Anda di halaman 1dari 5

GUGUS TUGAS PERCEPATAN PENANGANAN

CORONA VIRUS DISEASE-2019 (COVID-19)


DI KOTA TASIKMALAYA

SIARAN PERS

Judul : KOTA TASIKMALAYA SEGERA TERAPKAN PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR (PSBB)
Tanggal : 4 Mei 2020

Berdasarkan surat dari Kementerian Kesehatan Nomor Hk.01.07/Menkes/289/2020


Tentang Penetapan Pembatasan Sosial Berskala Besar Di Wilayah Provinsi Jawa Barat Dalam
Rangka
Percepatan Penangann Corona Virus Disease 2019 (Covid-19), Peraturan Gubernur Jawa Barat
Nomor 36 Tahun 2020 tentang Pedoman Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Penanggulangan
CoronaVirus Disease 2019 (COVID-19) di Wilayah Provinsi Jawa Barat dan Keputuasan Gubernur
Jawa Barat Nomor : 443/Kep.259-Hukham/2020 Tentang Pemberlakuan Pembatasan Sosial
Berskala Besar di Provinsi Jawa Barat Dalam Rangka Percepatan Penanggulangan CoronaVirus
Disease 2019 (COVID-19).

Adapun Tujuan dari PSBB di Kota Tasikmalaya ini adalah membatasi kegiatan tertentu dan
pergerakan orang dan/atau barang dalam rangka menekan penyebaran corona virus disease-2019
(covid-19), meningkatkan antisipasi perkembangan ekskalasi penyebaran corona virus disease-
2019 (covid-19), memperkuat upaya penanganan kesehatan akibat corona virus disease 2019
(covid-19); dan menangani dampak sosial dan ekonomi dari penyebaran corona virus disease-2019
(covid-19).

Data dari Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya sampai hari Senin, Tanggal 4 Mei 2020 bahwa:
- Orang Tanpa Gejala (OTG) jumlah 348 orang, selesai 262 orang dan dalam pemantauan 86
orang.
- Orang Dalam Pemantauan (ODP) jumlah 1.127 orang, selesai 863 orang, dalam pemantauan
264 orang
- Pasien Dalam Pengawasan (PDP) jumlah 33 orang, selesai 27 orang, dalam pengawasan 2
orang dan meninggal 4 orang.
- Terkonfirmasi positif covid-19 jumlah 31 orang, terkonfirmasi lab (Swab) 17 orang, positif RDT
14 orang, Sembuh 11 orang, Dalam Perawatan 17 orang, Meninggal Dunia 3 orang.

Maka, hari Rabu tanggal 6 Mei 2020 sampai dengan 19 Mei 2020, Pemerintah Kota
Tasikmalaya akan memberlakukan PEMBATASAN SOSIAL BERSKALA BESAR (PSBB), serta
melaksanakan pengawasan dan pemeriksaan di 38 cek point Zona Merah. (cek point terlampir).

PSBB dimaksud dilakukan dalam bentuk Pembatasan Aktivitas Luar Rumah berupa :
1. Pembatasan Pelaksanaan Pembelajaran Di Sekolah Dan Institusi :
Pembatasan pelaksanaan pembelajaran di sekolah dan institusi pendidikan lainnya
dikecualikan bagi lembaga pendidikan, pelatihan penelitian yang berkaitan dengan pelayanan
kesehatan. Adapun kegiatan layanan administrasi pendidikan tetap dilaksanakan secara dalam
jaringan atau metode jarak jauh sehingga memastikan proses pembelajaran tetap berjalan dan
terpenuhinya peserta didik dalam mendapatkan pendidikan dengan tetap menjaga keamanan
sekolah serta senantiasa menerapkan protokol pencegahan penyebaran covid-19.

2. Pembatasan Aktifitas Di Tempat Kerja


Pembatasan aktifitas di tempat kerja dikecualikan :
a. Perangkat Daerah yang menyelenggarakan fungsi pelayanan langsung kepada masyarakat
b. Pelayanan Pencari Keadilan Dan/Atau Penegakan Hukum;
c. seluruh kantor/instansi pemerintahan berdasarkan pengaturan dari kementerian terkait;
d. Badan Usaha Milik Negara/Daerah yang turut serta dalam penanganan Corona Virus
Disease-2019 (COVID-19) dan/atau dalam pemenuhan kebutuhan pokok masyarakat
mengikuti pengaturan dari kementerian terkait dan/atau Pemerintah Daerah;
e. Kantor Notaris/ Pejabat Pembuat Akta Tanah;
f. Pelaku Usaha Yang Bergerak Pada Sektor: 1) Kesehatan; 2) Bahan
pangan/makanan/minuman; 3) Energi; 4) Komunikasi dan teknologi informasi; 5) Keuangan;
6) Logistik; 7) Perhotelan; 8) Konstruksi dan Industri; 9) Pelayanan Dasar, Utilitas Publik Dan
Industri Yang Ditetapkan Sebagai Objek Vital Nasional dan Objek Tertentu; dan/atau
Kebutuhan Sehari-Hari.
e. Organisasi kemasyarakatan lokal dan internasional yang bergerak pada sektor kebencanaan
dan/atau sosial.
f. Lahan pertanian tanaman pangan, hortikultura, perkebunan, peternakan dan perikanan.
Terhadap kegiatan industri, pimpinan tempat kerja mengurangi kegiatan sampai
batas minimal baik terhadap jumlah karyawan, waktu kegiatan dan fasilitas operasional,
dan mendorong sebanyak mungkin karyawan bekerja dari rumah (work from home),
dengan mempertimbangkan kelangsungan usaha dan melakukan pembayaran upah
pekerja/buruh sesuai dengan kesepakatan antara pengusaha dengan pekerja/buruh.
Terhadap rencana pengurangan kegiatan sebagaimana dimaksud, pimpinan
perusahaan melaporkan kepada Dinas Koperasi, Usaha Mikro, Kecil Menengah,
Perindustrian dan Perdagangan dan Dinas Tenaga Kerja.

3. Pembatasan Kegiatan Keagamaan Di Tempat Ibadah


a. Selama pemberlakuan PSBB, dilakukan penghentian sementara kegiatan keagamaan di
rumah ibadah dan/atau di tempat tertentu.
b. Selama penghentian sementara kegiatan keagamaan dirumah ibadah dan/atau di tempat
tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kegiatan keagamaan dilakukan di rumah
masing-masing.
c. Pembimbing/guru agama dapat melakukan kegiatan pembinaan keagamaan secara virtual
atau secara langsung dengan menerapkan ketentuan mengenai jaga jarak secara fisik
(physical distancing).
d. Selama penghentian sementara kegiatan keagamaan dirumah ibadah dan/atau di tempat
tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (1), kegiatan penanda waktu ibadah seperti
adzan, lonceng, dan/atau penanda waktu lainnya dilaksanakan seperti biasa.

4. Pembatasan Kegiatan Di Tempat Atau Fasilitas Umum


Pembatasan Kegiatan Di Tempat Atau Fasilitas Umum dilakukan melalui :
a. Selama pemberlakuan PSBB, penduduk dilarang melakukan kegiatan dengan jumlah lebih
dari 5 (lima) orang di tempat atau fasilitas umum.
b. Pengelola tempat atau fasilitas umum wajib menutup sementara tempat atau fasilitas
umum untuk kegiatan penduduk selama pemberlakuan PSBB.
c. Dikecualikan dari larangan kegiatan di tempat atau fasilitas umum sebagaimana dimaksud,
kegiatan penduduk untuk memenuhi kebutuhan pokok dan/atau kebutuhan sehari-hari,
meliputi: kegiatan penyediaan, pengolahan, penyaluran dan/atau pengiriman: bahan
pangan/makanan/minuman; energi; komunikasi dan teknologi informasi; keuangan,
perbankan dan sistem pembayaran; dan/atau logistik. Termasuk Penyediaan barang retail
di pasar rakyat, toko swalayan dan toko/ warung kelontongan dan Jasa binatu serta
memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan, obat-obatan dan alat kesehatan; dan
melakukan kegiatan olahraga secara mandiri.

5. Pembatasan Jam Operasional


Dalam melayani pemenuhan kebutuhan penduduk selama pemberlakuan PSBB, pelaku
usaha wajib mengikuti pembatasan kegiatan sebagai berikut:
a. menerapkan jam operasional dengan ketentuan sebagai berikut:
1) pasar rakyat, dengan waktu operasional mulai pukul 04.00 WIB sampai dengan pukul
12.00 WIB;
2) kegiatan berjualan pada malam hari di pasar Cikurubuk, dengan waktu operasional
mulai pukul 19.00 sampai dengan pukul 23.00 WIB;
3) pasar burung/pasar besi, dengan waktu operasional mulai pukul 08.00 sampai
dengan pukul 12.00 WIB;
4) toko minimarket, dengan waktu operasional mulai pukul 10.00 WIB sampai dengan
pukul 18.00 WIB; dan
5) toko supermarket, hypermarket dan perkulakan, dengan waktu operasional mulai
pukul 10.00 WIB sampai dengan pukul 18.00 WIB.
6) mengutamakan pemesanan barang secara dalam jaringan dan/atau jarak jauh dengan
fasilitas layanan antar;
7) turut menjaga stabilitas ekonomi dan kemampuan daya beli konsumen barang
dengan tidak menaikkan harga barang;
8) melakukan disinfeksi secara berkala pada tempat usaha;
9) melakukan deteksi dan pemantauan suhu tubuh karyawan dan konsumen yang
memasuki pasar/toko serta memastikan karyawan yang bekerja tidak sedang
mengalami demam ringan atau sakit;
10) menerapkan pembatasan jarak antar sesama konsumen (physical distancing) yang
datang ke pasar/toko paling sedikit dalam rentang 1 (satu) meter;
11) tidak menyediakan area tempat duduk (seating area) baik didalam maupun diluar
toko;
12) mewajibkan setiap karyawan untuk menggunakan pakaian kerja sesuai pedoman
keselamatan dan kesehatan kerja; dan
13) melaksanakan anjuran cuci tangan dengan sabun dan/atau pembersih tangan (hand
sanitizer) termasuk menyediakan fasilitas cuci tangan yang memadai dan mudah
diakses oleh konsumen dan karyawan.
6. Pembatasan Kegiatan Sosial Dan Budaya
a. Selama pemberlakuan PSBB, dilakukan penghentian sementara atas kegiatan sosial dan
budaya yang menimbulkan kerumunan orang.
b. Kegiatan sosial dan budaya sebagaimana dimaksud, termasuk pula kegiatan yang berkaitan
perkumpulan atau pertemuan politik; Olahraga; Hiburan; Akademik; dan Budaya.
Dikecualikan dari penghentian atas kegiatan sosial dan budaya untuk kegiatan:
a. Khitan yang dilakukan pada fasilitas pelayanan kesehatan, dihadiri oleh kalangan terbatas
(keluarga inti), menggunakan masker dan menjaga jarak antar pihak yang hadir (physical
distancing) paling sedikit dalam rentang 1 (satu) meter; serta meniadakan acara perayaan
yang mengundang keramaian.
b. Pernikahan yang dilakukan di Kantor Urusan Agama atau Kantor Catatan Sipil, dihadiri oleh
kalangan terbatas, yaitu keluarga inti, menggunakan masker, menjaga jarak antar pihak
yang hadir (physical distancing) paling sedikit dalam rentang 1 (satu) meter; dan
meniadakan acara resepsi pernikahan yang mengundang keramaian.
c. Pemakaman dan/atau takziah kematian yang bukan karena Corona Virus Disease-2019
(COVID-19). Pelaksanaan kegiatan pemakaman dan/atau takziah kematian yang bukan
karena Corona Virus Disease-2019 (COVID-19) dilaksanakan dengan ketentuan : 1)
dilakukan di rumah duka; 2) dihadiri oleh kalangan terbatas, yaitu keluarga inti; 3)
menggunakan masker; dan 4) menjaga jarak antar pihak yang hadir (physical distancing)
paling sedikit dalam rentang 1 (satu) meter.

7. Pembatasan Penggunaan Moda Transportasi Untuk Pergerakan Orang Dan Barang


Selama pemberlakuan PSBB, semua kegiatan pergerakan orang dan/atau barang
dihentikan sementara, kecuali untuk:
a) transportasi barang, antara lain: (1) angkutan barang untuk
kebutuhan medis, kesehatan, dan sanitasi; (2) angkutan barang untuk keperluan
bahan pokok; (3) angkutan untuk makanan dan minuman termasuk barang seperti
sayur-sayuran dan buah-buahan yang perlu distribusi ke pasar dan supermarket; (4)
angkutan untuk pengedaran uang; (5) angkutan bahan bakar minyak/bahan bakar
gas; (6) angkutan barang untuk keperluan distribusi bahan baku industri; (7)
angkutan barang untuk keperluan ekspor dan impor; (8) angkutan barang dan bus
untuk keperluan distribusi barang kiriman (kurir servis, titipan kilat, dan sejenisnya);
(9) angkutan bus jemputan karyawan industri; (10) angkutan barang untuk kegiatan
proyek pemerintah; dan (11) angkutan yang menunjang kegiatan pertahanan dan
keamanan.
b) transportasi orang, antara lain: (1) kendaraan bermotor pribadi; (2)
angkutan orang
dengan kendaraan bermotor umum; dan (3) angkutan perkeretaapian.
Bagi Pengguna kendaraan mobil penumpang pribadi diwajibkan untuk digunakan
hanya untuk pemenuhan kebutuhan pokok dan/atau aktivitas lain yang diperbolehkan selama
PSBB, melakukan disinfeksi kendaraan setelah selesai digunakan, menggunakan masker di
dalam kendaraan, tidak berkendara jika sedang mengalami suhu badan diatas normal atau
sakit, dan membatasi jumlah orang maksimal dari kapasitas kendaraan, dengan ketentuan
untuk mobil penumpang sedan atau sejenisnya dengan kapasitas duduk 4 (empat) orang,
maka maksimal dapat mengangkut 3 (tiga) orang dan mobil penumpang bukan sedan atau
sejenisnya dengan kapasitas duduk lebih dari 4 (empat) orang, maka maksimal dapat
mengangkut 4 (empat) orang.
Pengguna sepeda motor pribadi diwajibkan untuk mengikuti ketentuan : 1) digunakan
hanya untuk pemenuhan kebutuhan pokok dan/atau aktivitas lain yang diperbolehkan selama
PSBB; 2) melakukan disinfeksi kendaraan dan atribut setelah selesai digunakan; 3)
menggunakan masker, sarung tangan, jaket/pakaian berlengan panjang; dan 4) tidak
berkendaraan jika sedang mengalami suhu badan diatas normal atau sakit.
Angkutan roda dua berbasis aplikasi dibatasi penggunaannya hanya untuk
pengangkutan barang. Angkutan orang dengan kendaraan bermotor umum, angkutan
perkeretaapian, dan/atau moda transportasi barang diwajibkan membatasi jumlah orang
maksimal 50% (lima puluh persen) dari kapasitas angkutan, membatasi jam operasional sesuai
pengaturan dari Pemerintah Provinsi Jawa Barat, Pemerintah Daerah dan/atau instansi terkait;
melakukan disinfeksi secara berkala moda transportasi yang digunakan, melakukan deteksi
dan pemantauan suhu tubuh petugas dan penumpang yang memasuki moda
transportasi;menggunakan masker di dalam kendaraan, menjaga jarak antar penumpang
(physical distancing) paling sedikit dalam rentang 1 (satu) meter, dan memastikan petugas dan
penumpang moda transportasi tidak sedang mengalami suhu tubuh diatas normal atau sakit.
Sebagai upaya meminimalisir dampak terhadap masyarakat selama pemberlakuan PSBB,
maka pemerintah telah menyiapkan Program Jaring Pengaman Sosial bagi masyarakat terdampak
Covid-19, yang diharapkan dapat disalurkan sebelum diterapkannya PSBB diantaranya :
1. Bantuan untuk DTKS :
a. PKH sebanyak 34.938
b. BPNT (Program Sembako) sebanyak 44.660
c. BPNT Perluasan sebanyak 19.327
d. Bansos Tunai Kemensos sebanyak 5.093
e. Bansos Provinsi Jabar sebanyak 2.849
Dengan Total Sumber Bantuan DTKS Kepala Rumah Tangga Sasaran (KRTS) sebanyak 71.929,
Data DTKS KK sebanyak 77.585 dan Data DTKS RUTA/KRTS sebanyak 71.929 sehingga total
DTKS 0.
2. Bantuan Non DTKS
a. Bansos Tunai Kemensos sebanyak 51.828
b. Bansos Provinsi sebanyak 35.000
c. Bansos Kota Tasikmalaya sebanyak 17.590
Dengan Total Kuota Non DTKS sebanyak 104.418, Data Non DTKS Gabungan Sebanyak 103.970
sehingga total Sisa Non DTKS 448

Pemerintah Kota Tasikmalaya juga memastikan pasokan kebutuhan pangan 14 bahan


pokok aman hingga Idul Fitri. Karena itu, warga diimbau tak khawatir selama pandemi corona dan
dijamin stok kebutuhan pokok masyarakat aman dan melebihi target, jadi masyarakat tidak usah
fanic buying.

Selama pemberlakuan PSBB, Pemerintah Kota Tasikmalaya juga menghimbau kepada


seluruh masyarakat wajib :
1. Mematuhi seluruh ketentuan di dalam pelaksanaan PSBB.
2. Ikut serta dalam pelaksanaan PSBB
3. Melaksanakan Perilaku Hidup Bersih Dan Sehat (PHBS)
Selain itu selama melakukan aktivitas diluar rumah, masyarakat dihimbau senantiasa menggunakan
masker yang sesuai peruntukannya.

Adapun sanksi bagi warga yang melanggar ketentuan PSBB, untuk saat ini hanya akan
diberikan teguran sampai dengan pencabutan ijin sesuai dengan kewenangannnya. Pemerintah
Kota Tasikmalaya sangat mengharapkan Do’a dan dukungan dari seluruh lapisan masyarakat Kota
Tasikmalaya sehingga Percepatan Penanganan Corona Virus Disease-2019 (covid-19) dapat
berjalan dengan baik dan lancer dan Pandemi covid-19 bisa segera berakhir.

Anda mungkin juga menyukai