Anda di halaman 1dari 6

SKENARIO I

Miopi-MATA

Ny. Zulaikha, 26 tahun, datang ke tempat praktik dokter dengan keluhan pandangan kabur.
Pandangan kabur dirasakan jika melihat jauh dan terutama malam hari. Pasien mempunyai riwayat
memakai kaca mata sejak SMA, tapi tidak ingat ukuranya berapa.

Pada pemeriksaan mata kanan didapatkan visus 2/60 pada kedua mata, tekanan intraokular
(TIO) mata kanan 15 mmHg, mata tidak merah, tidak ada secret. Riwayat keluarga didapatkan
ibunya juga berkacamata.

Klarifikasi Istilah:
 Tekanan Intra Okular: Tekanan yang dihasilkan bola mata terhadap dinding bola mata.
Normalnya ketika perbandingan produksi dan pengeluaran aquus humour seimbang.

Rumusan Masalah:
1) Analisis Skenario
Anamnesis
 Jenis kelamin: perempuan, 26 tahun
 Riwayat: memakai kacamata sejak SMA
 Riwayat keluarga: ibu juga menggunakan kacamata
 Gejala: Pandangan kabur dirasakan jika melihat jauh dan terutama malam hari
Pemeriksaan Fisik
 Pada pemeriksaan mata kanan didapatkan visus 2/60 pada kedua mata  dapat melihat
hitungan jari pada jarak 2 meter
Pemeriksaan visus terdiri atas:
a. Chart Snellen (visus normal dapat membaca baris ke 6 pada jarak 6 meter)
b. Hitung jari (visus normal dapat membaca pada jarak 60 meter)
c. Lambaian tangan (visus normal dapat membaca pada jarak 300 meter)
d. Cahaya (visus normal dapat melihat cahaya pada jarak tak hingga)
Jika dengan menggunakan cahaya masih tidak terlihat maka visus = 0
 Tekanan Intra Ocular (TIO) mata kanan 15 mmhg  dalam batas normal
 Mata tidak merah,
 Tidak ada secret

2) Diagnosis dan DD dari kondisi pasien?


 Pandangan kabur saat melihat jauh  myopia
 Penurunan ketajaman mata  masalah refraksi (focus)  myopia
3) Klasifikasi dari penyakit miopia?
Berdasarkan beratnya myopia (tingginya dioptri), myopia dibagi dalam kelompok, sebagai
berikut:
1. Myopia sangat ringan : ≤ - 1 dioptri
2. Myopia ringan : < - 3.00 dioptri
3. Myopia sedang : 3.00 – 6.00 dioptri
4. Myopia berat : > 6.00 – 9.00 dioptri
5. Myopia sangat berat. : > 9.00 dioptri

Miopia berdasarkan penyebabnya :


a. Miopia aksial, yaitu sumbu aksial mata lebih panjang dari normal (diameter antero-
posterior lebih panjang, bola mata lebih panjang). Untuk setiap millimeter tambahan
panjang sumbu, mata kira-kira lebih mioptik 3 dioptri.
b. Myopia kurvatura/refraktif, yaitu kurvatura kornea atau lensa lebih kuat / lebih retraktif
dari normal (kornea terlalu cembung atau lensa mempunyai kecembungan. Miopia jenis
ini juga dapat disebabkan karena bertambahnya indeks bias media penglihatan seperti
terjadi pada katarak intumesen dimana lensa menjadi lebih cembung sehingga pembiasan
lebih kuat. Sama dengan miopia bias atau miopia indeks, miopia yang terjadi akibat
pembiasan media penglihatan kornea dan lensa yang terlalu kuat.
c. Myopia akibat akomodasi berlebihan  spasme berlebihan sehingga terjadi refraksi mata

Klasifikasi myopia secara umum:


a. Myopia kongenital: biasanya terdiagnosis usia 2-3 tahun dan jarang terjadi bilateral.
Biasanya pada mata tampak juling konvergen untuk melihat dengan jelas pada titik jauh
sekitar 10-12 cm. Dikaitkan dengan anomaly
b. School myopia/simple myopia: menunjukkan derajat myopia yang rendah sampai sedang
(0 sampai -6 dioptri). Biasanya terjadi pada anak usia 8-12 tahun. Dapat disebabkan
karena kurangnya nutrisi dan disebabkan karena menonton tv, membaca terlalu dekat.
c. Adult onset myopia

4) Apa penyebab pasien mengalami gejala tersebut?


 Posisi membaca: membaca terlalu dekat, membaca sambal tiduran (mata akan cepat
terasa Lelah akibat pengaruh gravitasi), membaca di tempat gelap, membaca di bawah
matahari langsung
 Faktor wajah  menyebabkan konvergensi cahaya yang masuk ke mata lebih banyak
sehingga otot mata bekerja lebih keras  bisa karena factor genetic (anak dengan orang
tuanya myopia memiliki risiko menderita myopia sebanyak 20%, sedangkan yang orang
tuanya tidak myopia mempunyai risiko sebesar 5%)
 Peradangan
 Badan yang membungkuk saat membaca  tekanan yang tinggi di daerah mata
 Menonton tv terlalu dekat
 Terlalu lama beraktivitas dalam jarak pandang yang sama  Ex: terlalu lama bekerja di
depan laptop
 Kekurangan gizi  beta karoten, vitamin D

5) Faktor risiko yang menyebabkan kondisi pasien seperti itu?


o Riwayat orang tua  mempengaruhi bentuk bola mata
o Keturunan/genetic  anak dengan orang tua myopia berisiko 2x mengalami myopia
o Aktivitas dalam jarak dekat dalam waktu yang lama
o Pendidikan  kegiatan yang dilakukan selama belajar
o Diabetes Melitus  kondisi hiperglikemia akan menyebabkan indeks bias mata bertambah

6) Patofisiologi dari penyakit yang dialami pasien?


Patofisiologi berdasarkan penyebab:
o Aksialis  konvergensi yang meningkat akan menyebabkan m.rectus mata berkontraksi
berlebihan  bola mata terjepit oleh otot-otot ocular  polus posterior mata
memanjang
o Indeks bias  biasanya terjadi pada pasien DM  daya bias meningkat menyebabkan
konvergensi meningkat akan menyebabkan m. rectus mata berkontraksi berlebihan 
bola mata terjepit oleh otot-otot ocular  polus posterior mata memanjang.

Secara umum, myopia dapat disebabkan karena aksis mata yang mengalami pemanjangan.
Hal tersebut bisa karena struktur penyusun refraksi mengalami masalah, contoh: kurvatura
mata lebih melengkung sehingga terjadi perubahan indeks refraksi. Indeks refraksi yang
berubah tersebut menyebabkan peningkatan konvergensi cahaya sehingga bayangan jatuh di
depan retina. Pasien DM dan katarak lebih berisiko mengalami hal ini.

Media refrakta mata terdiri atas: kornea, cairan aqueous, lensa, dan cairan vitreous.
7) Komplikasi jika tidak segera ditangani?
a. Ablasi retina terjadi karena pada miopia tinggi terbentuk stafiloma sklera posterior yang
terletak dipolus posterior, maka retina harus meliputi permukaan yang lebih luas sehingga
teregang dan menimbulkan fundus tigroid. Akibat regangan mungkin dapat menyebabkan
ruptura dari pembuluh darah retina dan mengakibatkan perdarahan yang dapat masuk
kedalam badan kaca, mungkin juga terjadi ablasi retina akibat timbulnya robekan karena
tarikan.
b. Strabismus esotropia terjadi karena pada pasien miopia memiliki pungtum remotum yang
dekat sehingga mata selalu dalam atau kedudukan konvergensi yang akan menimbulkan
keluhan astenopia konvergensi. Bila kedudukan mata ini menetap, maka penderita akan
terlihat juling kedalam atau esotropia. Bila terdapat juling keluar mungkin fungsi satu
mata telah berkurang atau terdapat ambliopia.

8) Pencegahan dari penyakit pasien?


o Tidak membaca terlalu dekat
o Tidur yang cukup
o Pada saat membaca tegak lurus dengan buku
o Memperhatikan zat gizi, terutama vitamin A
o Melakukan visual hygiene
o Melatih pandangan jauh dan dekat bergantian
o Mengenali dan memperbaiki sejak awal jika terdapat kelainan pada mata
o Bayi premature  harus di pantau selama 4 minggu di incubator untuk melihat apakah
ada kelaianan mata

LO
9) Epidemiologi dari penyakit tersebut?
10) Apakah malam hari mempengaruhi kondisi pasien?
11) Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan?
12) Tatalaksana dari penyakit pasien?
 Koreksi pada gangguan refraksi
13) Prognosis dari penyakit yang dialami pasien?
14) Kelainan refraksi mata selain myopia? (definisi, mekanisme, koreksi)

Anda mungkin juga menyukai