Semester : II
Kelas :2F
Kelompok : KELOMPOK A
3. PURMEIDIANTO 19510373
“Data analysis is the process of systematically searching and arranging the interview
transcripts, fieldnotes, and other materials that you accumulate to increase your own
understanding of them and to enable you to present what you have discovered to other.”
Analisis data merupakan suatu proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lainnya sehingga
dapat mudah dipahami serta temuannyadapat diinformasikan kepada orang lain.
Analisis data dilakukan dengan mengorganisasikan data, menjabarkannya kedalam unit-
unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari, dan membuat kesimpulan yang dapat diinformasikan kepada orang lain.
Kemudian, Susan Stainback (dalam Sugiyono, 2010, hlm. 335) mengemukakan bahwa:
“Data analysis is critical to the research process. It’s to recognition, study, and
understanding of interrelationship and concept in your data that hypotheses and assertions
can be developed and evaluated.”
Analisis data merupakan hal yang kritis dalam penelitian kualitatif. Analisis tersebut
digunakan untuk memahami hubungan dan kosep dalam data sehingga hipotesis dapat
dikembangkan dan dievaluasi.
Berdasarkan hal tersebut, maka tim penulis mengemukakan bahwa analisis data
merupakan suatu proses pemahaman yang didasarkan pada data dan fakta dilapangan,
kemudian mencoba untuk mensintesiskannya kedalam beberapa kategori atau
mencocokannya dengan teori yang ada.
Analisis data penelitian kualitatif bersifat induktif, berarti suatu analisis berdasarkan pada
data yang diperoleh, selanjutnya dikembangkan dengan pola hubungan tertentu atau
menjadi hipotesis. Berdasarkan hipotesis yang dirumuskan berdasarkan data tersebut,
kemudian dicarikan data lagi secara berulang-ulang sehingga dapat disimpulkan apakah
hipotesis tersebut dapat diterima atau ditolak berdasarkan data yang diperoleh. Bila
berdasarkan data yang diperoleh secara berulang-ulang dengan teknik triangulasi ternyata
hipotesisnya diterima, maka hipotesis tersebut berkembang menjadi teori.
Analisis data perlu dilakukan oleh peneliti agar data-data yang diperoleh dapat mudah
dibaca; dapat memaknai/arti data-data tersebut; data-data dapat diinterpretasikan; dan
pertanyaan-pertanyaan penelitian dapat dijawab.
Uji keabsahan data dalam penelitian, sering hanya ditekankan pada uji validitas dan
reliabilitas. Dalam penelitian kualitatif, temuan atau dapat dinyatakan valid apabila tidak
ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang sesungguhnya terjadi pada
obyek yang diteliti. Kebenaran reliatas data dala penelitian kualitatif tidak bersifat
tunggal, tetapi jamak dan tergantung pada kemampuan penelti mengkonstruksi fenomena
yang diamati, serta dibentuk dalam diri seorang sebagai hasil proses mental tiap individu
dengan berbagai latar belakangnya (Sugiyono, 2010:455-457). Pengecekan keabsahan
data dalam penelitian ini melalui:
1. Pengujian Kredibilitas
1) Triangulasi Sumber
(Sugiyono, 2010:465).
2) Triangulasi Waktu
3) Triangulasi Teknik\
2. Pengujian Validitas
Merupakan validitas eksternal dalam penelitian kualitatif. Validitas eksternal
menunjukkan derajad ketepatan atau dapat diterapkan hasil penelitian ke populasi di
mana sampel tersebut diambil. Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga
mana hasil penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Supaya
orang lain dapat memahami penelitian kualitatif maka peneliti dalam membuat
laporannya harus memberikan uraian yang rinci, jelas, sistematis, dan dapat dipercaya.
Maka pembaca akan menjadi jelas atas penelitian tersebut, sehingga dapat
memeutuskan dapat atau tidaknya untuk mengaplikasikan hasil penelitian tersebut
ditempat lain (Sugiyono, 2010:468-469). Pembaca laporan penelitian memperoleh
gambaran yang jelas, “semacam apa” suatu hasil penelitian dapat diberlakukan
(transferability), maka laporan tersebut memenuhi standart transferabilitas (Sanafiah
Faisal, 1990 dalam Sugiyono, 2010:469).
Setelah data yang didapat dan diolah telah jadi, maka data hasil olahan tersebut
dimasukkan atau dibuat ke dalam laporan hasil penelitian dibuat rinci, jelas,
sistematis,dan dapat dipercaya sehingga pembaca menjadi jelas.
Toha Anggoro (2008, hlm. 6.18) menyatakan bahwa analisis data penelitian kualitatif
pada umumnya merupakan suatu proses yang mencakup kegiatan sebagai berikut:
3. Evaluasi penelitian kualitatif tentang validitas atau keterpercayaan data yang terus-
menerus.
Peneliti kualitatif biasanya tidak secara eksplisit menyebutkan metode analisisnya karena
memang tidak ada suatu prosedur yang baku seperti halnya seperti pada penelitian
kuantitatif. Walaupun mayoritas analisis data yang dilakukan secara induktif, tetapi tidak
jarang metode deduktif juga digunakan sebagai upaya untuk memahami data yang
diperoleh dilapangan.
Peneliti kualitatif selalu berupaya dan bekerja dengan desain yang terbuka dan fleksibel.
Fokus dan tujuan penelitian yang biasanya dinyatakan dalam bentuk permasalahan besar/
umum, selalu mengalami modifikasi dilapangan. Oleh karena itu, analisis data temuan dan
pengumpulan data dilapangan seyogyanya dilakukan secara terus-menerus dan simultan.
Tidak jarang, peneliti kualitatif menemukan bahwa kerangka teori/ teori yang dimilikinya
tidak cukup atau tidak dapat menjelaskan fakta-fakta yang diperolehnya dilapangan.
Kegiatan awal dalam melakukan proses analisis analisis data penelitian kualitatif dimulai
dengan upaya memahami makna dari data yang diperoleh, dan mulai mengidentifikasi
pola-pola tertentu yang muncul pada data tersebut. Hal ini dilakukan dengan cara
mengevaluasi data dari segala sudut pandang dan kemungkinan arti. Pola-pola tersebut
dapat dilihat dari beberapa kebiasaan, konfigurasi, maupun kelompok-kelompok informasi
yang dapat merujuk pada pola perilaku atau pola budaya tertentu.
1. Mengorganisasikan data dengan cara memberi nomor pada semua halaman catatan
hasil pengamatan, hasil wawancara, serta lainnya yang berhasil diperoleh.
2. Membaca secara seksama data dan kemungkinan kategori daya yang ada.
3. Mencari tema besar, pola, dan gagasan-gagasan yang terdapat pada data tersebut.
Tema-tema dari hasil percakapan, topik-topik pembicaraan orang, bahasa yang digunakan,
perasaan yang ditunjukkan, semua akan memberikan ide pada peneliti untuk menemukan
kategori sementara bagi setiap data tersebut.
6. Mengevaluasi dan atau menajamkan fokus penetian yang sedang dilakukan. Tidak
jarang bahwa data yang berhasil diperoleh meluas dan dapat digunakan untuk penelitian
atau studi yang berbeda.
Kemudian, data yang telah terkumpul perlu dikelompokkan atau dikategorikan dan
diurutkan. Kegiatan kategori dan pengurutan data merupakan proses indukti. Walaupun
proses ini biasanya melibatkan pengkodean yang memberikan kesan kuantifikasi data,
proses ini sebenarnya merupakan proses kognitif untuk mencoba mengorganisasikan data
berdasarkan analisis logika. Dengan memberikan kode, mengkategorisasikan, dan
mengurutkan data, peneliti sebenarnya melakukan identifikasi arti/makna yang dapat
diterima dari setiap kelompok data. Kelompokkelompok arti ini merupakan bahan utama
dalam analisis karena merupakan bagian yang menghubungkan data yang diperoleh
dengan tujuan dan fokus penelitian yang telah dipilih. Kemudian, kelompok-kelompok
arti tadi diberi label sementara yang dapat menunjukkan arti/makna data yang
dikandungnya. Kategori-kategori arti/makna ini dapat selalu dievaluasi, dipecah lagi
menjadi kategori-kategori yang lebih kecil, digabungkan, atau diperluas. Dengan kata lain,
peneliti perlu melakukan eksplorasi arti/makna dari setiap kelompok data.
DAFTAR PUSTAKA
Pemahaman Filosofis, dan Metodologis ke Arah Penguasaan Model Aplikasi. Jakarta: Raja
Grafindo Perkasa.