FARMAKOTERAPI II
DISUSUN OLEH :
NIM : 1704084
KELAS :B
KELOMPOK: 3
PADANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Ilahi Rabbi Allah SWT, yang telah
memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan sebuah makalah yang
berjudul “ PENATALAKSANAAN KANKER PROSTAT “. Shalawat beriring salam saya
sampaikan kepada junjungan kita Nabi Muhammad SAW, keluarga dan sahabat beliau sekalian
serta orang-orang mukmin yang tetap istiqamah dijalanNya.Adapun makalah ini ditulis untuk
memenuhi salah satu tugas dari mata kuliah “FARAMAKOTERAPI II”. Dalam penulisan
makalah sampai selesai, penulis banyak mendapat bimbingan dan arahan dari banyak pihak.
Oleh karena itu pada kesempatan ini,penulis mengucapkan terima kasih banyak kepada pihak –
pihak yang membantu. Kami menyadari dalam penyusunan masih banyak kekurangan, maka dari
itu penulis sangat mengharapkan sumbangan pikiran serta masukan ( saran ) dari berbagai pihak
untuk penyempurnaan dimasa yang akan datang.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………i
DAFTAR ISI................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN..............................................................................3
3.1 Kesimpulan................................................................................................19
3.2 Saran...........................................................................................................19
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui Pengertian kanker prostat
2. Untuk mengetahui Epidemiologi kanker prostat
3. Untuk mengetahui Etiologi kanker prostat
4. Untuk mengetahui apa saja Faktor Resiko
5. Untuk mengetahui Anatomi Prostat Pria
6. Untuk mengetahui Gejala kanker prostat
7. Untuk mengetahui Manifestasi klinis
8. Untuk mengetahui Derajat keganasan
9. Untuk mengetahui Stadium ( menurut AJCC 2010)
10. Untuk mengetahui Pemeriksaan kanker prostat
11. Untuk mengetahui Diagnosis kanker prostat
12. Untuk mengetahui Pemeriksaan Penunjang
13. Untuk mengetahui Penatalaksanaan kanker prostat
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian
Kanker prostat adalah keganasan yang terjadi di dalam kelenjar prostat. Beberapa dokter
mempercayai bahwa kanker prostat dimulai dengan perubahan sangat kecil dalam ukuran dan
bentuk sel-sel kelenjar prostat. Perubahan ini dikenal sebagai PIN (prostatic intraepithelial
neoplasia). Hampir setengah dari semua orang yang memiliki PIN setelah berusia di atas 50
tahun. Orang yang mengalami PIN mengalami perubahan tampilan sel-sel kelenjar prostat pada
mikroskop. Perubahan ini dapat berupa tingkat rendah (hampir normal) atau bermutu tinggi
(abnormal).
2.2 Epidemiologi
Secara global, diperkirakan kanker prostat menduduki urutan ke-4 setelah kanker payudara,
paru dan kolorektum sedangkan angka kejadian kanker pada pria, kanker prostat menduduki
urutan ke-2 yaitu sekitar 14,8% setelah kanker paru 16,8% Di Indonesia, berdasarkan data
Globocan tahun 2012 menunjukan insidens kanker prostat menempati urutan ke-3 kanker pada
pria setelah kanker paru dan kanker kolorektum, sedangkan angka kematian menempati urutan
ke-4.Prevalensi kanker prostat di Indonesia tahun 2013 adalah sebesar 0,2‰ atau diperkirakan
sebanyak 25.012 penderita. Provinsi yang memiliki prevalensi kanker prostat tertinggi adalah
D.I. Yogyakarta, Bali, Sulawesi Utara, dan Sulawesi Selatan yaitu sebesar 0,5‰, sedangkan
berdasarkan estimasi jumlah penderita penyakit kanker prostat terbanyak berada pada Provinsi
Jawa Timur dan Provinsi Jawa Tengah
2.3 Etiologi
- Genetik
Sekitar 5-10% dari kanker prostat adalah karena cacat genetik, sehingga pria yang
memiliki sejarah keluarga lebih beresiko terkena.kemungkinan untuk menderita kanker
prostat menjadi dua kali jika saudara laki-lakinya menderita penyakit ini.
kemungkinannya naik menjadi lima kali jika ayah dan saudaranya juga menderita.
- Pengaruh hormonal
Testosteron secara alami memacu pertumbuhan kelenjar prostat, pria yang menggunakan
terapi testosteron, biasanya cenderung mengidap kanker prostat. Terapi testosteron
jangka panjang dapat menyebabkan pembesaran kelenjar prostat
- Diet tinggi lemak
- Pengaruh lingkungan
Note: Kemungkinan untuk menderita kanker prostat menjadi 2x lipat jika saudara
laki-lakinya menderita penyakit ini. Kemungkinan akan naik menjadi 5x jika ayah
dan saudaranya juga menderita.
Stadium Keterangan
1 Sangat awal dan tanpa gejala; sel kanker terbatas pada prostat
2 Sel kanker terbatas pada prostat, tapi terlihat jelas (terdeteksi oleh
pemeriksaan colok dubur dan/atau hasil test PSA yang tinggi)
3 I Sel-sel kanker ditemukan di luar kantung prostat (membran yang menutupi
prostat); menyebar terbatas pada jaringan sekitarnya dan/atau vesikula
seminalis (kelenjar yang memproduksi cairan mani)
4 Sel-sel kanker telah menyebar (metastasis) ke kelenjar getah bening regional,
tulang, ataupun organ jauh (misalnya, hati, paru-paru)
2.11 DIAGNOSIS
a. Std awal masih asimptomatik. Kecurigaan meningkat jika ditemukan nyeri tulang, fraktur
patologis, penekanan sumsum tulang
→Dianjurkan px PSA usia 50 thn, sedangkan yg punya riwayat keluarga dianjurkan px
PSA lebih awal yaitu 40 thn
b. Anamnesis → gejala, riwayat keluarga, dll
c. Px colok dubur
d. PSA
e. TRUS
f. Biopsi
Penjelasan
1. Rectal Touche / DRE
a. Rectal touche
>> di zona perifer prostat
Bisa dideteksi jika vol. ≥ 0,2 ml
Jika terdapat kecurigaan berupa : nodul keras, asimetrik, berbenjol-benjol
→indikasi biopsi prostat
18% dari kanker prostat dideteksi dr RT saja, dibandingkan dg kadar PSA
RT dan kadar PSA > 2ng/ml → prediksi 5-30%.
b. DRE
Kanker yang muncul pada daerah tepi bisa ditinjau dengan pemeriksaan DRE
DRE fokus pada ukuran prostat dan konsistensi, dan abnormalitas di dalam
atau di luar kelenjar
DRE ini relatif bervariasi bergantung pada pengamat
Bila kanker akan terasa seperti nodul keras.
Bila hanya menggunakan DRE saja untuk mendeteksi maka kurang memenuhi
penegakan diagnosis
2. Prostate-spesific antigen (PSA)
merupakan glikoprotein yang diproduksi dan disekresikan oleh sel epitel dari
kelenjar prostat.
PSA ini spesifik terhadap prostat, tetapi tidak spesifik terhadap penyakit kanker
prostat
PSA dengan jumlah 4-10 ng/mL tidak bisa membedakan BPH dan kanker prostat
PSA meningkat bila prostatitis dan BPH (Benign Prostatic Hyperplasia)
Imunohistochemical untuk mendeteksi PSA
Kadar PSA scr tunggal adalah variabel yg paling bermakna dibandingkan colok
dubur atau TRUS.
3. Transrectal ultrasonography (TRUS)
TRUS menggunakan ultrasound sehingga dapat memvisualisasikan area prostat
(ukuran prostat, benjolan pada prostat, serta ada tidaknya invasi ke daerah
periprostatik)
Gambaran klasik hipoekhoik adanya zona peripheral tidak akan selalu terlihat
Gray-scale dari TRUS tidak dapat mendeteksi area kanker prostat secara adekuat
4. Biopsi Prostat
- Diinterpretasikan dengan skor Gleason, berdasarkan derajat perubahan pola sel
prostat yang normal (yakni bentuk, ukuran, dan diferensiasi sel)
- Skor Gleason merupakan jumlah dari Grade Gleason
- 1 Grade >95% →Grade dihitung 2 kali
- 2 Grade →dijumlahkan
- 3 Grade, Grade terendah tidak diikutsertakan → dijumlahkan
- Pasien yang prostatitis harus diberikan antibiotika dahulu sebelum di biopsy
2.12 Pemeriksaan Penunjang
- Pemeriksaan darah
dilakukan pengukuran kadar antigen prostat spesifik (PSA), yang biasanya meningkat
pada penderita kanker prostat, tetapi juga bisa meningkat (tidak terlalu tinggi) pada
penderita BPH.
- Pemeriksaan lainnya yang biasa dilakukan
a. Analisa air kemih
b. Sitologi air kemih atau cairan prostat.
c. Biopsi prostat
2.13 Penatalaksanaan
Pengobatan kanker prostat ditentukan berdasarkan beberapa faktor yaitu grading
tumor,staging ko-morbiditas, preferensi penderita, usia harapan hidup saat diagnosis.
Karna data untuk menentukan usia harapan hidup saat didiagnosis blm ada di indonesia
maka digunakan batasan usia sebagai paramenter untuk menentukan pilihan terapi.
Penatalaksanaan :
Penatalaksanaan lanjutan
A. TERAPI FARMAKOLOGI
Penggunaan terapi farmakologis pada kanker prostat bertujuan untuk menginduksi
remisi, mengurangi morbiditas dan mencegah terjadinya komplikasi. Golongan
agonis gonadotropin releasing hormone (GnRH) dan antiandrogen dapat digunakan
sebagai terapi paliatif yang dapat menekan kadar hormon testosteron.
Obat golongan antimikrotubuler dan anthracenedione memiliki prinsip kerja
menginhibisi golongan DNA dan RNA. Penggunaannya biasa dikombinasikan dengan
golongan steroid. Pada penderita yang resisten terhadap kastrasi, penggunaan hormon
estramustine dapat dipertimbangkan.
1. Terapi Hormonal
a. Agonis LHRH
Pemaparan LHRH agonis yang terus menerus akhirnya menghasilkan down-
regulasi LHRH-reseptor. Hal ini kemudian menyebabkan penekanan sekresi LH dan
FSH dari kelenjar pituitari dan produksi testosteron sehingga tingkat produksi
testosteron akan menurun dalam 2-4 minggu.
Sediaan beredar: Goserelin, Leuprolide, Triptorelin
Kemoterapi seringkali digunakan untuk mengatasi gejala kanker prostat yang kebal
terhadap pengobatan hormonal. Biasanya diberikan obat tunggal atau kombinasi
beberapa obat untuk menghancurkan sel-sel kanker.
- Direkomendasikan untuk pasien yang sudah tidak responsif lagi terhadap terapi
hormonal (androgen-independent)
- Kombinasi yg digunakan: docetaxel + prednison (1st line)
- Kombinasi lainnya:
- Mitoxantron
- Prednisone
- Paclitaxel
- Dosetaxel
- Estramustin
- Adriamycin.
B. TERAPI NON-FARMAKOLOGI
1. Deferred Treatment
WW (Watchful Waiting) atau Symptom-Guided Treatment
Watchfull Waiting
Symptom-guided Treatment
Terapi secara palliative dengan:
Transurethral Resection of Prostate (TURP)
Prosedur lain untuk obstruksi saluran kemih
Terapi hormon/radioterapi untuk lesi metastatis
AS (Active Monitoring/Surveillance)
Active Surveillance
Keputusan untuk tidak melakukan terapi terhadap pasien
Sebagai pengganti, dilakukan pengawasan yang teliti terhadap
perkembangan/pertumbuhan jaringan prostat abnormal pasien
Tujuan: untuk menghindari terapi berlebihan pada pasien dengan resiko
kanker prostat rendah.
2. Orchiectomy
3. Radical Prostatectomy
Operasi pengangkatan kelenjar prostat
Terdapat beberapa metode :
radical retropubic prostatectomy (membuat irisan pada bagian abdomen)
radical perineal prostatectomy (pada bagian perineum-area antara skrotum dan
anus)
laparoscopic radical prostatectomy (dibuat irisan kecil dan dimasukkan
teleskop khusus dan instrumen)
Robot-assisted laparoscopic radical prostatectomy (menghasilkan operasi dan
presisi tinggi)
Pelvic lymph node dissection (untuk menentukan apakah kanker prostat sudah
menyebar ke kelenjar getah bening, hanya pria dengan resiko menengah sampai
tinggi dari metastasis)
a. Nerve-sparing RP
- neurovascular bundles ereksi
- Nerve-sparing RP salah satu atau kedua neurovascular bundles tidak
diangkat
- Pertimbangkan resiko vs manfaat
4. Cryosurgery
3rd generation: TRUS, penghangat urethra, Argon, 1.5mm cryoneedle
PROSES :
Pembersihan usus pada malam dan pagi hari saat operasi.
Pasien : dibaringkan dengan posisi exaggerated lithotomy
Visualisasi prostat dengan TRUS
Memasukkan cryoneedle + thermosensor (up to5)
[mid-gland, external sphincter, Denonvilliers’ fascia, neurovascular bundle
kiri dan kanan]
Fleksibel Cystoscope tidak ada jarum menembus urethra
Siklus freeze-thaw 2x (pada prostat > 27 mm, dilakukan teknik “pull-back”)
Memasukkan kateter
5. Radiotherapy
Terapi dengan menggunakan radiasi
Ditinjau dari sumber radiasi, dapat diklasifikasi menjadi:
EBRT
Sumber Radiasi
o Luar tubuh
o mesin linear accelerator
Dosis
o Ringan
o Awal : 74 Gy
o Intermediet : 76-81 Gy
o Berat : dosis tinggi + terapi hormon
Teknik
o 3D-CRT (memungkinkan untuk mentargetkan prostat secara akurat)
o IMRT (lebih kompleks, waktu yang dibutuhkan untuk terapi lebih lama)
Brachytherapy
Sumber Radiasi
- Meletakkan sumber radioaktif pada sel kanker ataupun sangat dekat
dengan sel kanker.
- Sumber radiasi dimasukkan ke dalam tubuh
- Jarak kanker-sumber radiasi ↑, daya bunuh kanker ↓signifikan
- Penggunaan dosis tinggi pada jarak yang sangat dekat meminimalisir
radiasi yang diterima oleh jaringan normal disekitar sel kanker.
- Digunakan sendiri pada kanker prostat yang terlokalisasi (tahap
kanker dan Gleason score masih rendah)
- Kombinasi dengan EBRT pada kanker tahap lanjut
Teknik
a. Permanent Seed B.
Isotop = 125I (60 hari) ; 103Pd (17 hari)
Jumlah seeds = 60-80
Bantuan visualisasi dari TRUS
Seluruh area dari kelenjar prostat diimplant seed, bukan hanya area
biopsi + biopsi hanya sampling, seluruh prostat beresiko
Waktu = 45-60 menit
Permanent = seeds berada dalam prostat meskipun tidak bersifat
radioaktif lagi
b. Temporary HDR B.
High Dose Rate
Isotop = 192Ir (74 hari) menghantarkan beberapa ratus cGy
dalam 5-10 menit
Dimasukkan 14-16 tabung kecil (kateter) kedalam prostat
saluran isotop masuk prostat
Terapi 2-6x dalam 2-3 hari berturut-turut
Tidak ada sisa radiasi kateter dikeluarkan ketika terapi selesai
6. HIFU
High Intensity Focused Ultrasound
Terap untuk kanker prostat terlokalisasi menggunakan ultrasound intensitas
tinggi yang terfokus.
Rectal probe akan menghasilkan ultrasound intensitas tinggi yang merambat
melewati dinding rektum dan difokuskan pada prostat
Menghasilkan panas > 65 °C kerusakan jaringan pada area target karena
koagulasi nekrosis, efek minimal pada jaringan sekitar
Pasien dianastesi dan dibaringkan posisi lateral
Waktu cukup panjang 10 gram prostat butuh waktu 1 jam
BAB III
PENUTUP
3.1 KESIMPULAN
Simpulan Kanker prostat adalah keganasan yang terjadi di dalam kelenjar prostat.
Beberapa dokter mempercayai bahwa kanker prostat dimulai dengan perubahan
sangat kecil dalam ukuran dan bentuk sel-sel kelenjar prostat. Kanker prostat
merupakan penyebab kematian akibat kanker no 3 pada pria dan merupakan
penyebab utama kematin akibat kanker pada pria diatas 74 tahun.Kanker prostat
jarang ditemukan pada pria berusia kurang dari 40 tahun.
Pasien yang gagal menurunkan nilai PSA setelah radical prostatectomy berisiko
besar mengalami perkembangan penyakit lebih lanjut dan disarankan untuk
second-line radioterapi dan atau terapi hormonal
Metastasis paru jarang terjadi namun dapat tersebar ke tulang dan kelenjar getah
bening
Pada kasus ini, pertimbangan kualitas hidup pasien sangat diperhatikan sehingga
pengobatan dengan monoterapi biculatamide 150 mg dipilih dibandingkan dengan
pengangkatan testis
3.2 SARAN
Perlu informasi dan sosialisasi bagi para usia lanjut untuk mengkonsumsi kalsium
dalam jumlah aman dan tanda atau gejalah kanker prostat agar para usia lanjut bisa
mengobati lebih cepat. Untuk menghindarkan diri dari Kanker Prostat?
- Lakukan pemeriksaan PSA setiap tahun mulai usia 45 tahun, bila terdapat
riwayat kanker prostat pada keluarga.
- Waspada bila terjadi peningkatan kadar diatas 25%, segera konsultasikan hasil
test pada Dokter.
- Deteksi dini memberikan keberhasilan terapi yang lebih besar
DAFTAR PUSTAKA
Affandi, Biran (2000). Kesehatan Reproduksi, Pidato pengukuhan Guru Besar tetap Obstetri &
Ginekologi FKUI, Jakarta.
Bucaille, Maurice (2005). Reproduksi Manusia, Bibel, Quran, dan Sains Modern. Jakarta: PT
Bulan Bintang.
Rafei, Utan Muchtar (2004). Keselamatan Ibu dalam Kehamilan dan Persalinan Aman. PIT
POGI XIV, Bandung.
Guyton A, Hall J, Edisi 9, Buku Ajar Fisiologi Kedokteran: Penerbit Buku Kedokteran EGC
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-kanker.pdf
Manuaba, IBG. (1989). Ilmu Kebidanan dan Penyakit Kandungan dalam Upaya Meningkatkan
Kualitas Kehidupan, Pidato Pengukuhan Penerimaan Jabatan Guru Besar tetap FK
Universitas Udayana, Denpasar
Manuaba, IBG. (1998). Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Keluarga Berencana untuk
Pendidikan Bidan. Jakarta: Penerbit buku kedokteran EGC.
Notrou P, 2007, Tingkat Kalsium Tinggi dapat Naikkan Risiko Kanker Prostat. Dalam:Antara
News