Anda di halaman 1dari 9

EFEKTIVITAS METODE PROBLEM SOLVING TERHADAP HASIL

BELAJAR GEOGRAFI SMAN 1 GEDONG TATAAN

Mide Rara Emirilda (1) Sumadi (2) Irma Lusi Nugraheni (3)

Abstract: The method used in this study was Quasi Experiment (quasi-
experimental) is a method that compares the effect of a treatment (treatment) on
an object (experimental group) and saw a large treatment effect. The total sample
of 45 students . Analysis of the data used is independent sample t-test. The results
of the data analysis we concluded: there are differences in the average pretest
score on grade geography subjects treated and the methods of problem solving
are given a lecture class. Average posttest learning outcomes in geography class
treated the learning problem solving method is higher than that given class
lecture. Average gain learning outcomes in geography class treated the problem
solving method is higher than that given to the class lecture. The results of the
calculation of mastery learning classroom experiment with methods of problem
solving is greater than the mastery learning classes treated control lecture
method.

Keywords: learning outcomes, method, problem solving

Abstrak: Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu
(quasi eksperimen) yaitu metode yang membandingkan pengaruh pemberian
suatu perlakuan (treatment) pada suatu objek (kelompok eksperimen) serta
melihat besar pengaruh perlakuannya. Jumlah sampel sebanyak 45 siswa. Analisis
data yang digunakan adalah uji t independent sample test. Hasil analisis data
diperoleh kesimpulan: terdapat perbedaan rata-rata nilai pretes mata pelajaran
geografi pada kelas yang diberi perlakuan metode Problem Solving dan pada kelas
yang diberi metode ceramah. Rata-rata postes hasil belajar geografi pada kelas
yang diberi perlakuan metode pembelajaran Problem Solving lebih tinggi
dibandingkan kelas yang diberi metode ceramah. Rata-rata gain hasil belajar
geografi pada kelas yang diberi perlakuan metode Problem Solving lebih tinggi
dibandingkan pada kelas yang diberi metode ceramah. Hasil perhitungan
ketuntasan belajar kelas eksperimen dengan metode Problem Solving lebih besar
dari ketuntasan belajar kelas kontrol yang diberi perlakuan metode ceramah.

Kata kunci : hasil belajar, metode, problem solving

1
Mahasiswa pendidikan Geografi
2
Dosen Pembimbing I
3
Dosen Pembimbing 2
PENDAHULUAN
Berlangsungnya bagaimana proses
belajar dijelaskan dalam berbagai
Kemampuan tenaga pendidik dalam
teori belajar. Teori belajar pada
melaksanakan proses pembelajaran
dasarnya merupakan penjelasan
sangat penting sebagai upaya untuk
bagaimana terjadinya belajar atau
memberikan pemahaman kepada
bagaimana informasi di proses di
siswa, salah satu yang dapat
dalam pikiran siswa. Tiap teori
dilakukan tenaga pendidik adalah
memberi penjelasan tentang aspek
dengan menerapkan beberapa
belajar tertentu dan tidak sesuai
alternatif metode pembelajaran
dengan segala macam bentuk belajar
karena metode pembelajaran
(Nasution, 2008:132).
merupakan salah satu komponen
pendidikan yang sangat menentukan
Dalam penelitian ini membahas
berhasil tidaknya suatu
tentang metode pembelajaran
pembelajaran. Oleh sebab itu
Problem Solving. Terdapat beberapa
diperlukan potensi dari tenaga
teori belajar yang mendukung
pendidik yang memiliki potensi yang
metode pembelajaran problem
baik dalam bidangnya, adapun faktor
solving diantaranya adalah teori
tersebut antara lain adalah motivasi,
perkembangan kognitif Piaget, teori
konsentrasi, reaksi, organisasi,
belajar konstruktivisme, dan teori
pemahaman dan ulangan.
Bruner.
Salah satu metode yang
Metode pemecahan masalah adalah
diperkenalkan pada dunia pendidikan
suatu cara menyajikan pelajaran
adalah metode pemecahan masalah
dengan mendorong peserta didik
(Problem Solving). Metode
untuk mencari dan memecahkan
pemecahan masalah merupakan
suatu masalah/persoalan dalam
bentuk pembelajaran berdasarkan
rangka pencapaian tujuan
teori discovery learning. Metode
pengajaran. Metode ini diciptakan
pemecahan masalah (Problem
seorang ahli didik berkebangsaan
Solving) merupakan variasi dari
Amerika yang bernama Jhon Dewey.
pembelajaran dengan pemecahan
Metode ini dinamakan Problem
masalah melalui teknik sistematik
Method. Sedangkan Crow&Crow
dalam mengorganisasikan gagasan
dalam bukunya Human Development
kreatif untuk menyelesaikan suatu
and Learning, mengemukakan nama
pemasalahan (Suyatno, 2009: 66 ).
metode ini dengan Problem Solving
Method ( Depag. RI, 2002:2).
Dalam hal ini peran gurulah yang
dimaksud yaitu dengan cara
Metode Probrem Solving (metode
memperjelas tujuan kompetensi yang
pemecahan masalah) bukan hanya
ingin dicapai, membantu siswa
sekedar metode mengajar tetapi juga
mencari sumber-sumber bahan, dan
merupakan suatu metode berpikir,
membangkitkan minat siswa.
sebab dalam metode Problem
Bimbingan dan arahan guru ini juga
Solving dapat menggunakan metode-
terkait dengan keefektifan
metode lainya dimulai dengan
penggunaan metode Problem Solving
mencari data sampai kepada menarik
dalam pembelajaran.
2

kesimpulan (Djamarah & Zain, mencari kemungkinan-


2010:91). kemungkinan yang akan
dilaksanakan dalam memecahkan
Menurut Nasution (2008:170) persoalan.
memecahkan masalah dapat d) Mencobakan kemungkinan yang
dipandang sebagai proses di mana dianggap menguntungkan. Guru
pelajar menemukan kombinasi menetapkan cara pemecahan
aturan-aturan yang telah masalah yang dianggap paling
dipelajarinya lebih dahulu yang tepat.
digunakan untuk memecahkan e) Penilaian cara yang ditempuh
masalah yang baru. dinilai, apakah dapat
mendatangkan hasil yang
Dari pendapat di atas dapat ditarik diharapkan atau tidak.
kesimpulan bahwa metode Problem
Solving merupakan metode yang Selain itu Boud & Feletti (1991) dan
mengajak siswa untuk berfikir, Shepherd & Cosgriff (1998) dalam
bukan hanya sekedar mendengarkan, Sumarmi (2012:154), menjelaskan
tetapi mencari solusi untuk bahwa pembelajaran berbasis
memecahkan masalah dalam proses masalah membuat :
pembelajaran. Metode pemecahan
masalah ini lebih baik jika dilakukan a) Siswa mampu mempresentasikan
secara individu tetapi juga bisa problem-problem autentik
dilakukan secara kelompok. Dengan b) Siswa mampu menyampaikan
adanya metode ini siswa akan permasalahan secara lisan
menjadi aktif dan termotivasi untuk c) Siswa mempunyai keterampilan
melakukan suatu kegiatan di sekolah. dalam mengumpulkan dan
Selain itu metode ini juga dapat menganalisis data, dan
diartikan suatu metode untuk d) Siswa dapat meringkas sekaligus
memperoleh berbagai macam ide menemukan segala sesuatu
dari sekelompok siswa. kemungkinan.

Untuk memecahkan suatu masalah Langkah-langkah Pelaksanaan


John Dewey dalam Sumiati & Asra, Metode Pemecahan Masalah
(2008:64) mengemukakan sebagai (Problem Solving) adalah sebagai
berikut: berikut:

a) Mengemukakan
Tahap Persiapan
persoalan/masalah. Guru
menghadapkan masalah yang
a) Bahan-bahan yang akan dibahas
akan dipecahkan kepada peserta
terlebih dahulu disiapkan oleh
didik.
guru.
b) Memperjelas persoalan/masalah.
b) Guru menyiapkan alat-alat yang
Masalah tersebut dirumuskan
dibutuhkan sebagai bahan
oleh guru bersama peserta
pembantu dalam memecahkan
didiknya.
persoalan.
c) Melihat kemungkinan jawaban
peserta didik bersama guru
3

c) Guru memberikan gambaran besar pengaruh perlakuannya


secara umum tentang cara-cara (Arikunto, 2010:47).
pelaksanaannya.
d) Problem yang disajikan Desain yang digunakan dalam
hendaknya jelas dapat penelitian ini adalah Pretest -
merangsang peserta didik untuk Posttest Control Group Design.
berpikir. Apakah dalam desain ini terdapat
e) Problem harus bersifat praktis dua kelompok, kemudian kedua
dan sesuai dengan kemampuan kelompok diberi pretes. Selanjutnya,
peserta didik. kelompok eksperimen diberi
perlakuan (X1) metode Problem
Tahap Pelaksanaan Solving dan kelas yang tidak diberi
perlakuan disebut kelompok kontrol
a) Guru menjelaskan secara umum (X2) metode ceramah (Sugiyono,
tentang masalah yang 2012:76).
dipecahkan.
Populasi dalam penelitian ini adalah
b) Guru meminta kepada peserta
seluruh siswa kelas XI IPS di SMA
didik untuk mengajukan
Negeri 1 Gedong Tataan Tahun
pertanyaan tentang tugas yang
Pelajaran 2013-2014 yang terdiri
akan dilaksanakan.
dari tiga (3) kelas yaitu sebanyak 76
c) Peserta didik dapat bekerja secara
siswa. Sampel penelitian ini
individual atau berkelompok.
menggunakan teknik random
d) Mungkin peserta didik dapat
sampling yaitu pengambilan sampel
menemukan pemecahannya dan
secara acak dari masing-masing kelas
mungkin pula tidak.
XI IPS di SMA Negeri 1 Gedong
e) Kalau pemecahannya tidak
Tataan dengan cara mengundi dari
ditemukan oleh peserta didik
masing-masing kelas sehingga
kemudian didiskusikan mengapa
diperoleh kelas XI IPS 3 sebagai
pemecahannya tak ditemui.
kelas eksperimen dan kelas XI IPS 2
f) Pemecahan masalah dapat
sebagai kelas kontrol di SMA Negeri
dilaksanakan dengan pikiran.
1 Gedong Tataan Tahun Pelajaran
g) Data diusahakan mengumpulkan
2013-2014.
sebanyak-banyaknya untuk
analisa sehingga dijadikan fakta.
h) Membuat kesimpulan (Djamarah HASIL DAN PEMBAHASAN
& Zain, 2010:67).
1. Perbedaan Nilai Pretes Mata
METODE PENELITIAN Pelajaran Geografi pada Kelas
yang diberi Perlakuan Metode
Pembelajaran Problem Solving
Metode yang digunakan pada dan Kelas yang diberi Metode
penelitian ini adalah Eksperimen Ceramah
Semu (quasi eksperimen) yaitu
metode yang membandingkan Dari hasil penelitian diperoleh
pengaruh pemberian suatu perlakuan adanya perbedaan rata-rata nilai
(treatment) pada suatu objek pretes mata pelajaran geografi
(kelompok eksperimen) serta melihat menunjukkan bahwa
4

kemampuan awal masing- dikembangkan sesuai dengan


masing siswa di kelas pembelajaran yang ada di
eksperimen dan kelas kontrol sekolah dijadikan sebagai tempat
relatif berbeda. Kemampuan pengembangan tindakan yang
awal dapat diartikan sebagai disusun oleh peneliti.
pengalaman belajar yang didapat
oleh siswa siswa selama Pada pertemuan I pada kelas XI
mengikuti proses pembelajaran IPS 2 yang berjumlah 23 siswa
di kelas. Dari hasil perhitungan diberikan materi pembelajaran
hipotesis, diketahui bahwa rata- dengan perlakuan metode
rata nilai pretes mata pelajaran ceramah dan XI IPS 3 yang
geografi kelas eksperimen dan berjumlah 22 siswa diberikan
kelas kontrol terdapat perbedaan. perlakuan metode Problem
Pelaksanaan pretes dilaksanakan Solving. Pada kelas kontrol guru
saat pertemuan pertama pada menjelaskan tujuan
kelas eksperimen dan kelas pembelajaran, guru
kontrol sebelum kedua kelas mempresentasikan secara garis
tersebut diberi perlakuan metode besar tentang biosfer dengan
pembelajaran. menggunakan modul, dan siswa
mendengarkan atau
memperhatikan.
2. Rata-rata Postes Hasil Belajar
Geografi pada Kelas yang Pada kelas eksperimen masing-
diberi Perlakuan Metode masing siswa dalam kelompok
Pembelajaran Problem Solving diberikan LKS yang sama,
Lebih Tinggi dibandingkan dimana materi dalam LKS
pada Kelas yang diberi Metode mengenai materi mengenal
Ceramah biosfer diharapkan siswa dapat
bekerja sama dan saling
membantu dalam kelompok
Pada tahap ini peneliti maupun saling bertanya jawab
mempersiapkan perangkat sehingga mempunyai jawaban
pembelajaran yang terdiri dari yang tepat. Selama siswa
rencana pembelajaran pada berdiskusi dalam kelompok guru
pertemuan I, dengan berusaha membimbing secara
menggunakan modul pada kelas bergantian kepada semua
kontrol dan LKS pada kelas kelompok yang ada, sambil
eksperimen yang menjelaskan sesekali memberikan
tentang fenomena biosfer. pertanyaan-pertanyaan sekitar
materi. Salah satu perwakilan
kelompok ditunjuk guru
Pokok bahasan pada pertemuan I melakukan presentasi di depan
adalah menjelaskan tentang kelas, dan siswa yang lain
fenomena biosfer. Pertemuan I diharapkan dapat memberi
dimulai dengan menyusun komentar atas jawaban yang
rencana awal penelitian, yaitu kurang memuaskan. Guru
rencana tindakan yang akan memberikan komentar bila ada
5

kesalahan konsep dan memberi Pada pertemuan III materi yang


penguatan. Di kegiatan penutup diberikan adalah persebaran
guru memberikan penjelasan flora dan fauna di dunia dan
secara umum tentang materi Indonesia dan upaya pelestarian
yang telah diberikan. flora dan fauna. Prosedur
pelaksanaan pembelajaran pada
pertemuan ini sama dengan
Pertemuan II materi yang pertemuan II pada kelas
diberikan adalah persebaran eksperimen diberi perlakuan
hewan dan tumbuhan. Prosedur metode Problem Solving dan
pelaksanaan pembelajaran pada kelas kontrol diberi perlakuan
pertemuan ini sama dengan metode ceramah.
pertemuan I. Pada kelas kontrol
guru melakukan presentasi Pada akhir pertemuan dilakukan
secara garis besar di depan kelas, tes akhir (postes) yang bersifat
sementara siswa memperhatikan individual baik pada kelas
penjelasan guru. Sedangkan kontrol dan kelas eksperimen,
pada kelas eksperimen guru sehingga diperoleh hasil belajar.
membagikan LKS tentang Soal yang diberikan sama
persebaran flora dan fauna dengan soal pretes yang
kepada setiap kelompok untuk berjumlah 35 soal pilihan jamak.
dikerjakan secara bersama-sama
kemudian masing-masing Berdasarkan hasil pertemuan I
kelompok mengerjakan LKS sampai III diperoleh hasil
yang diberikan guru bahwa rata-rata postes hasil
sesuai dengan hasil temuan belajar geografi pada kelas yang
(penyelesaian masalah) pada diberi perlakuan metode
saat diskusi kelompok. Salah pembelajaran Problem Solving
satu kelompok lebih tinggi dibandingkan pada
mempresentasikan hasil diskusi, kelas yang diberi metode
kelompok lain yang menjadi ceramah. Hasil tersebut
audien mempunyai hak menunjukkan bahwa metode
bertanya, menyanggah, dan pembelajaran Problem Solving
menjawab pertanyaan. Guru berpengaruh terhadap rata-rata
sebagai fasilitator memfasilitasi hasil belajar sehingga metode
tanya jawab materi yang telah tersebut dapat digunakan dalam
didiskusikan, guru memberikan memberikan pembelajaran
kesempatan kepada siswa untuk khususnya mata pelajaran
bertanya mengenai materi yang geografi, dengan menggunakan
kurang dipahami. Guru metode pembelajaran yang
menyimpulkan hasil diskusi dari berbeda-beda siswa tidak merasa
pendapat siswa agar siswa jenuh untuk mengikuti kegiatan
memiliki persepsi yang sama. belajar mengajar sehingga siswa
Pada kegiatan penutup guru akan memiliki motivasi dalam
menyimpulkan ide-ide penting mengikuti pelajaran yang
dalam memberikan materi yang diberikan oleh guru.
telah dipelajari.
6

Metode Probrem Solving adalah g. Suasana demokrasi dan


suatu cara menyajikan pelajaran disiplin dapat ditumbuhkan
dengan mendorong peserta didik
untuk mencari dan memecahkan
suatu masalah/persoalan dalam 3. Gain (peningkatan) Hasil
rangka pencapaian tujuan Belajar Geografi pada Kelas
pengajaran.Hal ini senada yang diberi Metode
dengan Djamarah & Zain Pembelajaran Problem Solving
(2010:91) yang menyatakan Lebih Tinggi dibandingkan
bahwa metode Probrem Solving pada Kelas yang diberi Metode
(metode pemecahan masalah) Ceramah
bukan hanya sekedar metode
mengajar tetapi juga merupakan
suatu metode berpikir, sebab Gain atau peningkatan hasil
dalam metode Problem Solving belajar siswa dapat dilihat dari
dapat menggunakan metode- hasil tes yang diperoleh setelah
metode lainya dimulai dengan sebelum (pretes) dan sesudah
mencari data sampai kepada (postes) siswa memperoleh
menarik kesimpulan. pelajaran pembelajaran dengan
menggunakan metode ceramah
Keuntungan dalam dan metode Problem Solving,
menggunakan metode sehingga peningkatan tersebut
pembelajaran problem solving dapat digunakan untuk
adalah: memberikan masukan dan
a. Anak didik menjadi aktif langkah-langkah yang lebih baik
berfikir dan menyatakan dalam memberikan
pendapat. pembelajaran, karena guru dapat
mengerti seberapa jauh siswa
b. Melatih siswa untuk cepat dapat menguasai pembelajaran.
dan tersususun logis Dalam penelitian ini nilai gain
diperoleh dari hasil tes dengan
c. Merangsang siswa untuk membandingkan antara nilai
selalu siap berpendapat yang pretes dan nilai postes.
berhubungan dengan masalah
yang diberikan oleh guru.
Dalam pembelajaran metode
d. Meningkatkan partisipasi
Problem Solving merupakan
siswa dalam menerima
metode yang mengajak siswa
pelajaran
untuk berfikir, bukan hanya
e. Siswa yang kurang aktif sekedar mendengarkan, tetapi
mendapat bantuan dari mencari solusi untuk
temannya yang pandai atau memecahkan masalah dalam
guru proses pembelajaran. Metode
pemecahan masalah ini lebih
f. Anak merasa bebas dan baik jika dilakukan secara
gembira individu tetapi juga bisa
dilakukan secara kelompok.
Dengan adanya metode ini siswa
7

akan menjadi aktif dan penyampainnya tidak menarik.


termotivasi untuk melakukan Hal ini yang menyebabkan
suatu kegiatan di sekolah. Selain Problem Solving lebih baik
itu metode ini juga dapat dibandingkan metode ceramah.
diartikan suatu metode untuk
memperoleh berbagai macam
ide dari sekelompok siswa. 4. Metode Pembelajaran Problem
Solving Lebih Efektif
Hal tersebut terjadi sesuai dibandingkan Metode
dengan keuntungan dalam Ceramah pada Mata Pelajaran
belajar menurut Roestiyah Geografi Kelas XI IPS SMAN I
dengan menggunakan metode Gedong Tataan
Problem Solving ( 2008:75) anak
didik menjadi aktif berfikir dan
menyatakan pendapat, melatih Untuk melihat keefektifan atau
siswa untuk cepat dan tersususun tidaknya metode ceramah dan
logis, merangsang siswa untuk metode Problem Solving maka
selalu siap berpendapat yang peneliti melakukan penilaian
berhubungan dengan masalah berdasarkan hasil belajar siswa
yang diberikan oleh guru, yang diperoleh dari hasil postes
meningkatkan partisipasi siswa dibandingkan dengan nilai
dalam menerima pelajaran, ketuntasan KKM di SMA I
siswa yang kurang aktif Gedong Tataan. Berdasarkan
mendapat bantuan dari temannya hasil perhitungan ketuntasan
yang pandai atau guru, anak klasikal diperoleh bahwa
merasa bebas dan gembira, serta metode pembelajaran problem
suasana demokrasi dan disiplin solving lebih efektif
dapat ditumbuhkan. dibandingkan metode ceramah
pada mata pelajaran geografi
Pada pembelajaran yang kelas XI di SMAN I Gedong
menggunakan metode ceramah, Tataan.
guru menyampaikan materi
dengan komunikasi lisan yang Untuk menilai sebuah
diselingi dengan tanya jawab. pembelajaran dapat digunakan
Guru mengharapkan siswa untuk latihan atau evaluasi dari materi
diam, mendengar, mencatat, dan yang diajarkan dalam bentuk tes.
menghafal materi yang Penilaian ini digunakan untuk
disampaikan. Hal itu membuat memperoleh informasi
siswa merasa bosan sehingga keberhasilan atau ketercapaian
siswa menjadi tidak hasil belajar siswa dalam
memperhatikan materi pelajaran, mengikuti pembelajaran yang
mengantuk, atau mengobrol telah dilakukan. Dari proses
dengan teman sebangkunya. penilaian yang telah dilakukan
Mereka cenderung diam dan ini berfungsi untuk mengetahui
melamun, sebab mereka tidak kualitas pembelajaran dari apa
mengerti dengan apa yang yang telah disampaikan. Jenis-
disampaikan oleh guru karena jenis tes yang biasa digunakan
8

dapat bervariasi sesuai dengan Sumarmi.2012. Model-Model Pembe


tujuan pembelajaran yang akan lajaran Geografi. Aditya
dicapai. Hasil dari tes digunakan Media Publishing.
untuk mengetahui tingkat Malang.
keberhasilan penerapan program
pembelajaran. Sumiati dan Asra. 2008. Pembelajar
an. CV Wacana Prima.
Dari uraian di atas dapat Bandung
disimpulkan bahwa hasil belajar
geografi adalah suatu tingkat Suyatno. 2009. Menjelajah Pembelaj
keberhasilan siswa dengan aran Inovatif. Masmedia.
munculnya perubahan perilaku PT Buana Pustaka.
siswa setelah mengikuti Sidoarjo Jawa Timur.
pembelajaran geografi sesuai
tujuan pembelajaran yang ingin
direncanakan yang diukur
dengan tes.

DAFTAR PUSTAKA
Depag. RI. 2002. Pengertian Metode
Pembelajaran Problem
Solving. http://ainamulya
na.blogspot.com.

Djamarah & Zain. 2010.Strategi


Belajar Mengajar. PT
Rineka Cipta. Jakarta.

Nasution. 2008. Metode Research.


PT Bumi Aksara. Jakarta.

Roestiyah. 2008. Strategi Belajar


Mengajar. PT Rineka
Cipta. Jakarta.

Suharsimi Arikunto. 2010. Penelitian


Suatu Pendekatan dan
Praktek. PT Rineka Cipta
Jakarta.

Sugiyono. 2012. Metode Penelitian


Pendidikan Kuantitatif
Kualitatif dan R&D.
Alfabeta. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai