Anda di halaman 1dari 6

(TL – 5003)

METODE PENELITIAN

UJIAN AKHIR SEMESTER


BAGIAN II

Disusun oleh:
Annisa Chika Ayu Anggraeni
25319304

PROGRAM PASCA SARJANA


PROGRAM STUDI TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN LINGKUNGAN
INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG
2020
BAGIAN II STUDI KASUS ETIKA PENELITIAN DAN ETIKA PROFESI
STUDI KASUS I
1. Dikaitkan dengan catatan yang diberikan oleh komite etika, hal-hal apa yang perlu
dimasukkan dalam rencana penelitian?
Adapun rencana penelitian yang dapat dilakukan dalam melakukan penelitian antara lain :
1. Studi Pustaka
Tahapan ini merupakan kegiatan memahami sesuatu yang berkaitan tentang hematologi,
biokimia, dan imunologi. Selain itu juga menentukan tujuan penelitian, mencari informasi
tentang kondisi demografis dan sumber daya alam di daerah penelitian.
2. Perizinan
Perizinan pada saat pengambilan data hal ini bertujuan agar stakeholder pada daerah yang
dituju akan mengerti maksud dan tujuan kedatangan dan manfaat penelitian tersebut,
sehingga peneliti dapat memperoleh data yang diinginkan, mempersiapkan semua kebutuhan
yang akan dibawa saat melakukan kegiatan di lapangan. Perizinan juga dilakukan dengan
maksud untuk melakukan studi eksplorasi terlebih dahulu untuk mengetahui kondisi
kesehatan masyarakat adat disana.
3. Pengumpulan Data Sekunder dan Data Primer
Data sekunder umumnya didapat dari instansi-instansi pemerintah dan data penelitian yang
telah dilakukan sebelumnya. Data sekunder berupa data spasial yang di dapat dari berbagai
sumber terkait seperti data penggunaan lahan berasal dari data instansi yang diperbaharui
menggunakan citra google earth. Sedangkan data primer yang didapat dilapangan dan
dilakukan wawancara dan pengambilan sampel darah sebagai studi pendahuluan.
Memperoleh data dengan cara wawancara perlu mempunyai pedoman agar pembicaraan kita
dengan informan dapat terarah dan tidak melebar. Tambahan informasi peneliti akan
melakukan wawancara dengan guru guna memperoleh data yang terkait dengan fokus
penelitian.
4. Jika melakukan pengambilan sampel darah maka harus menerapkan prinsip-prinsip dalam
penelitian mengenai kesehatan masyarakat), yaitu:
• Prinsip 1 – Respect of Autonomy;
Prinsip menjelaskan bahwa dalam melakukan penelitian atau riset kesehatan seorang
peneliti harus menghargai kebebasan atau interdepensi responden dalam mengambil
keputusan. Strategi yang dapat dilakukan yaitu memberikan informed consent.
• Prinsip 2 – Promotion of Justice; Prinsip keadilan berkaitan dengan kesetaraan
(equality) dan keadilan (fairness) dalam memperoleh resiko dan manfaat penelitian.
• Prinsip 3 – Ensuring Beneficence; Prinsip ini menyatakan bahwa penelitian yang
dijalankan akan memberikan sesuatu yang berguna bagi subyek atau komunitas yang
terdampak. Dalam prinsip beneficence terdapat 2 (dua) aturan yaitu, (i) tidak
membahayakan dan merugikan partisipan, (ii) memaksimumkan manfaat dan
meminimumkan kerugian.
• Prinsip 4 – Ensuring Maleficence Prinsip ini menjelaskan bahwa peneliti harus
mencegah terjadinya kecelakaan atau hal-hal yang tidak diharapkan dalam penelitian baik
dari segi fisik atau psikologis bagi subyek. Terdapat 2 (dua) konsep yang dapat
digunakan untuk memastikan bahwa peneliti memiliki resiko yang rendah terhadap
subyek yaitu anonymity dan confidentiality.
5. Penelitian kualitatif dilakukan pada kondisi alamiah dan bersifat penemuan. Dalam
penelitian ini termasuk penelitian kualitatif karena berhubungan dengan deskriptif
kegiatan. Peneliti sebagai instrumen kunci sehingga peneliti harus memiliki bekal teori
atau wawasan yang luas. Peneliti dapat bertanya, menganalisis obyek yang diteliti
sehingga informasi yang didapat menjadi lebih jelas

2. Apakah para simpatisan benar dalam asumsi mereka bahwa persetujuan etika tidak
diperlukan untuk pengumpulan profil demografis? Jelaskan pendapat anda!
Para simpatisan dibenarkan bahwa perlu adanya kesepakatan diawal antara simpatisan dan badan
kesehatan selalaku pemilik penelitian mengenai maksud dan tujuan penelitan sehingga
mengurangi terjadinya kesalahan ilmiah yang terjadi.

3. Apakah yang dilakukan para peneliti dapat dikategorikan sebagai "kesalahan ilmiah"/
“scientific misconduct”?
Para peneliti dapat dikategorikan scientific misconduct dalam jenis penyalahgunaan etis karena
melakukan tindakan tidak etis ketika melakukan penelitian baik terhadap manusia yaitu
memanfaatkan sampel data komunitas adat untuk di teliti katakteristik genetiknya dengan
pengambilan sampel darah tanpa memberikan justifikasi yang memadai di awal penelitian.
Seharusnya dalam mengikutsertakan relawan manusia sebagai subjek penelitian wajib
didasarkan etik respect for others yang betujuan untuk melindungi kelompok-kelompok dari
penyalahgunaan. Selain itu peneliti tidak melindungi kerahasiaan peserta. Seharusnya, peneliti
wajib menjaga kerahasiaan partisipan penelitian dan informasi yang diperoleh. Terkait dengan
subjek penelitian, ada 2 (dua) sub aspek yang penting yaitu perlindungan partisipan serta
informed consent. Perlindungan partisipan dalam hal ini yaitu etika penelitian yang mengatur
agar dalam melakukan penelitian tidak merugikan partisipan. Beberapa aspek yang diatur adalah
material, segi fisik dan segi psikologis. Sedangkan informed consent yaitu etika penelitian yang
mensyaratkan adanya kesediaan dari subjek penelitian yang akan diteliti. Hal tersebut
dikarenakan ada kondisi-kondisi tertentu dimana subjek penelitian tidak ingin untuk diteliti dan
subjek penelitian memiliki hak asasi untuk menolak sehingga peneliti tidak dapat melakukan
pemaksaan

4. Apakah diperlukan pertimbangan khusus terkait etika saat berurusan dengan komunitas
minoritas atau etnis yang terisolasi? Pengamanan seperti apa yang mungkin dilakukan
oleh komite etika untuk penelitian sejenis?
Seringkali terjadi ketidaksesuaian yang timbul dari hasil penelitian yang diperoleh, dimana
peneliti biasanya selalu berpijak pada kebenaran yang didapatkan dari hasil penelitian sedangkan
instansi terkait selalu berpijak pada kebijakan yang dikeluarkan. Maka dari itu diperlukan
kesepakatan di awal antara komunitas minoritas agar tidak terjadi kesalahpahaman. Bentuk
pengaman yang dapat dilakukan adalah terdapat surat semacam hitam di atas putih mengenai
persetujuan penelitian di kedua belah pihak. Pengamanan selanjutnya dapat menggunakan
macam cara perekaman data.

5. Jelaskan sikap yang anda pilih saat dihadapkan pada kondisi serupa dengan peneliti
tersebut?
Saya sebagai peneliti akan membuka diri terhadap tanggapan, kritik, dan saran dari sesama
Peneliti maupun komite terhadap proses dan hasil penelitian, yang diberinya kesempatan dan
perlakuan timbal balik yang setara dan setimpal, saling menghormati melalui diskusi dan
pertukaran pengalaman dan informasi ilmiah yang objektif. Selain itu, akan berdiskusi secara
terbuka dan secara jujur mutlak tentang keinginan dan kesanggupan dari peneliti yang diperlukan
untuk memajukan ilmu pengetahuan. Untuk menghindari terjadinya tuduhan terkait penyakit,
maka sebagai peneliti harus melakukan pemeriksaan kesehatan sesuai protocol kesehatan
misalnya dengan menggunakan Alat Pelindung Diri yang sesuai.
Namun apabila penelitian tersebut berpotensi menimbulkan kerugian, bahaya kerusakan atau
kecelakaan baik kepada subyeek atau obyek penelitian maka saya sebagai peneliti akan
menghentikan penelitian hingga hasil diskusi bersama diperoleh.

STUDI KASUS II
1. Apakah etis bagi Insinyur A untuk tidak memberi tahu badan pengatur yang sesuai
tentang temuan insinyur dan potensi bahaya bagi kesehatan publik dan lingkungan?
Tidak etis karena penelitian dilakukan dengan etik untuk peningkatan kesejahteraan manusia
dan peradaban, membahayakan kesehatan masyarakat, berisiko penghancuran sumber daya
bangsa, merusak keamanan negara, dan mengancam kepentingan bangsa. Sedangkan insinyur
A menemukan bahwa tempat pembuangan tidak ditutup sesuai dengan peraturan limbah padat
dan berbahaya negara bagian. Hal itu akan membahayakan kesehatan masyarakat sekitarnya
sehingga perlunya untuk menginformasikan kepada badan pengatur agar dilakukan penelitian
untuk mendapatkan strategi pengendalian terhadap pembuangan limbah padat dan berbahaya.

2. Apakah Insinyur A berperilaku etis dalam menandatangani klausul kerahasiaan yang


membatasi dia untuk mengungkapkan informasi mengenai bahaya bagi kesehatan
masyarakat dan lingkungan, setelah diberitahu oleh kota bahwa ada kemungkinan situs
tersebut mengandung limbah berbahaya dan beracun?
Tidak etis karena sesuai dengan kode etik pertama yang menyebutkan bahwa “Peneliti
membaktikan diri pada pencarian kebenaran ilmiah untuk memajukan ilmu pengetahuan,
menemukan teknologi, dan menghasilkan inovasi bagi peningkatan peradaban dan
kesejahteraan manusia.” Oleh karena itu kebenaran yang terungkap dari hasil penelitian harus
di publikasikan sebenar-benarnya tanpa ada manipulasi data yang tidak sesuai dengan kode
etik. Harus adanya kejujuran dalam publikasi tentang hasil penelitian yang dipublikasikan.
Dan apabila insinyur A melakukan ketidakjujuran dalam penelitian dan diketahui oleh pihak
lain dapat membawa sanksi terhadap pihak yang melanggarnya, berupa teguran, skorsing,
diberhentikan, dsb.

3. Jika anda adalah Insinyur A, bagaimana sikap yang akan anda pilih?
Saya akan mengambil sikap untuk mempublikasikan hasil penelitian secara jujur. Karena
pemalsuan hasil penelitian akan bedampak pada mereka yang menggunakan atau akan
melanjutkan penelitian, hal tersebut dikarenakan data yang dihasilkan tidak secara benar-
benar diperoleh dari pelaksanaan penelitian. Sebagai peneliti saya harus menunjukkan
integritas dan profesionalisme, taat kaidah keilmuan, Penelitian harus dilakukan sesuai
dengan metoda, prosedur dan pencapaian hasil secara ilmiah, yang dapat dipertanggung
jawabkan.

Anda mungkin juga menyukai