Anda di halaman 1dari 2

1.

Penyebab gangguan imunitas


A. Imunodefisiensi
a. Prime Immune Deficiencies
Kekurangan kekebalan utama adalah yang disebabkan oleh cacat intrinsik atau
bawaan. Kekurangan ini biasanya bersifat genetik, tetapi kadang-kadang muncul
sebagai akibat dari kesalahan yang terjadi secara acak dalam perkembangan.
Lebih dari 100 penyakit defisiensi imun primer telah diidentifikasi pada manusia,
dan dari banyak penyakit ini, gen khusus yang rusak telah diidentifikasi. Penyakit
imunodefisiensi primer pernah dianggap langka, tetapi banyak yang sebenarnya
lebih umum daripada yang diperkirakan sebelumnya. Kekurangan lgA selektif
memiliki frekuensi sekitar 2 individu per seribu, dibandingkan dengan banyak
lainnya yang terjadi dengan frekuensi 1 hingga 10 per seratus ribu. Namun, karena
terdapat begitu banyak penyakit imunodefisiensi primer yang berbeda, penyakit
ini menjadi masalah kesehatan yang signifikan bila dipertimbangkan secara
kolektif. Sebagian besar defisiensi imun primer menjadi nyata pada usia sekitar 6
bulan, ketika antibodi yang diturunkan dari ibu yang memasuki sirkulasi janin
dalam rahim mulai menghilang dan bayi menjadi tergantung pada sistem imunnya
sendiri (Doan, 2013).
Imunodefisiensi primer dapat disebabkan oleh defek intrinsik dari tubuh host.
Defek tersebut dapat berupa hilangnya enzim yang dibutuhkan, hilangnya tipe sel
yang menaungi kondisi imun tubuh, dan tidak berfungsinya beberapa komponen
imun dalam tubuh. Kondisi ini muncul secara kongenital (Chapel, 2014).
b. Secondary Immune Deficiencies
Defisiensi imun sekunder disebabkan oleh penyebab lingkungan seperti
infeksi, pengobatan terapeutik, kanker, dan malnutrisi. Kekurangan ini dapat
terjadi kapan saja dalam hidup, tergantung pada kapan paparan faktor penyebab
terjadi. Seperti defisiensi imun primer, individu yang terkena lebih rentan terhadap
infeksi (Doan, 2013).
Imunodefisiensi sekunder juga dapat disebabkan oleh kondisi penyakit yang
mendasari host. Defek tersebut dapat berupa malignansi limfoid, infeksi dari agen
infeksius seperti HIV, kondisi malnutrisi, dan konsumsi obat imunosupresan.
Kondisi ini diperoleh seorang individu seiring dengan waktu (Chapel, 2014).

Daftar Pustaka
Chapel, Helen., Haeney, Mansel., Misbah, Siraj., and Snowden, Neil. 2014. Essentials of
Clinical Immunology. UK: John Wiley & Sons, Ltd.
Doan, Thao., Melvold, Roger., Viselli, Susan., and Waltenbaugh, Carl. 2013. Lippincott’s
Illustrated Reviews: Immunology 2nd ed. China: Lippincott Williams & Wilkins.

Anda mungkin juga menyukai