Anda di halaman 1dari 5

Prosedur Kasasi Perkara Pidana

1. Permohonan kasasi diajukan oleh pemohon kepada Panitera selambat-


Iambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari sesudah putusan Pengadilan
diberitahukan kepada terdakwa / Penuntut Umum dan selanjutnya
dibuatkan akta permohonan kasasi oleh Panitera.
2. Permohonan kasasi yang melewati tenggang waktu tersebut, tidak dapat
diterima, selanjutnya Panitera membuat Akta Terlambat Mengajukan
Permohonan Kasasi yang diketahui oleh Ketua Pengadilan Negeri.
3. Dalam tenggang waktu 14 (empat belas) hari setelah permohonan kasasi
diajukan, pemohon kasasi harus sudah menyerahkan memori kasasi dan
tambahan memori kasasi (jika ada). Untuk itu petugas membuat Akta tanda
terima memori / tambahan memori.
4. Dalam hal pemohon kasasi adalah terdakwa yang kurang memahami
hukum, Panitera pada waktu menerima permohonan kasasi wajib
menanyakan apakah alasan ia mengajukan permohonan tersebut dan
untuk itu Panitera membuatkan memori kasasinya.
5. Panitera memberitahukan tembusan memori kasasi / kasasi kepada pihak
lain, untuk itu petugas membuat tanda terima.
6. Termohon Kasasi dapat mengajukan kontra memori kasasi, untuk itu
Panitera memberikan Surat Tanda Terima.
7. Dalam hal pemohon kasasi tidak menyerahkan memori kasasi dan atau
terlambat menyerahkan memori kasasi, untuk itu Panitera membuat akta.
8. Apabila pemohon tidak menyerahkan dan atau terlambat menyerahkan
memori kasasi, berkas perkara tidak dikirim ke Mahkamah Agung, untuk itu
Ketua Pengadilan Negeri mengeluarkan Surat Keterangan yang disampaikan
kepada pemohon kasasi dan Mahkamah Agung (SEMA No.7 Tahun 2005).
9. Terhadap perkara pidana yang diancam pidana paling lama 1 (satu) tahun
dan / atau denda, putusan praperadilan tidak dapat diajukan kasasi.
10.Permohonan kasasi yang telah memenuhi syarat formal selambat-
Iambatnya dalam waktu 14 (empat belas) hari setelah tenggang waktu
mengajukan memori kasasi berakhir, berkas perkara kasasi harus sudah
dikirim ke Mahkamah Agung.
11.Dalam hal permohonan kasasi diajukan sedangkan terdakwa masih dalam
tahanan, Pengadilan Negeri paling lambat 3 (tiga) hari sejak diterimanya
permohonan kasasi tersebut segera melaporkan kepada Mahkamah Agung
melalui surat atau dengan sarana-sarana elektronik.
12.Selama perkara kasasi belum diputus oleh Mahkamah Agung, permohonan
kasasi dapat dicabut oleh pemohon. Dalam hal pencabutan dilakukan oleh
kuasa hukum terdakwa, harus mendapat persetujuan terlebih dahulu dari
terdakwa.
13.Atas pencabutan tersebut, Panitera membuat akta pencabutan kasasi yang
ditandatangani oleh Panitera, pihak yang mencabut dan diketahui oleh
Ketua Pengadilan Negeri. Selanjutnya akta tersebut dikirim ke Mahkamah
Agung.
14.Untuk perkara kasasi yang terdakwanya ditahan, Panitera Pengadilan
Negeri wajib melampirkan penetapan penahanan dimaksud dalam berkas
perkara.
15.Dalam hal perkara telah diputus oleh Mahkamah Agung, salinan putusan
dikirim kepada Pengadilan Negeri untuk diberitahukan kepada terdakwa
dan Penuntut Umum, yang untuk itu Panitera membuat akta
pemberitahuan putusan. Fotocopy relaas pemberitahuan putusan
Mahkamah Agung, segera dikirim ke Mahkamah Agung.
16.Petugas buku register harus mencatat dengan cermat dalam register terkait
semua kegiatan yang berkenaan dengan perkara kasasi dan pelaksanaan
putusan.

Ada dua tahapan proses pemeriksaan berkas kasasi perkara perdata. Formatted: Space After: 0 pt, Line spacing: single

Di tahap pengadilan negeri dan Mahkamah Agung (MA).

Secara normatif, jangka waktu maksimal penanganan perkara


menurut ketentuan internal MA, sejak pengajuan permohonan kasasi
ke PN sampai dengan pengiriman salinan putusan ke PN Pengaju
adalah 315 hari. Tapi pada praktiknya, penanganan perkara kasasi bisa
lebih lama dari jangka waktu yang sudah ditetapkan sendiri oleh MA.

Penjelasan lebih lengkap silakan baca ulasan di bawah ini.

Ulasan
Agar lebih mudah dipahami, jawaban dari pertanyaan tersebut akan
saya bagi menjadi 2 (dua) bagian, yaitu tahapan dan jangka waktu di
tingkat Pengadilan Negeri (PN) dan proses di tingkat pemeriksaan kasasi
pada Mahkamah Agung (MA).
1. Tahapan di PN
Prosedur penanganan permohonan kasasi di PN diatur secara khusus
dalam Keputusan Ketua MA No. 032/SK/IV/2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan, yang dikenal dengan
istilah Buku II. Sesuai dengan ketentuan Buku II tersebut, setelah memori
kasasi diterima oleh Panitera Muda Perdata pada PN, dalam jangka
waktu paling lama 30 hari, salinan memori kasasi harus disampaikan
kepada pihak lawan. Seterusnya, pihak lawan akan menyusun kontra
memori kasasi dan dikirimkan ke PN dalam waktu maksimal 14 hari.

Sebelum PN mengirimkan berkas perkara ke MA, kedua belah pihak


diberikan kesempatan untuk mempelajari dan memeriksa kembali
kelengkapan berkas perkara, yang kemudian dimuat dalam akta
permohonan kasasi. Akta tersebut beserta berkas perkara lainnya harus
dikirim oleh PN ke MA dalam waktu 65 hari sejak permohonan kasasi
diajukan ke PN. Para pihak akan dikirimkan surat pemberitahuan (relaas)
pengiriman berkas ke MA.

2. Tahapan di MA
Sama halnya dengan PN, prosedur dan jangka waktu penanganan
perkara kasasi oleh MA saat ini diatur secara spesifik dalam ketentuan
internal MA, yaitu: Keputusan Ketua MA No. 039/SK/X/1994 tentang
Pedoman Pelaksanaan Tugas dan Administrasi pada MA (disebut juga
sebagai Buku III) yang terakhir disempurnakan pada tahun 2007; dan SK
Ketua MA No. 214/KMA/SK/XII/2014 mengenai Jangka Waktu
Penanganan Perkara pada MA.

Berdasarkan ketentuan tersebut, penanganan perkara kasasi di MA


melewati sembilan tahapan, dengan jangka waktu maksimal adalah 250
hari sejak berkas perkara diterima oleh MA hingga pengiriman salinan
putusan ke PN pengaju. Secara singkat akan dijelaskan dalam point
berikut ini:
a. Penerimaan berkas perkara kasasi dari PN oleh Biro Umum MA.
Jangka waktu maksimal berkas perkara ada pada Biro Umum adalah
5 hari.
b. Berkas perkara tersebut disampaikan oleh Biro Umum kepada
Direktorat Pranata dan Tata Laksana, dalam hal ini adalah Sub
Direktorat Kasasi Perkara Perdata, untuk ditelaah kelengkapannya.
Jangka waktu maksimal penelaahan berkas, termasuk meminta
kelengkapan berkas ke PN pengaju jika ditemukan
ketidaklengkapan berkas perkara, adalah 14 hari.
c. Berkas perkara yang sudah dinyatakan lengkap diteruskan
kepada Panitera Muda Perkara Perdata Umum untuk diregistrasi
dan diteruskan kepada Ketua Kamar Perdata. Di tahap ini, perkara
kasasi sudah mendapat no register perkara dan pemberitahuan
(relaas) nomor register tersebut disampaikan ke PN pengaju dan
juga diinput dalam situs info perkara Kepaniteraan MA RI
(http://kepaniteraan.mahkamahagung.go.id/perkara/#), agar para
pihak bisa mengetahui register perkara dan memantau secara
online status penyelesaian perkara mereka. Jangka waktu maksimal
di tahapan ini adalah 13 hari.
d. Selanjutnya, Ketua Kamar menetapkan majelis Hakim Agung
yang akan memeriksa perkara, dan majelis tersebut memeriksa
perkara maksimal selama 90 hari untuk seterusnya diputus (yang
disebut juga dengan proses musyawarah dan ucapan). Setelah
musyawarah, amar putusan dimuat pada situs info perkara
tersebut, tetapi salinan putusan belum bisa diterima oleh PN
pengaju dan para pihak karena harus diminutasi (pemberkasan)
terlebih dahulu.
e. Secara sederhana, minutasi merupakan proses penyusunan
naskah dan salinan putusan, yang terdiri dari: pengetikan draf
putusan, koreksi draf oleh Hakim Agung dan Panitera Pengganti,
serta otentifikasi dokumen oleh Panitera Muda Perkara. Secara
keseluruhan, proses minutasi memakan waktu yang cukup lama
yaitu maksimal 98 hari.
f. Setelah proses tersebut selesai, barulah dalam jangka waktu
paling lama 14 hari, Panitera Muda Perkara mengirimkan salinan
putusan beserta berkas perkara lainnya ke PN Pengaju, untuk
diteruskan ke para pihak.

Dari uraian tersebut, dapat disimpulkan bahwa jangka waktu maksimal


penanganan perkara menurut ketentuan internal MA, sejak pengajuan
permohonan kasasi ke PN sampai dengan pengiriman salinan putusan ke
PN Pengaju adalah 315 hari.

Pada praktiknya, penanganan perkara kasasi bisa lebih lama dari jangka
waktu yang sudah ditetapkan sendiri oleh MA. Berkaitan dengan itu,
Para Pihak disarankan memantau status penyelesaian perkaranya,
melalui laman info perkara pada situs Kepaniteraan MA, sebagaimana
sudah disebutkan sebelumnya.

Jika Para Pihak mendapati jangka waktu penanganan perkara yang


melampaui jangka waktu yang ditetapkan sendiri oleh MA dalam
peraturan-peraturannya yang disebutkan di bagian sebelumnya, maka
Para Pihak dapat menanyakannya kepada Kepaniteraan MA baik melalui
surat ataupun mendatangi langsung meja informasi di MA.

Referensi:
1. Surat Keputusan Ketua MA No. 214/KMA/SK/XII/2014 mengenai
Jangka Waktu Penanganan Perkara pada MA
2. Keputusan Ketua MA No. 032/SK/IV/2007 tentang Pedoman
Pelaksanaan Tugas dan Administrasi Pengadilan (Buku II)
3. Keputusan Ketua MA No. 039/SK/X/1994 tentang Pedoman
Pelaksanaan Tugas dan Administrasi pada MA (Buku III)

Anda mungkin juga menyukai