Anda di halaman 1dari 3

KASUS POSISI

Ari Sihasale dan Nia Zulkarnaen

Nia adalah anak dari pasangan aktor dan aktris senior Indonesia, Dicky Zulkarnaen dan Mieke
Wijaya. Selain itu, Mieke Wijaya pun aktivis sebuah partai berlandaskan Islam.

Pada 25 September 2003 di Perth Australia, Nia dan Ari menikah secara resmi. Acara resepsi
pernikahannya di suatu Hotel Sheraton Timika, Rabu 8 Oktober 2003. Nia memberikan
statemen, bahwa untuk ‘menghormati’ suaminya, pada hari Minggu, 5 Oktober 2003 pukul 09.00
WIT, dia mengikuti kebaktian di Gereja Betlehem Kuala Kencana. Nia mengaku ‘tetap Islam’
dan suaminya Ale tetap Katholik. Ini adalah perkawinan kedua Nia, sebelumnya suaminya
adalah Alexander David Achmad Iskandar, yang semula beragama Kristen. Namun, suami Nia
yang seorang pembalap Indonesia itu meninggal dunia sekitar Mei 2002 akibat kecelakaan mobil
di sirkuit balap Bumi Serpong Damai (BSD), Serpong, Tangerang.

Sumber : http://irindonesia.wordpress.com/2012/02/26/pasangan-populer-beda-agama-dalam-
negeri-iii/
IDENTIFIKASI KASUS

Di Indonesia hidup dan diakui berbagai macam agama dan kepercayaan, maka tidak
mengherankan apabila sering dijumpai atau mendengar adanya perkawinan beda agama.

Perkawinan beda agama adalah ikatan lahir dan batin antara seorang pria dengan wanita yang
karena berbeda agama menyebabkan tersangkutnya dua peraturan yang berlainan mengenai
syarat-syarat dan tata cara pelaksanaan perkawinan sesuai dengan hukum agamanya masing-
masing dengan tujuan untuk membentuk keluarga bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan
Yang Maha Esa.

Sedangkan, perkawinan dalam istilah Islam disebut “nikah” ialah melakukan suatu akad atau
perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan wanita untuk menghalalkan
hubungan kelamin antar kedua belah pihak, dengan dasar sukarela dan keridhoan kedua belah
pihak untuk mewujudkan suatu kebahagiaan hidup berkeluarga yang diliputi rasa kasih sayang
dan ketentraman dengan cara-cara yang di ridhoi oleh Allah SWT.

Tujuan perkawinan:
 Menghalalkan hubungan kelamin untuk memenuhi tuntutan hajat tabiat kemanusiaan
 Mewujudkan suatu keluarga dengan dasar cinta kasih
 Memperoleh keturunan yang sah
 Menjaga manusia dari kejahatan dan kerusakan

Rukun perkawinan Islam terdiri dari :

1. Harus ada calon suami dan isteri, atau wakilnya


2. Harus ada wali dan calon isteri, atau wakilnya
3. Harus ada dua orang saksi laki-laki Islam yang telah memenuhi syarat.
4. Adanya ijab-qabul

Adapun syarat-syarat perkawinan yaitu :

1. Adanya persetujuan dari kedua calon suami isteri dan dari wali calon isteri
2. Beragama Islam, cukup dewasa dan sehat pikirannya
3. Tidak ada hubungan kekeluargaan sedarah yang terlampau dekat
4. Tidak ada hubungan semenda
5. Tidak ada hubungan sepersusuan
6. Calon isteri tidak terikat dalam suatu tali perkawinan
7. Tidak ada perbedaan agama antara calon suami dan calon isteri.

ANALISIS

Perkawinan beda agama terjadi atau dijumpai di dalam kehidupan bermasyarakat. Salah satu
contoh yang banyak terekspos ke masyarakat luas adalah perkawinan anatara wanita Islam dan
pria Kristen pasangan artis Nia Zulkarnaen dan Ari Siasaleh. Perkawinan yang dilakukan oleh
mereka tidak lagi didasarkan pada satu aqidah agama, melainkan hanya pada cinta. Seolah cinta
semata yang menjadi dasar suatu pernikahan.

Yang jelas, ada tiga prinsip pokok pandangan agama Islam terhadap masalah perkawinan
pemeluk Islam dengan yang bukan agama Islam, yaitu :

1. Melarang perkawinan umat Islam dengan orang-orang yang beragama menyembah


berhala, polytheisme, agama-agama yang tidak mempunyai kitab suci, dan dengan
kaum atheis.
2. Melarang perkawinan antara wanita Islam dengan pria bukan Islam
3. Mengenai perkawinan antara laki-laki muslim dengan wanita bukan muslim yang
ahli kitab, terdapat tiga macam pendapat yaitu :

-         Melarang secara mutlak

-         Memperkenankan secara mutlak

-         Memperkenenkan dengan syarat yaitu apabila pria muslim itu kuat imannya serta rajin
ibadahnya.

Sambil meninjau juga, pengertian perkawinan menurut agama Islam, rukun-rukunnya, tujuannya,
syarat sahnya, semua saling berkaiatan yang akhirnya dapat kita tarik kesimpulan bahwa
perkawinan beda agama, terutama salah satunya beragama Islam, tidak akan mendapatkan ridho
Allah SWT, atau dengan kata lain, haram. Tidak hanya nanti dimintai pertanggungjawaban di
akhirat tapi kebanyakan dari perkawinan beda agama, memberikan dampak yang kurang bahkan
tidak baik bagi keutuhan rumah tangga dan perkembangan juga psikologi anak dan keturunan.

Anda mungkin juga menyukai