Hak Asasi Manusia Di Indonesia
Hak Asasi Manusia Di Indonesia
Disusun oleh :
Nim : M0119102
2020
DAFTAR ISI
Daftar Isi 2
BAB I : PENDAHULUAN 3
1.1 Latar Belakang Masalah 3
4.1 Kesimpulan 8
4. 2 Saran 8
Daftar Pustaka 9
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
4
BAB II
KAJIAN TEORI
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak semua orang karena tidak dapat dihilangkan
atau dilemahkan oleh siapapun karena keberadaannya sebagai manusia. Dapat dijelaskan
bahwa hak asasi manusia melekat pada semua manusia, oleh karena itu tanpa memandang
jenis kelamin, ras, warna kulit, bahasa, politik agama, kebangsaan, kekayaan, dan kelahiran,
keberadaan hak asasi manusia tetap diakui.
Manusia yang merupakan makhluk hidup yang memiliki martabat serta derajat yang
sama dan memiliki hak-hak yang sama di hadapan hukum maupun dalam segala bidang
seperti yang telah diatur dalam perundang-undangan. Di Indonesia telah dibuat peraturan
mengenai hak asasi manusia pada Pasal 1 ayat (3) UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi
Manusia (HAM) menyatakan bahwa diskriminasi adalah setiap pembatasan, pelecehan, atau
pengecualian yang langsung ataupun tidak langsung didasarkan pada pembedaan manusia
atas dasar agama, suku, ras, etnik, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, jenis
kelamin, bahasa, keyakinan politik, yang berakibat, pengurangan, penyimpangan atau
penghapusan, pengakuan, pelaksanaan atau penggunaan hak asasi manusia dan kebebasan
dasar dalam kehidupan baik individual maupun kolektif dalam bidang. Disusul dengan
Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2020 tentang Pengadilan Hak Asasi Manusia (HAM).
Menurut Universal Declaration of Human Rights terdapat berbagai macam hak asasi
manusia, yaitu Hak Asasi Pribadi (Personal Rights) merupakan hak dalam kebebasan
berpendapat, beragama, dalam bergerak, untuk aktif dalam setiap organisasi dan sebagainya.
Hak Asasi Ekonomi (Economy Rights) merupakan hak untuk membeli, memiliki, menjual
dan menggunakan sesuatu. Hak Asasi Politik (Political Rights) merupakan hak untuk
5
berpartisipasi dalam pemerintahan, hak untuk membagi dan memilih, hak untuk mendirikan
partai politik, dan sebagainya. Legal Equality of Rights merupakan hak asasi untuk
mendapatkan dan diperlakukan sama dalam bidang hukum dan pemerintahan. Judicature and
Custody Rights merupakan hak asasi untuk mendapatkan peradilan, perlindungan atau
perlakuan tata cara perlindungan. Education Rights merupakan hak asasi untuk mendapatkan
pendidikan. Weges and Occupation Rights merupakan hak asasi untuk mendapatkan
pekerjaan dan mendapatkan upah yang adil dan cukup. Social and Cultural Rights merupakan
hak asasi untuk mendapatkan jaminan sosial serta mengembangkan kebudayaan.
Setiap orang memiliki banyak jenis hak asasi manusia, namun banyak pelanggaran
hak asasi manusia yang sering terjadi. Penyebab pelanggaran hak dan kewajiban manusia
berasal dari beberapa faktor internal (internal) dan faktor eksternal (eksternal). Faktor internal
antara lain: kurangnya pemahaman dan kesamaan konsep hak asasi manusia, sikap
individualistis, ketidakseimbangan dalam pelaksanaan hak asasi manusia dan kewajiban hak
asasi manusia, serta kurangnya pemahaman dan toleransi hak asasi manusia. Pada saat yang
sama, faktor eksternal meliputi: lembaga penegak hukum yang lemah, operasi yang tidak
efektif, penyalahgunaan kekuasaan, penyalahgunaan kemajuan teknologi, dan kesenjangan
sosial ekonomi.
6
BAB III
PEMBAHASAN
Implementasi nilai-nilai Pancasila dalam lingkup hak asasi manusia, yaitu : pada sila
pertama adalah negara menjamin setiap penduduk bebas beragama sesuai yang diinginkan
dan agama tersebut diakui oleh negara; pada sila kedua adalah setiap penduduk berhak hidup,
berhak untuk tidak disiksa, hak kemerdekaan pikiran dan hati nurani, identitas budaya dan
hak masyarakat tradisional dihormati selaras dengan perkembangan zaman dan peradaban,
Perlindungan, pemajuan, penegakan, dan pemenuhan hak asasi manusia adalah tanggung
jawab negara, terutama pemerintah, untuk menegakan dan melindungi hak asasi manusia
sesuai dengan prinsip negara hukum yang demokratis, maka pelaksanaan hak asasi manusia
dijamin, diatur, dan dituangkan dalam peraturan perundangan-undangan; pada sila ketiga
memiliki nilai-nilai hak pribadi yang ingin digapai atau didapatkan seseorang tetapi tetap
menjunjung tinggi persatuan bangsa dan tidak berakibat untuk memecah belah bangsa; pada
sila keempat menjelaskan bahwa Indonesia merupakan negara huukm yang menganut sistem
dari rakyat oleh rakyat untuk rakyat, Indonesia pun negara yang dipimpin oleh seorang
presiden maka dalam proses pemilihan presiden setiap penduduk berkewarganegaraan
Indonesia dapat memiliki hak bebas berpendapat dan memilih pemimpin; pada sila kelima
adalah setiap penduduk Indonesia mendapatkan keadilan yang sama baik dalam bidang
hukum, sosial dan budaya.
Namun, banyaknya kasus pelanggaran hak asasi manusia di Indonesia setiap tahunnya
tidak mengalami penurunan, mulai dari kasus pembunuhan karena tidak terima dengan
perkataan warga lain, merasa dirinya dipermalukan sehingga melakukan pembunuhan yang
kita ketahui bahwa itu telah melanggar hak hidup orang lain, bahkan kasus menghilangnya
penduduk dan kasusnya tidak diutus hingga tuntas demi suatu kepentingan tertentu.
Orang dilarang mengambil nyawa orang lain atau bahkan nyawa sendiri. Namun
sekarang, melalui media massa dan audiovisual, kita sering mendengar dan melihat
pembunuhan di sekitar kita. Jika terbukti bisa dilakukan, negara akan melakukan tindakan
7
hukum. Setiap orang berhak menikmati kebebasan. Tidak ada yang mau menjual
kebebasannya dan menjadi budak orang lain. Faktanya, perdagangan manusia, penculikan
dan perbudakan masih terjadi. Tidak ada yang mau hidup sengsara dan mau melakukan apa
saja untuk hidup enak, tapi setiap hari masih kita jumpai anak jalanan, siswa putus sekolah
dan pengemis di sekitar kita.
Bahkan saat ini, dimasa pandemi Covid-19 pelanggaran hak asasi manusia tidak
mengalami penurunan. Hak asasi manusia yang menjadi pelanggaran dimasa seperti ini
seperti cara pelayanan rumah sakit terhadap pasien-pasien yang positif Covid-19 hingga para
pejabat yang mengambil hak-hak bantuan yang sangat dibutuhkan oleh rakyat yang kurang
mampu.
8
BAB IV
4.1 Kesimpulan
Sebagai warga negara Indonesia kita memiliki berbagai macam hak yang
dapat kita gunakan, mempertimbangkan hak-hak setiap manusia sebelum melakukan
sesuatu serta menerapkan nilai-nilai kebaikan yang dapat kita lakukan dalam sehari-
hari. Sebagai warga negara kita dapat menuntut hak-hak kita dengan melakukan
kewajiban yang telah diaturkan sehingga tidak serta merta meminta hak tanpa
melakukan kewajiban.
4.2 Saran
Sebagai manusia yang terlahir memiliki berbagai macam hak serta dilindungi
oleh berbagai macam aturan. Hendaknya kita memahami, mengetahui dan
menerapkan berbagai macam nilai-nilai yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila
serta maksud dan tujuannya agar kita dapat menegakkan hak asasi manusia dan tidak
melanggar hak-hak asasi manusia.
Kewajiban sebagai warga negara maupun manusia perlu kita lakukan dalam
kehidupan sehari-hari kita agar kita mendapatkan hak yang pantas untuk kita.
Sebaiknya pula kita tidak melakukan pelanggaran hak asasi manusia, karena sejatinya
kita mendapatkan hak yang sama baik sejak lahir dan sama dalam bidang hukum.
9
DAFTAR PUSTAKA
Amir, M. Y. (2014). Penguatan Tata Kelola Pemerintahan Yang Baik Dalam Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan Sebagai Pilar Penegakan Hak Asasi Manusia Di
Indonesia. Jurnal Ilmu Hukum Jambi, 5(2), 43280.
Arifin, R., & Lestari, L. E. (2019). Penegakan dan Perlindungan Hak Asasi Manusia di
Indonesia dalam Konteks Implementasi Sila Kemanusiaan yang Adil dan Beradab.
Jurnal Komunikasi Hukum (JKH), 5(2), 12-25.
Aswandi, B., & Roisah, K. (2019). Negara Hukum Dan Demokrasi Pancasila Dalam
Kaitannya Dengan Hak Asasi Manusia (Ham). Jurnal Pembangunan Hukum
Indonesia, 1(1), 128-145.
Citrawan, H. (2017). Analisis Dampak Hak Asasi Manusia atas Regulasi : Sebuah Tinjauan
Metodologi. Jurnal HAM, 8(1), 13-24.
Dirdjosisworo, S. (2002). Pengadilan Hak Asasi Manusia Indonesia. Citra Aditya Bakti.
El-Muhtaj, M. (2017). Hak Asasi Manusia Dalam Konstitusi Indonesia. Prenada Media.
Ishak, O. S. (2016). Pancasila, Hak Asasi Manusia dan Ketahanan Nasional. Komisi Nasional
Hak Asasi Manusia Republik Indonesia.
Jatrova. (2019). Macam-Macam HAM (Hak Asasi Manusia) dan Contohnya. Jatrova.org.
Diakses pada 23 Desember 2020, pada pukul 18.05 WIB.
https://jatrova.org/artikel/macam-macam-ham-hak-asasi-manusia-dan-contohnya/
Josephine, O. A., & Moningka, Clara. (2017). Perempuan dan Diskriminasi Di Tempat Kerja.
Buletin Konsorsium Psikologi Ilmiah Nusantara. Diakses pada 25 Desember 2020,
pada pukul 23.57 WIB. https://buletin.k-pin.org/index.php/arsip-artikel/189-
perempuan-dan-diskriminasi-di-tempat-kerja.
Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan. Hak Asasi Diakui tapi Tidak
Dilindungi. Catatan Hak Asasi Manusia dimasa Pemerintah Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono. KontraS.
10
https://www.komnasham.go.id/index.php/news/2020/7/13/1480/penegakan-ham-di-
indonesia-belum-mengalami-kemajuan.html
Thea, Ady. (2020). Pandemi Covid-19 Membuat Tantangan HAM Makin Berat.
hukumonline.com. Diakses pada 25 Desember 2020, pada pukul 23.00 WIB.
https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5f074bedd3b10/pandemi-covid-19-
membuat-tantangan-ham-makin-berat?page=all
United Nations Human Rights Office of The High Commissioner. Diakses pada 25 Desember
2020, pada pukul 22.33 WIB.
https://www.ohchr.org/en/udhr/pages/Language.aspx?LangID=inz
Wahyono. (2016). Memahami Karakteristik Hak Asasi Manusia. Direktorat Jenderal HAM.
Kementrian Hukum dan HAM RI., Diakses pada 22 Desember 2020, pada pukul 10.03
WIB. http://ham.go.id/2016/06/14/memahami-karakteristik-hak-asasi-manusia/.
11