Anda di halaman 1dari 12

TsARf¥£JRS2NG GEBAGeI TRRND DAN IpGU £•RIWYAHAN

KEPBRAWATAN INDOiSRGIA DITAHUN 2OSO

Azsa3?a?a Pex&eos&atsyazz Tebasoloy1 Iñtfozzaas1

Ujian Tengah Seizieater


Giatem Imformasi Manajemen Kesehatan

NPM : 1006748596

PROGRASEPASCAGARJANA

VNIVERS1IA S INDOXMIA
TOUX 2€i1£

Dipindai dengan CamScanner


TELE NURSING SEBAGAI TREND DAN ISSU PELAYANAN KEPERAWATAN
INDONESIA DITAHUN 2020

Oleh : Irfan Maulana


NPM : l00fi74P59fi

ABSTRAK
Kemajuan teknolop•l informasi serta teknologi dibidang kesehatan berdampA terhadap
tineq•inya pemahaman masyarakat terhadap dunia kesehatan, sehingga tenaq•a kesehatan
dituntut untuk memberikan pelayanan kesehatan berkualitas, profesional dan mengedepankan
perkembangan teknologi dibidang kesehatan itu sendiri. Salah satu bentuk pemant“aatan
teknologi informa.si dibidang kesehatan adalah penggunaan metode Tc•leıııfr.ıin,ç.
Tulisan ini akan membahas detinisi telenursing, kelebihan dan kekurangan telenulsinp• serta
aplikasinya dalam pelayanan keperawatan. T‹•lenursing sudah sejak lama digunakan dalam
pelayanan keperawatan di negara-negva ntaju. dl Indonesia sendiri model ini belum
berkembang. namun seiring denp•an peningkatan prekembangan teknologi informasi dl
Indonesia lerutama fiinp•ginya anp•ka pengp•unaan jarinp•an intenet di Indonesia maka
diharapkan Telenursing ju=pa dapat berkembang sebagai trend pelayanan keperawatan di
tahun 2020 nantinya.
Penelitian-penelitian Teleııcır.viaç menunjukkan bahwa terdapaı peningkatan kepuasan
masyarakat terhadap pelayanan kesehatan melalui Teleiıursia¿. Dengan kemudahan akses
jalur teknolop•i informasi saat lni pelayanan keperawatan melalui T‹•lenıtr.ciag menjadi lebih
efektiÎ dan eÎisien. sehingga kualitas dari pelayanan kesehatan yanp• proÎesional dapat
dira.sakan oleh masyarakat.

Kata kunci : telenursing, keperawatan, pelayanan ke.sehatan

2
LATAR BELAKANP»
Perkembangan yang sangat pesat dibidang teknologi informasi berdampA terhadap dunia
kesehatan, dimana penggunaan teknologi informasi dapat dlmanÎaarkan sebagHl svana dalam
mendukung perkembangan pelayanan kesehatan.
Kontpilasi data e.stimasi pengguna Intenet di Indonesla dari berbagai sumber mencapai
sedikitnya 45 juta pada akhir tahun 201() dan menurut Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet
Indone.sia (APJII) opfimistik akan mencapai 6() juta terutama karena didorong oleh trend
mobile ae-e-ess. Konıpilasi data survey pasv menunjukkan Indonesia memiliki rasio
kepemilikan perangkaı akses internet tertingp•i, kenaikan junılah gadp•eı palins banyak dan
penurunan tariÎ layanan (termasuk paket data Internet) paling ıajam di kawasan ASEAN
walau di ten=pah isu resesi ekonomi {Salahuddien, 2()I 1}.
Pelayanan keperawatan yang merupakan bagian integral dvi pelayanan kesehatan dituntut
untuk dapat memberikan pelayanan kesehatan yang bermutu dan terjangkau. Perawat
semakin dituntut untuk prot‘essional dan mengedepankan perkembangan teknologi dibidang
kesehatan, termasuk dalam pemanfaatan teknologi informasi dibidang kesehatan terutama
pelayanan keperawatan, dimana pasien/klie» yang membutuhkan asuhan keperawatan dapat
belasal dari be1ba•qai kalanp•an dalant “dunia maya” (cybernet), dapat terakses pelayanan
keperawatan jarak jauh ;Teleııur.vlag ) dimanapun ia berada. Telenursing adalah suatu model
Slstem pelayanan keperawatan yang diberikan dari jarak jauh dengan memanfaatkan
teknologi dibidang informasi karena keterbatasan fasilitas ntaupun geoyafis atau kal‘ena
tujuan eÎektifitas dan ei‘isiensi yang memungkinkan pasien untuk tidak hams datang ke
tempat-tempaı pelayanan kesehatan. Trend keperawatan Indonesia di Tahun 20?0 diharapkan
sudah mampu mengaplikasikan inovasi ini nantinya. Pada kesempatan ini penulis mencoba
ntenggali lebih mendalanı mengenai informâsl dan hasil-hasil riset seputaı Teleunr.vîıtg
tersebut.

KAJIAN LITERATUR
Tt•lennrzltig didelinisikan sebagai praktek keperawatan jarak jauh menp•p•unakan teknologi
telekomunikasi J National Council of State Boards of Nursing, 20ll ).
Teknologi informasi dibidang keperawatan adalah teknologi informa.si yang
menginregrasikan ilmu keperawatan, kompuier, ilmu pengetahuan, dan ilmu informasl
untuk mengelola dan mengkomunikasikan data. informasi, dan pengetahuan dalam
praktek keperawatan. Informatika keperawatan memf‘asilitasi integrasi data, int“ormasi.
dan penp•etahuan untuk dukungan klien, perawat, dan penyedia lainnya dalam
pen•qanibilan
3
keputusan mereka dalam semua peran dan pengaruran. (Terhuyung â: Bagley-Thompson.
20()2 dalam Salim, 2010).

Tt•lenıırsiıtg dapat diartikan sebagai pemakaian teknologi informasi dibidang pelayanan


keperawatan untuk memberikan inÎorma.Si dan pelayanan keperawatan jarak jauh.
Model pelayanan ini memberikan keuntungan antva lain : 1) menguranp•i waktu tunggu dan
nten•qurangi kunjun•pan yan•q tidak perlu, 2) mempersingkat hvi rawat dan mengurangi biaya
pe1aw’atan, 3) membantu memenuhi kebutuhan kesehatan. 4) memudahkan akse.s petugas
kesehatan yang berada di daerah yanp• rerisolasi. 5) ber•puna dalam kasus-kasu.s kronis alan
kasu.s gel iatik yang pellu pelawatan di rumah dengan jarah yang jauh dari pelayanan
kesehatan, dan 6) mendorong tenasa kesehatan atau daerah yanp• kurang terlajani untuk
mengakses penyedia layanan melalui mekanisme .seperli : konÎeren.si t'ideo dan internet
(American Nurse Assosiation, 1999).
Sebagai suaıu sistem tentunya tidak luput dari kekurangan, antara lain : tidak adanya interaksl
langsung perawat dengan klien yang akan mengurangi kualitas pelayanan kesehatan.
Kekaw’atiran ini muncul karena anggapan bah›ra kontak langsung dengan pasien sangat
pentlng teruıama untuk dukunp•an emosional dan sentuhan terapeuıik. Sedangkan kekurangan
lain daÛ fe/eııI‹r.viıı,ç lni adalah kemungkinan kegagalan teknologi seperti gangfiuan koneksi
intenet atau terputusnya hubungan komunikasi akibat gangguan cuaca dan laln sebagainya
sehingga mengp•angu aktifitas pelayanan yang sedang berjalan. selain itu juga menin•pkatkan
risiko terhadap keamanan dan kerahasiaann dokumen klien.

4
Gambar 1. l Alur telenursing
(Sumber : htt ://www.telehe&lh. Ca/imfis/works. Rlf, diperoleh tangg al 9 Oktober 2011)

Tha Secura VltarlonflET TaleHealthCara flatwork: Daslgsed to Pratect Ssndtiva Patiam Data
3 labels of security and full-safa accass to äata ancura ssfety, raflabflJty. and depandabilftt (2ä/7)

Patients - Provider
FirmolJ

Gambar 1.2 Tiga level keamanan untuk proRksi data pasien untuk menjaga privasi pasien.

5
Nigure I : Flow of Clinioal Supervision through Te lehe alth Teohrio logy in fiural

Jntemsar»a Health
Educatinn Spoc ted Bup sion#oi
Urban c%Centw and
Ru SchoolDisic

° Secwc two-way ŃtaacŃvc


technaiogy
Mental • /ntaacive PdeP›sion (7TV)
Health • Internet based e-mad
Cenim • Cł›at £O0ŁDS ŹC¥" iztt Ltozt
Communit • Web based/fW stafhng
y
Clinic
fnr scheduling

Core
lvledica Cornponents
IndiYdual Ac c-t-o take
l
Web based case Chat room Group supervisinn with onsitc
for discussion superuisio supevision
medicA recmd of case n via ITV 4
zudies

Garnbxr 1.3. Tchnologi tcleheath pada daerah


pedcsaan (Surnber
iahs : dipcrole•h tan_•p•al 9 Oktobe•r ?ll l l)

Figure 1.
A Schematic of Primary Tela-Tarme and Their Ralatźonshi ps to Telenursing

Telamedicine

Teleradiology Telepathology Teleoncology Telephone Nursing Telehomecare


Teledermatology Telepsyc hiatry
advice & information
appointm ents 6 referrals

disease m anag eme nt

Gambar 1.4. Jenis dan pembasian Telehealth


(Sumber: Greenberp• M. Elisabeth, 2000)

Prinsif dalam pemberian asuhan keperawatan salah saıunya adalah efektiÎilas dan eÎisiensi
sehingga tujuan pelayanan dapat tercapai. Saat ini telah banyak penelitian yang mendukung
bahwa inovasi teleinlrsisıg sanp•at berdampak positiî ba•qi pelayanan keperawatan, berikut
dapat dilihat pada beberapa artikel penelitian maupun aı‘ıikel ilmiah lainnya di jurnal-jurnal
kesehatan seba=qai berikut :

6
l. IttıJ1tIü’I c›$’ fz•Je-tıdviz’e c›a c’«»vnıtııit j ııur.«e.s knt›tvleSge t›J’ v’enrnf.7 iL"fl nlc’z•r c’nrc• (
meen. Coll, â: Peters. 20()5). Pada penelitian ini dikemukakan efektifitas telenursing
dibidang manajemen perawatan ulkus kaki, desain yang digunakan adalah quasi
eksperimental dengan pendekatan pre dan post intervensi pada 2 kelompok yaitu
kelompok intervensi sebanyak t9 orang dan kelompok kontrol sebanyak 19 orang, pada
penelitian ini didapaıkan baha’a terdapat perbaikan yang si=pniİikan dalam hal
kemampuan perawat komunitas dalam manajemen perawatan ulku.s kaki antara sebelum
dan se.sudah intert'ensi melalui relenursin•p. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rele-
saran dapar menjadi manfaaı besar baq=i perawat komunitas dalam meningkatkan
pengetahuan mereka dalam praktek perawatan ulkus kaki. Ini akan memiliki implikasi
sixnifikan untuk penggunaan sumber daya manusia yang lebih efisien dan efekıit'itas
biaya dalam perawatan luka.

2. Teie-eäitc’tttion iii einerJeac’s’ c’cire (Binks 8z Benger, 2007). Dalam artikel ini
dijelaskan bahwa Telenursing juga bisa dimanfaatkan untuk meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan petugas kesehatan dalam hal ini adalah perawat,
terutama petugas kesehatan yang bertugas didaerah-daerah terpencil yang kadang sulit
diakses melalui jalan darat karena kondisi •qeoq•rafis yang tidak memunskinkan
sehinsga mereka kuran•q terpapar informasi-informasi maupun pengetahuan terkini
menghenai pelayanan keperaw’atan. Dislni dijelaskan bagaimana telenursing
dimanfaatkan sebagai sarana penambahan wawasan dan pengetahuan mengenai
keperawatan gawat damrat terhadap petugas kesehatan yang bertup•as di daerah
terpencil. Dalam Tele-education dapat diterapkan empat domain penibelajaran, yaitu :
l) pengetahuan. 2) keterampilan. 3) hubungan (relatlonship), dan 4) sikap (altituds).

3. Ejfic’ot’j’ t›[ te!e-nnrsiııg c’t›nsnltati‹›lns in rHhfıİ•ili/n/icrt c;JteT ffıdi‹'nl pro.rfrıfez’trvını .


ti rtiiidc›ini.sed t’‹1iitrc›Iled Incl sftidj’ (Jensen, Kristensen, Christensen, 8: Borre, 2()I l ).
Dalam artikel ini dijelaskan bahwa terdapat peninq•katan angka dalam insiden kanker
prostat menyebabkan tuntutan yang lebih tinggi terhadap peran perawatan kesehatan
masyarakat. Unruk menp•atäSl kondisi tersebut, prosiatektoml radikal jalur cepat ielah
diperkenalkan, sehingga waktu rawat ntenjadi pendek dan sedikir w’aktu yang tersedia
untuk eduka.si terhadap pasien post op prostektomy, maka pasien dltuntut agar mampu
melakukan peraw’aian secara mandiri melalui bantuan T‹•lennrsitig. Tujuan dari penelitian
ini adalah untuk menyelidiki apakah konsultasi telepon perawat yan•q dipimpin (TC)
dapai mengoptimalkan sumber daya, rehabilitasi secara aman dan kepuasan pasien
dalam

7
periode pasca-opelafil. Penelitian ini merupakan ujl e-Oba terkonırol secara acak pl ospektiÎ
dari 95 pas. ien baik intervensi atau standar tindak lanjut. Intervensi yang diberikan
adalah TC tambahan 3 harl pase-a bedah. Pendidikan perawatan dan pasien selama raw’at
inap yang diberikan adalah sama unruk semua pasien. 1 ›ata dikumpulkan dari catatan
medis dan kuesioner 2 ntinggu pasca-bedah. Memang tidak ditemukan perbedaan dalant
keberhasilan keseluruhan ıentang kepuasan pasien, rasa aman dan ketidaknyamanan pasca-
operasi. Beberapa pasien memilikl kebutuhan yang belum terpenuhl Sflflt dirawat di rumah
.saklt sehinp•ga peberian TC menjadi alternatif“ pilihan yanp• baik. Secara umum, pasien
cukup terdidik dalam pengelolaan rehabilitasi awal dan mereka menyatakan kepuasan
yan•p tinp•Sl dan rasa aman pada perlode pasca operasl .setelah pulang meskipun tanpa TC.
ü '›leh karena itu. TC tidak akan menjadi prosedur standar. tetapi hasilnya telah
meningkatkan kesadaran dalam plaktek kllnis sehari-hvi dan dapat dioptimalkan
pemanîaatannya.

4. Using the Tele-ICU Cttre Detivt•m Mt›del fo BitilJ Orgtttiiñciti‹›ticii Peij’c›niiotic’e, Prtrt 1
(Rufo, 2011). Dalam arlikel ini dijelaskan bahwa paradigma dalam model pembenan
perawatan saat ini telah berseser ke arah perbaikan kualitas hidup pasien dan keamanan
perawatan pasien. Tt•le-health terintep•rasi adalah .salah satu contoh. Denp•an
menggunakan perangkat mobile dan keahlian dari dokter yang berpengalaman dapat
dihubungkan ke lokasi terpene-il, sehingga pemberi asuhan keperawatan didaerah
terpencil sekarang dapat menerima bantuan untuk manajemen pasien secara langsung
melalui metode ini. Tele-ICU adalah salah satu conioh dari penerapan model ieknologi
yans mempercepat pemee-ahan masalah klinis dan pengambilan keputusan, sehingga
mempercepat pemberian pera›ratan kriti.s dan akhirnya menin•pkatkan hasil yang
diharapkan.

5. A .cec t›aJ .set o/’ eJ’es. rin infroifI‹z'tion f« fele-ICU (Goran. ?0l ()). Dalam artikel ini
dijelaskan bahwa Tele-ICU. eICU, t'iilual ICU, atau pusat ICU terpencil telah diterapkan
dalam perawatan pasien ICU oleh dokter di 28 negara, lebih dari 4() sistem peraw'atan
kesehatan, dan lebih dari 200 rumah sakit. Meskipun di beberapa tint perawatan ietap
belum terbiasa untuk aplikasikan metode bvu ini, sedangkan yang lain terap skeptis
meskipun rasio biaya perawatan yang bisa ditekan dan manîaat yang didapat. Nantun.
dengan perluasan berbagai program dan publikasi hasil klinis dan fiskal, tele-ICU
menjadi lebih diperhalikan dan mengubah wawasan tentang perawatan klini.s.
Konsep tele-ICU memberikan manfaat bagi tim perawatan untuk meniperoleh kemudahan
dalam pengawasan pasien jarak jauh, tidak untuk mengendalikan atau mengeanp•gu, tetapi
untuk niendukung dan meningkatkan kualitas perawatan. Saar pasien kiitis keluarga,
tim ICU dan rele-ICU dapat berbagi pengalaman. berkolaborasi untuk menemukan
solusi, dan pemahaman melalui tele-ICU, serta belajar bagaimana bersama tim dapat
menlngkatkan perawatan pasien.

6. Nn!RelıoVR. virtılol retılltı iti aeurtl fr/e-rr/tnbi/iffffÎıJn Ilf JJfffiClı/.7 ıı’itlı frrıı‹ıtırırit' hetciiı
iajurt’ rrnd .›trokz• (Gert'asi, Magni, & Zampolini, 2()10). Dalam arikel ini dijelaskan
Ketersediaan lin•qkunSan virtual dl Web untuk mengembanxkan aplikasi baru realitas
VlHOHI dalam beberapa bidang, termasuk beberapa aplikasi therapeutie-al. Disini disajikan
aplika.si virtual reality diterapkan pada ıele-rehabilitasi pasien dengan eedera otak
traumatis dan stroke. Sistem inl berdasvkan teknologi X3D dan Ajax3D, meningkatkan
kemun@inan untuk membuat latihan tele-rehabilitasi ditujukan pada pemulihan daÛ
penyakit neuroloq=is. Sistem, yang disebuı Nu ! RehaVR ini, ıelah dirancanp• untuk
mengintep•rasikan aktixitas yang dilakukan pada sistem tele-rehabilitasi, Nu Reha (Nu !
Reha adalah merek dagang dari produk t'iltual web ini.(Lihat htt ://›rww.nureha.eu).
Sistem ini dirancan•_ untuk memungkinkan pemantauan dan penilaian kegiatan pasien
oleh .staf medis di rumah sakir menggunakan Îa.silita.s komunikasi sistem tele-rehabiliıfisl.

7. St›c’i»-re‹'hnit’tii tuıJ ‹1r,qoairtıfî«t›at c'httllz•age.« ti› tvîser e-Hetilth ltnjıleııırıtrcıtitat.


Chrt›nit’ Re cı1irctt‹:m’ Dlsen s‹• JVitacca, MazZü, 8: Scalvlni. 2()09). Kemajuan telbaru
dalam teknologi int”olmasi dan komunikasi memungkinkan kontak denean pasien di
rumah melalui e-Health layanan. Artikel ini memberikan wawasan tentanp• seni e-
Health dan telemedicine unruk penggunaan klinis yanx lebih luas di masa depan.
Peluanx telemedicine dirangkum sebagai rrfe lıc›tne c’art•, telet’‹›n cıtlfia¿ antara dokter
umum dan spesialis dan kegiatan kesehatan online. Saar inl prioritas Uni Eropa adalah
Inisiatif pada Teietnedic’1eııe (TM) untuk manajemen penyakit kronis seperti
pemantauan kesehatan di rumah dan Visl masa depan untuk Eropa 2020 didasarkan pada
pengembangan Pelayanan Terpadu Telemediclne, mesklpun masih ada pro dan konıra.
Kualitas, akses dan efisiensl adalah isu-isu kunci utama untuk keberhasilan e-Health dan
implementasl telemedicine. Teknolop•i .sebenanya adalah sumber daya manusia yang
tersedia ke dalam organlsasi. Untuk e-Health dan telemedicine agar lebih
berkemban•p. maka akan diperlukan li.set

9
yang lebih luas lagi. seperti eÎektlt'ltas biaya, manfaatnya terhadap perbalkan kualitas
hidup pasien dan dampak pada kualitas kesehatan masyarakat.

8. He:une-Btı.st•d Teleıtıt•dlt’iae.‘ A Snrs'e j’ ‹if Ethi‹’LIl J.7.me-› \ Bauer, 2001 ). Dalam vtikel ini
dikemukakan berupa hasil survey terhadap pemanÎatan Telemedlciene didapaıkan data
bahwa secara ekonomis maupun eÎektiÎilasnya boleh dikatakan bagus. karena dvi segi
biaya yang hams dikeluarkan relatiÎ rendah. kenıudin dari segi eÎektiÎiıasnya pasien tidak
perlu datang ke tempat pelayanan kesehatan yang dituju, tetapi cukup hanya denfian
berinteraksi melalui Telemediclene maupun Telenur.sinp• pa.sien sudah dapat terlayani.
Namun masalah yanp• muncul dalam penilaian ini adalah bahwa mereka tidak
mengldentilikasi adanya nilai-nilai moral maupun implikasi etis dari penerapan metode
ini. t0 leh sebab itu sebagai pengguna metode ini hendaknya petugas kesehatan atau
perawat yang men•_elolanya harus memilki pemahaman yang luas tentang keilmuan
keperawatan itu sendiÛ maupun metode Telenursing yang digunakan.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Darl berbagai sumber hasil penelitian maupun kajian literatur diatas dapat ditarik
kesimpulan bahwa metode pelayanan keperaw’atan yang menggukana model Telenursing
efektif dip•unakan dalam aktifitas pelayanan kesehatan, sebagaimana berikut ini
1. Bisa dip•unakan sebagai sarana untuk menambah wawasan dan penq=etahuan baq•i
petu•qas
kesehatan khususnya tenap•a keperaw’atan yang berada dimasyarakat maupun dipelosok
yang secara geografis sulit diakses, dengan mengemban@an model Tele-etti atau Teie-
ccv.m/riı›p yang dapat memfasilitasi pembelajaıan maupun konsultasi asuhan keperawatan
dari peraw’aı primer kepada peraa’aı spesialis, atau model Tete-ICU dimana pelayanan
inrensive care dapat diberikan pada pasien yang berada ditempat yang terisola.$i
namun memiliki fasilitas ICU yanp• memadai serta mempunyai r‘rırc ,qiver.
?. Bisa digunakan sebagai sarana memantau perkembangan serta memandirikan pasien
atau keluarga untuk merawat diri sendiri melalui metode Teieaur.ciag. Pasien yang
sudah bisa pulang dan harus menjalani perawatan secara mandiri dirumah dapat di
Ji›f«ıv u;: melalui metode ini.
S. Bisa digunakan sebagai sarana memandu dan memantau rehabilitasi pasien pasca
dirawat
di rumah sakit. Denp•an metode Te/r•r›lrr.siııp ini petup•as dapat memantau dan
memandu

10
langkah-langkah rehabiliıasl yang harus dijalani pasien-pasien dengan masalah tertentu
pada fase ouf prııio».
Dalam memulai suatu sistem tenıu saja terdapat kendala, baik dvi segi SDMnya, fasilitas
inîrasutruktur maupun biaya yang hal us dikeluarkan untuk mendukung berjalannya suatu
sistem, oleh sebab itu sisrem perlu dirancang secara ntatang dengan pendekatan
pengembangan sistem, diantaı‘anya : I) analisa sistem. 2) rancangan sistem, 3) implementasi
sistem, 4) pemeliharaan sistem dan 4) penlngkatan sistem (Sabvguna. 2011).

Daftar pustaka
Ameen, J., Coll, A. M.. 8: Peters, M. (2005). Impact of tele-adt'ice on community nurses’
knowledp•e of venous leg ulcer cu e. J‹›itrtiol ‹:]’ASvttnc ed Nnrsittg, 50 6), 5$3-.594.

Bauer. K. (?00 I ). Home-Based Telemedicine: A Survey of Ethical I.ssues. Cciitilzrih$e


Qiltlrterl y’ riJ‘Heri/fhc’tire Ethic’.s, 10) 2), 137- l4fi.

Binks, S.. 8: Benger, J. (20()7). Tele-education in emer•qency care. Emerp ent’j’ Mehic inc
JI:nriicil, 24\ l l).7P2-784.

Gervasi, US ., Maeni, R., 8: Zampollni, M. (2()10). Nu !RehaVR: virtual reality in neuro tele-
rehabilitation oJ‘ patients with traumatic- brain injury and stroke. Virfiiri/ Rt•cilifi, J4(2).
131-141.

Goran, S. F. (2010). A second set of eyes: an introdue-iion to tele-ICU. Critic’tii f7fire


/fur.rr,
30(4), 4fi-5fi.

Greenberg M. Elisabeth (200()). The Domain of Telenursing : Issues and Prospects. Nnr.viitg
E:’c:ii‹›mic’ /Iirnri/, I 8(4) 2?1-222.

Jensen, B. T., Kristensen. S. A., Christensen, S. V., 8: Borre, M. (201 l). Efficacy of tele-
nursing consultations in rehabilitation after radical prosratee-tomy: a randomised
controlled trial study. /nfz•ritffrionri/ Ie:iiratii t›J‘ Ur‹›lt›¿it’til Nitr: rug, 5(S). 123-130.

Rufo, R. (201 l). Using the Tele-ICU Care Delivery Model to Build Organizational
Performance, Part 1. Critit’tit Cttre Nur.stag Qitortt•rli, 34\ 3), 177- 181.

Sabarguna (201 l). Si.ctein in]t:rtnff 7i lntiactjeineii kercfirif›t.’ Tnhti;l-rnlitiș› j›eii¿z•itibntigtin


ii.rrein. Materi kuliah Program magisier ilmu keperawatan FIK UI. (Tlddk
dipublikasikan).

Salahuddien (2() l I). TreaS J€rrr›irii›nit internet Jit/oi›e.riff di 201 I. Diperoleh di


://idsirtii.or.id/content/files/artikel/TREN AN%2() T%2()I
NDONESIAD2020l
%20 1. Diakses tanggal 9 Okiober 2011.

Viiacea, M., MazziJ, M.. & Scalvini, S. ( 2099). Socio-technical and organizational
challenges
to wider e-Health implementation. Chr‹:iiic’ Re.«j1irtif‹›r› Di.«en.sts, fi(2). 91-97.
Vouyioukas, D., Maglo•piannis, I.. 8: Pasias. V. (2007). Pervasit'e E-health Services Using
the
DVB-RCS Communication Technology. J‹:nrtitii t›J“Meüic’at Se stein v, SI (4), 237-246.

12

Anda mungkin juga menyukai