Disusun oleh:
NPM : C1C020044
B. Asal-usul Agama
Terbentuknya sebuah Agama (Kristen, Yahudi, dan Islam)
mempunyai sejarah atau asal usul yang sama yakni dari asal usul
Bangsa Semit. Bangsa Semit berasal dari Jazirah Arab. Kata Arab
yang pertama kali muncul ialah pada abad ke-9 SM. Kristen, Yahudi,
serta Islam mempunyai latar belakang yang sama, yang bisa di
buktikan dari adanya Kitab Agama Islam, Kitab Agama Kristen
(Perjanjian lama), di tulis di dalam suatu rumpunan yang sama yakni
dari bahasa Semit. Salah satu isi dari perjanjian lama yaitu kata
“Tuhan” yang mempunyai arti yang sama dengan kata “Allah” yang di
maksud oleh Umat Muslim.
Pada masa lalu bangsa Indonesia-Eropa percaya terdapat banyak
Dewa. Sementara Bangsa Semit juga menjadikan ciri khas Bangsa
Semit di satukan dengan kepercayaan satu Tuhan (Monoteisme).
Agama Islam, Yahudi, serta Kristen mempunyai gagasan dasar yang
sama yakni percaya kepada satu Tuhan (Monoteisme). Bangsa Semit
mempunyai pandangan yang Linier terhadap sejarah, seperti sebuah
garis lurus yang mana garis itu merupakan lambangan terciptanya
Dunia yang merupakan awal dari kehidupan serta kiamat sebagai akhir
dari kehidupan.
Asal-usul perkembangan agama dapat dijelaskan dengan dua
metode yaitu pertama metode komparatif yang artinya “bukti-bukti” dari
suku bangsa di seluruh dunia di angkat dari konteks dan disusun
menurut skema secara berurutan. Kedua metode “Survivals” yang
artinya proses,adat istiadat,pendapat pendapat yang dibawa oleh
kekuatan kebiasaan ke dalam suatu keadaan masyarakat yang
berbeda dari kondisi aslinya semula.
Landasan pemahaman tentang asal usul perkembangan agama
bisa dilihatdari beberapa teori yaitu:
1. Teori Jiwa
Teori ini dipelopori oleh Edward B.Tylor yang berpendapta bahwa
agama berakar dalam gagasan tentang jiwa dan beragumentasi bahwa
setelah manusia itu ada,maka muncullah keyakinan bahwa aneka
ragam makhluk halus ada kaitannya dengan berbagai ruang lingkup
dan hakikat manusia.
2. Teori Batas Akal
Menurut pendapat seorang ilmuwan besar Inggris, James G. Frazer
bahwa manusia mengalami gejala yang tidak dapat diterangkan oleh
akalnya, manusia bisa memecahkan berbagai persoalan hidupnya
dengan akal dan system pengetahuanya. Tetapi akal dan system
pengetahuan itu ada batasnya, dan batas akal itu meluas sejalan
dengan meluasnya perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu,
makin maju kebudayaan manusia, makin luas batas akalnya.
3. Teori Sentimen Kemasyarakatan
Teori ini dipelopori oleh adalah dari Emile Durkheim,dalam
bukunya The Elementary Forms of the Religious Life(1915), Ia
berpendapat bahwa untuk memahami peranan agama dalam
masyarakat kita harus memahami peranan itu dengan cara
mempelajari agama dalam bentuknya yang paling murni dan paling
sederhana,yaitu totemisme (mencakup semua aspek esensial dari
agama:pembagian segala sesuatu menjadi yang suci dan yang tidak
suci;konsep roh,jiwa,mitos dan ketuhanan dan lain lain).
C. Maca-macam Agama
Ditinjau dari segi surnbernya, agama dibagi menjadi dua macam,
yaitu:
a. Agama Samawi/agama wahyu, ialah agama yang diterima oleh
manusia dari Allah SWT melalui malaikat Jibril dan disampaikan serta
disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat
manusia. Contohnya Islam, Yahudi dan Nasrani.Ciri-ciri agama wahyu
yaitu Disampaikan oleh seorang Rasul, memiliki kitab suci (wahyu),
konsep ketuhanannya monotheisme hakiki, kebenarannya mutlak,
ajarannya konstadtetap dan diturunkan kepada manusia secara
universal.
b. Agama Ardhi/agama budaya, ialah agama yang tumbuh
danberkembang melalui proses pemikiran, adat istiadat dan budaya
manusia. Contohnya agama Hindu dan Budha.Ciri-ciri agama
budaya :Tidak disampaikan oleh seorang Rasul, kitab sucinya
daripendiri agama, bahkan ada yang tidak memiliki kitab suci,konsep
ketuhanannya animisme, dinamisme, politeisme,monoteisme nisbi
(relatif), kebenarannya tidak universal,ajarannya berubah-ubah,
tumbuh dan berkembang sesuai budaya masyarakat penganutnya.