Anda di halaman 1dari 2

C.

Kompetensi Profesionalitas Guru


Kompetensi guru pada hakikatnya tidak bisa dilepaskan dari konsep hakikat
guru dan hakikat tugas guru. Kompetensi guru mencerminkan tugas dan kewajiban
guru yang harus dilakukan sehubungan dengan arti jabatan guru yang menuntut suatu
kompetensi tertentu. Ace suryadi mengemukakan bahwa untuk mencapai taraf
kompetensi, seorang guru memerlukan waktu lama dan biaya mahal. Status
kompetensi yang professional tidak diberikan oleh siapa pun, tetapi harus dicapai
dalam kelompok profesi bersangkutan. Awalnya, tentu harus dibina melalui
penguatan landasan profesi, misalnya pembinaan tenaga kependidikan yang sesuai,
pengembangan infrastruktur, pelatihan jabatan yang memadai, efisiensi dalam system
perencanaan, serta pembinaan administrasi dan pembinaan kepegawalan.
Salah satu unsur pembentuk kompetensi professional guru adalah tingkat
komitmennya terhadap profesi. Sikap hidup seseorang apabila berumur 21 tahun
sampai 25 tahun, mempunyai cita-cita, aspirasi, semangat, dan rencana hidup,
berbeda dengan mereka yang berumur 50 tahun. Guru muda pada umumnya
berambisi dalam kariernya. Ada keinginan mencapai supremasi dalam hal ide.
Sebaliknya, guru yang sudah lanjut usia memiliki semangat yang sedikit demi sedikit
berkurang.1
Tingkat komitmen sebenarnya dapat digambarkan dalam sat ugaris kontinum,
yang bergerak dari tingkatan rendah sampai dengan tingkatan tinggi. Guru yang
rendah tingkat komitmennya ditandai oleh ciri-ciri sebagai berikut:
a. Perhatian yang disisihkan untuk memerhatikan siswanya hanya sedikit.
b. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya hanya
sedikit.
c. Perhatian utama guru hanyalah jabatannya.
Sebaliknya, guru yang mempunyai tingkatan komitmen tinggi, ditandai oleh
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Perhatiannya terhadap siswa cukup tinggi.
b. Waktu dan tenaga yang dikeluarkan untuk melaksanakan tugasnya banyak.
c. Banyak bekerja untuk kepentingan orang lain.
Adapun macam-macam kompetensi yang harus dimiliki oleh tenaga guru
antara lain:
1. Kompetensi professional, artinya guru harus memiliki pengetahuan yang
luas dari subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta
penguasaan metodologi dalam arti memiliki konsep teoritis mampu
memilih metode dalam proses belajar mengajar.

1
Ali Imron, Pembinaan Guru di Indonesia, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1995), hlm. 78.
2. Kompetensi personal, artinya sikap kepribadian yang mantap sehingga
mampu menjadi sumber intensifikasi bagi subjek. Dalam hal ini berarti
memiliki kepribadian yang pantas diteladani.
3. Kompetensi social, artinya guru harus menunjukkan atau mampu
berintekrasi social, baik dengan murid-muridnya maupun dengan sesame
guru dan kepala sekolah bahkan dengan masyarakat luas.
4. Kompetensi untuk melakukan pelajaran yang sebaik-baiknya yang berarti
mengutamakan nilai-nilai social dari nilai material.2

2
Hamzah, Profesi Kependidikan, Problema, Solusi, dan Reformasi Pendidikan di Indonesia,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2011), hlm. 69.

Anda mungkin juga menyukai