ditemukan penyakit
atau gangguan fungsional organ lainnya. Keluhan yang muncul diduga
berkaitan dengan kelebihan berat badan yang dialami An,T. berat badan
saat ini 42 kg, dan tinggi badan 126 cm. lalu dokter menganjurkan agar An.T
menurunkan berat badannya dan merujuknya kepada ahli gizi.
Hasil ananmnesa gizi diperoleh daya asupan energy sehari 2440 kkal
dan asupan protein 60,2 gram. Kebiasaan makan An,T 3 kali sehari, dengan
makanan selingan 3-4 kali. Kebiasaan makan AN,T 3 kali sehari, dengan
makanan selingan 3-4 kali. Dari usia balita An.T sudah mengalami
kegemukan, dan saat ini tampak tubuhnya semakin gemuk. Makanan
kesukaannya yang digoreng, goreng crispy dan makanan manis.setiap
pulang sekolah selalu minum air sirup atau minuman ringan yang manis
lainnya. Makanan selingan yang disukai roti coklat, donat, brownies, atau
mie goreng. Ia jarang main di luar rumah. Pemberian makan An.T sehari-hari
dilakukan oleh pengasuhnya karena kedua orang tuanya sibuk mengelola
bisnis kuliner.
B. Data Dasar Pasien
1. Identitas Pasien
Nama anak :T
Umur : 8 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : kelas 2 SD

1
2. Data Subjektif
a. Keluhan utama
Sesak nafas, cepat lelah dan lemas
b. Riwayat penyakit sekarang
-
c. Riwayat penyakit dahulu
-
d. Kebiasaan makan
a) Riwayat gizi sekarang
Dengan hasil Recall 24 jam :
Energi 2440 kkal (143%)
Protein 60,2 gram (114%)

b) Riwayat gizi Dahulu

- Mempunyai kebiasaan makan 3 kali sehari dengan


selingan 3-4 kali sehari
- Makanan kesukaannya digoreng-goreng seperti crispy
dan makanan manis
- setiap pulang sekolah selalu minum air sirup atau
minuman ringan yang manis lainnya
- Makanan selingan yang disukai yaitu roti coklat, donat,
brownies, dan mie goreng
e. Riwayat personal
An.T perempuan kelas 2 SD usia 8 tahun adalah anak pertama dari
pasangan Tn.A dan Ny.B pasangan ini sukses berwirausaha di
bidang kuliner di kota x.
3. Data Objektif
a. Antropometri
U : 8 tahun
TB : 126 cm = 1,26 m
BB : 42 kg
BBI : 25 kg (menggunakan CDC)

2
BB Aktual
Status Gizi = x 100 %
BB Ideal

42
¿ x 100 %
25

= 168 % (obesitas sedang)

b. Pemeriksaan laboratorium
-
c. Pemeriksaan fisik klinis
- Sesak nafas
- Cepat lelah
- lemas
d. Riwayat Makan
Tabel 1. Konsumsi Pasien Sebelum Intervensi

E P L KH

Σkonsumsi 2440 60,2

Kebutuhan 1403,92 52,63 39 210,59

%Konsumsi 143 % 114 %

Kategori Konsumsi Lebih Lebih

3
BAB II
PENENTUAN MASALAH GIZI DAN PROBLEM CLUE

A. Diagnosa Gizi
1. Domain Intake
Tabel 2. Diagnosa Gizi Berdasarkan Domain Intake

Problem Etiologi Sign


Kelebihan intake Konsumsi Dengan hasil Recall 24 jam :
makanan dan makanan yang Energi 2440 kkal (143%)
minuman oral mengandung Protein 60,2 gram (114%)
energy tinggi

(NI-2.1)
Kekurangan intake makanan dan minuman oral berkaitan dengan
Konsumsi makanan yang mengandung energy tinggi
Ditandai dengan Asupan Energi 2440 kkal (143%))
Protein 60,2 gram (114%)%

2. Domain Clinik
Tabel 3. Diagnosa Gizi Berdasarkan Domain Clinik

Problem Etiologi Sign


Berat badan lebih Kelebihan asupan Status gizi 168% (obesitas
energi sedang)

(NC-3.3)
Berat badan lebih berkaitan dengan Kelebihan asupan energi
ditandai dengan Status gizi 168% (obesitas sedang)

3. Domain Behavior

4
Tabel 4. Diagnosa Gizi Berdasarkan Domain Behavior

Problem Etiologi Sign


Ketidaksesuaian Kurangnya Kebiasaan makan makanan
dalam pemilihan perhatian dari berminyak, menyukai
bahan makanan orangtua serta makanan manis untuk
pengawasan dalam selingan, kurangnya
pola asuhannya mengkonsumsi sayur dan
buah, makanan tidak
bervariasi dan pola makan
yang salah
(NB-1.7)
Ketidaksesuaian dalam pemilihan bahan makanan berkaitan dengan
Kurangnya perhatian dari orangtua serta pengawasan dalam pola
asuhannya ditandai dengan Kebiasaan makan makanan berminyak,
menyukai makanan manis untuk selingan, kurangnya mengkonsumsi
sayur dan buah, makanan tidak bervariasi dan pola makan yang salah

B. Diagnosa Medis
Tidak ditemukan penyakit atau gangguan fungsional organ lainnya

5
BAB III

RENCANA TERAPI GIZI

A. Rencana Asuhan Gizi


1. Terapi Diet
a. Jenis diet
Diet energi rendah

b. Tujuan diet
Menurunkan BB sampai BB sesuai BB Aktual, penyeimbangan pola
makan dan pemilihan makanan

c. Syarat diet
1) Energi diberikan dengan menghitung kebutuhan normal
dikurangi 300 kkal/hari yaitu 1403,92 kkal
2) Pasien diberikan 15% dari kebutuhan energi yaitu 52,65 gram
3) Lemak diberikan 25 % dari kebutuhan energi yaitu 39 gram
4) Karbohidrat diberikan 60% dari kebutuhan energi yaitu 276,25
gram
5) Frekuensi makanan utama 3 kali dengan selingan 2 kali sehari
6) Serat diberikan 13 g/hari

d. Perhitungan kebutuhan Energi dan Zat Gizi


1) Kebutuhan Energi
REE = 22,5 x BB + 499
= 22,5 x 42 + 499
= 1444 kkal
TEE = REE x AF
= 1444 x 1,18
= 1703,92 kkal
E = 1703,92 – 300 kkal/hari
= 1403,92 kkal

6
2) Kebutuhan Protein
P = 15% x 1403,92
= 210,59 kkal / 4
= 52,65 gram

3) Kebutuhan Lemak

L = 25% x 1403,92

= 350,98 kkal/ 9

= 39 gram

4) Kebutuhan Karbohidrat
KH = 60% x 1403,92
= 842,35 kkal/4
= 210,59 gram

2. Terapi Edukasi
a. Materi
Diet energi rendah

b. Tujuan
1) Memberikan pengetahuan dan pemahaman tentang obesitas dan
dampak buruk dari obesitas
2) Memperbaiki pola makan dan kebiasaan makan yang salah.
3) Memberikan contoh bahan makanan dan menu gizi seimbang
yang dianjurkan dan yang tidak dianjurkan.

c. Sasaran : Pasien dan keluarganya


d. Waktu : 30-40 Menit
e. Tempat : Ruang Perawatan PAsien
f. Metode : diskusi
g. Alat bantu : leaflet dan lembar balik

7
h. Materi :
1) Pemahaman dasar mengenai pola makan dan kebiasaan makan
yang baik.
2) Penjelasan tentang obesitas anak
3) Penjelasan mengenai makanan dan menu gizi seimbang yang
dianjurkan dan yang tidak dianjurkan.

B. Implementasi Asuhan Gizi


1. Diet pasien
Diet yang diberikan untuk pasien adalah diit energi rendah. Hal ini
dikarenakan pasien memiliki kelebihan berat badan. Kebutuhan energi
sebesar 1403,92 kkal/hari, protein sebesar 52,63 gram/hr, lemak
sebesar 39 gram /hr, dan karbohidrat sebesar 210,59 gram /hr. Tujuan
pemberian ini adalah untuk mengontrol asupan energy atau
menurunkan berat badan pada pasien dengan kelebihan berat badan
atau obesitas.

2. Distribusi Makanan Sehari


Tabel 5. Perencanaan menu Sehari
Bahan BB E P L KH
waktu menu
makanan g kcal g g g
pagi nasi nasi putih 100 130 2,4 0,2 28,6
tumis
ikan teri ikan teri 30 30,3 4,4 1,3 0
pepes
tahu tahu 110 83,6 8,9 5,3 2,1
tumis
kangkung kangkung 100 53,1 0,9 5,1 1,5
buah
apel apel 85 50,2 0,2 0,3 13
buah
selinga semangk
n a semangka 180 57,6 1,1 0,7 13,0
siang nasi nasi putih 100 130 2,4 0,2 28,6
semur
daging daging sapi 35 77,4 3,9 5,7 5,4
tempe tempe 50 99,5 9,5 3,8 8,5
goreng minyak 10 86,2 0 10 0
kelapa

8
sawit
sayur
bayam bayam 100 12 1,5 0,2 21,6
buah
jeruk jeruk manis 50 23,5 0,4 0,1 5,9
selinga buah
n pepaya pepaya 220 85,7 1,3 0,2 21,6
malam nasi nasi putih 100 130 2,4 0,2 28,6
daging
ayam daging
kecap ayam 40 114 10,8 7,6 0
tempe
bacem tempe 50 99,5 9,5 3,8 8,5
  gula aren 10 36,9 0,1 0 9,4
sayur sup wortel 50 18 0,5 0,3 4
  kentang 50 46,5 1 0,1 10.8
buah
pisang pisang susu 50 46,0 0,5 0,3 11,7
  total 1321,2 57,6 43,1 197,59
1403,9
  kebutuhan 2 52,63 39 210,59
109,40 110 93,97
  % kebutuhan 94,11% % % %

Menu tersebut diatas mengandung Energi = 2120 Kkal (90%),


Protein = 40.6 g (94%), Lemak = 72.5 g (110%), Karbohidrat = 370 g
(93%).

9
BAB IV
TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan tentang Penyakit Jantung


1. Defenisi
Secara umum, obesitas pada anak diartikan sebagai suatu keadaan
kelebihan berat badan pada anak yang terjadi karena interaksi faktor
lingkungan (eksternal) dan faktor genetik (internal), dimana terjadi apabila
asupan energi melebihi dari yang dibutuhkan, sehingga masa jaringan
adiposa meningkat. Seperti halnya obesitas dewasa, pada obesitas anak
terdapat juga istilah overweight dan obesitas.
Definisi overweight pada anak adalah kelebihan berat badan lebih
dari 110 -120% berat badan standar. Sedangkan obesitas anak merupakan
penimbunan lemak yang berlebihan di dalam tubuh, dan jika berat badan
lebih dari 120% dari berat badan standar. Akumulasi kelebihan lemak tubuh
pada anak obesitas dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas
(Hangen, JP. 2005).
2. Etiologi obesitas pada anak
Secara umum obesitas pada anak disebabkan kelebihan asupan
makanan dan minuman yang mengandung kalori tinggi, kurang aktivitas
fisik, dan terdapat faktor genetik. Berat badan seseorang diatur melalui
berbagai mekanisme fisiologis dengan menjaga keseimbangan antara
asupan energi dan pengeluaran energi. Faktor genetik memiliki dampak
yang signifikan terhadap predisposisi individu, namun faktor perilaku dan
lingkungan lainnya berperan juga dalam terjadinya obesitas pada anak.
Berikut ini penjelasan penyebab obesitas pada anak menurut
Obesity Action Coalition (2017). Penyebabnya bersifat multifaktorial,
beberapa faktor berkontribusi terhadap terjadinya obesitas pada anak
meliputi lingkungan, kurangnya aktivitas fisik, hereditas keluarga, pola
makan, dan status sosioekonomi. Mari kita bahas bersama secara rinci
penyebab obesitas pada anak.
10
a. Faktor lingkungan
berperan utama dalam membentuk kebiasaan dan persepsi anak-dan
remaja. Pengaruh iklan televisi yang mempromosikan makanan dan
kebiasaan makan yang tidak sehat memberi kontribusi besar. Selain
itu, anak-anak dikelilingi oleh pengaruh lingkungan yang dapat
menurunkan aktivitas fisik. Saat ini, anak-anak dan remaja lebih
memilih konsumsi makanan di luar rumah seperti di restoran atau
kafetaria. Saat makan di luar mereka cenderung makan lebih banyak
karena ukuran porsi yang lebih besar dibandingkan saat mereka makan
di rumah..

b. Faktor lingkungan
Anak-anak saat ini menunjukkan penurunan aktivitas fisik secara
keseluruhan. Meningkatnya penggunaan komputer, meningkatnya
waktu menonton televisi dan menurunnya pendidikan jasmani di
sekolah, secara keseluruhan menyebabkan anak-anak menjalani gaya
hidup yang lebih santai
c. Hereditas/genetic
Faktor genetik berperan dalam terjadinya obesitas. Anak-anak yang
orang tuanya mengalami obesitas, lebih berisiko mengalami obesitas
juga. Kontribusi faktor genetik antara 5 sampai 25 % terhadap risiko
obesitas. Perilaku belajar dari orang tua merupakan kontributor
utama. Orangtua, terutama mereka yang anak-anaknya berisiko
mengalami obesitas di usia muda, harus mempromosikan pilihan
makanan dan gaya hidup sehat di awal perkembangannya.
d. Pola makan
Pola makan masyarakat saat ini telah berubah secara signifikan.
Asupan energi yang dikonsumsi per hari meningkat drastis.
Selanjutnya, peningkatan asupan energi akan menurunkan asupan zat
gizi lain yang dibutuhkan untuk diet sehat. Porsi makanan berperan

11
juga dalam pola makan yang tidak sehat. Porsi "ukuran besar" dan
buffet "all you can eat" membuat trend makan berlebihan. Pola makan
kurang sehat ini dikombinasikan dengan aktivitas fisik anak yang
kurang, maka anak-anak lebih banyak mengonsumsi sumber energi
dan membakar kalori lebih sedikit.
e. Sosio ekonomi
Anak yang berasal dari keluarga dengan pendapatan rendah berisiko
lebih besar mengalami obesitas. Hal ini terkait beberapa faktor yang
mempengaruhi perilaku dan aktivitas. Anak-anak kelompok ini tidak
selalu dapat mengikuti kegiatan ekstrakurikuler, sehingga
mengakibatkan menurunnya aktivitas fisik. Selain itu, ditambah dengan
asupan makanan yang mengandung tinggi energi, lemak dan gula.
Tingkat pendidikan orang tua berkontribusi juga pada status
sosioekonomi yang berkaitan dengan obesitas. Orang tua dengan
pendidikan rendah cenderung tidak terpapar informasi yang tepat
tentang gizi dan pilihan makanan yang sehat. Hal ini mempengaruhi
pemberian makan kepada anak-anak mereka.

3. Patofisiologi obesitas pada anak


C. Obesitas pada anak terkait dengan mekanisme fisiologis tubuh dalam
mempertahankan keseimbangan asupan energi dan pengeluaran energi.
Faktor genetik berdampak signifikan sebagai predisposisi terjadinya obesitas
pada anak. Tetapi faktor lain seperti perilaku dan lingkungan berperan juga
dalam terjadinya obesitas pada anak.
D. Pengaturan kesimbangan energi dipengaruhi mekanisme fisiologis mencakup
pengendalian rasa lapar dan kenyang, pengeluaran energi dan regulasi
sekresi hormon. Proses pengaturan penyimpanan energi dipengaruhi oleh
hipotalamus dengan mengirim sinyal seperti rasa lapar sehingga
menurunkan pengeluaran energi atau sinyal yang meningkatkan
pengeluaran energi. Sinyal-sinyal ini menstimulasi sekresi hormon
kolesistokinin, ghrelin, leptin dan insulin, yang berperan dalam
keseimbangan energi.
E. Pada kondisi asupan energi melebihi kebutuhan energi, maka terjadi
peningkatan jaringan adiposa yang disertai dengan meningkatnya hormon
leptin dalam darah. Leptin akan stimulasi hipotalamus agar terjadi
12
penurunan nafsu makan. Hal yang sebaliknya terjadi juga, bila asupan energi
tidak melebihi kebutuhan energi, maka jaringan adiposa akan berkurang, dan
stimulasi hipotalamus untuk meningkatkan nafsu makan. Masalah yang
terjadi adalah sebagian besar anak-anak obesitas mengalami resistensi
leptin, sehingga meningkatnya hormon leptin dalam sirkulasi darah tidak
mengakibatkan penurunan nafsu makan, maka asupan makanan menjadi
berlebih. Selain itu rendahnya aktivitas fisik pada anak-anak obesitas
mengakibatkan rendahnya pengeluaran energi, sehingga makin
bertambahnya berat badan anak.
B. Tinjauan Tentang Diet
1. Gambaran Umum Diet
Diet ini diberikan untuk mengontrol asupan energy atau
menurunkan berat badan pada pasien dengan kelebihan berat badan
atau obesitas. Diet ini merupakan modifikasi diet biasa dengan
mengurangi energy di bawah kebutuhan, asupan protein, vitamin dan
mineral dipertahankan sesuai kebutuhan, lemak dan gula dibatasi,
diganti dengan makanan yang mengandung energy rendah yang
mengandung nilai gizi lain yang setara.
Tetapi penurunan berat badan sebaiknya menggunakan
program yang dapat diterapkan termasuk pengaturan makan,
aktivitas fisik, dan terapi perubahan perilaku. Kombinasi terapi ini
lebih berhasil dari pada menggunakan hanya satu jenis intervensi
saja.
Penurunan berat badan pada obesitas dapat menurunkan risiko
terjadinya beberapa penyakit kronis. Terdapat bukti yang kuat bahwa
penurunan berat badan pada penderita obesitas atau overweight
dapat mengurangi terjadinya hipertensi, hiperlipidemia dan DM tipe 2.
Obesitas juga merupakan faktor risiko terjadinya perlemakan hati
yang dapat mengakibatkan kerusakan hati termasuk cryptogenic
cirrbosis, steathepatitis, dan karsinoma hepatoseluar.

13
2. Pengkajian Gizi
 Antropometri:
klasifikasi overweight dan obesitas biasanya menggunakan Indeks
Massa Tubuh (IMT) atau lingkar pinggang. Disamping itu juga dapat
dipergunakan untuk memperkirakan faktor risiko dan intervensi
yang diperlukan.
 Riwayat makanan dan gizi
a. Riwayat kenaikan BB, BB tertinggi/terendah, faktor yang
memicu makan berlebihan.
b. Asupan makanan dan minuman, mencakup : pola makan utama
dan makanan selingan, asupan cairan atau minuman, jenis dan
jumlah makanan, suplemen vitamin dan mineral.
c. Riwayat diet, mencakup : diet yang dijalani saat ini, riwayat
edukasi atau konseling gizi, pilihan jenis diet sebelumnya.
d. Lingkungan makan, mencakup : tempat makan, suasana makan,
persiapan makanan.
e. Obat-obatan yang dikonsumsi dan herbal, mencakup: obat
diuretik, laksatif, minyak ikan, suplemen vitamin D, suplemen
serat, suplemen herbal
f. Pengetahuan gizi dan makanan, mencakup : tingkat pemahaman
makanan dan gizi yang dianjurkan.
g. Kepercayaan dan sikap, mencakup : peraturan terkaitan makanan
di keluarga (reward dan punishment), persepsi body image, emosi,
makanan kesukaan, kesiapan untuk berubah terkait diet, motivasi,
dan sebagainya.
h. Pantangan makanan, mencakup : makanan yang dihindari atau
dibatasi.
i. Aktivitas fisik, mencakup : jenis, frekuensi, durasi dan intensitas
melakukan aktivitas fisik.
 Data antropometri

14
Setelah selesai melakukan asesmen data riwayat gizi, berikutnya
adalah data antropometri. Parameter yang paling sering dan mudah
dilakukan untuk data antropometri ini yaitu berat badan, tinggi badan,
IMT menurut umur, perubahan berat badan, perubahan tinggi badan,
perubahan IMT menurut umur.
 Data biokimia
Setelah mengkaji data antropometri, kita dapat mengkaji data biokimia
yaitu data yang bersumber dari hasil pemeriksaan laboratorium terkait
kondisi medis kasus, seperti: pemeriksaan gula darah dan profil lipid.
 Data pemeriksaan fisik klinis terkait gizi
Data fisik klinis terkait gizi yang dibutuhkan adalah penampilan fisik
kasus secara keseluruhan. Bahasa tubuh seperti lemah dan lelah. Hasil
pemeriksaan seperti tekanan darah, fungsi paru-paru, perubahan
ukuran baju anak terkait perubahan berat badan, dan sebagainya yang
terkait dengan kondisi medis jika terdapat penyakit dan hasil
pemeriksaan fisik-klinis.

3. Bahan yang Dianjurkan


 Sumber Karbohidrat: beras ditim atau disaring, roti, mie,
kentang, makaroni, biscuit, tepung beras/terigu/sagu, gula
pasir, gula merah, madu, sirup.
 Sumber Protein Hewani: daging sapi, ayam dengan lemak
rendah, ikan, telur, susu rendah lemak dalam jumlah yang telah
ditentukan.
 Sumber Protein Nabati: kacang-kacangan kering, seperti
kacang kedelai dan hasil olahannya, misalnya tahu dan tempe.
 Sayuran: sayuran yang tidak menimbulkan gas, seperti bayam,
kangkung, buncis, kacang panjang, labu siam, wortel, tomat,
dan tauge.
 Buah-buahan: semua buah-buahan segar.

15
 6)Lemak: minyak jagung, minyak kedelai, margarine, mentega
dalam jumlah terbatas dan tidak untuk menggoreng tetapi untuk
menumis, kelapa atau santan encer dalam jumlah terbatas.
 Minuman: teh encer, coklat, sirop.
 Bumbu: semua bumbu selain bumbu tajam dalam jumlah
terbatas.

4. Bahan yang tidak Dianjurkan


 Sumber Karbohidrat: makanan yang mengandung gas atau
alkohol, seperti ubi, singkong, tape singkong dan tape ketan.
 Sumber Protein Hewani: daging sapidan ayam berlemak, gajih,
sosis, ham, hati, limpa, babat, otak, kepiting dan kerang, keju,
dan susu penuh.
 Sumber Protein Nabati: kacang-kacangan kering yang
mengandung lemak cukup tinggi seperti kacang tanah, kacang
mete, kacang bogor.
 Sayuran: semua sayuran mengandung gas, seperti kol,
kembang kol, lobak, sawi, dan nangka muda.
 Buah-buahan: buah-buahan segar yang mengandung gas atau
alkohol seperti durian dan nangka matang.
 Lemak: minyak kelapa dan minyak kelapa sawit, santan kental.
 Minuman: the/kopi kental, minuman yang mengandung soda
dan alkohol.
 Bumbu: Lombok, cabe rawit, dan bumbu-bumbu lain yang
tajam.

16
BAB V

PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari studi kasus ini dapat ditarik kesimpulan bahwa:
1. Pasien diagnosa Angina pectoris, gastritis ringan & hiperlipidemia
2. Status Gizi pasien Overweight berdasarkan perhitungan IMT
3. Asupan energi perhari adalah : Energi = 2120 Kkal (90%), Protein = 40.6
g (94%), Lemak = 72.5 g (110%), Karbohidrat = 370 g (93%).
4. Diagnosa gizi pasien yaitu (NI – 2.1), (NC – 3.3), (NC – 2.2), dan (NB –
1.5).
5. Jenis diet yang diberikan adalah Diet Jantung II Garam Rendah
6. Kebutuhan energi sebesar 2361,3 kkal/hari, protein sebesar 43,2 gram/hr,
lemak sebesar 65,6 gram /hr, dan karbohidrat sebesar 399,7 gram /hr.

B. Saran
1. Keluarga pasien harus memberikan motivasi dan dukungan pada pasien
untuk melakukan diet yang diberikan dengan baik untuk mempercepat
proses kesembuhan pasien dan memperbaiki keseimbangan asupan
makanan pasien ketika telah dirumah.
2. Keluarga pasien seharusnya berkonsultasi langsung dengan ahli gizi
sehubungan dengan diet yang harus dijalani pasien.

17
18
DAFTAR PUSTAKA

Inayati, Rosidah. 2016. Penatalaksanaan Diet Penyakit Jantung (dalam Ilmu Gizi
Teori dan Aplikasi, Editor, Hardinsyah dan I Dewa Nyoman Supariasa).
Jakarta : EGC.

Kementerian Kes. RI. Dirjen. Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. 2014.
Pedoman Proses Asuhan Gizi Terstandar (PAGT). Jakarta : Kementerian
Kesehatan.

Mahan, K.L and Raymond JL. Krause’s. 2017. Food and The Nutrition Care
Process. Ed. 14th. Missouri : Elsevier.

Price, S A. Lorraine M.Wilson. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-proses


Penyakit. Jakarta: EGC.

Wade, C. 2016. Mengatasi Hipertensi. Bandung : Nuansa Cendana.

Wahyuningsih, R. 2013. Penatalaksanaan Diet Pada Pasien. Yogyakarta : Graha


Ilmu.

19

Anda mungkin juga menyukai