Anda di halaman 1dari 12

TUGAS AGAMA

“Ringkasan Materi Dienul Islam”

Disusun oleh:

Nama : FEBRIAN EKA PUTRI

NPM : C1C020044

Dosen : Arsyadani Mishbahuddin, M.Pd.I


Dienul Islam

A. Pengertian Agama dan Istilah


Secara bahasa agama berasal drai bahasa sansekerta, yaitu a
berarti tidak dan gama berarti kacau. Jadi agama berarti tidak kacau
atau teratur ,dengan demikian agama adalah atura yang mengatur
manusia agar kehidupannya menjadi teratur dan tidak kacau.
Dalam bahasa Inggris agama disebut religion , dalam bahasa
Belanda disebut religie yang berasal dari bahasa latin relege yang
berarti mengikat, mengtaur, atau menggabungkan. Jadi religie atau
religion dapat diartikan sebagai aturan hidup yang mengikat manusia
dan menghubungkan manusia dengan Tuhan.
Dalam Al-qur’an dan Hadis Nabi agama disebut dengan kata diin
atau millah atau syari’ah. Kata diin atau addiin berarti pembalasan,
adat kebiasaan, peraturan, atau hari pembalasan atau hari kiamat,
Sedangkan millah berarti undang-undang atau pertauran. Syari’ah
berarti jalan yang harus dilalui atau hukum.
Di dalam Al-qur’an kata diin sering dihubungkan dengan kata al-
Islam, dengan kata Allah, l-Haq, al-Qayyim . Seperti :
1. Dinul Islam (agama islam) dapat dijumpai dalam Surat Ali
Imran(3) ayat 85 dan Surat Al-Maidah(5) ayat 3
2. Ad-Dininul Qayyim (agama yang lurus) dapat dijumpai dalam
Surat at-Taubah (9) ayat 36 dan Surat al-Bayyinah ayat (98)
5
3. Dinullah (agama Allah) dapat dijumpai dalam Surat Ali Imron
(3) ayat 83 dan Surat an-Nashr (100) ayat 2
4. Ad-Diinul Haq (agama yang benar) dapat dijumpai dalam
Surat at-Tubah(9) ayat 29 dan ayat 33.
Sedangkan kata Millah dapat dijumpai dalam Surat l-an’am (60) ayat
161 dan Surat al-Hajj(22) ayat 78, kata Syari’ah dapat dijumpai dalam
Surat al-jasiyah(45) ayat 18.
Menurut Kamus besar bahasa Indonesia, agama adalah system
yang mengatur tata keimanan (kepercayaan) dan peribadatan kepada
Tuhan Yang Mahakuasa serta tata kaidah yang berhubungan dengan
pergaulan manusia dan manusia dengan lingkunganya.

B. Asal-usul Agama
Terbentuknya sebuah Agama (Kristen, Yahudi, dan Islam)
mempunyai sejarah atau asal usul yang sama yakni dari asal usul
Bangsa Semit. Bangsa Semit berasal dari Jazirah Arab. Kata Arab
yang pertama kali muncul ialah pada abad ke-9 SM. Kristen, Yahudi,
serta Islam mempunyai latar belakang yang sama, yang bisa di
buktikan dari adanya Kitab Agama Islam, Kitab Agama Kristen
(Perjanjian lama), di tulis di dalam suatu rumpunan yang sama yakni
dari bahasa Semit. Salah satu isi dari perjanjian lama yaitu kata
“Tuhan” yang mempunyai arti yang sama dengan kata “Allah” yang di
maksud oleh Umat Muslim.
Pada masa lalu bangsa Indonesia-Eropa percaya terdapat banyak
Dewa. Sementara Bangsa Semit juga menjadikan ciri khas Bangsa
Semit di satukan dengan kepercayaan satu Tuhan (Monoteisme).
Agama Islam, Yahudi, serta Kristen mempunyai gagasan dasar yang
sama yakni percaya kepada satu Tuhan (Monoteisme). Bangsa Semit
mempunyai pandangan yang Linier terhadap sejarah, seperti sebuah
garis lurus yang mana garis itu merupakan lambangan terciptanya
Dunia yang merupakan awal dari kehidupan serta kiamat sebagai akhir
dari kehidupan.
Asal-usul perkembangan agama dapat dijelaskan dengan dua
metode yaitu pertama metode komparatif yang artinya “bukti-bukti” dari
suku bangsa di seluruh dunia di angkat dari konteks dan disusun
menurut skema secara berurutan. Kedua metode “Survivals” yang
artinya proses,adat istiadat,pendapat pendapat yang dibawa oleh
kekuatan kebiasaan ke dalam suatu keadaan masyarakat yang
berbeda dari kondisi aslinya semula.
Landasan pemahaman tentang asal usul perkembangan agama
bisa dilihatdari beberapa teori yaitu:
1. Teori Jiwa
Teori ini dipelopori oleh Edward B.Tylor yang berpendapta bahwa
agama berakar dalam gagasan tentang jiwa dan beragumentasi bahwa
setelah manusia itu ada,maka muncullah keyakinan bahwa aneka
ragam makhluk halus ada kaitannya dengan berbagai ruang lingkup
dan hakikat manusia.
2. Teori Batas Akal
Menurut pendapat seorang ilmuwan besar Inggris, James G. Frazer
bahwa manusia mengalami gejala yang tidak dapat diterangkan oleh
akalnya, manusia bisa memecahkan berbagai persoalan hidupnya
dengan akal dan system pengetahuanya. Tetapi akal dan system
pengetahuan itu ada batasnya, dan batas akal itu meluas sejalan
dengan meluasnya perkembangan ilmu dan teknologi. Oleh karena itu,
makin maju kebudayaan manusia, makin luas batas akalnya.
3. Teori Sentimen Kemasyarakatan
Teori ini dipelopori oleh adalah dari Emile Durkheim,dalam
bukunya The Elementary Forms of the Religious Life(1915), Ia
berpendapat bahwa untuk memahami peranan agama dalam
masyarakat kita harus memahami peranan itu dengan cara
mempelajari agama dalam bentuknya yang paling murni dan paling
sederhana,yaitu totemisme (mencakup semua aspek esensial dari
agama:pembagian segala sesuatu menjadi yang suci dan yang tidak
suci;konsep roh,jiwa,mitos dan ketuhanan dan lain lain).

C. Maca-macam Agama
Ditinjau dari segi surnbernya, agama dibagi menjadi dua macam,
yaitu:
a. Agama Samawi/agama wahyu, ialah agama yang diterima oleh
manusia dari Allah SWT melalui malaikat Jibril dan disampaikan serta
disebarkan oleh Rasul-Nya kepada umat
manusia. Contohnya Islam, Yahudi dan Nasrani.Ciri-ciri agama wahyu
yaitu Disampaikan oleh seorang Rasul, memiliki kitab suci (wahyu),
konsep ketuhanannya monotheisme hakiki, kebenarannya mutlak,
ajarannya konstadtetap dan diturunkan kepada manusia secara
universal.
b. Agama Ardhi/agama budaya, ialah agama yang tumbuh
danberkembang melalui proses pemikiran, adat istiadat dan budaya
manusia. Contohnya agama Hindu dan Budha.Ciri-ciri agama
budaya :Tidak disampaikan oleh seorang Rasul, kitab sucinya
daripendiri agama, bahkan ada yang tidak memiliki kitab suci,konsep
ketuhanannya animisme, dinamisme, politeisme,monoteisme nisbi
(relatif), kebenarannya tidak universal,ajarannya berubah-ubah,
tumbuh dan berkembang sesuai budaya masyarakat penganutnya.

D. Fungsi dan Tujuan Agama


 Fungsi Agama Secara Umum
Kehadiran agama memiliki peran dan fungsi yang cukup banyak
dalam kehidupan manusia. Adapun beberapa fungsi agama
adalah sebagai berikut:
1. Sebagai pedoman hidup manusia dalam kehidupan sehari-
hari, baik secara individu maupun kelompok.
2. Sebagai sumber aturan tata cara hubungan manusia dengan
Tuhannya, dan juga sesama manusia.
3. Sebagai pedoman bagi manusia dalam mengungkapkan
rasa kebersamaan dengan sesama manusia.
4. Sebagai pedoman perasaan keyakinan manusia terhadap
sesuatu yang luar biasa (supranatural) di luar dirinya.
5. Sebagai cara manusia mengungkapkan estetika/ keindahan
alam semesta dan segala isinya.
6. Sebagai cara untuk memberikan identitas kepada manusia
sebagai umat dari suatu agama.
 Fungsi Agama dalam Kehidupan
1. Sebagai Pembimbing Dalam Hidup,
2. Penolong Dalam Kesukaran,
3. Penentram Batin,
4. Pengendali Moral.
 Tujuan Agama
Suatu agama tercipta karena manusia ingin mencapai tujuan
tertentu di dalam hidupnya, dan agama dianggap dapat
membantu mencapai tujuan tersebut. Berikut beberapa tujuan
agama:
1. Untuk membimbing manusia dalam menjalani kehidupannya
dengan cara lebih baik melalui pengajaran dan aturan,
dimana ajaran dan aturan tersebut dipercaya berasal dari
Tuhan.
2. Untuk menyampaikan firman Tuhan kepada umat beragama,
berupa ajaran-ajaran kebaikan dan aturan berperilaku bagi
manusia.
3. Untuk membimbing manusia menjadi individu yang berakal
baik dan dapat menemukan kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
4. Untuk membuka jalan bagi manusia yang ingin bertemu
dengan penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa, ketika
mati kelak.
E. Visi dan Misi Ajaran Islam
 Visi : “membangun sebuah kehidupan manusia yang patuh dan
tunduk kepada Allah serta membawa rahmat bagi seluruh
alam.”
Islam sebagai hidayah, arahan dan petunjuk komprehensif
dalam Al-Quran dan Hadis kepada manusia untuk mencapai
apa yang diinginkan Allah, yaitu kebaikan di dunia dan akhirat.
Islam sebagai rahmat (kasih sayang) bagi semesta alam,
termasuk di antaranya kedamaian, keselamatan, kasih, cinta,
dan kemudahan.
Visi ajaran Islam terkait dengan kerasulan Nabi Muhammad
SAW, dan seperti dalam firman-Nya Q.S Al-Ankabut ayat 16
yang artinya : Dan (Ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada
kaumnya: “Sembahlah oleh mu Allah dan dan bertakwalah
kepada-Nya. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika
kamu mengetahui.
 Misi: “ Memakmurkan dan menciptakan kesejahteraan di muka
Bumi.”
Misi Islam ini sinambung dan berkelanjutan sejak risalah
pertama dari Nabi Adam AS hingga Nabi Muhammad SAW.
Allah menginginkan agar umat manusia makmur di muka bumi
dengan nilai-nilai mulia, berikut penjelasanya:
 Tauhid/mengesakan Allah
Tauhid adalah dasar utama ajaran Islam, karena dari
tauhid, seluruh uraian dan ajaran agama bersumber.
Tauhid sebagai pangkal utama menyatukan keyakinan
umat dan panduan seluruh tindakan dan perilaku umat.
 Menegakkan nilai-nilai ibadah yang bermuara pada
pengabdian total kepada Allah
Nilai-nilai ibadah bukan semata nilai ketuhanan, namun
juga nilai kemanusiaan. Jika ibadah manusia tidak
memunculkan nilai kemanusiaan, maka pemahaman
ibadahnya masih jauh dari sempurna. Malahan itu
berpotensi adanya kejumawaan diri dalam beribadah.
Pada saat bersamaan, pengabdian total kepada Allah
bermakna bahwa semua tindakan lain yang sifatnya
pengabdian adalah relatif dan harus diarahkan kepada
pengabdian kepada Allah.
 Mengimplementasikan nilai-nilai akhlaq sebagai tujuan
utama diturunkan risalah
Nabi Saw. bersabda “Sesungguhnya aku diutus
hanyalah untuk menyempurnakan akhlaq.” Maka dari itu,
iman dan ibadah itu harus membawa kepada akhlaq
yang mulia.
 Memakmurkan Bumi melalui nilai-nilai tauhid, ibadah, dan
akhlaq
Sebagai sarana menyalurkan nilai-nilai agama untuk
menjadikan manusia sebagai khalifah di muka Bumi.
Untuk memakmurkan Bumi ini, maka harus punya ilmu,
baik itu ilmu agama maupun sains. Orang yang berilmu,
baik agamawan maupun ilmuwan, sama-sama dihargai
Islam sebagai ulama, asalkan memenuhi syarat keilmuan
dan bertakwa kepada Allah.

F. Tujuan Ajaran Islam


Tujuan Islam adalah memberikan keselamata atau kesejahteraan
didunia maupun akhirat bagi umat islam. Tujuan ajaran islam adalah
untuk menyelamatkan manusia dari penderitaan hidup di dunia
maupun di akherat. Dengan berpegang teguh pada ajaran islam,
semua manusia pasti akan hidup damai dan sejahtera, karena islam
mengajarkan norma – norma hidup dan perilaku kehidupan yang baik
dan jauh dari penderitaan dan kemaksiatan yang akan membawa kita
pada penyiksaan di hari akhir nanti. Dengan adanya pemahaman
islam, manusia akan lebih bisa mendekatkan diri pada sang pencipta
dan akan terhindar dari segala siksaan dan dosa.
Al-Ghazali, dengan tegas menyatakan dua tujuan, yaitu,
kesempurnaan manusia yang mendekatkan diri (dalam arti kualitatif)
kepada Allah dan kesempurnaan manusia yang bertujuan meraih
kebahagiaan di dunia dan akhirat.Rumusan Internasional tujuan
pendidikan Islam menurut Konferensi Pendidikan Islam di Islamabad
tahun 1980, bahwa pendidikan harus merealisasikan cita-cita
(idealitas) Islam yang mencakup pengembangan kepribadian muslim
yang bersifat menyeluruh secara harmonis yang berdasarkan
psikologis dan fisiologis maupun yang mengacu kepada keimanan dan
sekaligus berilmu pengetahuan secara berkeseimbangan sehingga
terbentuklah manusia muslim yang paripurna yang berjiwa bertawakkal
secara total kepada Allah (Arifin, 1991: 224), sebagaimana firman Allah
:

“ Katakanlah sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidup dan matiku


hanya bagi Allah, Tuhan semesta alam” (QS. Al-An’am 162).

Kalau tujuan Pendidikan Islam tersebut diterjemahkan ke dalam


bahasa pendidikan mutakhir, maka tujuan-tujuan tersebut dapat
disebut sebagai tujuan akhir atau “Al-Ahdaaf al-Ulyaa” yang dapat
dijabarkan menjadi tujuan-tujuan yang lebih spesifik. Dengan kata lain
untuk mencapai “ kepribadian muslim” ada beberapa tujuan yang harus
dilalui.

Fadlil Al-Jamaly merumuskan tujuan pendidikan Islam yang lebih rinci,


sebagai berikut :
1. Mengenalkan manusia akan peranannya, di antara sesama (mahluk)
dan tanggung jawab pribadinya di dalam hidup ini.
2. Mengenalkan manusia akan interaksi sosial dan tanggung jawabnya
dalam tata hidup bermasyarakat.
3. Mengenalkan manusia akan alam ini dan mengajar mereka untuk
mengetahui hikmah diciptakannya serta memberikan kemungkinan
kepada mereka untuk mengambil maafaat dari alam tersebut.
4. Mengenalkan manusiaakan pencipta alam ini (Allah) dan
memerintahkan beribadah kepadanya.

G. Ruang Lingkup Ajaran Islam


Endang Saifuddin Anshory (1 980: 73) dalam bukunya Kuliah Al-
Islam membagi ajaran Islam terdiri dari tiga bagian, yaitu Aqidah
(keimanan/keyakinan), Syari'ah (aturan hukum) dan Akhlak (etika).
a. Akidah (keimanan/keyakinan), secara etimologi Aqidah artinya
ikatan, dan janji, sedangkan menurut terminologinya Aqidah ialah
sesuatu yang mengharuskan hati membenarkannya, yang membuat
jiwa tenang dan menjadi kepercayaan yang bersih dari kebimbangan
dan keragu-raguan. Aqidah di dalam Al-Qur'an disebut dengan Iman,
yang artinya (terminologi) membenarkan dalam hati, mengucapkan
dengan lisan dan melaksanakan dengan amal perbuatan sesuai
dengan ketentuannya.Adapun ruang lingkup (rukun) iman ada enam
yaitu, iman kepada Allah, iman kepada Malaikat, iman kepada Kitab,
iman kepada Rasul, iman kepada Hari Kiamat, dan iman kepada
Qadha' dan Qadar.
b. Syari'ah (aturan hukum) secara etimologi artinya jalan, dan aturan.
Sedangkan menurut terminologinya Syari 'ah ialah norma yang
mengatur hubungan manusia dengan Tuhan (melalui ibadah),
hubungan manusia dengan manusia (melalui muamalah) dan
hubungan manusia dengan alam semesta. Beban hukum Syari'ah
dalam Islam terdiri dari hukum wajib, hukum sunnah, hukum mubah,
hukum makruh dan hokum haram.
c. Akhlaq (etika), secara etimologi Akhlaq adalah budi pekerti,
sedangkan menurut terminologinya ialah kekuatan jiwa yang
mendorong perbuatan-perbuatan dengan mudah dan spontan tanpa
dipilur dan direnungkan terlebih dahulu. Ruang lingkup Akhlaq yang
seharusnya diaktualisasikan dalam kehidupan seorang muslim adalah:
a. Akhlaq kepada Allah
b. Akhlaq pada sesama manusia
c. Akhlaq pada alam semesta.
Seorang muslim yang mengimplementasikan akidah, syari'ah dan
akhlak dalam kehidupan sehari-hari disebut Muslim KafSah, artinya
seorang muslim yang sempurna Islamnya. Oleh karena itu Allah
memerintahkan kepada umat Islam yang beriman untuk "masuk Islam
secara sempurna" artinya tidak setengah hati. Sebagaimana firman
Allah dalam Al-Qur'an surat Al-Baqarah: 208, artinya "Hai orang-orang
yang beriman, masuklah kamu sekalian ke dalam Islam secara
sempurna, dan janganlah ikuti langkah-langkah setan, sesungguhnya
setan itu adalah musuh kamu yang nyata".
Daftar Pustaka
 https://www.google.com/amp/s/www.kompasiana.com/amp/windaalmu
fidah/asal-usul-dan-perkembangan-
agama_54f7c96fa333119a1d8b4a64
 http://agusnotes.blogspot.com/2015/04/agama-teori-tentang-asal-usul-
dan.html?m=1
 https://pendidikan.co.id/pengertian-agama-asal-usul-fungsi-tujuan-
dan-menurut-para-ahli/
 https://www.google.com/amp/s/ainulbio.wordpress.com/2013/02/21/pe
ngertian-tujuan-dan-sumber-ajaran-islamserta-ruang-
lingkupnnya/amp/
 https://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-agama.html
 https://bincangsyariah.com/kalam/merumuskan-visi-dan-misi-islam/
 http://agusnotes.blogspot.com/2018/09/bab-ii-agama-pengertian-asal-
usul.html?.=1
 Muhibbin, Zainul, Wahyuddin,Achmad,M.Muhtarom Ilyas, Moh.
Saifulloh. 2012. Pendidikan Agama Islam: Membangun Karakter
Madani. Surabaya: Percetakan Litera Jannata Perkasa

Anda mungkin juga menyukai