Anda di halaman 1dari 3

ng Berwawasan Kesehatan” dicanangkan oleh Presiden RI pada tanggal 1 Maret 1999.

Lebih dari itu, paradigma sehat adalah bagian dari pembangunan peradaban dan kemanusiaan secara
keseluruhan. Paradigma sehat adalah perubahan mental dan watak dalam pembangunan.

Paradigma sehat adalah perubahan sikap dan orientasi , yaitu sebagai berikut:

1. pola pikir yang memandang kesehatan sebagai kebutuhan yang bersifat pasif, menjadi merupakan
keperluan dan bagian dari hak asasi manusia (HAM).

2. Sehat bukan hal yang konsumtif, melainkan suatu investasi karena menjamin tersedianya SDM
yang produktif secara sosial dan ekonomi.

3. Kesehatan yang sem

rlu ditanggung bersama dengan pengguna jasa.

11. Biaya kesehatan bergeser dari pembayaran setelah pelayanan menjadi pembayaran di muka dengan
model Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat.

12. Kesehatan tidak hanya berfungsi sosial, tetapi juga dapat berfungsi ekonomi.

13. Pengaturan kesehatan tidak lagi diatur dari atas (top down), tetapi berdasarkan aspirasi dari bawah
(bottom up).

14. Pengaturan kesehatan tidak lagi tersentralisasi, tetapi telah terdesantralisasi.

15. Pelayanan kesehatan tidak lagi bersifat birokratis tetapi entrepreuner.

16. Masyarakat tidak sekedar ikut berperan serta, tetapi telah berperan sebagai mitra.

Faktor yang mendorong perlu adanya paradigma sehat :

a. Pelayanan kesehatan yang berfokus pada pelayanan orang sakit ternyata tidak efektif

b. Konsep sehat mengalami perubahan, dimana dalam arti sehata dimasukkan unsur sehat produktif
sosial ekonomis.

c. Adanya transisi epidemiologi dari penyakit infeksi ke penyakit kronik degeneratif

d. Adanya transisi demografi, meningkatnya Lansia yang memerlukan penangan khusus

e. Makin jelasnya pemahaman tentang faktor yang mempengaruhi kesehatan penduduk.


D. Strategi Pembangunan Kesehatan

Pembangunan di bidang kesehatan memiliki strategi :

1. Pembangunan kesehatan berwawasan kesehatan. Semua kebijakan nasional yang diselenggarakan


harus berwawasan kesehatan, setidak-tidaknya harus memberi kontribusi positif terhadap
pengembangan lingkungan dan perilaku sehat.

2. Profesionalisme. Pelayanan kesehatan yang bermutu perlu didukung dengan penerapan berbagai
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi serta penerapan nilai-nilai agama, moral, dan etika.

3. Jaminan Pemeliharaan Kesehatan Masyarakat (JPKM). Penataan sistem pembiayaan kesehatan


yang menjamin pemeliharaan kesehatan masyarakat luas.

4. Desentralisasi. Penyelenggaraan upaya kesehatan harus didasarkan pada masalah dan potensi
spesifik daerah tertentu, yaitu pengaturannya disesuaikan dengan rumah tangga masing-masing daerah.

E. Tiga Pilar Indonesia Sehat

Tiga pilar Indonesia sehat, antara lain :

1. Lingkungan sehat, adalah lingkungan yang kondusif untuk hidup yang sehat, yakni bebas polusi,
tersedia air bersih, lingkungan memadai, perumahan-pemukiman sehat, perencanaan kawasan sehat,
terwujud kehidupan yang saling tolong-menolong dengan tetap memelihara nilai-nilai budaya bangsa.

2. Perilaku sehat, yaitu bersikap proaktif memelihara dan meningkatkan kesehatan (contih: aktifitas
fisik, gizi seimbang), mencegah resiko terjadinya penyakit (contoh: tidak merokok), melindungi diri dari
ancaman penyakit (contoh: memakai helm dan sabuk pengaman, JPKM), berperan aktif dalam gerakan
kesehatan (contoh: aktif di posyandu).

3. Pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, dan merata, yang menjangkau semua lapisan masyarakat
tanpa adanya hambatan ekonomi, sesuai dengan standar dan etika profesi, tanggap terhadap
kebutuhan masyarakat, serta memberi kepuasan kepada pengguna jasa.

F. Indikator Utama Indonesia Sehat

Indikator utama Indonesia sehat, yaitu :

1. Lingkungan sehat: 80% rumah sehat, 90% keluarga menggunakan air bersih, 85% keluarga
menggunakan jamban sehat, 80% sekolah sehat, 80% Kabupaten/kota sehat.

2. Perilaku sehat: 80% penduduk berperilaku sehat (aktivitas fisik, makan dengan gizi baik, dan tidak
merokok); 80% tatanan keluarga sehat.

3. Pelayanan kesehatan yang bermutu, merata dan terjangkau: Setiap kecamatan memiliki 1,5
puskesmas; pemanfaatan sarana yankes 80%; pengunjung/pasien puas akan pelayanan kesehatan; rasio
desa terhadap posyandu adalah 1:5 (minimal salah satunya purnama/mandiri); 100% balita telah
diimunisasi.

4. Derajat kesehatan: Angka harapan hidup 67,9 tahun, angka kematian bayi 35 per 1000 kelahiran
hidup, angka kematian ibu 125 per 100.000 kelahiran, angka kematian kasar 7,5 per 1000 penduduk.

Anda mungkin juga menyukai