Anda di halaman 1dari 29

FISIKA DASAR 3

LISTRIK STATIS

KELOMPOK :2
Desak Putu Krisna Febbyanti 1513021032
Wahyu Amrizal 1513021044
Ni Made Sumarni Asih 1513021055
Yemima Dita Ria Habeahan 1513021080

JURUSAN PENDIDIKAN FISIKA


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS PENDIDIKAN GANESHA
2018
KATA PENGANTAR
Om Swastiastu
Puji syukur penulis panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat beliaulah makalah yang berjudul “Listrik Statis” dapat terselesaikan tepat
pada waktunya.
Dalam kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih kepada dosen
pengampu mata kuliah Fisika Dasar 3 atas arahannya. Tidak lupa pula penulis
mengucapkan banyak terima kasih kepada rekan-rekan yang sedianya ikut andil
dalam penyusunan makalah ini, yang tentunya tidak mungkin penulis sebutkan satu
per satu.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
sebab itu sangat diharapkan adanya kritik dan saran yang bersifat membangun, untuk
penyempurnaan makalah ini. Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih, semoga
makalah ini bermanfaat bagi pembaca.
Om Santih, Santih, Santih, Om.

Singaraja, 16 Februari 2018

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Listrik merupakan salah satu bentuk energi. Energi listrik telah menjadi
bagian penting dalam kehidupan manusia. Dengan adanya revolusi yang dilakukan
oleh para ilmuwan pada akhir 1700-an, menimbulkan dampak adanya perubahan
kehidupan manusia, yaitu saat ditemukannya suatu metode pemanfaatan daya listrik
yang kuat. Dengan adanya revolusi tersebut, saat ini kita dapat menikmati berbagai
teknologi karena hampir seluruh peralatan yang digunakan oleh manusia
memanfaatkan bantuan energi listrik. Listrik pada dasarnya dibedakan menjadi dua
macam, yaitu listrik statis dan listrik dinamis. Listrik statis berkaitan dengan
muatan listrik dalam keadaan diam, sedangkan listrik dinamis berkaitan dengan
muatan listrik dalam keadaan bergerak.
Kata “listrik” dalam bahasa Inggris electric, berasal dari bahasa Yunani
elektron, yang berarti “amber”. Amber adalah pohon damar yang membatu, dan
pengetahuan kuno membuktikan bahwa jika anda menggosok batang amber dengan
sepotong kain, maka amber menarik potongan daun kecil-kecil atau debu. Batang
karet keras, batang kaca, atau penggaris plastik, jika digosok dengan sepotong kain
juga akan menunjukkan “efek amber” atau listrik statis sebagaimana yang kita sebut
sekarang. Dalam sifat muatan kelistrikan dibagi menjadi dua macam, yaitu muatan
sejenis akan tolak menolak dan muatan yang tidak sejenis akan cenderung melakukan
gaya tarikan (tarik-menarik). Salah satu fenomena dari listrik statis adalah terjadinya
petir. Adanya petir menunjukkan bahwa awan dapat memiliki muatan listrik. Muatan
listrik pada awan ternyata dapat berpindah, baik dari awan yang satu ke awan yang
lain, atau dari awan ke bumi. Fenomena listrik statis sangat mudah dijumpai dalam
kehidupan. Terkait dengan muatan listrik pada listrik statis dibagi menjadi dua bagian
yaitu muatan positif dan negatif. Kedua jenis muatan tersebut memiliki medan dan
garis-garis gaya yang dihasilkannya. Sehingga dari pernyataan tersebut makalah ini
berisikan topik garis-garis listrik dan hukum gaus pada listrik statis.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut maka rumusan masalah yang diangkat
dalam makalah ini adalah :
1.2.1 Apa yang dimaksud dengan Medan Listrik?
1.2.2 Apa yang dimaksud dengan Potensial Listrik?
1.2.3 Bagaimana potensial listrik suatu muatan yang berada pada suatu titik yang
berpotensial V?
1.2.4 Apa yang dimaksud dengan Garis Gaya?
1.2.5 Apa yang dimaksud dengan Hukum Gauss?
1.2.6 Bagaimana Perhitungan Medan Listrik dengan Menggunakan Hukum
Gauss?
1.3 Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah tersebut adapun tujuan dari makalah ini adalah
1.3.1 Mengetahui apa yang dimaksud dengan medan listrik .
1.3.2 Mengetahui apa yang dimaksud dengan potensial listrik
1.3.3 Mengetahui bagaimana potensial listrik suatu muatan yang berada pada
suatu titik yang berpotensial V
1.3.4 Mengetahui apa saja yang dimaksud dengan garis gaya .
1.3.5 Mengetahui apa saja yang dimaksud dengan hukum gauss.
1.3.6 Mengetahui bagaimana perhitungan medan listrik dengan menggunakan
hukum gauss.
1.4 Manfaat
Adapun manfaat dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:.

1.4.1 Bagi Individu


Mengetahui lebih mendalam mengenai konsep Listrik Statis
1.4.2 Bagi Mahasiswa
1. Memberikan suatu pengetahuan mengenai “Listrik Statis”.
2. Menambah modul pembelajaran mengenai mata kuliah Fisika Dasar III
khususnya tentang materi “Listri Statis”.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Medan Listrik
2.1.1 Pengertian Medan Listrik
Gagasan bahwa gaya bekerja dari jarak tertentu
merupakan suatu hal yang sulit bagi para pemikir
zaman dahulu. Termasuk Newton sendiri tidak
yakin akan gagasan ini ketika beliau menerbitkan
hukum gravitasi universalnya, sampai ada ilmuwan
dari Inggris Michael Faraday (1791-1867) yang
membantu memecahkan masalah ini dengan
menggunakan ide medan. Menurut Michael
Faraday suatu medan listrik keluar dari setiap
muatan dan menyebar ke seluruh ruang. Ketika
muatan yang kedua didekatkan dengan muatan
Gambar 1 Michael Faraday pertama, ia akan merasakan gaya yang disebabkan
oleh adanya medan listrik di tempat tersebut.
Jadi secara umum pengertian dari medan listrik adalah daerah di sekitar
muatan listrik yang masih dipengaruhi oleh gaya listrik. Besar kecilnya gaya yang
dialami oleh suatu muatan listrik dalam medan listrik disebut kuat medan listrik. Arah
kuat medan listrik selalu menjauhi atau meninggalkan pusat medan yang bermuatan
(+) dan menuju atau mendekati medan yang bermuatan (-). Secara matematis medan
listrik dapat dituliskan sebagai berikut.

F
E= (1)
q

Keterangan:
E=medanlistrik ( N /C )
F=gaya medanlistrik ( N )
q=muatan listrik ( C )
Secara ideal E didefinisikan sebagai limit F/q dan q diambil lebih kecil dan
lebih kecil lagi, sehingga mendekati nol. Alasannya adalah agar E tidak bergantung
pada besar muatan uji q. Hal ini berarti bahwa E hanya mendeskrisipkan efek muatan
yang menimbulkan medan listrik pada titik itu.
Medan listrik di semua titik pada ruangan dapat diukur, berdasarkan definisi
dtersebut. Untuk situasi yang sederhana yang melibatkan satu atau beberapa muatan
titik, kita dapat menghitung berapa kira-kira besar E. Sebagai contoh, medan listrik
pada jarak r dari satu muatan titik Q akan mempunyai besar

(2)
Keterangan:

E = Medan Listrik (N/c)


k = Konstanta listrik (Nm2/C2)
Q = muatan yang menimbulkan medan listrik (C)
r = jarak terhadap muatan yang menimbulkan medan listrik (m)
Hubungan untuk medan listrik yang disebabkan oleh satu muatan titik ini juga
disebut sebagai Hukum Coulomb. Disebutkan bahwa E tidak bergantung pada q, hal
ini membuktikan bahwa E hanya bergantung pada muatan Q yang menghasilkan
medan tersebut, dan bukan pada nilai muatan uji q.

2.1.2 Garis-garis Medan


Medan listrik merupakan vector oleh sebab itu kadang-kadang juga disebut
sebagai medan vector. Medan listrik dapat ditunjukkan dengan tanda panah pada
berbagai titik dalam situasi tertentu. Namun pada banyak titik akan menghasilkan
banyak tanda panah,yang mungkin terlihat rumit atau membingungkan. Untuk
menghindari hal tersebut kita dapak menggunakan tehnik yang disebut dengan garis-
garis medan. Hubungan dia antara garis-garis gaya (imajiner) dan vector medan
listrik adalah:
1. Garis singgung kepada sebuah garis gaya pada setiap titik memeberikan arah
E pada titik tersebut
2. Garis-garis gaya digambarkan sehingga banyaknya garis persatuan luas
penampang (yang tegak lurus pada garis-garis tersebut) adalah sebanding
dengan besarnya (magnitude) E.
Garis-garis medan listrik atau garis-garis gaya digambar sedemikian rupa
sehingga menggambarkan arah gaya yang disebabkan oleh medan tersebut pada
muatan tes positif. Garis-garis gaya yang disebabkan oleh satu muatan positif
ditunjukkan pada gambar (a) dan satu muatan negatif pada gambar (b). Pada gambar
(a) garis-garis tersebut menunjuk secara radial ke keluar dari muatan dan pada
gambar (b) menunjukkan secara radial ke dalam menuju muatan karena ini
merupakan arah gaya pada muatan tes positif pada setiap kasus.

(a) (b)
Gambar 2 Garis-garis medan listrik
(a) di dekat muatan titik positif
(b) di dekat satu muatan negatif

Garis-garis medan menunjukkan arah medan listrik. Medan menunjukkan arah


tangent terhadap garis medan pada semua titik. Garis-garis tersebut digambarkan
sedemikian rupa sehingga besar medan listrik E, sebanding dengan jumlah garis gaya
yang melintasi daerah yang tegak lurus terhadap garis-garis itu. Makin dekat garis-
garis tersebut, makin kuat medan yang bersangkutakan. Garis-garis medan listrik
dimulai pada muatan positif dan berakhir pada muatan negatif dan jumlah pada awal
dan akhir sebanding dengan besar muatan.

2.1.3 Medan dan Konduktor Listrik


Konduktor ialah bahan yang mengantarkan listrik dengan sempurna yang berarti
bahwa muatan listrik yang dimuatkan padanya akan bebas bergerak tanpa hambatan
sedikitpun. Dengan definisi yang demikian maka konduktor memiliki sifat–sifat
sebagai berikut.
a. Muatan listrik yang dimuatkan akan ada dipermukaan
b. Arah medan listrik dipermukaan adalah tegak lurus dari permukaan
c. Di dalam konduktor tidak ada medan listrik
d. Konduktor adalah benda equipotensial
e. Muatan listrik yang dimuatkan ke konduktor berongga akan ada dipermukaan
luarnya saja. Kuat medan listrik di permukaan konduktor sebanding dengan
rapat medan di tempat itu.
Medan listrik di dalam konduktor yang baik adalah nol pada situasi statis yaitu
ketika muatan-muatan berada dalam keadaan diam. Jika ada medan listrik di dalam
konduktor, akan ada gaya pada electron-elektron bebasnya karena F=q /E. Elektron-
elektron akan bergerak mencapai posisi di mana medan listrik dan juga gaya listrik
pada mereka menjadi nol. Muatan total pada konduktor yang baik mendistribusikan
dirinya pada permukaan. Untuk konduktor yang bermuatan negatif dapat kita
bayangkan muatan-muatan negatif tersebut saling tolak menolak dan menuju
permukaan untuk saling menjauhi satu sama lain. Properti medan listrik statis yang
berhubungan dengan konduktor adalah medan listrik yang selalu tegak lurus terhadap
permukaan di luar konduktor.

Contoh soal:
Medan listrik satu muatan titik.
Hitung besar dan arah medan listrik pada titik P yang terletak 30 cm di
sebelah kanan muatan titik Q = -3 x 10-6C.
Pembahasan:
9 2 2 −6
Q ( 9,0 x 10 N m /C ) (3,0 x 10 C)
E=k 2 =
r ( 0,30 m )2
E=3,0 x 105 N /C

30cm

Q = -3 x 10-6C. P
E=3,0 x 105 N /C
(a)
P
Q = -3 x 10-6C. E=3,0 x 105 N /C
(b)
Gambar 3 Medan listrik pada titik P
(a) disebabkan oleh muatan negatif Q dan
(b) disebabkan oleh muatan positif Q

Arah medan listrik adalah menuju muatan Q sebagaimana ditunjukkan pada


gambar (a) karena kita mendefinisikan arah sebagai arah gaya pada muatan tes
positif . Jika Q positif medan listrik akan menjauhi seperti gambar (b).

2.2 Potensial Listrik


Jika medan listrik menggambarkan gaya per satuan muatan pada sebuah partikel
bermuatan dalam medan, maka yang sekarang kami jelaskan adalah energi pontensial
berdasarkan pada “persatuan muatan”, hal ini membawa kita pada konsep pontensial
listrik atau yang biasa disebut pontensial. Pontensial listrik sangat erat kaitannya
E . Pontensial adalah energi pontensial per satuan muatan.
dengan medan listrik ⃗
Definisinya jika V yang berada dalam sebuah medan listrik sebagai energi pontensial
U persatuan muatan yang diasosiasikan dengan sebuah muatan uji q 0 di titik

U
V= atau U =q 0 V . energi pontensial itu adalah sebuah besaran skalar. Dari
q0
persamaan diatas satuannya diperoleh dengan membagi satuan energi pontensial
dengan satuan muatan, satuan SI dari pontensial adalah (1Volt = 1 joule/coulomb).
F beraksi pada sebuah
Mari kita meninjau beberapa hal yang pokok, sebuah gaya ⃗
partikel yang bergerak dari titik a ke titik b, kerja W a → b yang dilakukan oleh gaya itu
diberikan oleh sebuah intergral garis.
b b
F .⃗
W a → b=∫ ⃗ d l ∫ F cos ϕ dl (3)
a a

F adalah konservatif, kerja yang dilakukan dapat dinyatakan dalam


Gaya ⃗
energi pontensial U. Bila partikel itu bergerak dari sebuah titik dimana energi
pontensial itu adalah U a ke sebuah titik dimana energi pontensial itu adalah U b maka
perubahan energi pontensial adalah ΔU =U b −U a.
Maka kerja dari gaya tersebut adalah
W a → b=U a−U b =−( U b −U a ) =−∆ U (4)
Dari persamaan diatas kita menyamakan kerja yang dilakukan oleh gaya
listrik itu selama perpindahan dari a ke b menjadi kuantitas berdasarkan kerja per
satuan muatan dimana kita membagikan persamaan dengan muatan uji q 0.
W a → b −∆ U Ub Ua
q0
=
q0
=− −(
q0 q0 )
=−( V b −V a )=V a−V b (5)

Persamaan di atas V ab yakni pontensial dari a terhadap b, menyamai kerja


yang dilakukan oleh gaya listrik itu bila sebuah satuan muatan bergerak dari a ke b.
Sebuah instrumen yang mengukur selisih pontensial diantara dua titik
dinamakan voltmeter. Ada juga alat pengukur pontensial yang pengukurannya jauh
lebih peka dengan menggunakan perbesaran elektronik (electronic amplification).
intrumen yang mengukur selisih pontensial 1μV merupakan hal lazim, dan kepekaan
sampai 10−12 V yang dapat dicapai.
Pontensial listrik V yang ditimbulkan oleh sebuah muatan titik tunggal q, kita
membagi persamaan.
1 q q0
U= (6)
4 π ϵ0 r
Persamaan diatas kita akan membagi q 0 menjadi
U 1 q
V= = (7)
q 0 4 π ϵ0 r
dengan r adalah jarak dari muatan titik q ke titik dimana pontensial itu dihitung.
Dalam khasus yang manapun,V sama dengan nol di r = ∞, yakni pada jarak tidak
terhingga dari muatan titik itu. Pontensial sama dengan muatan listri, tidak tergantung
pada muatan uji q 0 yang kita gunakan mendefinisikan pontensial itu.
Mencari pontensial yang timbul oleh sekumpulan muatan dengan membagi
persamaan berikut :
U 1 q1
V= = ∑ . (8)
q0 4 π ϵ0 i r1
dengan r 1adalah jarak dari muatan ke i, q i,ke titik dimana V dihitung, seperti halnya
medan listrik yang ditimbul oleh sekumpulan muatan dititik adalah sejumlah vektor
dari medan-medan yang dihasilkan oleh setiap muatan, maka pontensial listrik yang
ditimpulkan oleh sekumpulan muatan titik adalah sejumlah skalar dari pontensial-
pontensial yang di timbulkan oleh setiap muatan.
Bila kita mempunyai distribusi muatan kontinu sepanjang sebuah volume
maka kita membagi muatan itu kedalam elemen-elemen d q dan jumlah dalam

U 1 q1
persamaan V = = ∑ menjadi sebuah intergral menjadi:
q 0 4 π ϵ0 i r1
1 dq
V= ∫
4 π ϵ0 r
(9)
dengan r adalah jarak dari elemen-elemen d q ke titik medan dimana kita mencari V.

U 1 q1
Jika kita memberikan sekumpulan muatan titik. Persamaan V = = ∑
q 0 4 π ϵ0 i r1
biasannya paling mudah digunakan untuk menghitung pontensial V. Tetapi dalam
beberapa soal dimana medan listrik diketahui atau dapat dicari dengan mudah, maka
F pada sebuah muatan ujiq 0 dapat
E . Gaya ⃗
lebih mudah untuk menentukan V dari ⃗
F =q 0 ⃗
ditulis sebagai ⃗ E . sehingga dari persamaan kerja yang dilakukan oleh sebuah
gaya listrik itu sewaktu muatan-muatan uji bergerak dari a ke b diberikan oleh
persamaan:
b b
F .⃗
W a → b=∫ ⃗ E.⃗
dl=∫ q0 ⃗ dl (10)
a a

Jika persamaan ini dibagi dengan q 0 maka akan menjadi:


b b
E.⃗
V a −V b=∫ ⃗ dl=∫ E cos Φ dl (11)
a a

Nilai V a −V b tidak tergantung dari lintasan yang diambilm dari a ke b, persis


seperti nilai W a → b tidak tergantung dari lintasan itu. Untuk menafsirkan persamaan
E adalah gaya listrik per satuan muatan pada sebuah muatan
diatas. ingatlah bahwa ⃗

uji. Jika integral garis ∫ ⃗E . ⃗


dl adalah positif, maka medan listrik itu melakukan kerja
a

positif pada sebuah muatan uji positif sewaktu muatan itu bergerak dari a ke b, dalam
khasus ini energi pontensial listrik berkurang sewaktu muatan uji itu bergerak,
sehingga energi pontensial per satuan muatan berkurang juga ; maka V b lebih kecil
dari pada V a dan V a −V b adalah positif.
2.3 Energi Potensial Suatu Muatan Listrik yang Berada dalam Suatu
Muatan Titik yang Berpotensial V
Bila sebuah muatan uji diletakkan dalam medan listrik E, maka muatan uji

tersebut mengalami gaya sebesar


F=q 0⋅E . Bila muatan uji bergerak sepanjang
dr, maka besarnya kerja yang dilakukan oleh gaya F dapat dituliskan sebagai,
dW =F dr
dW =q 0⋅E dr
(15)
Bila pada sebuah benda hanya dikerjakan gaya konservatif, maka kerja yang
dikerjakan pada benda sama dengan pengurangan energi potensial benda. Dengan
demikian, kerja yang dilakukan oleh gaya Coulomb pada muatan uji sama dengan
pengurangan energi potensial muatan uji tersebut. Perubahan energi potensial yang
dialami muatan uji berpindah sejauah ds sama dengan negatif dari kerja muatan uji
tersebut, yaitu
dU =−q 0⋅E dr
(16)
Bila muatan uji berpindah pada lintasan tertentu, misalnya dari titik A ke titik B,
maka besarnya perubahan energi potensial yang dialami muatan uji adalah
ΔU =U B−U A
B
ΔU =−q 0 ∫ E dr
A

(17)
Integral pada persamaan di atas dievaluasi sepanjang lintasan yang dilewati q0
dari titik A ke titik B yang disebut lintasan integral. Nilai integralnya tidak tergantung
pada bentuk lintasan tetapi hanya tergantung pada posisi awal dan akhir.
Untuk lebih memberikan pemahaman terhadap energi potensial, tinjaulah dua
muatan q dan q0 yang berjarak r terhadap satu sama lain, seperti di dalam gambar di
bawah.

q q0

Gambar 5. Dua buah muatan dengan jarak r


Jika jarak pemisah di antara kedua muatan-muatan tersebut diperbesar, maka
suatu pengaruh luar harus melakukan kerja yang besarnya positif jika muatan-muatan
tersebut mempunyai tanda yang berlawanan dan yang besarnya negatif jika muatan-
muatan tersebut memiliki tanda yang sama. Tenaga yang dinyatakan oleh kerja ini
dapat dipikirkan sebagai energi potensial listrik yang tersimpan di dalam sistem q dan
q0. Tenaga ini, seperti halnya dengan tenaga potensial, dapat diubah menjadi bentuk-
bentuk lain. Jika misalnya, q dan q0 adalah muatan-muatan yang tandanya
berlawanan( + dengan - ) dan kita melepaskan muatan-muatan tersebut maka muatan
tersebut akan saling mendekati dengan gerak dipercepat, yang mengubah energi
potensial yang tersimpan menjadi energi kinetik.
Energi potansial listrik dari sebuah sistem muatan-muatan titik didefinisikan
sebagai kerja yang diperlukan untuk mengumpulkan sistem-sistem muatan ini dengan
membawakan muatan-muatan tersebut dari jarak tak berhingga ke dalam sistem
tersebut. Semua muatan tersebut dianggap berada di dalam keadaan diam bila jarak
diantara muatan-muatan adalah jarak berhingga, yakni muatan-muatan tersebut tidak
mempunyai energi kinetik mula-mula. Potensial listrik pada tempat q0 yang semula,
yang disebabkan oleh q, adalah
1 q
V=
4 πε 0 r
(18)
Jika q0 digerakkan ke dalam sistem dari yang tak berhingga ke jarak semula r,
maka kerja yang diperlukan adalah, dari definisi potensial listrik, yakni
W=V⋅q 0
(19)
Dengan menggabungkan kedua persamaan ini dan dengan mengingat kembali bahwa
kerja W ini adalah sama dengan energi potensial listrik U maka dihasilkan

1 q⋅q0
U=W =
4 πε 0 r
(20)
Indeks bawah dari r menekankan bahwa jarak yang terlibat adalah jarak di
antara muatan-muatan titik q dan q0. Energi potensial itu positif jika muatan q dan
muatan q0 mempunyai tanda yang sama, dan energi potensial itu negatif jika kedua
muatan itu mempunyai tanda-tanda yang berlawanan.

q1

q2

r1 r2
q3

a r3
q0
Gambar 6. Energi potensial yang diasosiasikan dengan
sebuah muatan q0 di titik a bergantung pada muatan q1, q2, dan q3
pada jarak masing-masing r1, r2, dan r3 dari titik a

Untuk menghitung sistem-sistem yang mengandung lebih daripada dua


muatan maka prosedurnya adalah menghitung energi potensial untuk setiap pasangan
muatan secara terpisah dan menjumlahkan hasil tersebut secara aljabar.
q 0 q1 q 1 q 1 q q
U=
(
4 πε 0 r 1 r 1 r 1 )
+ + + .. . = 0 ∑ i
4 πε 0 i r i

(21)
Kerja ini adalah energi potensial elektrostatik sistem muatan beberapa muatan
titik. Ini tidak tergantung pada urutan muatan yang dibawa ke posisi akhirnya. Jadi,
secara umum energi potensial listrik sistem muatan titik adalah energi yang
diperlukan untuk membawa muatan dari jarak takhingga ke posisi akhirnya.

2.4 Garis Gaya


Suatu ruangan di mana sebuah muatan listrik dipengaruhi oleh gaya listrik
disebut daerah yang memiliki medan listrik. Sebagai perbandingan, telah
diketahui bahwa daerah medan gravitasi Bumi adalah di mana sebuah benda
masih mengalami gaya tarik bumi. Di permukaan Bumi, sebuah benda bisa jatuh
ke Bumi karena mengalami gaya tarik Bumi; berarti dipermukaan Bumi terdapat
medan gravitasi Bumi. Di ruang angkasa, sebuah benda sudah tidak dipengaruhi
oleh gaya gravitasi Bumi, sehingga dikatakan bahwa di ruang angkasa tidak
terdapat medan gravitasi Bumi. Analogi yang sama berlaku untuk medan listrik.
Medan listrik merupakan sebuah medan vektor, dan kita bisa menentukan
besarnya gaya listrik yang dialami oleh sebuah benda bermuatan listrik di
sembarang lokasi di dalam medan listrik. Kuat medan listrik (atau besarnya
medan listrik) dinyatakan sebagai besarnya gaya listrik yang bekerja pada sebuah
muatan dibagi dengan besarnya muatan tersebut. Jika kuat medan listrik lita
lambangkan dengan E, gaya listrik dengan qnol, maka kuat medan listrik
dirumuskan sebagai:
F
E=
q0

Satuan SI untuk E adalah N/C.


Michael Faraday (1791-1867) memperkenalkan cara menggambarkan
medan (listrik, magnet, maupun gravitasi) melalui konsep garis gaya. Garis
gaya listik adalah garis khayal yang dibuat sedemikian rupa sehingga arah garis
singgung di setiap titik pada garis tersebut menyatakan arah medan listrik di
titik-titik yang bersangkutan. Sifat-sifat garis gaya adalah keluar dari muatan
positif, menuju ke muatan negatif, kontinue, dan dua garis gaya tidak pernah
berpotongan.
Selain untuk menggambarkan arah medan listrik, garis gaya juga dapat
digunakan untuk menyatakan kuat medan listrik. Dalam hal ini besar kuat medan
listrik pada suatu muatan titik sebanding dengan jumlah garis gaya listrik yang
menembus satu satuan luas bidang (permukaan) yang berpusat di titik tersebut dan
tegak lurus garis gaya.
Sebagai contoh tinjaulah bangun medan listrik yang dikaitkan dengan
muatan medan positif tunggal q1. Garis gaya merupakan garis radial berarah
keluar dari q1 begitu juga, garis gaya dalam hubungannya dengan suatu muatan
titik negatif yang terisolasi juga merupakan garis radial tetapi arahnya menuju
kedalam.

Gambar 10. Arah garis gaya


Adapun contoh yang menunjukkan medan listrik yang digambarkan
dengan bantuan garis gaya adalah sebagai berikut.

Gambar 11. Garis gaya sekitar muatan positif dan negatif


Gambar 12. Garis gaya sekitar muatan positif dan positif

Berikut adalah sebuah contoh kotak yang mungkin atau tidak mungkin berisi
muatan listrik. Dapat dibayangkan bahwa kotak itu terbuat dari material yang tidak
mempunyai efek pada setiap medan listrik. Kotak itu sama seperti tali tak bermasa
dan bidang miring tanpa gesekan. Andaikan kotak itu menyatakan sebuah permukaan
gaya yang mungkin atau tidak mungkin berisi sejumlah muatan. Di sini dirujukkan
pada kotak sebagai permukaan tertutup (close surface) karena kotak itu secara
lengkap mencakup sebuah volume. Bagaimana anda dapat menetukan beberapa
banyak muatan listrik (jika ada) yang terdapat di dalam kotak itu ?

Gambar 13. (a) Sebuah kotak yang berisi sejumlah muatan yang tidak
diketahui. (b) Muatan di dalam kotak itu dapat diselidiki dengan menggunakan
sebuah muatan uji qo untuk mengukur medan listrik di luar kotak itu.

Dengan mengetahui bahwa sebuah distribusi muatan menghasilkan sebuah


medan listrik dan bahwa sebuah medan listrik mengerahkan gaya pada muatan uji,
maka akan didapatkan pergerakan sebuah muatan uji q0 mengitari tepi kotak itu.
F yang dialami oleh muatan uji itu di kedudukan yang
Dengan mengukur gaya ⃗
berbeda-beda, maka akan didapatkan sebuah peta berdimensi tiga dari medan listrik
F

E = di luar kotak itu. Dalam gambar 1.4 b, gambar tersebut terbukti sama seperti

q0
medan listrik yang dihasilkan oleh sebuah muatan titik positif.

Gambar 14. Medan listrik pada permukaan kotak yang berisi (a) Sebuah muatan
titik positif tunggal. (b) Dua muatan titik positif. (c) Sebuah muatan titik negatif
tunggal. (d) Dua muatan titik negatif.

Untuk mengetahui muatan yang ada didalam kotak tersebut bisa dilihat dari
garis gaya yang ada disekitarnya. Seperti yang sudah di bahas di atas jika vektor
medan listrik keluar maka muatannya positif. Sedangkan jika vektor medan listrik
masuk, maka muatannya negatif. Pada gambar 14 a dan b, diketahui bahwa vektor
medan listrik menuju keluar dari permukaan itu dikatakan bahwa ada sebuah fluks
E menuju ke dalam permukaan
listrik ke arah luar. Dalam gambar 14 c dan d, vektor ⃗
dan fluks listrik itu ke arah dalam.
Pada gambar 14 dapat diketahui sebuah hubungan yang sederhana yaitu muatan
positif di dalam kotak bergerak bersama sebuah fluks listrik yang arahnya keluar
melalui permukaan kotak dan muatan negatif di dalam kotak bergerak bersama
sebuah fluks listrik yang arahnya ke dalam.
Gambar 15. Tiga gambar yang menunjukkan adanya muatan netto nol di dalam
sebuah kotak dan tidak ada fluks listrik netto yang melalui permukaan kotak itu. (a)
E = 0. (b) Sebuah kotak yang berisi satu muatan titik
Sebuah kotak kosong dengan ⃗
positif dan satu muatan titik negatif yang besarnya sama. (c) Sebuah kotak kosong
yang dicelupkan dalam sebuah medan listrik homogen.

E =0, sehingga tidak ada fluks


Pada gambar 15 terdapat kotak kosong dimana ⃗
listrik ke dalam atau keluar kotak. Dalam gambar 15 b, terdapat satu muatan titik
positif dan satu muatan titik negatif yang besarnya sama dicakup di dalam kotak.,
sehingga muatan netto di dalam kotak nol. Ada sebuah medan listrik tetapi medan
listrik itu “mengalir ke dalam” kotak pada setengah permukaan dan “mengalir ke
luar” kotak setengah permukaan lainnya. Maka tidak ada fluks listrik netto ke dalam
atau ke luar kotak tersebut.
Pada gambar 15 c, ada muatan yang hadir di luar kotak itu, kotak itu telah
ditempatkan dengan satu ujungnya sejajar dengan sebuah lembaran yang tak hingga
yang bermuatan homogen yang menghasilkan sebuah medan listrik homogen yang
E menunjuk ke dalam
tegak lurus terhadap lembar itu. Pada satu ujung kotak itu ⃗
E menunjuk ke luar kotak itu dan pada sisi-sisi
kotak pada ujung yang berlawanan, ⃗
E sejajar dengan permukaan sehingga tidak menunjuk baik ke dalam
kotak itu, ⃗
maupun ke luar kotak itu secara eksak mengkompensasi fluks listrik yang menuju ke
luar pada bagian lain kotak itu. Maka dalam gambar 15 yang sudah diperlihatkan,
tidak ada fluks listrik netto yang melalui permukaan kotak dan tidak ada muatan netto
tercakup dalam kotak.


Gambar 16. (a) Sebuah kotak yang mencakup sebuah muatan titik positif +q.
(b) Sebuah kotak yang identik yang mencakup sebuah muatan titik positif +2q.
E menjadi dua kali lipat dan
Melipatgandakan muatan itu akan menyebabkan besar ⃗
akan melipatgandakan fluks listrik yang melalui permukaan itu. (c) Muatan titik +q
yang dicakup oleh sebuah kotak yang dimensinya dua kali dimensi dari kotak dalam

1
E pada permukaan itu direduksi sebesar
(a).Besar ⃗ kalinya, tetapi luas melalui mana
4
E “mengalir” diperbesar empat kali.

Dalam gambar 16 a dan b ada sebuah muatan titik tunggal di dalam kotak,
tetapi dalam gambar 16 b besar muatan itu adalah dua kali besar muatan gambar 16
a. Dengan mengingat analog aliran fluida berarti bahwa fluks listrik ke arah luar netto
dalam gambar 16 b adalah dua kali besar fluks listrik ke arah luar netto gambar 16 a.
Hal tersebut menunjukkan bahwa fluks listrik netto yang melalui permukaan kotak itu
berbanding langsung dengan besarnya muatan netto yang tercakup oleh kotak itu.
Untuk permasalahan-permasalahan dari sebuah permukaan tertutup dalam
bentuk sebuah kotak persegi dan distribusi muatan yang dibentuk oleh muatan-
muatan titik atau lembaran bermuatan yang luasnya tak terhingga bisa didapatkan hal-
hal sebagai berikut.
1. Apakah fluks listrik netto yang mengalir arahnya keluar atau kedalam
melalui sebuah permukaan tertutup bergantung pada tanda dari muatan
yang dicakup itu.
2. Muatan di luar permukaan itu tidak memberikan sebuah fluks listrik netto
melalui permukaan tersebut.
3. Fluks-fluks listrik netto itu berbanding langsung dengan jumlah netto dari
muatan yang tercakup di dalam permukaan itu tetapi tidak bergantung
pada ukuran permukaan itu.

2.5 Hukum Gauss


Dalam hal ini akan dibahas tentang suatu teknik sederhana untuk menentukan
kuat medan listrik bagi distribusi muatan continue yang di kembangkan oleh Karl
Friedrich Gauss (1777-1855). Gauss menurunkan hukumnya berdasarkan pada
konsep garis-garis medan listrik dan hal ini berhubungan dengan fluks listrik. Fluks
Listrik didefinisikan sebagai jumlah garis-garis medan listrik yang menembus tegak
lurus suatu bidang.
Jika terdapat garis-garis gaya dan suatu medan listnik homogen yang
menembus tegak lurus suatu bidang seluas A, jumlah garis medan yang menembus
tegak lurus bidang tersebut sama dengan perkalian E dan A. Perkalian antara E dan A
ini dinamakan fluks listrik (Φ). Secara matematis dituliskan sebagai berikut.

Gambar 17. Garis-garis gaya yang menembus bidang permukaan

Dari gambar diatas bisa didapat suatu rumus fluks listrik sebagai berikut :

Φ = EA
Keterangan:
Φ = fluks Iistrik (Nm2/C atau weber)
E = kuat medan listrik (N/C)
A = luas bidang yang ditembus medan listrik (m2)
E

Bidang A

Gambar 1.9 Garis-garis gaya yang menembus bidang permukaan dengan sudut .

Sehingga, rumus untuk fluks listrik adalah sebagai berikut.


 = EA cos 

Dengan θ adalah sudut antara E dan arah normal bidang n. Arah normal bidang
adalah arah yang tegak lurus terhadap bidang (lihat gamabar). Dan satuan fluks listrik
adalah weber (Wb).
Dari konsep fluks listrik inilah,gauss menemukan hukumnya. Hukum Gauss
menyatakan bahwa :
“Jumlah garis-garis medan listrik (fluks listrik) yang menembus suatu
permukaan tertutup sama dengan jumlah muatan listrik yang dilingkupi oleh
permukaan tertutup itu dibagi degan permitivitas udara ε 0.”
Diawali dengan medan sebuah muatan titik positif tunggal q. Garis-garis medan
itu dipancarkan ke luar sama besar dalam semua arah. Kemudian ditempatkan muatan
ini di pusat sebuah permukaan bola khayal yang jari-jarinya R. Besar E dari medan
listrik di tiap-tiap titik pada permukaan itu diberikan oleh
1 q
E=
4 π ϵ 0 R2
E tegak lurus terhadap permukaan, dan
Di setiap titik pada permukaan itu, ⃗
besarnya sama di tiap-tiap titik. Fluks listrik total adalah hasil kali dari besarnya
medan E dan luas total A=4 π R2 dari bola itu adalah :

1 q 2 q
E¿ EA = 4 π ϵ 0 R2 ( 4 π R ) = ϵ 0

fluks tersebut tidak bergantung pad jari-jari R dari bola itu. Fluks tersebut hanya
hanya bergantung pada muatan q yang dicakup oleh bola itu.

Gambar 18. Proyeksi sebuah elemen luas dA dari sebuah bola yang jari-
jarinya R pada sebuah bola konsentris, yang jari-jarinya 2R. Proyeksi itu mengalikan
setiap dimensi linear dengan dua, sehingga elemen luas pada bola yang lebih besar itu
adalah 4 dA. Jumlah garis yang sama dan fluks yang sama lewat melalui setiap
elemen luas.

Hasil ini dapat ditafsirkan dalam hal garis-garis medan. Gambar di atas
memperlihatkan dua bola berturut-turut dengan jari-jari R dan 2R, yang berpusat pada
muatan titik q itu. Tiap-tiap garis medan yang lewat melalui bola yang lebih kecil
akan lewat juga melalui bola yang lebih besar, sehingga fluks total yang melalui
setiap bola adalah sama.
2.6 Perhitungan Medan Listrik dengan Menggunakan Hukum Gauss

Medan Listrik pada Keping Sejajar

Gambar 19. Keping Sejajar

Medan listrik di antara pelat sejajar dapat dihitung dengan mudah menggunakan
Hukum Gauss. Dua buah pelat keping yang memiliki luas A masing-masing diberi
muatan sama tersebar merata, tetapi berlawanan jenis, yaitu +q dan —q seperti pada
gambar di atas. Rapat muatan q tiap keping didefinisikan sebagai muatan q per satuan
luas A. Secara maternatis, dituliskan sebagai berikut.

q
σ=
A

Kuat medan listrik E pada pelat konduktor ditentukan berdasarkan konsep


Hukum Gauss. Caranya dengan membuat suatu permukaan tertutup, seperti silinder
untuk memudahkan perhitungan. Perhatikan Gambar dibawah.
Oleh karena q/A = σ (rapat muatan) maka kuat medan listrik E yang
ditimbulkan oleh satu pelat konduktor dinyatakan dengan persamaan

Dengan demikian besarnya kuat medan listrik yang ditimbulkan oleh 2 pelat
konduktor dinyatakan dengan persamaan

Keterangan:

σ= rapat muatan (C/m2)

εo = permitivitas ruang hampa (8,85 x 10-12 C2/Nm2)

Contoh soal :

Hitunglah fluks listrik pada suatu bidang persegi yang berukuran 20×15 cm,
jika kuat medan listrik homogen sebesar 150 N/C dan arahnya:

a. sejajar bidang
b. membentuk sudut 37o terhadap bidang
c. tegak lurus terhadap bidang

Penyelesaian :

Diketahui : Luas persegi A = (20cm x 15cm) = 300cm2 = 3.10-2 m2;


Kuat medan listrik E = 150N/C

Fluks listrik dapat diperhatikan pada gambar berikut.

a. untuk sudut θ = 90o

Φ = EA cos 90o 

= 150N/C (3×10-2 m2)(0)

Φ=0

b. untuk sudut θ = 53o

Φ = EA cos 53o 

= 150N/C (3×10-2 m2)(0,6)

Φ = 2,7 wb

BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Adapun simpulann yang dapat ditarik dari pemaparan makalah ini,
antara ain:
3.1.1 Medan listrik adalah daerah di sekitar muatan listrik yang masih
dipengaruhi oleh gaya listrik. Besar kecilnya gaya yang dialami oleh
suatu muatan listrik dalam medan listrik disebut kuat medan listrik.
3.1.2 Pontensial adalah energi pontensial per satuan muatan. Menghitung
pontensial yang ditimbulkan oleh sebuah distribusi muatan dengan
mengetahui distribusi muatan itu kita akan dapat menggunakan:

U 1 q1
V= = ∑
q 0 4 π ϵ0 i r1
3.1.3 Garis gaya listik adalah garis khayal yang dibuat sedemikian rupa
sehingga arah garis singgung di setiap titik pada garis tersebut
menyatakan arah medan listrik di titik-titik yang bersangkutan. Sifat-
sifat garis gaya adalah keluar dari muatan positif, menuju ke
muatan negatif, kontinue, dan dua garis gaya tidak pernah
berpotongan.
3.1.4 Dari konsep fluks yang ada, Gauss dapat menentukan Hukum Gauss
yang berbunyi “Jumlah garis-garis medan listrik (fluks listrik) yang
menembus suatu permukaan tertutup sama dengan jumlah muatan
listrik yang dilingkupi oleh permukaan tertutup itu dibagi degan
permitivitas udara ε 0.”
3.1.5 Perhitungan medan listrik dengan menggunakan Hukum Gauss dapat
dilakukan pada medan listrik pada keping sejajar dan kuat medan
listrik pada pelat konduktor yang ditentukan berdasarkan konsep
Hukum Gauss.

3.2 Saran
Adapun saran yang dapat diberikan penulis untuk pembuatan makalah
ini selanjutnya adalah lebih menyempurnakan makalah dengan baik agar
lebih mudah dipahami membaca nantinya.
DAFTAR PUSTAKA

Giancoli,Douglas C. 2001. Fisika Edisi ke 5 Jilid . Jakarta: Penerbit Erlangga


Halliday & Resnick. 1999. FISIKA Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga
Zemansky & Sears. 2003. Fisika Universitas Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga

Anda mungkin juga menyukai