net/frenkilestari/12-proses-audit-kinerja
Daftar Isi Lihat
Audit terhadap laporan keuangan ini harus berdasarkan pada standar auditing
yang sudah ditetapkan oleh IAI. Untuk lebih memahami tentang standar auditing
kami sudah membahasnya di artikel lain dalam website ini.
Kertas kerja audit bisa dipakai oleh auditor untuk mendukung pendapat yang
disampaikannya dan sebagai bukti bahwa auditor sudah melakukan audit yang
memadai.
Pembuatan seperangkat kertas kerja audit yang lengkap adalah syarat yang
sangat penting untuk membuktikan sudah dilakukannya dengan baik proses
audit atas laporan keuangan.
Semua proses audit tersebut akan menghasilkan berbagai macam bukti yang
akan membentuk kertas kerja audit.
Pengkoordinasian dan pengorganisasian setiap tahapan atau proses audit
tersebut bisa dilakukan dengan memakai kertas kerja.
Untuk dapat memenuhi tujuan tersebut, maka terdapat 5 syarat kertas kerja audit
yang perlu untuk diperhatikan, yaitu sebagai berikut:
1. Lengkap
Sebuah kertas kerja audit harus lah lengkap. Lengkap disini maksudnya adalah:
Berisikan seluruh informasi atau data penting yang harus dicantumkan.
Seorang auditor harus bisa menentukan komposisi seluruh data penting yang
harus dimasukkan ke dalam kertas kerja.
Tidak membutuhkan tambahan penjelasan secara lisan. Karena kertas kerja
tersebut akan diperiksa oleh seorang auditor senior dan kemungkinan akan
diperiksa oleh pihak luar, maka kertas kerja harus berisi informasi lengkap.
Dengan demikian tidak membutuhkan tambahan penjelasan secara lisan. Sebuah
kertas kerja audit harus disusun untuk dapat “berbicara” sendiri.
Oleh karena itu harus berisikan informasi yang lengkap, dan tidak berisikan
informasi yang masih belum jelas atau pernyataan yang belum terjawab.
2. Teliti
Dalam melakukan pembuatan kertas kerja seorang auditor dituntut untuk tetap
memperhatikan ketelitian dalam penulisan dan perhitungan.
Dengan demikian kertas kerja yang disusun akan terbebas dari kesalahan tulis
dan juga perhitungan.
3. Ringkas
Terkadang seorang auditor yang belum memiliki banyak pengalaman melakukan
kesalahan dengan melakukan pengauditan yang tidak relevan dengan tujuan
audit.
Hal tersebut akan berakibat pada pembuatan atau pengumpulan kertas kerja
dalam jumlah yang banyak dan cenderung tidak memiliki manfaat dalam audit-
nya.
Dengan demikian kertas kerja harus dibatasi pada data atau informasi yang
penting atau pokok dan relevan dengan tujuan dilakukannya audit serta disajikan
secara ringkas.
Seorang auditor harus bisa menghindari rincian yang tidak perlu untuk disajikan.
Analisis yang dilakukan oleh auditor harus sebagai ringkasan dan juga penafsiran
informasi atau data, bukan hanya sebagai penyalinan catatan klien ke dalam
kertas kerja.
4. Jelas
Kejelasan dalam menyusun dan menyajikan informasi kepada berbagai pihak
yang akan memeriksa kertas kerja harus diusahakan oleh auditor. Pemakaian
istilah yang memunculkan makna ganda harus dihindari.
5. Rapi
Kerapian dalam penyajian kertas kerja audit dan keteraturan dalam penyusunan-
nya akan sangat membantu seorang auditor senior dalam
melakukan review terhadap hasil kerja dari staf-nya serta akan memudahkan
auditor dalam mendapatkan informasi dari kertas kerja.
Kertas kerja ini terdiri dari berbagai beberapa jenis, yang secara garis besar bisa
dikelompokkan menjadi 5, yaitu sebagai berikut.
Sedangkan prosedur audit adalah suatu instruksi yang rinci atau detail untuk
mengumpulkan berbagai jenis bukti audit tertentu yang harus didapatkan pada
saat tertentu dalam proses audit.
1. Prosedur audit yang harus diikuti dalam melakukan suatu verifikasi masing
– masing unsur yang terdapat di dalam laporan keuangan.
2. Tanggal dan paraf pelaksanaan prosedur audit tersebut.
3. Penunjukan indeks kertas kerja yang dihasilkan.
Sehingga, program audit mempunyai fungsi sebagai suatu alat yang berguna
untuk menetapkan jadwal pelaksanaan dan pengawasan pekerjaan audit.
Program audit bisa dimanfaatkan untuk:
Terdapat kolom “Saldo akhir 31 Desember 20×8 (tahun lalu)”, kolom tersebut
berisikan dengan berbagai saldo akun setelah penyesuaian auditor dalam audit
tahun sebelumnya.
Penyajian berbagai saldo dari audit tahun sebelumnya untuk tahun sekarang
yang diaudit, mempunyai tujuan untuk dapat memudahkan pembandingan
dengan saldo akun yang berhubungan untuk tahun yang diaudit.
Jurnal penyesuaian yang diusulkan oleh seorang auditor pada umumnya akan
diberi nomor urut dan untuk jurnal penggolongan kembali akan diberi identitas
berupa huruf.
Setiap jurnal penyesuaian atau penggolongan kembali harus dilengkapi dengan
penjelasan yang rinci atau lengkap.
Jurnal penyesuaian dipakai oleh auditor untuk melakukan koreksi atas catatan
akuntansi klien yang salah, dengan demikian jurnal tersebut disarankan oleh
auditor kepada klien untuk di-buku-kan dalam catatan akuntansi yang dibuat
oleh klien nya.
Skedul utama ini dipakai untuk menggabungkan berbagai akun yang ada di buku
besar yang sejenis, yang jumlah saldo nya akan disajikan di dalam laporan
keuangan dalam satu jumlah.
Skedul utama memiliki kolom yang sama dengan berbagai kolom yang ada di
dalam working trial balance.
Jumlah dari setiap kolom yang terdapat di dalam skedul utama dipindahkan ke
dalam kolom yang berhubungan dalam working trial balance.
5. Skedul Pendukung
Ketika seorang auditor melakukan verifikasi terhadap berbagai unsur yang
terdapat di dalam laporan keuangan yang dibuat klien, maka dia akan membuat
berbagai macam kertas kerja pendukung yang berguna untuk menguatkan
informasi keuangan dan operasional yang dikumpulkannya.
Dalam masing – masing skedul pendukung harus disajikan pekerjaan yang sudah
dilakukan oleh seorang auditor dalam memverifikasi dan juga menganalisis:
Masing – masing auditor memiliki cara yang berbeda – beda tentang cara
pemberian indeks kertas kerja.
Berbagai factor yang harus diperhatikan dalam memberikan indeks pada kertas
kerja adalah sebagai berikut.
Masing – masing kertas kerja harus diberikan indeks baik di sudut atas atau
pun di sudut bawah.
Pencantuman indeks silang atau cross index.
Jawaban konfirmasi, print out computer, pita mesin hitung dan lain
sebagainya tidak diberi indeks kecuali apabila dilampirkan di belakang
kertas kerja yang mempunyai indeks.
Pencantuman Indeks Silang
Dalam mencantumkan indeks silang harus dilakukan sebagai berikut:
1. Indeks Angka
Kertas kerja utama (program audit, working trial balance, dan ringkasan jurnal
penyesuaian), skedul utama, dan skedul pendukung diberi kode berupa angka.
Kertas kerja utama dan juga skedul utama diberi indeks dengan bentuk angka.
Sedangkan untuk skedul pendukung diberi sub indeks dengan menambahkan
nomor kode skedul utama yang berhubungan. Contohnya adalah sebagai
berikut.
3 Konfirmasi Bank
Seorang akuntan senior yang berperan sebagai orang yang mereview kertas kerja
biasanya menghendaki susunan kertas kerja audit dalam urutan sebagai berikut.
Hampir semua informasi atau data yang diberikan klien kepada auditor sifatnya
adalah rahasia.
Sehingga, klien tidak akan rela memberikan informasi penting tersebut kepada
auditor, apabila klien tidak mendapatkan jaminan dari auditor tentang penjagaan
kerahasiaan informasi tersebut.
Dan karena hampir seluruh informasi yang didapatkan auditor disajikan di dalam
kertas kerja audit, maka kertas kerja adalah hal yang bersifat rahasia.
Karena kertas kerja mempunyai sifat yang rahasia, maka auditor wajib untuk
selalu menjaga kertas kerja audit secara terus menerus dengan cara menghindari
terungkapnya informasi yang terdapat dalam kertas kerja kepada berbagai pihak
yang tidak diinginkan.
Berikut ini adalah bunyi dari Kode Etik Ikatan Akuntan Indonesia berdasarkan
pasal 4 yang mengatur tentang kerahasiaan kertas kerja:
1. Arsip audit tahunan untuk setiap audit yang sudah selesai dilakukan, yang
disebut dengan “arsip kini (current file)”.
2. Arsip permanen (permanent file), arsip ini dilakukan untuk data yang secara
relative tidak mengalami perubahan.
Arsip kini merupakan arsip yang berisikan kertas kerja yang informasinya hanya
memiliki manfaat untuk periode yang di-audit saja.
Sumber : https://mastahbisnis.com/kertas-kerja-audit/