Kesenian
Saluran Islamisasi melalui kesenian yang paling terkenal adalah pertumjukan wayang.
Dikatakan bahwa Sunan Kalijaga adalah tokoh yang paling mahir dalam mementaskan
wayang. Dia tidak pernah meminta upah pertunjukan, tetapi di dalam cerita itu disisipkan
ajaran agama dan nama-nama pahlawan Islam. Kesenian-kesenian lain juga di jadikan alat
Islamisasi, seperti sastra (hikayat, babad, dan sebagainya), seni bangunan dan seni ukir.
Politik
Di Maluku dan Sulawesi Selatan, kebanyakan rakyat masuk islam setelah rajanya
memeluk Islam terlebih dahulu. Pengaruh politik raja sangat membantu tersebarnya Islam
didaerah ini. Disamping itu, baik di Sumatra dan Jawa maupun di Indonesia bagian Timur, demi
kepentingan politik, kerajaan-kerajaan Islam memerangin kerajaan-kerajaan nonIslam.
Kemenangan kerajaan Islam secara politis banyak menarik penduduk kerajaan bukan Islam itu
masuk Islam.3
Raja-raja Kepulauan Maluku tidak hanya berhubungan denga muslim Melayu pada abad
ke-15. Perdanganga dengan Tiongkok tetap menjadi kunci bagi kesuksesan yang terus berlanjur
di Asia Tenggara. Bandar-bandar seperti Gresik dan Tuban muncul di pesisir utara Jawa di
3
Ibid, h. 11-17
bawah pengaruh orang-orang kuat yang sekarang dikenang sebagai para wali, berasal dari kata
bahasa Arab yang menyiaratkan kedekatan kepada Tuhan. Tak diragukan lagi diskusi tentang
sejarah Islam di Indonesia akan tetap akan menyebut”Sembilan Wali” (Wali Sanga), yang
dihubungkan dengan Islamisasi Jawa. Mereka meliputi Malik Ibrahim dan “Tuan” (Sunan)
Bonang, Ampel Drajat, dan Kalijaga. Yang disebut pertama, juga dikenal sebagai Mawlana
Maghribi, merupakan orang Arab yang tiba sekitar 1404 dari Champa (Vietnam masa kini) dan
meninggal di Gresik pada 1419.4
4
Sarkawi B. Husaini, Sejarah Masyarakat Islam Indonesia, (Surabaya: Airlangga University Press, 2017)h. 7
DAFTAR PUSTAKA
Yustiani Tuti 2008. Be Smart Pendidikan Agama Islam, Bandung: Grapindo Media Pratama
B. Husaini Sarkawi, Sejarah Masyarakat Islam Indonesia, Surabaya: Airlangga University Press