Anda di halaman 1dari 22

SENIN 5 – 6

PROSES MEMPEROLEH BAHAN BAKAR PADAT SECARA


TEKNIK

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Pengetahuan Bahan Teknik
Yang dibina oleh Ibu Dra. Hj. Sukarnati, M.M

oleh
Clara Puspa Dian Suryono
120511403269

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK MESIN
NOVEMBER 2013
DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR ISI ........................................................................................... 1

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................. 2
B. Rumusan Masalah........................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Bakar Padat..................................... 4


B. Jenis-jenis Bahan Bakar Padat..................................... 4
C. Kegunaan Bahan Bakar Padat berdasarkan Jenisnya.. 13
D. Cara Memperoleh Bahan Bakar Padat......................... 15

BAB III KESIMPULAN.................................................................. 20

DAFTAR RUJUKAN............................................................................... 21

1|BAHAN BAKAR PADAT oleh CLARA PUSPA DIAN S


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pada saat ini perkembangan dunia industri sangat pesat, terutama
industri produk berat, seperti besi dan sejenisnya. Dalam proses
pembuatannya akan diperlukan bahan yang dapat menghasilkan energi
untuk mengolah bahan yang akan diproduksi. Salah satu sumber energi
yang biasa digunakan adalah bahan bakar padat. Bahan bakar padat ini
memiliki ketahanan dan temperatur yang cukup baik untuk sumber
pembakaran pada industri.
Bahan bakar padat yang digunakan pada industri juga memiliki
proses pembuatan yang cukup rumit. Maka dari itu bahan bakar padat
berbeda dengan jenis bahan bakar lain. Salah satu contoh dari bahan bakar
padat adalah batu bara, batu bara merupakan bahan bakar yang diperoleh
dari fosil yaitu bahan bakar yang terdapat di dalam lapisan tanah yang
terakumulasi dari tumbuhan dan material organik serta mengendap dalam
jangka waktu ratusan tahun.
Pemanfaatan bahan bakar padat ini semakin berkembang dari tahun
ke tahun, karena sifatnya yang lebih tahan lama dan juga karena kestabilan
temperatur yang dihasilkan. Walaupun pada era global saat ini sudah
berkembang bahan bakar dari jenis lain, namun sebagian besar konsumen
masih banyak yang menggunakan bahan bakar padat karena beberapa
keuntungan dibandingkan dengan bahan bakar lain. Untuk alternatif bahan
bakar padat bisa diperoleh dari kayu dan sisa tumbuhan, namun
penggunaannya tidak sama dengan batubara.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari bahan bakar padat?
2. Apa saja jenis-jenis bahan bakar padat?
3. Apa saja kegunaan dari masing-masing jenis bahan bakar padat?
4. Bagaimana cara memperoleh bahan bakar padat?

2|BAHAN BAKAR PADAT oleh CLARA PUSPA DIAN S


Teknis penulisan makalah ini berpedoman pada Buku Pedoman
Penulisan Karya Ilmiah Universitas Negeri Malang (UM, 2010).

3|BAHAN BAKAR PADAT oleh CLARA PUSPA DIAN S


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Bahan Bakar Padat


Bahan bakar pada dasarnya yaitu sesuatu yang dapat digunakan
sebagai sumber energi untuk menghasilkan kerja. Jadi bahan bakar padat
adalah bahan bakar yang memiliki sifat keras dan strukturnya sangat rapat.
Bahan bakar padat tersusun dari komponen-komponen yang dapat
terbakar, yaitu komponen yang mengandung unsur C, H, dan S. Ketiga
unsur ini apabila terbakar akan membentuk gas, biasa disebut dengan BTG
atau VCM (Volatile Combustible Matter).

B. Jenis Bahan Bakar Padat


Bahan bakar padat memiliki beberapa jenis, antara lain :
1. Kayu dan sisa tumbuhan
Kayu dan sisa tumbuhan memiliki spesifikasi yaitu kadar abu yang
rendah dan kadar air yang relatif tinggi. Contoh dari sisa tumbuhan
yang sering digunakan sebagai sumber energi antara lain batang tebu,
kulit buah, sekam, dan jerami.

Gambar 2.1 : Kayu Bakar

4|BAHAN BAKAR PADAT oleh CLARA PUSPA DIAN S


Gambar 2.2 : Sekam Padi

2. Arang
Arang merupakan suatu padatan berpori yang mengandung 85% -
95% karbon, dihasilkan dari bahan-bahan yang mengandung karbon
dengan pemanasan pada suhu tinggi. Arang yang hitam, ringan, dan
mudah hancur terdiri dari 85% - 98% karbon dan sisanya adalah abu
atau bahan kimia lain.

Gambar 2.3 : Arang

5|BAHAN BAKAR PADAT oleh CLARA PUSPA DIAN S


Arang memiliki beberapa jenis, antara lain :

a. Arang Kayu
Arang kayu dibuat dari bahan baku kayu, arang jenis ini
sering digunakan untuk memasak, selain itu juga sebagai
penjernih air. Kayu yang digunakan adalah kayu yang masih
sehat dan belum membusuk.

Gambar 2.4 : Arang Kayu


b. Arang Serbuk Gergaji
Terbuat dari serbuk gergaji yang dibakar. Arang jenis ini
harganya relatif murah karena bahan baku dapat diperoleh dari
tempat penggergajian kayu yang merupakan bahan sisa
produksi yang jarang dimanfaatkan lagi oleh pemiliknya.
Arang serbuk gergaji biasanya digunakan sebagai bahan bakar,
sebagai campuran pupuk, dan dapat diolah menjadi briket
arang.

Gambar 2.5 : Arang Serbuk Gergaji

6|BAHAN BAKAR PADAT oleh CLARA PUSPA DIAN S


c. Arang Sekam Padi
Arang sekam padi terbuat dari sekam padi, sekam padi
dapat diperoleh dari tempat penggilingan padi. Arang sekam
padi biasanya digunakan sebagai media tanam karena memiliki
kemampuan untuk menyerap air dan menyimpan cadangan
makanan, selain itu arang jenis ini biasanya digunakan sebagai
pupuk dan bahan baku briket arang.

Gambar 2.6 : Arang Sekam Padi


d. Arang Tempurung Kelapa
Arang ini berbahan dasar tempurung kelapa, arang ini
memiliki harga jual yang relatif tinggi karena proses
pembuatan arang ini terbilang sulit dan untuk memperoleh
tempurung kelapa juga sulit. Arang ini biasanya digunakan
pada dunia industri, selain itu arang ini juga digunakan sebagai
bahan dasar pembuatan briket arang. Tempurung kelapa yang
dapat digunakan sebagai arang harus merupakan tempurung
kelapa yang sudah tua karena memiliki tekstur padat dan
kandungan airnya sedikit.

7|BAHAN BAKAR PADAT oleh CLARA PUSPA DIAN S


Gambar 2.7 : Arang Tempurung Kelapa
e. Arang Serasah
Arang serasah terbuat dari sampah dedaunan. Bahan baku
arang serasah relatif mudah didapatkan. Arang ini biasanya
digunakan sebagai bahan dasar pembuatan briket.
f. Briket Arang
Briket arang adalah arang yang terbuat dari jenis arang lain
yang dihaluskan terlebih dahulu kemudian dicetak sesuai
kebutuhan dan diberi tambahan tepung kanji. Tujuan
pembuatan briket adalah untuk memperpanjang waktu bakar
dan juga untuk menghemat biaya. Arang-arang yang ukurannya
terlalu kecil apabila langsung dibakar akan cepat habis maka
dari itu biasanya diubah menjadi briket arang.

Gambar 2.8 : Briket Arang

8|BAHAN BAKAR PADAT oleh CLARA PUSPA DIAN S


g. Arang Kulit Mahoni
Arang ini terbuat dengan bahan dasar kulit buah mahoni. Kulit
buah mahoni memiliki tekstur keras dan padat. Arang kulit
buah mahoni diproses menggunakan tungku drum. Arang jenis
ini memiliki kualitas yang cukup baik karena apabila dibakar
akan mengeluarkan sedikit asap. Nilai kalor yang dikeluarkan
juga relatif tinggi selain itu lebih tahan lama sehingga dapat
menghemat biaya.
3. Batubara
Batu bara yaitu batuan sedimen yang berasal dari material organik,
dapat dibakar dan memilki kandungan C, H, dan O. Batubara
mengendap di dalam lapisan tanah selama ratusan juta tahun.

Gambar 2.9 : Batubara

Berdasarkan asal dan umur geologisnya, batubara dibedakan


menjadi lima macam, yaitu :

9|BAHAN BAKAR PADAT oleh CLARA PUSPA DIAN S


Gambar 2.10 : Tingkatan Batubara

a. Lignite
Lignite terbentuk dari tumbuh-tumbuhan yang mengalami
karbonisasi atau perkayaan kandungan karbon di bawah lapisan
tanah dalam jangka waktu yang lama. Kadar N, O, S, VCM, dan air
pada batubara jenis ini tinggi serta memiliki nilai kalor bawah
sekitar 1500 - 4500 kkal/kg.

Gambar 2.11 : Lignite Coal

b. Sub-Bituminous Coal
Batubara jenis ini terletak di antara batubara lignite dan batubara
bitominous. Kandungan karbon pada batubara sub-bitominous

10 | B A H A N B A K A R P A D A T oleh CLARA PUSPA DIAN S


sangat sedikit dan lebih banyak mengandung air. Batubara jenis ini
kurang efisien apabila dijadikan sumber panas karena memiliki
kandungan air yang relatif banyak.

Gambar 2.12 : Sub-Bituminous Coal

c. Bituminous Coal
Bituminous Coal terbentuk pada periode geologi carboniferous dari
tumbuh-tumbuhan yang mengalami karbonisasi. Batubara jenis ini
yang paling sering digunakan, bituminous coal memiliki
karakteristik yaitu memiliki lapisan yang tebal, dan berwarna hitam
mengkilat atau berwarna cokelat tua. Memiliki kandungan karbon
sekitar 68% - 86% dari beratnya dan sisanya terdiri dari abu dan
sulfur.

11 | B A H A N B A K A R P A D A T oleh CLARA PUSPA DIAN S


Gambar 2.13 : Bituminous Coal

d. Anthracite
Batubara anthracite terjadi pada umur geologi yang paling tua.
Batubara ini berbentuk padat, berwarna hitam metalik,
mengandung sekitar 86% - 98% karbon dari total beratnya
sehingga kandungan abu dan air pada batubara jenis ini sangat
sedikit, memiliki sifat yang lambat terbakar, apabila dibakar hampir
seluruhnya habis terbakar tanpa timbul nyala api, apabila dibakar
akan menimbulkan sedikit asap, kandungan VCM rendah, memiliki
nilai kalor atas ≥8300 kkal/kg.

Gambar 2.14 : Anthracite

12 | B A H A N B A K A R P A D A T oleh CLARA PUSPA DIAN S


C. Kegunaan Bahan Bakar Padat berdasarkan Jenisnya
1. Kayu dan sisa tumbuhan
Kayu dan sisa tumbuhan biasanya digunakan sebagai bahan
pembakaran pada tungku tradisional, selain itu juga sebagai bahan
bakar pada kereta lokomotif. Penggunaan sisa tumbuhan sebagai bahan
pembakaran juga diterapkan oleh pembuat batu bata, sisa tumbuhan
yang sering dipakai adalah sekam padi.

Gambar 2.15 : Sekam Padi sebagai Bahan bakar Memasak

Gambar 2.16 : Sekam Padi sebagai Bahan Pembakaran

13 | B A H A N B A K A R P A D A T oleh CLARA PUSPA DIAN S


Gambar 2.17 : Kayu sebagai Bahan Bakar Tungku Memasak

Gambar 2.18 : Kayu sebagai Bahan Pembakaran

2. Arang
Arang biasanya digunakan untuk membakar makanan seperti pada
penjual sate, selain itu arang juga digunakan sebagai bahan bakar pada
industri metalurgi, arang juga dapat digunakan sebagai bahan bakar
kendaraan bermotor, pada saat ini arang juga digunakan sebagai media
lukis bagi seniman karena arang memiliki sifat lembut dan mudah
patah.
3. Batubara
Batubara biasanya digunakan sebagai :
a. Bahan bakar pada PLTU (Pembangkit Listrik Tenaga Uap)
Batubara yang digunakan yaitu jenis sub-bitominous coal dan
bitominous coal.

14 | B A H A N B A K A R P A D A T oleh CLARA PUSPA DIAN S


Gambar 2.19 : Batubara sebagai Bahan Bakar PLTU

b. Pemanas dan aplikasi sumber tenaga dalam industri.


Yaitu dengan membentuk batubara bitominous coal menjadi kokas-
residu karbon berbentuk padat.
c. Pemanas ruangan.
Batubara yang sering digunakan yaitu jenis anthracite.

D. Cara Memperoleh Bahan Bakar Padat


Ada beberapa tahapan dalam memperoleh bahan bakar padat karena
tidak semua jenis bahan bakar padat dapat digunakan secara langsung, di
antara beberapa jenis bahan bakar padat, arang dan batubara, dapat
digunakan setelah melewati beberapa tahap pengolahan hingga akhirnya
dapat dimanfaatkan.
1. Arang
Tahapan pembuatan arang terbagi menjadi tiga tahap, yaitu :
a. Dehidrasi
Dehidrasi adalah proses penghilangan kadar air pada bahan baku
pembuat arang, yaitu dengan memanaskan bahan baku sampai
temperatur 170o C.
b. Karbonisasi
Karbonisasi yaitu pemecahan bahan-bahan organik menjadi
karbon. Pembentukan karbon terjadi pada suhu 4000 C – 6000 C.
Temperatur di atas 1700 C akan menghasilkan CO, CO2, dan asam

15 | B A H A N B A K A R P A D A T oleh CLARA PUSPA DIAN S


asetat. Pada saat suhu mencapai 2750 C dekomposisi akan
menghasilkan tar, dan metanol.
c. Aktifasi
Aktifasi yaitu proses untuk memperkuat daya serap dan daya
penggubah dari arang dengan cara memberi bahan kimia atau
dengan pemanasan pada suhu tinggi. Hal ini bertujuan untuk
memperbesar pori sehingga luas permukaan bertambah dan daya
serap semakin tinggi. Proses aktifasi dapat dilakukan dengan
menggunakan uap atau CO2 sebagai aktifator.

Secara teknik, proses pembuatan arang dibagi menjadi dua yaitu :

a. Proses kimia
Bahan baku pembuat arang dicampur dengan bahan-bahan kima
tertentu, selanjutnya dibentuk menjadi batangan, dikeringkan lalu
dipotong-potong. Proses ini dilakukan pada suhu 1000 C. Arang
yang telah dihasilkan selanjutnya dicuci dengan air selanjutnya
dikeringkan pada suhu 3000 C.
b. Proses fisika
Pada proses fisika, bahan baku terlebih dahulu dibuat arang,
selanjutnya arang digiling dan diayak untuk kemudian diaktifasi
dengan cara pemanasan pada suhu 10000 C yang disertai dengan
pengaliran uap. Proses fisika biasanya banyak digunakan pada
aktifasi arang, antara lain :
- Proses briket
Bahan baku atau arang dibuat briket dengan cara
mencampurkan bahan baku atau arang dengan ter. Briket yang
telah dihasilkan dikeringkan pada suhu 5500 C selanjutnya
diaktifasikan dengan menggunakan uap.
- Destilasi kering
Destilasi kering merupakan proses penguraian bahan akibat
adanya pemanasan pada temperatur tinggi dalam keadaan
sedikit udara maupun tanpa udara. Destilasi kering dilakukan

16 | B A H A N B A K A R P A D A T oleh CLARA PUSPA DIAN S


agar daya serap arang yang dihasilkan dapat lebih baik
daripada daya serap yang diaktifkan dengan menggunakan
bahan-bahan kimia. Selain itu juga untuk menghindari
pencemaran lingkungan akibat penguraian senyawa kimia dari
bahan-bahan kimia yang dicampurkan pada saat pembuatan.
Destilasi kering juga diharapkan dapat menghasilkan asap cair
sebagai hasil pengembunan uap hasil penguraian senyawa-
senyawa organik dari bahan baku.

Gambar 2.20 : Alat Pembakaran Arang


Arang

Gambar 2.21 : Penampang Samping Alat Pembakaran Arang

17 | B A H A N B A K A R P A D A T oleh CLARA PUSPA DIAN S


2. Batubara
Proses pembentukan batubara terdiri dari dua tahapan yaitu :
a. Tahap biokimia (Penggambutan)
Tahap biokimia adalah tahap dimana sisa-sisa tumbuhan yang
terakumulasi tersimpan dalam kondisi bebas oksigen di daerah
rawa dengan sistem pengeringan yang tidak cukup baik dan selalu
tergenang air pada kedalaman 0,5 meter hingga 10 meter. Material
tumbuhan yang membusuk ini melepaskan unsur H, N, O, dan C
dalam bentuk senyawa CO2, H2O, NH3 untuk menjadi humus.
Selanjutnya oleh bakteri anaerobik diubah menjadi gambut.
b. Tahap geokimia (Pembatubaraan)
Tahap ini merupakan gabungan proses biologi, kimia, dan fisika
yang terjadi karena pengaruh pembebanan dari sedimen yang
menutupi, temperatur, tekanan, dan waktu terhadap komponen
organik dari gambut. Pada tahap ini presentase jumlah karbon akan
meningkat dan kadar hidrogen serta oksigen akan menurun. Tahap
ini menghasilkan batubara dalam berbagai tingkat kematangan
material organiknya.

Gambar 2.22: Proses Pembentukan Batubara

18 | B A H A N B A K A R P A D A T oleh CLARA PUSPA DIAN S


Untuk memperoleh batubara yang siap pakai perlu dilakukan
penambangan batubara terlebih dahulu. Tahapan penambangan
batubara terdiri dari tiga tahapan, yaitu :
1. Batubara yang memiliki ukuran <600 mm diangkut dengan truk ke
lokasi pengolahan batubara setelah itu langsung dituangkan ke
dalam corong penampung. Apabila corong sudah terisi penuh,
maka batubara dapat disimpan di dalam tempat penimbunan
sementara.
2. Batubara yang sudah masuk ke dalam corong akan langsung
diangkut oleh mesin pengumpan (feeder) dan langsung dipecah
oleh mesin pemecah pertama (Primary crusher) dari ukuran
<600mm menjadi 150mm. Selanjutnya dialirkan ke konveyer
penghubung, dimana mesin pengumpan dan mesin pemecah
pertama merupakan satu kesatuan.
3. Batubara yang sudah dipecah oleh mesin pemecah pertama
langsung dialirkan ke konveyer penghubung untuk dialirkan lagi
ke menara pemecah kedua. Batubara akan dipecah lagi menjadi
ukuran ±50 mm sehingga menghasilkan batubara yang siap pakai.

19 | B A H A N B A K A R P A D A T oleh CLARA PUSPA DIAN S


BAB III

KESIMPULAN

1. Bahan bakar padat adalah bahan bakar yang memiliki karakteristik


keras dan struktur rapat.
2. Bahan bakar padat memiliki beberapa macam antara lain kayu, arang,
dan batubara.
3. Arang memiliki beberapa jenis antara lain arang kayu, arang serbuk
gergaji, arang sekam padi, arang tempurung kelapa, arang serasah,
briket arang, dan arang kulit buah mahoni.
4. Batubara memiliki beberapa jenis antara lain lignite, sub-bituminous
coal, bituminous coal, dan anthracite.
5. Bahan bakar padat dapat dimanfaatkan sesuai dengan jenis bahan
bakar itu sendiri. Beberapa contoh penggunaannya yaitu digunakan
sebagai bahan bakar PLTU, sebagai pemanas ruangan, sebagai sumber
energi, dan sebagai bahan bakar kendaraan bermotor.
6. Proses pembuatan arang terdiri dari tahap dehidrasi, karbonisasi, dan
aktifasi. Di dalam tahapan tersebut berlangsung dua proses yaitu
proses kimia dan proses fisika.
7. Tahap pembentukan batubara terdiri dari proses penggambutan dan
proses pembatubaraan. Untuk mendapatkan batubara yang siap pakai
maka perlu dilakukan penambangan batubara.

20 | B A H A N B A K A R P A D A T oleh CLARA PUSPA DIAN S


DAFTAR RUJUKAN

Anang, P. 2009. Bahan Bakar Padat, (Online),


(http://patrickanang.blogspot.com/2009/10/aku-adalah-aku.html),
diakses 13 November 2013.

Tim PPLH. 2007. Arang Briket, (Online), (https://www.google.com/url?


sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=7&cad=rja&ved=0CE8Q
FjAG&url=http%3A%2F%2Fmoveindonesia.files.wordpress.com
%2F2012%2F12%2F13-kegunaan-
arang.pdf&ei=GYiFUvWaA4KOkwX4yoCoDQ&usg=AFQjCNHkp
B6J5HJmM-eBent-37Kb-NjprA&bvm=bv.56643336,d.dGI), diakses
13 November 2013.

Universitas Negeri Malang. 2010. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah:


Skripsi, Tesis, Disertasi, Artikel, Makalah, Tugas Akhir, laporan
Penelitian. Edisi Kelima. Malang: Universitas Negeri Malang.

Wikipedia. 2013. Arang, (Online), (http://id.wikipedia.org/wiki/Arang),


diakses 13 November 2013.

Wikipedia. 2013. Batubara, (Online),


(http://id.wikipedia.org/wiki/Batubara), diakses 13 November 2013.

21 | B A H A N B A K A R P A D A T oleh CLARA PUSPA DIAN S

Anda mungkin juga menyukai