Anda di halaman 1dari 21

PR UJIAN ORTHOPEDI

PLEXUS BRACHIALIS

Oleh:
Sofi Wardati
G99122105

Pembimbing:
dr. Tito Sumarwoto Sp.OT.

KEPANITERAAN KLINIK SMF ILMU BEDAH


FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD DR MOEWARDI
SURAKARTA
2013

1
A. ANATOMI PLEXUS BRACHIALIS
Plexus brachialis adalah anyaman saraf yang dibentuk oleh rami primarii anteriores
nervi cervicales 5-8 sampai nervus thoracalis 1 (kadang dibentuk mulai dari N.
Cervicalis 4 sampai N. Thoracalis 2) yang dibentuk di dalam trigonum colli posterior.
Plexus ini memiliki fungsi penting sebagai berikut :
1. Persarafan sensorik ke kulit dan struktur-struktur dalam, seperti sendi.
2. Persarafan motorik ke otot-otot.
3. Mempengaruhi diameter pembuluh darah oleh saraf vasomotor simpatis.
4. Mempersarafi kelenjar keringat melalui saraf sekretomotorik parasimpatis.
Plexus ini berjalan di belakang clavicula, diikuti a. axillaris, ditutupi m. Pectoralis
mayor. Pada tepi bawah dan lateral dari m. Pectoralis minor plexus ini brcabang menjadi:
1. truncus superius : dibentuk oleh nervus C5-C6
2. truncus medius : dibentuk oleh nervus C7
3. truncus inferius : dibentuk oleh nervus C8 – Th1 (lihat gambar 1)

Gambar 1. Plexus brachialis, terdiri dari radixx, truncus, divisi, corda dan cabang
terminal.

2
Tiap truncus kemudian terbagi menjadi pars anterior dan pars posterior.
1. Pars anterior truncus superius dan truncus medius  berjalan di lateral a.
axillaris  fasciculus lateralis
2. Pars anterior truncus inferius  berjalan di medial a. axillaris  fasciculus
medialis
3. Pars posterior dari ketiga truncus  berjalan di belakang a. axillaris 
fasciculus posterior (liat gambar 2)

Gambar 2. Hubungan plexus brachialis dan cabang-cabangnya terhadap arteria


dan vena axillaris.
Cabang-cabang dari berbagai bagian plexus brachialis adalah sebagai berikut (gambar
2 dan 3) :
Radix
Nervus dorsalis scapulae (C5)
Nervus thoracalis longus (C5,C6,C7)
Truncus superior
Nervus suprascapularis (C5, C6)
Nervus subclavius (C5, C6)
Fasciculus lateralis
Nervus pectoralis lateralis (C5,C6,C7)
Nervus musculocutaneus (C5,C6,C7)
Radix lateralis nervi mediani (C5,C6,C7)

3
Fasciculus posterior
Nervus subscapularis superior (C5, C6)
Nervus subscapularis inferior (C5, C6)
Nervus thoracodorsalis (C6, C7, C8)
Nervus axillaris (C5, C6)
Nervus radialis. (C5, C6, C7, C8, T1)
Fasciculus medialis
Nervus pectoralis medialis (C8, T1)
Nercus cutaneus brachii medialis (C8, T1, T2)
Nervus cutaneus antebrachii medialis (C8, T1)
Nervus ulnaris(C8, T1)
Radix medialis nervi mediani

Gambar 3. Skema plexus brachialis dan cabang-cabangnya

4
B. DISTRIBUSI CABANG-CABANG PLEXUS BRACHIALIS
Ringkasan cabang plexus brachialis dan distribusinya diringkas pada tabel 1.
Tabel 1. Ringkasan cabang plexus brachialis dan distribusinya
CABANG DISTRIBUSI
Radix
Nervus dorsalis scapulae (C5) M. Rhomboideus major, m. Rhomboideus minor, m. Levator scapulae
Nervus thoracalis longus (C5,C6,C7) M. Serratus anterior
Truncus superior
Nervus suprascapularis (C5, C6) M. Supraspinatus dan m. Infraspinatus
Nervus subclavius (C5, C6) M. Subclavius
Fasciculus lateralis
Nervus pectoralis lateralis (C5,C6,C7) M. Pectoralis major
M. Coracobrachialis, m. Biceps brachii, m. Brachialis; menyarafi kulit
Nervus musculocutaneus (C5,C6,C7) sepanjang sisi lateral lengan bawah setelah menjadi n. Cutaneus antebrachii
lateralis
Radix lateralis n. medianus (C5,C6,C7) lihat radix medialis n. Medianus
Fasciculus posterior
Nervus subscapularis superior (C5, C6) M. Subscapularis
Nervus subscapularis inferior (C5, C6) M. Subscapularis dan m. Teres major
Nervus thoracodorsalis (C6, C7, C8) M. Latissimus dorsi
M. Deltoideus dan m. Teres minor; n. Cutaneus brachii lateralis superior
Nervus axillaris (C5, C6)
menyarafi kulit setengah bawah m. Deltoideus
M. Triceps brachii, m. Anconeus, sebagian m. Brachialis, m. Extensor carpi
radialis longus; melalui cabang ramus profundus n. Radialis menyarafi otot-
otot extensor lengan bawah: m. Supinator, m. Extensor carpi radialis breves,
m. Extensor carpi ulnaris, m. extensor digitorum, m. extensor digiti minimi,
Nervus radialis. (C5, C6, C7, C8, T1) m. extensor indicis, m. abductor pollicis longus, m. extensor pollicis longus,
m. extensor pollicis breves; kulit, n. cutaneus brachii lateralis inferior, n.
cutaneus brachii posterior, n. cutaneus antebrachii posterior; kulit di sisi
lateral dorsum manus dan permukaan dorsal 3,5 jari lateral; cabang untuk
sendi siku, regio carpalis, dan tangan
Fasciculus medialis
Nervus pectoralis medialis (C8, T1) M. Pectoralis major dan minor
Nercus cutaneus brachii medialis (C8, T1, T2) kulit sisi medial lengan atas
Nervus cutaneus antebrachii medialis (C8, T1) kulit sisi medial lengan bawah
M. Flexor carpi ulnaris dan setengah medial m. Flexor digitorum profundus,
m. Flexor digiti minimi, m. Adductor pollicis, m. Lumbricales 3 dan 4, mm.
Nervus ulnaris(C8, T1)
Interossei, m. Palmaris breves, kulit setengah medial dorsum manus dan
telapak tangan, kulit permukaan palmar dan dorsal 1,5 jari medial

M. Pronator teres, m. Flexor carpi radialis, m. Palmaris longus, m. Flexor


digitorum superficialis, m. Abductor pollicis breves, m. Flexor pollicis
Radix medialis n. Medianus bersama dengan breves, m. Opponens policis, m. Lumbricales 1 dan 2 (melalui cabang n.
radix lateralis n. Medianus membentuk N. Interosseus anterior), m. Flexor pollicis longus, m. flexor digitorum
Medianus (C5, C6, C7, C8, T1) profundus (setengah lateral), m. pronator quadratus; cabang kulit untuk
setengah sisi lateral telapak tangan dan cabang jari-jari untuk permukaan
palmar 3,5 jari lateral; cabang untuk sendi siku, regio carpalis, dan carpal.

Cabang-cabang besar dan terminal dari plexus brachialis adalah n. Axillaris, n. Radialis,
n. Musculocutaneus, n. Medianus, dan n. Ulnaris.

5
1. n. Axillaris
- Cabang fasciculus posterior plexus brachialis
- Berjalan melalui spatium axillaris lateralis bersama dengan a. circumflexa
humeri posterior
- Menginervasi m. deltoideus dan m. teres minor yang berfungsi sebagai abduktor
lengan.
- Mempercabangkan n. cutaneus brachii lateralis superior

Gambar 4. Diagram n. axillaris

6
Gambar 5. Nervus axilaris dan nervus radialis
2. n. Radialis
- Cabang fasciculus posterior plexus brachialis
- Merupakan cabang terbesar dari plexus brachialis
- Berjalan meninggalkan axilla melingkari humerus dalam sulcus spiralis humeri
bersama a. profunda brachii, menginervasi m. Triceps brachii
- Menembus septum intermusculare laterale ke bawah berjalan di antara m.
Brachialis dan m. Brachioradialis, kemudian bercabang dua di epicondylus
laterale menjadi ramus superficialis dan ramus profundus
- R. Superficialis n. Radialis :
o Bersifat sensorik
o Berjalan di atas m. Supinator dan m. Pronator teres di bawah m.
Brachioradialis  bersama dengan a. radialis terus ke distal sampai di
fossa tabatiere anatomicum
o Akhirnya menjadi n. Digitorum dorsales untuk menginervasi kulit di
sekitar dorsum manus dan permukaan dorsal pangkal 3,5 jari lateral

7
- R. Profundus n. Radialis
o Bersifat motorik
o Berjalan menembus m. Supinator, mencapai bagian dorsal lengan bawah
bersama a. interossea dorsalis, menginervasi musculi regio antebrachii
bagian dorsal  berjalan bersama a. interossea posterior, yang dikenal
sebagai n. Interosseus posterior
- Cabang ke kulit : n. Cutaneus brachii posterior dan n. Cutaneus antebrachii
posterior

Gambar 6. Diagram n. radialis


3. n. Musculocutaneus
- Cabang dari fasciculus lateralis plexus brachialis
- Menembus m. Coracobrachialis, ke caudal berjalan di antara m. Biceps brachii
dan m. Brachialis
- Menginervasi m. Coracobrachialis, m. Biceps brachii, m. Brachialis, art. Cubiti

8
- Cabang ke kulit : n. Cutaneus antebrachii lateralis

Gambar 7. Diagram dan skema n. musculocutaneus

4. n. Medianus
- Cabang fasciculus medialis et lateralis plexus brachialis
- Tidak memberi cabang pada lengan atas
- Sering disebut Labourer’s hand karena meninervasi musculi untuk pekerjaan
berat
- Berjalan di sulcus bicipitalis medialis, bersama a. brachialis ke distal menuju
fossa cubiti kemudian mempercabangkan rr. Musculares dan n. Interosseus
anterior  mempersarafi semua musculus di bagian anterior lengan bawah
kecuali musculus yang dipersarafi oleh n. Ulnaris
- Di sepertiga distal lengan bawah masuk ke dalam canalis carpi,
mempercabangkan n. Cutaneus palmaris yang berjalan di belakang retinaculum
musculorum flexorum, kemudian mempersarafi setengah lateral telapak tangan,

9
musculi eminentia thenaris, dan musculi lumbricales I dan II juga mempersarafi
sensorik kulit permukaan palmar tiga setengah jari lateral termasuk kuku dorsum
manus.

Gambar 8. Diagram dan skema n. medianus

5. n. Ulnaris.
- Cabang fasciculus medialis plexus brachialis
- Berjalan dalam sulcus bicipitalis medialis, di sebelah medial arteri brachialis
- Masuk ke dalam sulcus nervi ulnaris, ke distal berjalan bersama a. ulnaris
mempersarafi m. Flexor carpi ulnaris dan setengah bagian medial m. Flexor
digitorum profundus.
- Di sepertiga distal lengan bawah, mempercabangkan r. Cutaneus palmaris yang
mempersarafi kulit di sekitar eminentia hypothenaris dan r. Cutaneus posterior
yang mempersarafi sepertiga medial dorsum manus dan satu setengah jari
medial.
- Di telapak tangan bercabang menjadi ramus superficialis dan ramus profundus

10
- R. Superficialis mempersarafi kulit permukaan palmar satu setengah jari medial
termasuk bantalan kukunya dan m. Palmaris breves
- R. Profundus mempersarafi musculi kecil tangan kecuali musculi eminetia
thenaris dan dua musculi lumbricales yang pertama.

Gambar 9. Diagram dan skema n. ulnaris

C. LESI PLEXUS BRACHIALIS (BRACHIAL PLEXUS INJURY)


Perlukaan pada saraf dapat terjadi akibat berbagai mekanisme seperti iskemik,
kompresi, laserasi, traksi dan terbakar. Kerusakan yang terjadi bervariasi dari yang hanya
bersifat sementara, terjadi kerusakan fungsi namun cepat mengalami pemulihan, hingga
yang terjadi pemutusan saraf secara total dan terjadi degenerasi. Pada satu truncus dapat
terjadi kerusakan fasciculus yang bervariasi derajat kerusakannya.
Kerusakan yang terjadi dapat berupa transient ischaemia, neuropraxia, axonometsis,
dan neurometsis. Transient ischaemia terjadi apabila terdapat kompresi akut dari saraf
yang menimbulkan rasa kebas dan kesemutan selama kurang lebih 15 menit, kehilangan
kemampuan merasa nyeri 30 menit kemudian, dan kelemahan otot selama 45 menit
kemudian. Rasa tersebut bersifat sementara dan dapat menghilang apabila kompresi
dihilangkan. Ini dapat terjadi karena adanya anoksia sementara dari endoneurial dan
biasanya tidak menyebabkan kerusakan saraf. Neuropraksia adalah kerusakan saraf
11
dimana terdapat blok jalur konduksi saraf pada tempat dimana terjadi lesi, namun tidak
ada kerusakan saraf secara makroskopik dan biasanya terdapat demyelinisaasi. Segera
setelah blok dihilangkan, fungsi saraf pada organ target akan kembali normal. Pemulihan
membutuhkan waktu dari hitungan jam hingga bulanan. Axonometsis adalah keadaan
dimana terdapat ruptur dari serabut saraf, namun bagian perineum dan epineuriumnya
masih intak. Masih dapat terjadi proses regenerasi dari saraf dengan kecepatan 1-4mm
per hari. Pada neurometsis, terdapat ruptur dari keseluruhan truncus saraf sehingga
kontinuitas dari serabut saraf tidak dapat kembali kecuali tanpa intervensi pembedahan.
Radix, truncus, dan divisi plexus brachialis menempati bagian bawah trigonum colli
posterior, sedangkan fasciculus dan kebanyakan cabang-cabang plexus brachialis terdapat
di dalam axilla. Lesi total yang mengenai seluruh radix plexus jarang terjadi. Cidera
sebagian plexus brachialis sering terjadi dan biasanya disebabkan oleh traksi atau tekanan,
masing-masing saraf dapat cidera karena luka tusukan.
Lesi plexus brachialis dapat dibagi menjadi dua berdasarkan letak lesi dari plexusnya,
yaitu lesi plexus brachialis bagian atas/ paralisis Erb-Duchenne (C5, C6, kadang C7) dan
lesi plexus brachialis bagian bawah/ paralisis Klumpke (C8, T1). Berdasarkan level dari
letak lesi maka lesi plexus brachialis dibedakan menjadi lesi preganglionik dan lesi
postganglionik. Lesi preganglionik adalah apabila terjadi avulsi radix saraf dari medula
spinalis. Lesi ini biasanya tidak dapat pulih dan sulit diperbaiki dengan metode
pembedahan. Lesi postganglionik terjadi apabila terdapat ruptur radix saraf pada bagian
distal dari ganglion, atau pada suatu truncus saraf ataupun saraf perifer. Lesi ini dapat
disembuhkan dengan cara operasi dan memiliki potensi lebih tinggi untuk sembuh.
Lesi plexus brachialis bagian atas diakibatkan oleh gerakan yang berlebihan dari
kepala ke sisi yang berlawanan dan penekanan bahu pada sisi yang sama (gambar 10). Ini
menyebabkan traksi yang hebat atau bahkan robekan radix C5, C6 bahkan hingga C7
plexus brachialis. Ini biasanya terjadi pada bayi dengan proses persalinan yang sulit atau
pada orang dewasa setelah pukulan atau jatuh pada bahu. Nervus-nervus yang berasal dari
C5 dan C6 seperti n. suprascapularis, n. Musculocutaneus, n. Axillaris biasanya
mengalami kerusakan sehingga tidak berfungsi dengan baik.

12
Gambar 10. Mekanisme injuri lesi plexus brachialis bagian atas
Selain itu biasanya terjadi paralisis dari beberapa otot, antara lain :
- M. Supraspinatus : abductor articulatio humeri
- M. Infraspinatus : rotator lateral articulatio humeri
- M. Subclavius : menurunkan clavicula
- M. Biceps brachii : supinator lengan bawah, flexor articulatio cubiti,
flexor lemah articulatio humeri
- M. Brachialis : flexor articulatio humeri
- M. Deltoideus : abductor articulatio humeri
- M. Teres minor : rotator lateralis articulatio humeri
Hal ini menyebabkan lengan atas tergantung lemas di sisi badan, rotatio medialis oleh
bagian sternocostalis m. Pectoralis major yang tidak mendapatkan perlawanan. Lengan
bawah akan pronasi karena hilangnya fungsi m. Biceps brachii. Posisi ektremitas superior
pada keadaan ini sering disebut “waiter’s tip” (gambar 11). Selain itu terdapat kehilangan
sensasi di lateral lengan.

Gambar 11. Kiri : Erb’s palsy. Kanan :Klumpke’s palsy

13
Lesi plexus brachialis bagian bawah biasanya disebabkan oleh tarikan abductio
berlebihan pada lengan, misalnya yang terjadi jika seseorang jatuh dari tempat yang tinggi,
dan berusaha memegang suatu objek untuk menyelamatkan dirinya (gambar 12). Nervus
thoracica I biasanya robek.

Gambar 12. Mekanisme injuri lesi plexus brachialis bagian bawah


Serabut-serabut saraf dari segmen ini berjalan di dalam n. Ulnaris dan n. Medianus
untuk mempersarafi seluruh otot kecil tangan. Apabila terdapat lesi, biasanya tangan akan
berbentuk seperti cakar karena hiperekstensi articulatio metacarpophalangea dan fleksi
articulatio interphalangea. M. Extensor digitorum tidak mendapatkan perlawanan oleh
gaya mm. Lumbricales serta mm. Interossei dan mengekstensikan articulatio
metacarpophalangea. Selain itu m. Flexor digitorum superficialis dan profundus tidak
mendapatkan perlawanan oleh gaya mm. Lumbricales serta mm. Interossein dan masing-
masing memfleksikan phalanges media dan phalanges distal. Selain itu akan tedapat
kehilangan sensasi di sepanjang sisi medial lengan atas. Bila nervus cervicalis VIII juga
rusak, maka anestesi yang terjadi akan lebih luas dan akan meliputi sisi medial lengan
bawah, tangan, serta dua jari medial (gambar 11).

Nervus Thoracalis Longus


Cidera pada n. Thoracalis longus biasanya terjadi karena pukulan atau tekanan pada
trigonum colli posterior atau selama operasi radikal mastektomi. Paralisis m. Serratus
anterior mengakibtkan ketidakmampuan scapula melakukan rotatio selama gerakan

14
abduksi lengan atas lebih dari 90 derajat. Margo vertebralis dan angulus inferior scapulae
tidak lagi menempel dengan erat pada dinding thorak dan akan menonjol ke posterior,
disebut scapula bersayap/ scapula alata (winged scapula) (gambar 13)

Gambar 13. Scapula alata

Nervus Axillaris
Cidera pada n. Axilaris dapat terjadi karena tekanan tongkat/ kruk yang menekan ke
fossa axillaris. N. Axillaris dari fossa axilaris berjalan ke dorsal melalui spatium
quadrilateral, hal ini menyebabkan n. Axillaris di tempat ini mudah cidera pada pergeseran
letak caput humeri pada dislokasi bahu atau fraktur collum humeri. Kelainan yang terjadi
biasanya berupa paralisis m. Deltoideus dan m. Teres minor, gangguan fungsi ramus
cutaneus nervi axilaris dan n. Cutaneus lateralis superior untuk lengan atas sehingga dapat
terjadi kehilangan sensasi kulit setengah bagian bawah m. Deltoideus. M. Deltoideus cepat
mengalami atrofi apabila mengalami paralisis sehingga tuberculum majus yang terletak di
bawahnya dapat dipalpasi. Pasien mengeluhkan sulit sekali untuk mengabduksikan lengan
karena m. Supraspinatus menjadi satu-satunya abductor articulatio humeri yang bekerja.

Nervus Radialis
Nervus radialis memberikan percabangan di beberapa tempat yaitu, di axilla, sulcus
spiralis humeri, ruang anterior lengan atas, dan fossa cubiti. Cidera pada n. Radialis sering
terjadi pada bagian axilla dan sulcus spiralis.

15
Gejala klinik yang terjadi pada cidera n. Radialis di axila adalah sebagai berikut :
- Motorik : paralisis m. Triceps, m. Anconeus, dan otot-otot extensor panjang
regio carpalis. Pasien tidak dapat mengekstensikan articulatio cubiti, articulatio
radiocarpalis, dan jari. Kelainan yang terjadi disebut sebaga “wrist drop” atau
flexio regio carpalis (gambar 14). Selain itu juga dapat terjadi paralisis m.
Brachioradilis dan m. Supinator namun pasien tetap bisa melakukan supinasi
dengan bantuan m. Biceps brachii.

Gambar 14. Wristdrop


- Sensorik : hilangnya sedikit sensasi kulit pada permukaan posterior bagian
bawah lengan atas dan sepanjang bidang sempit pada permukaan posterior
lengan bawah. Relatif jarang terjadi anestesi total pada satu daerah tertentu
karena terdapat tumpang tindih dari persarafan sensorik oleh saraf yang
berdekatan.
Gejala klinik yang terjadi pada cidera n. Radialis di sulcus spiralis adalah sebagai berikut :
- Motorik : pasien tidak dapat mengekstensikan regio carpalis dan jari-jari dan
terjadi wristdrop
- Sensorik : terdapat sedikit daerah anestesi pada dorsum manus dan permukaan
dorsal pangkal tiga setengah jari lateral.
Selain itu cidera juga dapat terjadi pada ramus profundus n. Radialis yang berfungsi
untuk mempersarafi otot-otot ekstensor yang terdapat di ruang posterior lengan bawah.
Saraf ini dapat cidera pada fraktur ujung proksimal radius atau selama dislokasi capitulum
radii. Pada lesi ini biasanya tidak terjadi wristdrop karena jarang terjadi lesi pada m.
Extensor carpi radialis longus. Sedangkan pada cidera ramus superficialis nervus radialis
mengakibatkan timbulnya area anestesi kecil yang bervariasi di sekitar dorsum manus dan
permukaan dorsal pangkal tiga setengah jari lateral jari

16
Nervus Musculocutaneus
N. musculocutaneus jarang mengalami cidera karena letaknya terlindung di bawah m.
Biceps brachii. Bila saraf ini cidera pada bagian atas lengan atas maka m. Biceps brachii serta
m. Coracobrachialis akan paralisis dan m. Brachialis akan paresis (karena m. Brachialis juga
diinervasi oleh n. Radialis). Fleksi sendi siku dilakukan oleh sisa m. Brachialis dan otot-otot
fleksor lengan bawah. Terdapat kehilangan sensasi di sepanjang sisi lateral lengan bawah.

Nervus Medianus
Cidera pada n. Medianus biasanya terjadi di daerah siku pada fraktur supracondylaris
humeri, atau karena luka bacokan pada bagian proksimal retinaculum musculorum flexorum.
Gejala klinis pada cidera n. Medianus di siku adalah sebagai berikut :
- Motorik : paralisis m. Pronator, otot flexor panjang regio carpalis dan jari,
kecuali m. Flexor carpi ulnaris dan setengah bagian medial m. Flexor digitorum
profundus. Akibatnya lengan bawah berada dalam posisi supinasi, flexio regio
carpalis lemah dan disertai dengan adduksi. Jika pasien mencoba mengepalkan
jari, index dan sebagian jari tengah cenderung tetap lurus, sedangkan digitus
annularis dan digitus minimus dalam keadaan fleksi (gambar 15). Selain itu juga
terjadi paralisis m. Flexor pollicis longus sehingga flexio phalanges terminal
pollex hilang. Otot-otot eminentia thenar mengalami paralisis dan atrofi sehingga
eminentia menjadi rata. Ibu jari berotasi ke lateral dan adductio. Tangan tampak
rata seperti “tangan monyet”

Gambar 15. Palsi n. medianus

17
- Sensorik : sensasi kulit hilang atau berkurang pada setengah bagian lateral
telapak tangan dan permukaan palmar tiga setengah jari lateral.
- Vasomotor: daerah kulit yang mengalami anestesi lebih hangat dan lebih kering
daripada normal karena dilatasi arteriola dan hilangnya keringat karena
kehilangan kontrol simpatis.
Gejala klinis pada cidera n. Medianus di pergelangan tangan adalah sebagai berikut :
- Motorik : Otot-otot eminentia thenar mengalami paralisis dan atrofi sehingga
eminentia menjadi rata. Ibu jari berotasi ke lateral dan adductio. Tangan tampak
rata seperti “tangan monyet”. Pasien tidak bisa melakukan gerakan oposisi polex.
M. Lumbricalis 1 dan 2 paralisis yang dapat dilihat langsung dengan meminta
pasien untuk mengepalkan tangan perlahan-lahan maka polex serta index
cenderung tertinggal.
- Sensorik dan vasomotor : perubahan yang terjadi sama dengan lesi pada daerah
siku

Nervus Ulnaris
Nervus ulnaris paling sering cidera pada daerah siku, karena n. Ulnaris terletak di
belakang epicondylus medialis, dan di regio carpalis, saraf ini bersama dengan a. ulnaris
terletak di depan retinaculum musculorum flexorum.
Gejala klini pada cidera n. Ulnaris adalah sebagai berikut :
- Motorik : paralisis m. Flexor carpi ulnaris dan setengah bagian medial m. Flexor
digitorum profundus. Selain itu otot-otot kecil tangan akan paralisis kecuali otot
eminentia thenar dan dua m. Lumbricales pertama. Penderita tidak dapat
melakukan aduksi dan abduksi jari sehingga penderita tidak dapat menjepit
kertas di antara jari. M. Adductor pollicis lumpuh sehingga tidak mungkin pasien
melakukan aduksi polex. Pada kasus yang sudah lama tangan akan membentuk
seperti cakar (gambar 16). Pada cidera n. Medianus di daerah pergelangan
tangan maka akan tampak gambaran clawhand yang nyata karena m. Flexor
difitorum profundus tidak lumpuh dan terjadi fleksi lebih nyata dari phalang
distal.
- Sensorik : hilangnya sensasi kulit pada permukaan anterior dan posterior
sepertiga medial tangan dan satu setengah jari medial.

18
Gambar 16. Paralisis nervus ulnaris

19
Gambar 17. Persarafan sensorik pada telapak tangan

20
DAFTAR PUSTAKA

Kishner, Stephen. 2013. Brachial Plexus Anatomy.


http://emedicine.medscape.com/article/1877731-overview diunduh pada bulan
Desember 2013.
Moran, Steven L. Steinmann, Scott P. Shin , Alexander Y. 2005. Adult Brachial Plexus
Injuries: Mechanism, Patterns of Injury, and Physical Diagnosis. Hand Clinic 21 pp:
13-24. Elsevier Inc.
Septianto, Teddy. 2010. Panduan Anatomi. Surakarta: Keluarga Besar Asisten Anatomi
Fakultas Kedokteran UNS.
Snell, Richards S. 2000. Anatomi Klinik untuk Mahasiswa Kedokteran. Edisi 6. Jakarta:
EGC.
Standring S. 2005. Gray’s Anatomy. The anatomical basis of clinical practice. 39th edition.
Elsevier. Amerika.

21

Anda mungkin juga menyukai