Anda di halaman 1dari 50

Homeostasis

Dr. Thontowi Djauhari NS,MKes


Fakultas Ilmu Kesehatan
Universitas Muhammadiyah Malang
Homeostasis
 Keadaan homeostasis atau steady state
 homoios (sama), stasis, (menetap)  “tetap sama”
 “keadaan yang bisa berubah, secara relatif konstan”
 Walter B. Cannon
 bukan sesuatu yang tidak pernah berubah,
 tidak selalu sama sepanjang waktu.
 Sel: untuk survive dalam kondisi sehat
 seluruh aspek lingkungan harus relatif konstan:
komposisi kimia, tekanan osmosis, [H+], suhu, dsb.
 perubahan kecil  fungsi sel tidak optimal
 perubahan besar  sel dan tubuh mati
Lingkungan kehidupan sel
 Tidak sama dengan lingkungan kehidupan tubuh.
 tubuh di dalam atmosfir; udara luar = lingkungan luar
 sel di dalam cairan interstitium = lingkungan dalam
 Cairan ekstrasel (di luar sel) berada di
 intersel/interstisium, mengisi ruangan di antara sel
 plasma, mengalir di pembuluh darah.
 Claude Bernard, Perancis: “milieu interne”
 cairan ekstrasel lingkungan kehidupan sel
 komposisi fisika/kimia harus dipertahankan konstan
 Walter B. Cannon, Amerika
 menamakan kekonstanan relatif ‘lingkungan dalam’
 sebagai homeostasis.
Mempertahankan homeostasis
 Merupakan tema utama Fisiologi.
 melibatkan proses-proses mekanisme homeostasis
 pelaksanaan fungsi semua organ dan sistem tubuh
 Illustrasi mengenai proses homeostasis
 kolam renang, tinggi permukaan 150-155 cm
sebagai bentuk homeostasis air
 kalau terjadi sumbatan pada pipa masuk
volume air berkurang, ketinggian akan < 150 cm.
 mekanisme homeostatis bekerja
sensor otomatis mengaktifkan alat lain
mengurangi aliran pada pipa keluar,
ketinggian air kembali ke tingkat homeostasis
Dasar mekanisme homeostasis
 Perubahan lingkungan internal merangsang sensor
 mengaktifkan respons pengembalian homeostasis.
 membalikkan perubahan ke homeostasis.
 Respons pembentuk mekanisme homeostasis
 disebut sebagai respons adaptif (penyesuaian).
 penyesuaian tubuh dengan perubahan lingkungan
 perubahan tubuh akibat perubahan lingkungan
dan perubahan lingkungan akibat perubahan tubuh.
 Adaptasi: penggabungan organisme - lingkungan
 kalau berhasil: survival yang sehat
 kalau gagal: penyakit atau kematian.
Generalisasi fungsi tubuh
 Kategori umum fungsi tubuh
 fungsi survival (daya bertahan hidup),
 fungsi homeostasis lingkungan dalam,
 aktifitas terus menerus,
 memiliki fungsi-fungsi organ,
 berubah sesuai dengan perjalanan waktu.
 Survival (daya bertahan hidup)
 urusan tubuh yang paling utama,
 mencakup survival tubuh dan survival makhluk
 tergantung pada kemampuan tubuh menjaga atau
mengembalikan homeostatis lingkungan internal.
 Homeostasis tergantung kemampuan
melaksanakan berbagai aktifitas terus-
menerus
 Fungsi utama
 berespons terhadap perubahan lingkungan,
 pertukaran zat antara lingkungan dan sel
 metabolisme makanan, dan
 integrasi aktifitas yang sangat beragam.
 Fungsi-fungsi tubuh pada dasarnya adalah
fungsi sel-selnya.
Kemampuan melaksanakan
fungsi
 Berubah perlahan
 kurang mampu: di 2 ujung kehidupan, bayi/tua.
 kanak-kanak: fungsi lebih efisien/efektif.
 remaja: tingkat efisiensi/keefektifan maksimum.
 menjelang tua: kurang efisien/efektif.
 Perubahan fungsi
 di awal kehidupan  proses perkembangan,
dan pada usia senja  disebut proses penuaan.
 perkembangan  kapasitas makin baik,
proses penuaan  mengurangi kapasitas
Lingkungan dalam
 Cairan antar sel: tempat sel hidup
 lingkungan dalam: millieu interieur
 adalah lingkungan ‘luar’ untuk sel
 disebut cairan interstitium (CI)
 Jarak terjauh sel dan kapiler 50 
 plasma, makanan, dan O2 masuk ke CI
 CI, sisa metabolisme dan CO2 ke kapiler
 CI dan protein masuk ke pembuluh limfe
Cairan : 60% tubuh dewasa
 Ekstrasel 33%, intrasel 67%
 Cairan ekstrasel: di luar sel
 Cairan darah: selalu bergerak cepat
 curah jantung: 70 ml/denyut x 72 denyut/menit
 volume darah: sekitar 5000 ml
 Cairan interstitium:
 di antara sel-sel, ‘millieu interieur’
 sumber kehidupan sel
 Lain: cairan sendi, otak, pleura, dsb.
Cairan ekstrasel dan intrasel
 Cairan ekstrasel, terutama berisi
 ion-ion: Na, Cl, HCO3
 O2, glukosa, asam lemak, asam amino
 CO2 dan produk sisa
 Cairan intrasel, terutama berisi
 ion-ion: K, Mg, PO4
 Transport intraselekstrasel:
 diffusi, transport aktif
 ion: mekanisme khusus
Cairan interstitium
 Cairan interstitium: tempat hidup sel
 O2 dan makanan: CI sel
 CO2 dan sisa metabolisme: sel CI
 pertukaran CI sel: tergantung kadar
 Kadar zat di dalam CI harus tetap!
 homoios + histemi: standing still
 makanan tak boleh kurang
 sisa makanan tak boleh berlebih
Pemeliharaan homeostasis
 Kemampuan sistem untuk
 mengatur lingkungan dalam
 mempertahankan kondisi konstan, stabil
 Fungsi bersama semua organ
 paru-paru
 jantung, pembuluh, darah
 ginjal: [ion] konstan, pembuangan
 pencernaan: makanan
 hormon, syaraf
Sistem-sistem yang terlibat
 Transportasi
 Perolehan sumber nutrien
 Pembuangan sisa metabolisme
 Kontrol oleh syaraf dan hormon
 Reproduksi
Transportasi
 Pergerakan darah di pembuluh
 darah lewat di organ-organ
 rest: 1x, sangat aktif: 6x per menit
 Pergerakan cairan dari kapiler ke sel
 kapiler permiabel untuk zat terlarut
 plasma  interstitium: pertukaran
 interstitium  sel
 jarak kapiler–sel: <50 μm
Sumber nutrien
 Respirasi:
 tebal alveoli-kapiler 0,4-2,0 μm
 O2 berdiffusi dengan mudah
 Pencernaan: penyerapan makanan
 Hati: metabolisme
 Muskuloskeleton: mencari makanan
Pembuangan sisa metabolik
 Paru-paru
 CO2, hasil akhir terbesar metabolisme
 Ginjal
 sisa metabolisme sel: asam urat, urea
 kelebihan air dan ion
 Kulit
 air, mineral
Pengaturan fungsi
 Syaraf:
 Sensoris: panca indera
 Pusat: otak dan medulla spinalis
 Motorik: pelaksana keinginan
 Otonom: kontrol bawah sadar
 Hormon: mengatur metabolisme
 tiroid, insulin, paratiroid
 kortisol, aldosteron
Reproduksi
 Penerusan kehidupan
 Pengganti generasi yang menjadi tua
 Dorongan kuat pada usia reproduksi
Sistem-sistem kontrol tubuh
 Genetik
 Kontrol fungsi setiap organ
 Kontrol hubungan antar organ

 Contoh:
 respirasi: kontrol [CO2] ekstrasel
 hati/pankreas: [glukosa] ekstrasel
 ginjal: [H], [Na], [K], [PO4], ekstrasel
Pengaturan [O2] & [CO2]
 Fungsi penyangga O2 hemoglobin
 Paru-paru: Hb mengikat O2
 Interstitium: O2 lepas kalau [O2] rendah
 Penentu: sifat kimia hemoglobin
 CO2 adalah sisa utama oxidasi sel
 CO2 merangsang pusat pernafasan
 nafas cepat dan dalam  CO2 dibuang
 menumpuk: reaksi oksidatif terhenti
Pengaturan tek. darah arteri
 Baroreseptor:
 a. karotid dan arkus aorta
 TD naik  baroreseptor dirangsang 
pusat vasomotor ditekan  simpatis ↓
 pembuluh arteriol melebar
 kekuatan pompa jantung berkurang
 tekanan darah turun
Pentingnya sistem kontrol
 Suhu: naik 7°C  kematian sel
 pH: <6,9; >8.0  kematian
 [K+]: ↓ lumpuh;  depresi jantung
 [Ca++]: ↓  tetani
 [Glukosa] ↓: mental kacau, pingsan
Kontrol ‘negative feedback’
 Negatif dibandingkan stimulus awal
 ekstrasel: CO2↑  ventilasi ↑  CO2↓
 tekanan darah ↑  reaksi-reaksi  TD ↓
 Mengembalikan kelebihan atau
kekurangan ke angka normal
Positive feedback:
 Ruptur pembuluh darah:
 bekuan darah  trombosit:
  lobang tertutup
 Melahirkan
 kontraksi uterus  serviks teregang
  anak lahir
 jarang digunakan tubuh
 berlebihan: efek berbahaya!!
CELL COMMUNICATION
Pengertian
Cell communication:
Sistem penghantaran informasi atau signal dari sel yang
satu ke sel yang lain atau di dalam sel itu sendiri untuk
melakukan aktivitas dan fungsi koordinasi.

Intercellular
Intracellular

Kelangsungan hidup sel atau organisme


Homeostasis sel normal
Perkembangan dan pembelahan sel
Perbaikan jaringan
Sistem imunitas
Contoh: Budding yeast saccharomyces cerevisae

Haploid saccharomyces cerevisae yang siap mating akan


mengeluarkan mating factor yang mampu memberikan
informasi untuk menghentikan proliferasi dan siap
berkonjugasi menhasilkan sel diploid yang dapat
mengalami meiosis.
Jenis Komunikasi Sel

1. Komunikasi antar sel (intercellular signaling)

2. Komunikasi dalam sel (intracellular signaling)


Intercellular Signaling
1. Kontak fisik

Sel-sel yang berdekatan harus membuat kontak fisik untuk


meneruskan informasi atau signal
A. Juxtacrine signaling
- Sel memberikan informasi kepada sel yang lain
melalui bagian protein tertentu yang terdapat pada
permukaan membran sel.
- Contoh: kontrol pada diferenisiasi sel selama
perkembangan embrio

Sel 1 Sel 2
B. Cell Junctions
- Menghubungkan antara sitoplasma dari sel yang satu
dengan sitoplasma sel yang lain
- Contoh : Otot jantung
Propagasi aksi potensial dari daerah cardiac
pacemaker dari jantung untuk menyebar dan
berkoordinasi yang menyebabkan kontraksi
jantung Animal Cell Plant Cell
Sel 1 Sel 2 Sel 1 Sel 2
Tipe Cell Junctions

1. Occluding Junction
- Bagian tertentu sel yang
satu terikat secara kuat
dengan sel yang lain
- Menghindari penerobosan
molekul kecil dari satu sel
ke sel yang lain
- Pada vertebrata: tight
junction
- Pada invertebrata: septate
junction
Sel epitel dalam
transport glukosa
A B

Struktur tight junction antar sel epitel dalam usus halus


A. Freeze-fracture electron micrograph B. Conventional electron micrograph
2. Anchoring junction

-Sel yang satu menempel secara mekanik pada membran sel


atau matrik ekstraseluler dari sel yang lain
a. Actin filament attachment sites
-Cell-cell adherens junction (adhesion belt)
-Cell-matrix adherens junction (focal contact)
-Septate junctions (pada invertebrata)
b. Intermediate attachment sites
-Cell-cell (desmosomes)
-Cell-matrix (hemidesmosomes)
a. Sel ke sel dan sel ke matrik ekstraseluler

-Terdapat pada jaringan epitel


-Membentuk jaringan yang kuat
-Perlekatan dengan sitoskeletal

b. Sel-matrik ekstraseluler

- Terdapat intra, ekstraseluler dan


transmembran protein
- Perlekatan dengan filamen aktin
C. Desmosome

Intermediate filamen :
-keratin (sel epitel)
-desmin (otot jantung)
D. Hemidesmosome
3. Communication junction
Gap junction
- Komunikasi langsung melalui sitoplasma
- Molekul kecil dan ion dapat melewati dengan bebas
- Dibentuk dari connecxon yang merupakan gabungan dari 6 protein connexin
- Sel adesi Jaringan tertentu ada yang diperantarai oleh cadherin
(Ca-dependent protein)
Kontak Fisik
2. Paracrine signaling

- Molekul pembawa signal dihasilkan oleh sel tertentu dan dilepaskan ke


lingkungan sekitar
- Sel target letaknya berdekatan
- Dirusak oleh enzim ekstraselular
- Contoh: epinefrin dan nor epinefrin, estrogen oleh sel ovary

Paracrine signals Autocrine signals


3. Endocrine signaling

- Dihasilkan oleh sel tertentu dan dilepaskan melalui sirkulasi sistemik


(aliran darah)
- Sel target letaknya jauh
- Contoh: - Hormon pertumbuhan
(EGF, PDGF)
- Insulin
- Tyroid
- Estrogen
- Progesteron
- Didistribusikan dalam bentuk bebas
atau terikat dengan protein
- Globulin
(tiroksin, kortikosteroid)
- Albumin (aldosteron)
Endocrine signals
4. Synaptic signaling

-Syaraf yang teraktivasi akan


memicu pelepasan neuro-
transmitter pada akson terminal
-Sel target adalah post synaptic
syaraf berikutnya
-Contoh : - Dopamin
- Norepinefrin
- Serotonin
- Gama amino
butiric acid Synaptic signals
Reseptor

- Penerima chemical substance dalam penyampaian informasi atau signal


- Terdapat pada membran sel
- Macam :
1. Ion channel linked receptor
2. G protein coupled receptor
3. Enzyme linked receptor

(1)

Contoh : Reseptor NMDA


Reseptor kompleks Benzodiazepin
(2)

Contoh : Reseptor opioid


Reseptor dopamin
Reseptor Serotonin
(3)

Contoh : Reseptor Insulin


Reseptor hormon pertumbuhan
Reseptor ini termasuk yang mana ?
Struktur membran sel
Struktur membran sel
Bagaimana informasi atau signal disampaikan ke dalam sel target?

Anda mungkin juga menyukai