Anda di halaman 1dari 10

TATALAKSANA HIPERTENSI PULMONAL PADA ANAK

Herlina Dimiati dan Poppy Indriasari

Abstrak : Hipertensi pulmonal (HP) sering ditemukan pada anak dibandingkan dewasa,
Definisi HP: yaitu tekanan arteri pulmonal rata – rata lebih dari 25 mmHg dalam keadaan
istirahat, atau ≥ 30 mmHg selama aktivitas. Gejala yang timbul tidak spesifik dan sering sulit
dibedakan dengan penyakit paru ataupun penyakit kardiovaskular. Dalam 5 tahun terakhir
terjadi perubahan yang dramatis dalam pengobatan HP dan memberikan kemajuan
signifikan. (JKS 2012; 1: 37 - 46)

Kata kunci : Hipertensi pulmonal, tatalaksana

Abstract : Pulmonary hypertension (PH) is relatively common in children than in adults. PH


is defined as mean pulmonary artery pressure of more than 25 mmHg at rest or more than 30
mmHg during exercise. The symptoms of PH are nonspecific and are often difficult to
differentiate from those of other pulmonary or cardiovascular diseases. The management of
the condition has changed dramatically in the past 5 years and resulted in significant
improvements. (JKS 2012; 1: 37 - 46)

Keywords : Pulmonary hypertension, the management

Pendahuluan walaupun kemungkinan disertai


Hipertensi Pulmonal (HP) adalah suatu faktor-faktor lain yang berperan yaitu
kelainan pembuluh darah paru yang peningkatan tekanan vena pulmonalis,
bersifat kronik yang ditandai dengan polisitemia, hipoksia, asidemia,
peningkatan resistensi pembuluh darah mikrotrombus dan kondisi sirkulasi
paru yang progresif dan merupakan bronkhial. Berat ringannya suatu HP
penyebab utama gagal jantung kanan dan ditentukan oleh tingginya tahanan
kematian.1,2 Hipertensi Pulmonal (HP) pembuluh darah paru, progresifisitas serta
yaitu tekanan arteri pulmonal rata – rata reversibilitasnya.4
lebih dari 25 mmHg dalam keadaan Selama dekade terakhir ini, vasodilator
istirahat, atau ≥ 30 mmHg selama aktivitas, merupakan pilihan terapi yang utama
dengan tekanan arteri pulmonal normal sebagai obat penghambat vasokonstriksi
rata-rata (yaitu kurang dari 15 mmHg) dan arteri pulmonalis khususnya pada
3,5,6,7,9
indeks resistensi vaskular pulmonal hipertensi pulmonal primer. . Tujuan
meningkat lebih dari sama dengan 3 unit dari tulisan ini adalah untuk menjelaskan
wood x m2.1- 5 mengenai tatalaksana hipertensi pulmonal
HP dibagi 2 yaitu idiopatik atau pada anak.
primer (IPAH) yang tidak diketahui
penyebabnya dan HP sekunder yang Klasifikasi HP
disebabkan kondisi medis lain yang dapat Klasifikasi HP setelah direvisi pada tahun
diidentifikasi.5 2003 oleh WHO2,3,6
Penyebab HP diduga oleh karena 1. Hipertensi arteri pulmonalis
peningkatan aliran darah pulmonal, HP idiopatik, familial, berhubungan
dengan penyakit kolagen vaskuler,
Herlina Dimiati adalah Dosen Bagian Ilmu hipertensi portal, infeksi HIV, obat –
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas obatan atau toksin, gangguan pada
Syiah Kuala/RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh,
Poppy Indriasari adalah Peserta PPDS-I Ilmu
tiroid seperti : penyakit gaucher dan
Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas hemoglobinopati, HP persisten pada
Syiah Kuala/RSUD dr. Zainoel Abidin Banda Aceh neonates, oklusi vena pulmonalis.

37
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 12 Nomor 1 April 2012

2. HP dengan penyakit jantung kanan, Hipertensi pulmonal sekunder dapat terjadi


penyakit pada atrium dan ventrikel sebagai komplikasi dari berbagai gangguan
kanan, penyakit katup pada ventrikel paru, jantung, dekstratoraks, dan kelainan
kiri. sistemik seperti pada penyakit auto imun
3. HP yang berhubungan dengan (Lupus eritematosus sistemik), penyakit
gangguan pada sistem pernafasan atau kolagen dan infeksi virus. Hipertensi
hipoksemia, Penyakit Paru Obstruksi pulmonal yang tidak membaik apapun
Kronis (PPOK), penyakit paru penyebabnya, dapat berkembang menjadi
interstitial, gangguan bernafas saat gagal jantung kanan..1
tidur, alveolar hypoventilation Hipertensi pulmonal juga terjadi pada
disorder, paparan kronis dari tempat penyakit paru yang menyebabkan hipoksia
ketinggian, penyakit paru pada seperti penyakit parenkim paru, obstruksi
neonates, alveolar capillary dysplasia. saluran napas bagian atas, berkurangnya
4. HP yang disebabkan thrombosis ventilasi dan hipoksia (misalnya karena
kronis dan atau penyakit emboli, ketinggian). Tromboemboli seperti
obstruksi tromboemboli proksimal tromboemboli pulmonar, hemoglobinopati
arteri pulmonalis, obstruksi distal dari (penyakit sickle cell), fibrosis dan tumor
arteri pulmonalis, HP yang disebabkan mediastinum, emboli tumor, benda asing,
mekanisme banyak faktor lainnya, ventriculovenous shunt untuk hidrosefalus,
kelainan darah: myeloproliperative sepsis dan dehidrasi.5
disorder, splenectomi, Penyakit
sistemik: sarkoidosis, histiositosis sel Epidemiologi
langerhans paru, neurofibromatosis Insidensi HP primer adalah 1 – 2 kasus
dan vaskulitis, kelainan metabolik: dari 1 juta populasi. Penyakit ini dapat
glycogen strorage disease, penyakit terjadi pada segala usia, meskipun pada
Gaucher, penyakit tiroid, Lain – lain: pasien anak sebagian besar terjadi pada
obstruksi oleh tumor, fibrosing usia remaja. Pada pasien yang lebih tua,
mediastinitis, gagal ginjal kronik yang perbandingan laki – laki dan perempuan
mendapat dialisis. adalah 1,7 : 1, sedangkan pada pasien yang
lebih muda terdapat kemungkinan yang
Etiologi sama antara laki – laki dan perempuan. HP
Secara garis besar etiologi HP dapat primer lebih sering terjadi pada usia 20 –
dibagi: HP primer dan HP sekunder. 40 tahun. Tidak ada predileksi ras, namun
Sampai saat ini penyebab dariHP primer terdapat faktor genetik. HP sekunder cukup
tidak diketahui.1 Secara histopatologi sering terjadi tetapi tidak terdiagnosis.
ditandai dengan adanya lesi Prevalensi penyakit ini sulit ditentukan
angioproliferatif fleksiform sel-sel endotel, karena bervariasinya penyebab yang
muskularis arteriol-arteriol prekapiler, teridentifikasi.1,2,3
proliferasi sel-sel intima dan penebalan
tunika media yang menyebabkan Patofisiologi
proliferasi sel-sel otot polos vaskuler. Hipertensi pulmonal disebabkan oleh
Akibat dari perubahan diatas terjadi peningkatan aliran darah atau peningkatan
peningkatan tekanan darah pada cabang- resistensi arteri pulmonalis.5 Tekanan
cabang arteri kecil dan peningkatan sistolik arteri pulmonal normal saat
tahanan vaskuler aliran darah di paru. 3,4,5,6 istirahat adalah 18-15 mmHg, dengan
Beberapa penyakit yang tergolong HP tekanan pulmonal rata-rata yang bervariasi
primer seperti pulmonary arteriopathy, antara 12-16 mmHg. Tekanan yang rendah
pulmonary veno-occlusive disease, ini diakibatkan oleh luasnya daerah
pulmonary capillary hemangiomatosis dan persilangan dari sirkulasi pulmonal,
alveolar capillary dysplasia.5 sehingga resistensi menjadi rendah.
Meningkatnya resistensi pembuluh darah

38
Herlina Dimiati dan Poppy Indriasari, Tatalaksana Hipertensi Pulmonal pada Anak

pulmonal atau aliran darah pulmonal beraktivitas atau saat beristirahat akibat
menyebabkan hipertensi pulmonal.1 aliran darah dari kanan ke kiri. Pada anak,
Hipertensi pulmonal idiopatik, yang sesak nafas adalah gejala yang paling
dahulu dikenal sebagai HP primer sering, terutama saat latihan fisik akibat
merupakan penyakit obstruksi prmbuluh kegagalan meningkatkan CO saat
darah pulmonal yang disebabkan oleh kebutuhan oksigen jaringan meningkat.5
proliferasi sel endotel kapiler yang Hipertensi pulmonal seringkali tidak
patologik. Pada studi imunologik terjadi menunjukkan gejala yang spesifik. Gejala-
ketidakseimbangan mediator-mediator gejala tersebut biasanya sulit dibedakan
vasoaktif, seperti prostasiklin dan dengan gejala-gejala pada penyakit paru
Tromboksan A2, endotelin-1, serotonin, atau jantung yang lain. Gejala utama
adrenomedulin, vasoactive Intestinal adalah intoleransi latihan fisik dan
Peptide(VIP), dan vascular endothelial kelelahan, yang menunjukkan adanya
growth factor (VEGF).3,6 ketidak mampuan untuk meningkatkan
Faktor genetik dapat berperan, dan pada curah jantung selama aktivitas. Kadang –
beberapa kasus yang menunjukkan adanya kadang terdapat nyeri dada prekordial,
gangguan imunologi. HP berhubungan pusing, pingsan, atau nyeri kepala.
dengan obstruksi prekapiler dari pembuluh Hemoptisis akibat pecahnya pembuluh
darah pulmonal akibat hyperplasia otot darah pulmonal jarang terjadi. Fenomena
arteri kecil dan arteriol pulmonal. Keadaan Raynaud terjadi pada 2% pasien dengan
ini ditemukan pada neonatal HP, mountain HP primer, namun lebih sering pada pasien
sickness yang kronis. Pada anak, dengan HP yang berkaitan dengan
dilaporkan adanya beberapa kasus HP penyakit kolagen . Makin banyak gejala
yang disertai penyakit oklusi vena.1,7,8 spesifik yang ada, makin menunjukkan
penyebab dari HP.1,3
Manifestasi Klinis Sianosis perifer dapat terlihat, terutama
Gejala klinik pada bayi dan anak mungkin bila foramen ovale belum menutup
berbeda dengan dewasa. Bayi sehingga darah dapat pindah dari kanan ke
menunjukkan gejala akibat penurunan CO kiri, pada tahap lanjut, ekstremitas menjadi
(cardiac output), seperti nafsu makan dingin, dan pasien tampak keabu – abuan
menurun, gagal tumbuh, letargi, takipnea, karena curah jantung yang rendah. Saturasi
takikardi, mual muntah dan iritabel. Bayi oksigen arteri biasaanya normal.1
atau anak mungkin sianosis saat

Klasifikasi fungsional HP menurut WHO1,3


Kelas I Pasien dengan HAP tanpa aktivitas fisik yang terbatas. Aktivitas fisik biasa tidak menumbulkan
sesak nafas atau lelah, nyeri dada, atau nyaris pingsan yang tidak semestinya terjadi.
Kelas II Pasien dengan HAP dengan aktivitas fisik sedikit terbatas. Saat istirahat tidak ada keluhan, namun
aktivitas fisik biasa menyebabkan sesak nafas atau lelah, nyeri dada, atau nyaris pingsan yang tidak
semestinya.
Kelas III Pasien dengan HAP dengan aktivitas fisik yang jelas terbatas. Saat istirahat tidak ada keluhan,
namun aktivitas fisik yang lebih ringan dari biasa menyebabkan sesak nafas atau lelah, nyeri dada,
atau nyaris pingsan yang tidak semestinya.
Kelas IV Pasien dengan HAP yang tidak mampu melakukan aktivitas fisik apapun tanpa menunjukkan gejala.
Pasien ini memperlihatkan tanda - tanda gagal jantung kanan. Sesak nafas dan/atau lelah dapat
timbul saat istirahat. Ketidaknyamanan meningkat dengan melakukan aktivitas fisik apapun.
Sumber : Widlitz A, Barst RJ. Pulmonary arterial hypertension in children. Eur Respr J 2003;21:155-176

Bila terjadi gagal jantung kanan, tekanan diikuti dengan bunyi ejection click yang
vena jugularis meningkat dan timbul keluar dari arteri pulmonal yang melebar.
hepatomegali dan edema. Jantung akan Bunyi jantung II akan split, keras, kadang –
membesar. Bunyi jantung I biasanya kadang nyaring, kadang – kadang dapat

39
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 12 Nomor 1 April 2012

dipalpasi di batas sternum kiri-atas. Bunyi 1. Pemeriksaan fisik


gallop presistolik dapat terdengar di batas Pada pemeriksaan fisik, terdapat
sternum kiri-bawah. Murmur sistolik perbedaan antara HP dengan dan tanpa
terdengar halus dan pendek, dan kadang – pirau intrakardia atau ekstrakardia.
kadang diikuti dengan murmur diastolik Perlu perhatian khusus dalam
yang makin lama makin pelan terdengar, pemeriksaan jantung dan tanda – tanda
sehubungan dengan insufisiensi pulmonal. kardiak dari tekanan sistolik ventrikel
Pada tahap lanjut, murmur holosistolik dari kanan yang meningkat adalah : P2
insufisiensi trikuspid terdengar dibatas tunggal yang keras, murmur atau
sternum kiri-bawah.1 insufisiensi katup trikuspid, dan/atau
Temuan dari pemeriksaan paru tidak murmur dari insufisiensi pulmonal.
spesifik, namun dapat menunjukkan Murmur pansistolik dari regurgitasi
penyebab dari HP. Misalnya saja, mengi trikuspid sering dijumpai. Dapat pula
dapat mengarah ke diagnosis Penyakit terdengar murmur diastolik bernada
Paru Obstruksi Kronik (PPOK), dan ronkhi tinggi dari insufisiensi pulmonal, dan
basilar dapat menunjukkan adanya biasanya berhubungan dengan tekanan
penyakit paru interstisial.1 arteri pulmonal yang tinggi dan
pelebaran arteri pulmonal utama. Di
Diagnosis samping itu dapat pula terdengar gallop
Diagnosis HP dibuat berdasarkan ventrikel kanan S3 atau S4. Pada
anamnesis dan pemeriksaan fisis Untuk awalnya dapat ditemukan peningkatan
menegakkan diagnosis HP, penyebab lain komponen pulmonal dari bunyi jantung
yang dapat meningkatkan tekanan II, dan bunyi jantung IV sisi kanan.
pulmonal harus disingkirkan , seperti Apabila terdengar bunyi jantung III
penyakit parenkim paru kronik, obstruksi ventrikel kanan, biasanya menunjukkan
persisten saluran nafas atas, malformasi penyakit sudah lanjut. Meskipun
jantung congenital, emboli paru rekuren, jarang, pada anak dapat terlihat
dysplasia kapiler alveolus, penyakit hati, pelebaran vena jugularis. Dapat juga
penyakit hati, penyakit auto imun, dan ditemukan hepatomegali. Karena
penyakit moyamoya. HP menempatkan simpai hati pada anak lebih mudah
beban afterload pada ventrikel kanan melebar, maka ukuran hati merupakan
sehingga menyebabkan terjadinya tanda yang baik untuk melihat derajat
hipertrofi ventrikel kanan, pelebaran arteri gagal jantung kanan, dan respon
pulmonal, dan dapat timbul insufisiensi terhadap terapi. Pada kasus yang berat,
katup pulmonal. Pada tahap lanjut dari HP, dapat dijumpai asites dan edema
ventrikel kanan akan berdilatasi, terjadi perifer.1,3,4,5
insufisiensi katup tricuspid, dan curah
jantung menurun. Sering terjadi aritmia, 2. Elektrokardiografi.
sinkop dan mati mendadak.1 Dari EKG biasanya menunjukkan
Gejala HP antara lain adalah sesak nafas pembesaran ventrikel kanan, aksis
saat melakukan latihan fisik, lelah, deviasi ke kanan dan hipertropi
pingsan, nyeri dada angina, hemoptisis, ventrikel kanan, gelombang P runcing,
dan fenomena Raynaud. Sedangkan tanda gelombang R prekordial kanan yang
HP antara lain adalah vena jugularis yang tinggi dengan perubahan gelombang
menonjol, denyut ventrikel kanan yang T. Dapat juga terlihat gejala aritmia
jelas, komponen katup pulmonal yang arterial p Kelainan EKG saja bukanlah
menonjol (P2), bunyi jantung III di kanan indikator yang sensitif untuk penyakit
(S3), murmur insufisiensi trikuspid, vaskuler paru. 1,4,5
hepatomegali, dan edema perifer.1

40
Herlina Dimiati dan Poppy Indriasari, Tatalaksana Hipertensi Pulmonal pada Anak

3. Foto rontgen thoraks dilakukan untuk menyingkirkan


Pemeriksaan rontgen toraks tidak hipoksia dan asidosis sebagai penyerta
sebaik pemeriksaan elektrokardiogram HP. Penting untuk diingat bahwa
(EKG), namun dapat menunjukkan oksigensai saat istirahat yang normal
adanya penyakit paru. Hasil rontgen tidak dapat menyingkirkan desaturasi
dada menunjukkan arteri pulmonal dan oksigen saat latihan dan di malam hari.
ventrikel kanan yang mencolok, konus Dua puluh persen pasien dengan PPOK
pulmonalis yang sangat menonjol, dan tekanan oksigen arteri normal,
hilus yang melebar. Vaskularisasi mengalami desaturasi oksigen non-
pulmonal didaerah hilus juga tampak
apneu nocturnal. Peningkatan tekanan
jelas, kontras dengan lapangan paru
arteri pulmonal selama desaturasi
perifer yang bersih, gambaran ini
oksigen berhubungan dengan
disebut pruning.1,5
peningkatan tahanan vaskular
4. Ekokardiografi pulmonal dan curah jantung. Kejadian
Pada pasien dengan gejala dan tanda, itu diperbaiki dengan suplemen
atau temuan EKG dan rontgen toraks oksigen. Sehingga, oksimetri saat
yang mengarah ke diagnosa HP, harus olahraga dan dimalam hari perlu
menjalani pemeriksaan ekokardiografi dilakukan pada semua pasien dengan
dua dimensi dengan Doppler. PH.1
Ekokardiografi merupakan pemeriksaan
yang paling berguna untuk mendeteksi 6. Tes berjalan 6 menit
HP, menentukan berat ringannya HP Pemeriksaan yang sederhana dan tidak
dan prognosisnya serta menyingkirkan mahal untuk keterbatasan fungsional
adanya penyakit. Konfirmasi HP pasien HP adalah dengan tes ketahanan
berdasarkan ditemukannya regurgitasi berjalan 6 menit (6WT). Ini digunakan
katup trikuspid.1 Pada pemeriksaan sebagai pengukur kapasitas fungsional
ekokardiografi terlihat adanya pasien dengan sakit jantung, memiliki
pembesaran atrium dan ventrikel prognostik yang signifikan dan telah
terutama ventrikel kanan.3,4,5,9 digunakan secara luas dalam penelitian
untuk evaluasi pasien HP yang diterapi
5. Laboratorium tidak memerlukan ahli dalam
Semua pasien yang telah didiagnosa penilaian.7,9
HP perlu menjalani pemeriksaan
laboratorium lengkap untuk 7. MRI dan CT scan
menentukan etiologi. Tujuannya adalah Pemeriksaan fungsi paru penting untuk
untuk mengidentifikasi atau mengetahui adanya obstruksi saluran
menyingkirkan penyebab yang bisa napas atau kelainan restriksi paru. MRI
ditangani. Pemeriksaan awal meliputi merupakan salah satu diagnostic untuk
pemeriksaan darah lengkap, waktu menilai PH walaupun penggunaannya
protrombin, waktu tromboplastin pada pasien anak masih terbatas. MRI
parsial, profil hati, dan autoimmune dapat menilai kecepatan aliran darah
panel (jika panel ini dicurigai dan kelainan pada miokardium.7,9,10
Computed Tomographic Scanning
berdasarkan anamnesis atau
(CT-scan) dada dengan resolusi tinggi,
pemeriksaan fisis). Pemeriksaan HIV
berguna untuk membedakan apakah
perlu dipikirkan untuk semua pasien,
disebabkan HP primer atau sekunder
terutama yang memiliki riwayat
dengan menyingkirkan penyakit paru
maupun faktor risiko yang sesuai.1,5,9
interstitial yang tidak terlihat dan
Analisis gas darah arteri perlu
fibrosis mediastinum, ketika

41
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 12 Nomor 1 April 2012

pemeriksaan fungsi paru dan radiografi disisi kiri, yang menyebabkan


toraks tidak dapat mendiagnosis.9,10 hipertensi vena pulmonal.1 Dari
kateterisasi dapat dinilai tekanan
8. Kateterisasi jantung atrium kanan, tekanan arteri
Kateterisasi jantung merupakan Gold pulmonalis, tekanan arteri sistemik,
standard untuk konfirmasi PH, dengan saturasi arteri sitemik, kardiak indeks,
kateterisasi dapat dibedakan dengan pulmonary vascular resistance (PVR),
sindrom Eisenmenger, dimana terdapat systemic vascular resistance (SVR)
hubungan antara jantung kiri dan dan rasio PVR/SVR.10
kanan, dan juga dari lesi obstruksi

Gambar 1. Diagnosis work-up hipertensi pulmonal10

Tatalaksana dilakukan adalah mengeliminasi penyebab,


Kebanyakan kasus HP sulit untuk diterapi seperti tindakan pembedahan yang tepat
dan sulit kembali seperti normal, walaupun waktu terhadap PJB dengan pirau kiri ke
penyebabnya dapat dieliminasi.9,10,12 Satu- kanan yang besar (VSD, PDA, AVSD),
satunya jalan adalah melakukan tonsilektomi dan adenoektomi jika
pencegahan dan eliminasi penyebab sedini penyebab HP adalah sumbatan jalan nafas
mungkin. Beberapa tindakan yang dapat bagian atas serta pengobatan penyakit yang
mendasari seperti asma.5,9,10,11,12

42
Herlina Dimiati dan Poppy Indriasari, Tatalaksana Hipertensi Pulmonal pada Anak

Gambar 2. Algoritme tatalaksana hipertensi pulmonal pada anak 13

1. Oksigenasi 2. Antikoagulan
Oksigen merupakan vasodilator Penggunaan antikoagulan jangka
pulmonal yang potensial. Suplementasi panjang pada anak belum diteliti secara
oksigen nocturnal merupakan indikasi luas, namun sering direkomendasikan.
jika dijumpai adanya desaturasi Antikoagulan berguna untuk mencegah
oksigen nocturnal sistemik yang terbentuknya thrombus akibat
menimbulkan tekanan pada arteri melambatnya aliran darah karena
pulmonalis.12 Pengobatan untuk penurunan CO.3 Antikoagulasi
menurunkan resistensi pulmonal secara mungkin dapat bermanfaat, terutama
aktif berupa perbaikan oksigenasi pada pasien yang sebelumnya telah
dengan dukungan intubasi dan memiliki tromboemboli pulmonal.1
ventilasi. Hiperventilasi akan Antikoagulan yang direkomendasikan
menginduksi alkalosis respiratorik dan warfarin dengan dosis 0,75 – 1
menimbulkan vasodilatasi pulmoner. mg/kgbb/hari diberikan 1 atau 2 kali
Oksigen aliran rendah (low flow) dapat perhari secara subcutan.3
mengurangi tekanan dalam arteri
pulmonalis pada penderita HP akibat 3. Calcium-channel-blocker
penyakit paru namun tidak banyak Calcium-channel-blocker (nifedipine/
bermanfaat pada HP primer. Anak diltiazem) sebaiknya diberikan
dengan gagal jantung kanan sebaiknya pada penderita yang respon dengan
diberikan oksigen secara kontinyu.5 tes vasodilator (NO/prostasiklin).

43
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 12 Nomor 1 April 2012

Penggunaan calcium-channel-blocker diberikan intravena menggunakan


harus berhati-hati karena menyebabkan infusion pump dan untuk penggunaan
penurunan CO.5 Telah dilaporkan jangka panjang dapat digunakan
beberapa keberhasilan dalam portable infusion pump. Mengingat
penggunaan agen penghambat kanal cara pemberian yang sulit (intravena)
kalsium seperti nifedipin pada anak, dikembangkan obat yang dapat
yang menunjukkan vasoreaktivitas diberikan subkutan yaitu trepostinil.
pulmonal ketika obat ini diberikan Trepostinil terbukti efektif dan aman
selama kateterisasi.1 Efikasi Calcium- serta dapat menggantikan epoprostenol
channel-blocker 5-10% pada anak- yang telah digunakan sebelumnya.3,5,9
anak dan dewasa, dimana terjadi Beraprost adalah analog prostasiklin
peningkatan kembali PVR. yang diberikan secara oral. Beraprost
digunakan untuk HP ringan. Beraprost
4. Prostasiklin dapat meningkatkan fleksibilitas sel
Prostasiklin merupakan salah satu darah merah, menurunkan viskositas
pilihan jika calcium-channel-blocker darah, mengahambat agregrasi
tidak memberikan perbaikan klinis. trombosit dan vasodilatasi pembuluh
Prostasiklin diberikan pada HP primer darah paru. Iloprost adalah analog
maupun HP sekunder akibat PJB. prostasiklin yang lebih stabil
Prostasiklin intravena jangka panjang dibandingkan epoprostenol karena
dapat memperpanjang harapan hidup, dapat disimpan didalam suhu ruangan
anak dapat kembali bersekolah, tanpa dipengaruhi oleh cahaya. Iloprost
meningkatkan kapasitas latihan serta diberikan secara inhalasi. Iloprost
kualitas hidup. Beberapa kasus inhalasi mempunyai efek vasodilator
menunjukkan perubahan yang dramatis yang lebih poten dibandingkan dengan
berupa berkurangnya HP. Penelitian NO inhalasi. Illoprost inhalasi
menggunakan prostasiklin jangka mempunyai aksi yang lebih pendek
panjang memberikan harapan sehingga pemberiannya bisa 6 sampai
perubahan pada HP telah ireversibel 9 kali sehari. Iloprost dapat
dengan adanya bukti remodeling dari meningkatkan hemodinamik dan
pembuluh darah pulmonal. Dosis kapasitas latihan fisik pada pasien
permulaan prostasiklin untuk anak dengan HP3,5
sama dengan dewasa, dimulai dengan 2
ng/kgbb/menit.3,5 5. Antagonis reseptor endotelin
Epoprostenol iv pertama kali disetujui Pada penelitian terakhir Antagonis
oleh FDA untuk terapi hipertensi reseptor Endotelin efektif dalam
pulmonal pada tahun 1995. Pemakaian mengobati hipertensi pulmonal,
epoprostenol jangka panjang karena banyaknya bukti peranan
memperbaiki hemodinamik, toleransi patogenik endotelin-1 pada hipertensi
latihan, klas fungsional NYHA, dan pulmonal. Endothelin-1 adalah suatu
survival rate penderita HP. vasokonstriktor yang poten, dan
Epoprostenol tidak stabil pada suhu mitogen pada otot polos yang
kamar, harus dilindungi selama menyebabkan meningkatnya tonus
pemberian infus, half- life pendek vaskuler dan hipertrofi vaskuler paru.
dalam aliran darah (< 6 min), tidak Dalam studi kontrol kecil pasien
stabil pada pH asam, dan tidak bisa IPAH, konsentrasi endothelin plasma
secara oral. Saat ini telah berkorelasi dengan PAP and PVR,
dikembangkan analog sintetis berkorelasi juga dengan kapasitas
prostasiklin yaitu epoprostenol dan latihan.8
trepostinil. Epoprostenol dapat

44
Herlina Dimiati dan Poppy Indriasari, Tatalaksana Hipertensi Pulmonal pada Anak

Bosentan adalah antagonis reseptor tipe 5 yang poten dan lebih spesifik,
endotelin yang berfungsi memicu telah terbukti efektif dan aman untuk
mitosis pada sel otot polos pada ateri terapi disfungsi ereksi juga terbukti
pulmonalis untuk menimbulkan menurunkan resistensi pulmonal
keadaan vasodilatasi karena pelepasan percobaan binatang dan dewasa.
nitrit oksida pada sel endothelial. Sildenafil bekerja dengan
Dalam penelitian RCT Bosentan dapat meningkatkan cyclic guanosine
mengurangi tekanan dalam arteri monophosphate dengan menghambat
pulmonalis dan perbaikan klinis secara degradasinya. Dosis sildenafil yang
bermakna.3,5,9,11 Bosentan juga efektif digunakan 0,5 – 1 mg/kgbb/dosis
pada pasien dengan sindrom diberikan 3 – 4 kali perhari.3,5,9,11 Suatu
Eisenmenger, mengurangi tekanan penelitian di Itali tentang pemakaian
arteri pulmonal dan resistensi vascular Sildenafil untuk HP pada pasien
pulmonar (PVR) tanpa menurunkan sebelum dan setelah operasi PJB
saturasi oksigen.12 Efek samping dari menyebutkan pemakaian monoterapi
bosentan adalah peningkatan kadar Sildenafil dengan dosis rendah aman
alanine aminotransferase dan/atau dan efektif untuk mengontrol HP pada
aspartate amino transferase. Gangguan anak yang belum menjalani operasi
fungsi hati ini berkorelasi dengan PJB.11
dosis. 9.12
8. Terapi Bedah
6. Inhalasi Nitric Oxide (NO) Atrial septostomi adalah membuat
Pentingnya NO terutama dalam suatu right-to-left interatrial shunt
adaptasi normal sirkulasi paru saat untuk mengurangi tekanan dan volume
lahir. Gangguan NO akan berkembang overload di jantung kanan. Dengan
menjadi neonatal hipertensi pulmonal. berkembangnya strategi terapi obat,
NO terus menerus memodulasi tonus maka atrial septostomi hanyalah suatu
dan struktur vaskuler paru sepanjang prosedur paliatif atau sebagai
hidup. NO juga memiliki aktifitas permulaan untuk tranplantasi paru.
antiplatelet, anti inflamasi dan Pemilihan pasien, waktu dan perkiraan
antioksidan, juga memodulasi efek ukuran septostomi adalah hal yang
angiogenesis. Inhalasi NO adalah masih krusial. Tranplantasi jantung-
vasodilator inhalasi yang efektif untuk paru terutama untuk PAH yang gagal
menurunkan tekanan pada arteri dengan semua strategi terapi. Survival
pulmonalis pada HP primer dan HP pasien PAH yang mengalami
persisten pada neonatus. NO akan tranplantasi paru kira-kira 66%-75%
mengaktifkan guanilat siklase pada sel pada 1 tahun pertama. Dan yang paling
otot polos pembuluh darah paru yang sering adalah bilateral transplantasi.9,12
akan meningkatkan cyclic Guanosine
Monophosphate (cGMP) dan Kesimpulan
menurunkan kadar kalsium intrasel Hipertensi Pulmonal (HP) adalah
sehingga menyebabkan relaksasi otot peningkatan tekanan pada arteri
polos. NO hanya dapat diberikan pulmonalis dengan etiologi yang sangat
secara inhalasi karena dapat beragam dan prognosis yang buruk.
3,5,6
diinaktivasi oleh hemoglobin. Penanganan dan pengenalan dini HP pada
anak akan memperbaiki prognosis
7. Phospodiesterase inhibitor penyakit, harapan dan kualitas hidup
Saat ini Sildenafil sedang diteliti penderita. Tatalaksana HP berupa
penggunannya untuk HP. Sildenafil vasodilator merupakan pilihan terapi yang
merupakan penghambat fosfodiesterase utama sebagai obat penghambat

45
JURNAL KEDOKTERAN SYIAH KUALA Volume 12 Nomor 1 April 2012

vasokonstriksi arteri pulmonalis khususnya 12. A Hawkins, R Tulloh. Treatment of


pada hipertensi pulmonal primer. pediatric pulmonary hypertension,
Vascular Health and Risk Management
Daftar Pustaka 2009;5 509-524.
1. I Boediman, Putu S P, Hipertensi 13. Rashid A, Ivy D. Severe paediatric
Pulmoner, Buku Ajar Respirologi pulmonary hypertension : new
Anak,IDAI, Jakarta, Edisi Pertama, management strategies. Arch Dis Child
Cetakan kedua, 2010 : 491-498 2005, 90:92-98.
2. R.J. Barst, S.I. Ertel, M.Beghetti, and
D.D. Ivy. Pulmonary arterial
hypertension: a comparison between
children and adults, Eur Respir J, 2011
March; 37(3) : 665-677
3. A. Widlitz, R.J. Barst. Pulmonary arterial
hypertension in children, Eur Respir J,
2003, 21 : 156-176
4. O Teddy. Hipertensi Pulmonal Pada
Penyakit Jantung Bawaan, Jurnal
Kardiologi Indonesia, 1996, vol.XXI(3) :
168-171
5. Hartawan I N, Winaya I.B. A. Hipertensi
Pulmonal pada Anak, Maj Kedokt Indon,
Maret 2008, 58(3) : 86-93
6. H. Marc, S. Gerald. Pulmonary arterial
hypertension, Orphanet encyclopedia,
November 2004 : 1-7
7. H.A Steven, D.D. Ivy. Recent progress in
understanding pediatric pulmonary
hypertension, Curr Opin Pediatr, 2011
June, 23(3) : 298-304
8. T. Shinichi, B.S. Jennifer, C. Michelle
and D.D. Ivy, Connective Tissue Disease
Presenting with Sign and Symptoms of
Pulmonary Hypertension in Children,
Pediatr Cardiol, 2011 August ; 32(6) :
828-833
9. S G Haworth, The management of
pulmonary hypertension in children, Arch
Dis Child, 2008; 98 : 620-625 P Gaetano
et all, Sildenafil Therapy for Pulmonary
Hypertension Before and After Pediatric
Congenital Heart Surgery, Tex Heart Inst
J, 2011;38(3):238-242
10. E.B Rosenzweig, et all. Pulmonary
arterial hypertension in children :
Diagnosis work-up and challenges, Prog
Pediatr Cardiol, 2009 December;
27(1):4-11.
11. P Gaetano et all, Sildenafil Therapy for
Pulmonary Hypertension Before and
After Pediatric Congenital Heart Surgery,
Tex Heart Inst J, 2011;38(3):238-242

46

Anda mungkin juga menyukai