PEMBAHASAN KASUS TB PARU Anisa

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Nama : Anisa Nurul Hikmah

Nim : 2014901008

PEMBAHASAN

Pada tanggal 1 Desember dilakukan pengkajian diruang Flamboyan RSUD

Kab. Tangerang. Dengan pasien Ny.E dengan diagnosa TB Paru. Dengan keluhan

utama pada saat dikaji klien mengatakan batuk terus menerus dan mengeluh sakit

ketika batuk terdapat sekret yang susah untuk dikeluarkan,klien mengeluh sesak

saat beraktivitas. klien mengatakan tidak nafsu makan. saat dikaji klien terdapat

lesi di area labiyora vagina.

Riwayat kesehatan sekarang Klien masuk rumah sakit sejak tanggal 23

november yang lalu klien mengatakan mengeluh batuk sejak 2 bulan, jika

beraktivitas klien mengatakan sesak terasa sakit jika batuk terus menerus tidak

mampu mengeluarkan sputum klien lemas dan tidak nafsu makan.

Dengan masalah yang terdapat pada kasus Ny E maka dapat di tegakan

menjadi 4 diagnosa menurut SDKI Tahun 2016 yaitu : Bersihan jalan nafas tidak

efektif b.d sekresi yang tertahan, dengan di tandai pasien mengeluh batuk terus

menerus dan susah mengeluarkan sekret, lalu sesak nafas. Lalu pada diagnosa

kedua adalah Defisit nutrisi b.d faktor psikologis (mis, stres, keengganan untuk

makan). di tandai dengan BB pasien menurun dan saat dikaji pasien tidak nafsu

makan dan terlihat tidak menghabiskan makananya. Lalu pada dignosa ke tiga
yaitu Risiko infeksi b.d Pemeliharaan kesehatan. Klien terlihat terdapat luka/lesi

disekitar alat kemaluanya karena gatal terus menerus. Diagnosa ke empat yaitu

Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasi klien mengatakan kurang

mengetahui penyakitnya dan klien pernah tidak meminum obat TB Paru.

Pada dignosa di atas makan implementasi dilakukan mengacu pada SLKI dan

SIKI pada diagnosa pertama yaitu memberikan oksigen nasal kanul 3 liter, lalu

menganjurkan batuk efektif, lalu memposisikan semi-fowler.

Lalu pada diagnosa kedua yaitu nutrisi yang dilakukan pada dignosa kedua ini

adalah menganjurkan memilih makanan yang ia sukai, memonitor bb, kolaborasi

obat antipiretik jika perlu.

Pada diagnosa ke tiga yaitu resiko infeksi pada diagnosa ini dilakukan intervensi

menjaga kebersihan diri, memberikan obat(salep gentamicin)lalu merawat area

kewanitaan dengan cara membersihkanya.

Diagnosa defisit pengetahuan yaitu dilakukan meng edukasi tanda gejala

pencegahan tentang penyakit lalu mengedukasi kebersihan mulut pasien.

Pada evaluasinya dengan diagnosa Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d

sekresi yang tertahan yaitu selama 2x24 jam pasien mengatakan batuknya

berkurang sekret berkurang. Pada diagnosa Defisit nutrisi b.d faktor psikologis

(mis, stres, keengganan untuk makan) evaluasinya selama 2x24 jam yaitu nafsu

makan meningkat karena pasien memilih makanan yang disukai pasien terlihat

segar. Pada diagnosa ke 3 yaitu . Risiko infeksi b.d Pemeliharaan kesehatan

evaluasi pada diagnosa ini yaitu pasien terlihat tidak menggaruk alat vitalnya lalu
diberikan salep untuk mengurangi atau menghilngkan bakteri. Diagnosa ke empat

yaitu Defisit pengetahuan b.d kurang terpapar informasiklien mengatakan sudah

mengetahui penyakit yang dideritanya.

Anda mungkin juga menyukai