Anda di halaman 1dari 19

PENYAKIT LAYU PADA TANAMAN TOMAT YANG DISEBABKAN

OLEH BAKTERI (Ralstonia solanacearum)

PAPER

OLEH:

EVA ARNYTA BR SURBAKTI

170301079

AGROTEKNOLOGI II A

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017
PENYAKIT LAYU PADA TANAMAN TOMAT YANG DISEBABKAN

OLEH BAKTERI (Ralstonia solanacearum)

PAPER

OLEH:

EVA ARNYTA BR SURBAKTI

170301079

AGROTEKNOLOGI II A

Paper sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium

Mikrobiologi Pertanian Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian

Universitas Sumatera Utara.

Diperiksa Oleh: Diperiksa Oleh:

Asisten Koordinator Asisten Korektor

(Tony Arya Darma) (Muhammad Rais Ardy)


Nim:130301115 Nim: 150301061

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

2017
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

atas berkat dan rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan paper ini tepat pada

waktunya.

Adapun judul laporan ini adalah “Penyakit Layu pada Tanaman Tomat

yang Disebabkan Oleh Bakteri (Ralstonia solanacearum)” yang merupakan

salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum di Laboratorium Mikrobiologi

Program Agroteknologi Fakultas Pertanian Sumatera Utara, Medan.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada dosen penanggung jawab Laboratorium Mikrobiologi yaitu:

Irda Safni, SP, M.Si serta abang dan kakak asisten yang telah membantu penulis

dalam menyelesaikan paper ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun akan sangat dibutuhkan

demi kebaikan penulis mendatang.

Akhir kata penulis mengucapkan terimakasih. Semoga paper ini

bermanfaat bagi pihak yang membutuhkan.

Medan, November 2017

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Tujuan Penulisan

Kegunaan Penulisan

TINJAUAN PUSTAKA

PENYAKIT LAYU PADA TANAMAN CABAI YANG DISEBABKAN

OLEH BAKTERI (Ralstonia solanacearum)

KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Mikroba merupakan organisme berukuran kecil yang sulit untuk dilihat

tanpa menggunakan peralatan bantu. Banyak diantara mikroba yang memiliki

kemiripan bentuk dan sifat sehingga tidak mudah untuk mempelajarinya.

Diperlukan ketelitian dan kesabaran untuk mempelajari mikroba. Salah satu

cara yang dapat dilakukan untuk mempelajari mikroba adalah

denganmengidentifikasinya. Ada empat tahapan yang harus dilaksanakan

apabila hendak melakukanidentifikasi mikroba, yaitu inokulasi, inkubasi,

isolasi dan identifikasi. Keempat tahapan ini dilaksanakan secara sistimatis dan

benar sehingga mikroba dapat teridentifikasi(Rahadian,dkk,2014).

Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang populasinya sangat besar

dan kompleks. Spesiesnya yang berjumlah ratusan terdapat di bagian-bagian

tubuh manusia, makanan, hewan dan lain-lain. Bukan hanya terdapat pada

mahluk hidup, mikroorganisme juga terdapat ditanah, air dan udara. Dalam

kehidupan terkadang kita membutuhkan suatu mikroorganisme tertentu untuk

diisolasi atau dibiakkan. Misalnya, bila hendak mengisolasi bakteri dari tanah/

benda padat yang mudah tersuspensi atau terlarut, atau zat cair lain, maka

dilakukan serangkaian pengenceran (dilution series) terhadap zat tersebut.

(Rudin,2015).

Bakteri adalah kelompok organisme yang tidak memiliki membran inti

sel. Organisme ini termasuk ke dalam domain prokariota dan berukuran sangat

kecil (mikroskopik), serta memiliki peran besar dalam kehidupan di bumi. 

Beberapa kelompok bakteri dikenal sebagai agen penyebab infeksi dan


penyakit, sedangkan kelompok lainnya dapat memberikan manfaat dibidang

pangan, pengobatan, dan industri. Struktur sel bakteri relatif sederhana: tanpa

nukleus/inti sel, kerangka sel, dan organel-organel lain seperti mitokondria dan

kloroplas. Hal inilah yang menjadi dasar perbedaan antara sel prokariot dengan

sel eukariot yang lebih kompleks(Putri,dkk,2015).

Mikroba merupakan Jasad hidup yang ukurannya kecil sering disebut

sebagai mikroba atau mikroorganisme atau jasad renik. Jasad renik disebut

sebagai mikroba bukan hanyakarena ukurannya yang kecil, sehingga sukar dilihat

dengan mata biasa, tetapi jugapengaturan kehidupannya yang lebih sederhana

dibandingkan dengan jasad tingkattinggi. Mata biasa tidak dapat melihat jasad

yang ukurannya kurang dari 0,1 mm. Ukuranmikroba biasanya dinyatakan dalam

mikron, 1 mikron adalah 0,001 mm. Sel mikroba umumnya hanya dapat dilihat

dengan alat pembesar atau mikroskop, walaupun demikian ada mikroba yang

berukuran besar sehingga dapat dilihat tanpa alat pembesar(Ardiansyah,2015).

Organisme mikroskopis adalah organisme yang hanya bisa dilihat dengan

menggunakan mikroskop. Salah satunya adalah bakteri yang merupakan

organisme mikroskopis. Keadaan bakteri di alam ini ada yang bersifat

menguntungkan dan ada yang bersifat merugikan bagi kepentingan manusia.

Bakteri yang menguntungkan dan merugikan bagi kepentingan organisme akuatik

perlu dipelajari supaya bakteri yang menguntungkan, keberadaannya (kapasitas

jumlahnya) dapat diperbanyak sedangkan untuk bakteri yang merugikan (patogen)

jumlah populasinya dapat ditekan dan dapat dilakukan tindakan pencegahan atau

antisipasi infeksi bakteri tersebut(Humairah,2014).


Mikroba berukuran sangat kecil sehingga sulit untuk diamati tanpa

menggunakan peralatan bantu. Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

mempelajari mikroba adalah dengan melakukan inokulasi mikroba tersebut.

Inokulasi adalah penanaman mikroba dalam media buatan. Bila proses inokulasi

dilakukan secara benar, mikroba akan tumbuh dan berkembang sehingga mudah

untuk diamati (Laksmana,2012).

Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang sangat banyak, baik itu

terdapat ditanah, air maupun udara. Maka dari itu harus dilakukan isolasi maupun

permurnian agar kita bisa  mendapatkan mikroorganisme (bakteri) tersebut dalam

keadaan murni. Populasi yang besar dan kompleks dengan berbagai mikroba

terdapat dalam tubuh manusia termasuk dimulut, saluran pencernaan

dan kulit. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau memindahkan mikroba

tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur murni atau biakan murni.

Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya berasal dari pembelahan dari

satu seltunggal. Kultur murni atau biakan murni diperlukan karena semua metode

mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah dan mengidentifikasi

mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural, morfologis,

fisiologis,maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri dari satu

macam mikroorganisme saja(Mikroorganisme merupakan mahluk hidup yang

sangat banyak, baik itu terdapat ditanah, air maupun udara. Maka dari itu harus

dilakukan isolasi maupun permurnian agar kita bisa  mendapatkan

mikroorganisme (bakteri) tersebut dalam keadaan murni. Populasi yang besar dan

kompleks dengan berbagai mikroba terdapat dalam tubuh manusia termasuk

dimulut, saluran pencernaan dan kulit. Isolasi adalah cara untuk memisahkan atau


memindahkan mikroba tertentu dari lingkungannya, sehingga diperoleh kultur

murni atau biakan murni. Kultur murni ialah kultur yang sel-sel mikrobianya

berasal dari pembelahan dari satu seltunggal. Kultur murni atau biakan murni

diperlukan karena semua metode mikrobiologis yang digunakan untuk menelaah

dan mengidentifikasi mikroorganisme, termasuk penelaahan ciri-ciri kultural,

morfologis, fisiologis,maupun serologis, memerlukan suatu populasi yang terdiri

dari satu macam mikroorganisme saja (Minaula,2014).

Tujuan Penulisan

Adapun tujan dari penulisan paper ini adalah untuk mengetahui gejala dan

ciri-ciri tanaman Tomat yang terserang oleh bakteri (Ralstonia solanacearum)

dan cara pengendaliannya.

Kegunaan penulisan

Adapun kegunaan penulisan paper ini adalah sebagai salah satu syarat

untuk mengikuti praktikum di Laboratorium Mikrobiologi Program Studi

Agroteknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, serta sebagai

sumber informasi atau bahan bacaan bagi pihak yang membutuhkan.


TINJAUAN PUSTAKA

Tomat (Lycopesicum esculentum Mill.) termasuk tanaman perdu

semusim, berakar tunggang, permukaan batangnya ditumbuhi banyak rambut

halus, daun berbentuk oval, bergerigi dan mempunyai celah yang menyirip. Daun

majemuk tersusun spiral mengelilingi batangnya. Bunganya kecil berwarna

kuning. Buah muda bewarna hijau. Seiring dengan proses pematangan warna buah

yang tadinya hijau sedikit demi sedikit berubah menjadi kuning. Ketika buah

matang warnanya menjadi merah (Hanum, 2008).

Penyakit adalah suatu proses dimana bagian-bagian tertentu dari

tumbuhan tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik secara terus-

menerus. Pada umumnya penyakit disebabkan oleh jasad renik, mikroba,

dan mikroorganisme yaitu jamur, virus dan bakteri serta nematode.

Adanya penyakit yang diderita tanaman dapat menyebabkan tanaman tidak

bisa memberikan hasil yang baik secara kualitas dan kuantitas

(Putri,2011).

Penyebab penyakit layu bakteri pada tomat adalah Ralstonia


solanacearumyang sebelumnya dikenal Pseudomonas solanacearum (Smith,
1995). Bakteri ini merupakan patogen tular tanah dan air yang bersifat
nonfluoresens dari famili Ralstoniaceae. Ralstonia solanacearum merupakan
patogen yang memiliki kisaran inang luas lebih dari 200 spesies dari 53 famili
yang berbeda. R. solanacearum memiliki efek mematikan pada sejumlah tanaman
yang bernilai ekonomi tinggi. Tanaman inang dari bakteri R. solanacearum yang
paling penting diantaranya pisang (Musa paradisiaca), terung (Solanum
melongena), kacang tanah (Arachishypogaea), kentang (S. tuberosum), tembakau
(Nicotiana tabacum), tomat (Lycopersicum esculentum) dan nilam (Pogostemon
cablin) (Nasrun, 2007). Gejala awal yang ditimbulkan oleh serangan bakteri ini
ialah layu pada beberapa daun muda, daun5daun tua menguning, dan batang
tanaman sakit cenderung lebih banyak membentuk akar adventif sampai setinggi
bunga (Semangun 2007). Gejala serangan R. solanacearum secara umum ialah
tanaman seperti kekurangan air, daun muda pada pucuk tanaman menjadi layu,
dan daun5daun tua atau daun5daun di bagian bawah menguning (Cavalcante
et.al., 1995). Hal ini karena bakteri menyerang pembuluh xilem (Agrios, 2005).

R. solanacearum masuk dan menginfeksi pada luka luka di bagian akar,

termasuk luka yang disebabkan nematoda atau organisme lain. Selanjutnya bakteri

masuk ke jaringan tanaman bersama5sama unsur hara dan air secara difusi dan

menetap di pembuluh xilem dalam ruang antar sel (Duriat, 1997).

Bakteri memperbanyak diri melalui pembuluh xilem (Agrios, 2005), dan

merusak sel5sel tanaman yang ditempatinya tersebut sehingga pengangkutan air

dan zat5zat makanan terganggu oleh massa bakteri dan sel5sel pembuluh xilem

yang hancur (Duriat,1997).

Hancurnya sel5sel tanaman tersebut karena bakteri mengeluarkan enzim

penghancur dinding sel tanaman yang mengandung selulosa dan pectin yang

dikenal dengan nama enzim selulase dan pektinase. Akibat dari serangan ini,

proses translokasi air dan nutrisi menjadi terganggu, sehingga tanaman menjadi

layu dan mati (Agrios, 2005).

Bakteri R. solanacearum umumnya masuk ke dalam jaringan tanaman

inang melalui luka yang terjadi pada waktu bercocok tanam melalui lubang lubang

alami (lentisel), melalui perakaran sekunder, melalui akar yang luka akibat

tusukan nematoda. Setelah masuk ke tanaman bergerak secara sistemik mengikuti

aliran cairan dalam pembuluh xylem ke bagian tanaman lain (Yulianah, 2007).
Patogen penyebab penyakit layu adalah bakteri Ralstonia solanacearum

SmithYabuuchi. Nama tersebut mengalami beberapa kali perubahan, sebagai hasil

kajian molekuler yang didasarkan pada analis DNA bakteri. Semula bakteri

tersebut dinamakan Bacillus solanacearum, kemudian menjadi Burkholderia

solanacearum, berubah menjadi Pseudomonas solanacearum) adalah Ralstonia

solanacearum. Secara taksonomi bakteri tersebut diklasifikasikan sebagai berikut:

Bangsa : Bakteri

Filum : Proteobakteria

Klas : Betaproteobakteria

Ordo : Burkholderiales

Famili : Burkholderiaceae

Marga : Ralstonia

Spesies : Ralstonia solanacearum

R. solanacearum termasuk kelompok bakteri Gram negatif, morfologi sel

berbentuk batang pendek, sel tunggal berukuran 0,5–0,7 x 1,5–2,0 μm, tidak

membentuk spora, dan tidak berkapsul (Rahayu,2009

Ralstonia solanacearum merupakan bakteri patogen tanaman tular tanah

yang banyak ditemukan di daerah subtropis dan tropis yang secara alami

menginfeksi perakaran dan memperbanyak diri di dalam jaringan xylem. Bakteri

ini memiliki kisaran inang yang sangat luas semenjak spesies tanaman yang rentan

terhadap patogen ini telah diamati terjadi pada ratusan spesies tanaman dari

sekitar 50 famili tanaman. Sebuah studi yang dilakukan di India menunjukkan

bahwa layu bakteri dapat menimbulkan kerugian hingga 90% pada tomat selama
musim panas. Setiap tahun, 15% dari lahan di Carolina Selatan, Amerika Serikat

dipengaruhi oleh layu bakteri. Kehilangan hasil akibat penyakit ini telah

diperkirakan berkisar 1-5% (Saputra,dkk,2015).


PENYAKIT LAYU PADA TANAMAN TOMAT YANG DISEBABKAN

OLEH BAKTERI (Ralstonia solanacearum)

\Penyebaran Penyakit

serangan layu bakteri Ralstonia solanacearum yang sudah parah

pada tanaman tomat yang sedang berproduksi


Penyakit ini menyebar terutama melalui tanah, bakteri Ralstonia dapat

bertahan hidup pada tanah untuk waktu yang lama tanpa tanaman inang. Bakteri

ini juga dapat bertahan pada ranting atau cabang tanaman yang telah mati. Bakteri

akan terinfeksi dari tanaman yang terinfeksi ke tanah sehingga akan menulari

tanaman lainnya. Kebanyakan jenis-jenis rumput juga akan menjadi inang

sementara penyebarannya dengan cara menginfeksi akar tanaman di sekitarnya.

Pada tanaman yang mulai terinfeksi, bakteri Ralstonia akan masuk ke

jaringan tanaman melalui akar sejak pindah tanam, kelukaan pada tanaman yang

disebabkan oleh serangga, dan hama nematoda ataupun siput kecil akan menjadi

tempat masuk pertamanya. Ketika tanaman sudah disingkirkan, sisa-sisa dari akar

tanaman tersebut akan tetap berada di tanah dengan bakteri Ralstonia masih

tertinggal di dalamnya sehingga akan menginfeksi kembali tanaman baru pada


lahan tersebut. Temperatur tinggi mencapai 30-35oC dan kelembaban tanah yang

tinggi sangat disukai bakteri Ralstonia untuk berkembang biak.

Gejala Serangan

Pada gejala awal serangan penyakit Layu Bakteri Ralstonia akan terlihat

pada daun tanaman, daun-daun muda akan layu hingga ke ujung percabangan

pada waktu cuaca panas tetapi kemudian akan terlihat segar pada malam hari

ketika cuaca sedang dingin. Ketika penyakitnya berkembang pada kondisi yang

disukai, seluruh bagian tanaman akan layu dengan cepat dan mengering walaupun

warna tanaman tetap hijau. Gejala lainnya adalah daun menguning dan tiba-tiba

tanaman mati. Gejala-gejala ini dapat saja muncul tiba-tiba, baik ketika tanaman

masih muda, ataupun yang sudah berbuah. Pada batang gejala sekunder dari

serangan bakteri Ralstonia adalah terdapat warna coklat gelap pada batang bagian

bawah, ketika batang dibelah akan jelas terlihat.

Pengendalian Penyakit

 Tahap awal pengendalian penyakit layu bakteri Ralstonia, usahakan agar

lahan anda bersih dan memiliki sistem drainase yang baik. Tanah

diusahakan agar tidak terlalu lembab dan menampung air dalam waktu

yang lama, lahan juga dibersihkan dari sisa-sisa tanaman sebelumnya yang

telah membusuk. 

 Usaha lain juga dapat dilakukan dengan meningkatkan pH tanah dengan

penambahan kapur dan memperbanyak asupan hara  mikro kalsium pada

tanaman. 
 Bersihkan rumput-rumput yang mengganggu pertanaman anda karena akar

rumput merupakan salah satu tempat bakteri ini sebelum menginfeksi

tanaman. 

 Penanaman kultivar tanaman yang tahan terhadap penyakit layu bakteri

Ralstonia bisa dilakukan, beberapa varietas seperti tomat telah memiliki

kultivar yang tahan serangan layu bakteri. 

 Rotasi lahan anda dengan tanaman yang bukan merupakan inang

penyebaran bakteri seperti jagung atau kedelai. 

 Terakhir anda dapat mengaplikasikan beberapa Fungisida Hayati seperti

Anfush atau Decoprima sebagai langkah awal sterilisasi lahan sebelum

penanaman. Dengan aplikasi fungisida hayati diharapkan dapat

mengurangi populasi bakteri di tanah dan mencegah serangan terhadap

tanaman di lahan.

 Kocorkan fungisida hayati secara teratur sejak tanaman pindah tanam

seperti Anfush, Decoprima, Bactoplus Solanaceae, atau Trichopro,

 Jika sudah ada beberapa tanaman terserang, anda juga bisa aplikasikan

antibiotik / anti bakteri tanaman seperti Agrept 20 WP


KESIMPULAN

Adapun kesimpulan dari paper ini adalah:

1. Tomat (Solanum lycopersycum L) tergolong ke dalam Kingdom: Plantae

denan Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Solanales

Famili: Solanaceae Genus: Solanum Spesies: Solanum lycopersicum L.

2. Penyakit adalah suatu proses dimana bagian-bagian tertentu dari tumbuhan

tidak dapat menjalankan fungsinya dengan baik secara terus-menerus.

Pada umumnya penyakit disebabkan oleh jasad renik, mikroba, dan

mikroorganisme yaitu jamur, virus dan bakteri serta nematode.

3. Melihat nilai penting dan nilai ekonomis dari tomat di Indonesia tentu

budidaya tanaman ini sangat diperlukan dalam memenuhi permintaan

konsumen. Hanya saja seperti yang diketahui budidaya tanaman tomat

memiliki risiko yang tinggi. Gangguan hama dan penyakit sering

menyebabkan petani tanaman tomat mengalami penurunan hasil produksi

sehingga merugikan para petani tomat..

4. Patogen penyebab penyakit layu adalah bakteri Ralstonia solanacearum

SmithYabuuchi. Nama tersebut mengalami beberapa kali perubahan,

sebagai hasil kajian molekuler yang didasarkan pada analis DNA bakteri.

Semula bakteri tersebut dinamakan Bacillus solanacearum, kemudian

menjadi Burkholderia solanacearum, berubah menjadi Pseudomonas

solanacearum) adalah Ralstonia solanacearum.


5. Ralstonia solanacearum merupakan bakteri patogen tanaman tular tanah

yang banyak ditemukan di daerah subtropis dan tropis yang secara alami

menginfeksi perakaran dan memperbanyak diri di dalam jaringan xylem.

6. Salah satu penyebab tidak tercapainya potensi hasil tomat adalah karena

serangan hama dan penyakit. Layu bakteri (Ralstonia solanacearum)

merupakan penyakit utama yang menyerang pertanaman tomat. Faktor

biotik dan abiotik memberikan pengaruh terhadap pertumbuhan tanaman

dan berdampak pada potensi hasil.

7. Penyakit layu bakteri yang disebabkan oleh Ralstonia solanacearum

merupakan salah satu kendala utama dalam budidaya tomat. Penyakit ini

sulit dikendalikan karena tergolong patogen tular tanah dan mempunyai

kisaran inang yang sangat luas. Berbagai upaya pengendalian telah

dilakukan, tetapi penyakit ini masih menjadi kendala.

8. Ralstonia solanacearum masuk dan menginfeksi pada luka luka di bagian

akar, termasuk luka yang disebabkan nematoda atau organisme lain.

9. Gejala awal tanaman terkena bakteri Ralstonia solacearum adalah Pada

tanaman muda, gejala layu mulai tampak pada daun bagian atas tanaman.

Setelah beberapa hari gejala layu diikuti oleh layu yang tiba-tiba dan

seluruh daun tanaman menjadi layu permanen, sedangkan warna daun

tetap hijau, kadang-kadang sedikit kekuningan.

Cara pengendaliannya: adalah menjaga kebersihan tanah, mengatur pH dengan

cara memperbanyak asupan hara, pembersihan rumput rumput, penanaman

kultivar, rotasi lahan, mengaplikasikan beberapa Fungisida Hayati dan aplikasikan

antibiotik / anti bakteri tanaman.


DAFTAR PUSTAKA

Abadi, A. L. 2003. Ilmu Penyakit Tumbuhan I. Bayu Media Publishing. Malang.

40 hal.

Agrios, George N. 2005. Plant Pathology 5th edition, p2945350

Anonim. 1989. Pupuk Daun. Penebar Swadaya. Jakarta. 52 hal Cavalcante,

E.B.R.L.R. Mariono, J.P

Leite, R.S.B. Coelho. 1995. Influence of Mineral Nutrition on The Reaction of

Tomato Cultivars Yoshimatsu and Santa Cruz to Pseudomonas

\ solanacearum. Bacterial Wilt Newsletter. 12:3:8.

Duriat, A., Sulyo, Y., Sutarya, R., dan Asandhi, A. A. 1997. New Approach on

Plant Biotechnology for Controlling Cucumber Mosaic Virus on Pepper.

Proc.Workshop on Agricultural Biotechnology. CRIFC. Bogor. p.

1655173

Goto, M. 1992. Fundamentals of Bacterial Plant Pathology. Academic Press,

Sidney. Hal. 56558, 2825285

Hanum, C. 2008. Ekologi Tanaman. Universitas Sumatera Utara. Medan. 64 hal.

Hardjowigeno, S. 2003. Ilmu Tanah Akademika Presindo. Jakarta 256 Hal.

Nasrun. 2007. Karakteristik Fisiologis Ralstonia solanacearum Penyebab Penyakit

Layu Bakteri Nilam. Jurnal Littri. 13 (2) : 43548

Rauf, A. W. 2000. Peranan Pupuk NPK pada Tanaman Padi. Loka Pengkajian

Teknologi Pertanian No. 01/LPTP/IRJA/99500 : 2115219

Semangun, H. 2007.Penyakit 5 Penyakit Tanaman Hortikultura Di Indonesia.

Gajah Mada University Press, Yogyakarta.


Smith, H. 1995. Molecular biology of plant cells. Blackwell scientific publication,

Oxford.

Tisdale, S. L., Nelson and J. D. Beaton. 2003. Soil Fertility and Fertilizers, Fourth

Ed. Mac Millan Pub. Co. New York.

Wijaya, Y. 2009. Unsur Hara yang Dibutuhkan Tanaman.

http://yudhiwijaya.wordpress.com/2009/02/08/unsur5hara5esensial5yang5dibutuh

kan tanaman/. Diakses pada 23 Maret 2013

Yulianah, I. 2007. Studi Pewarisan Karakter Ketahanan Cabai (Capsicum annuum

L.) terhadap Layu Bakteri (Ralstonia solanacearum). Tesis. IPB. Bogor.

81 hal.

Anda mungkin juga menyukai

  • Struktur Fungsi Sel Jamur
    Struktur Fungsi Sel Jamur
    Dokumen4 halaman
    Struktur Fungsi Sel Jamur
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Pendahuluan Latar Belakang
    Pendahuluan Latar Belakang
    Dokumen16 halaman
    Pendahuluan Latar Belakang
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Lanjutann
    Lanjutann
    Dokumen2 halaman
    Lanjutann
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Curah Hujan
    Curah Hujan
    Dokumen12 halaman
    Curah Hujan
    AdiLaDiLaFradiLa
    Belum ada peringkat
  • Isi Paper
    Isi Paper
    Dokumen19 halaman
    Isi Paper
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Padi
    Padi
    Dokumen7 halaman
    Padi
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • LIPID Kelompok 3
    LIPID Kelompok 3
    Dokumen21 halaman
    LIPID Kelompok 3
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Ozon Adalah Oks-WPS Office
    Ozon Adalah Oks-WPS Office
    Dokumen6 halaman
    Ozon Adalah Oks-WPS Office
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Haspem Tunas
    Haspem Tunas
    Dokumen5 halaman
    Haspem Tunas
    Dilla Oka Pradita
    Belum ada peringkat
  • Kebutuhan panga-WPS Office
    Kebutuhan panga-WPS Office
    Dokumen2 halaman
    Kebutuhan panga-WPS Office
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen2 halaman
    Cover
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Paper Petlan-1
    Paper Petlan-1
    Dokumen10 halaman
    Paper Petlan-1
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Aaa
    Aaa
    Dokumen3 halaman
    Aaa
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Kalusss
    Kalusss
    Dokumen13 halaman
    Kalusss
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Lampiran 1
    Lampiran 1
    Dokumen5 halaman
    Lampiran 1
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen7 halaman
    Penda Hulu An
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Penda Hulu An
    Penda Hulu An
    Dokumen7 halaman
    Penda Hulu An
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Eeeenzimm CMC
    Eeeenzimm CMC
    Dokumen1 halaman
    Eeeenzimm CMC
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen2 halaman
    Kata Pengantar
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • B.I NMR 2
    B.I NMR 2
    Dokumen1 halaman
    B.I NMR 2
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • BIOAVTUR
    BIOAVTUR
    Dokumen5 halaman
    BIOAVTUR
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Laporan Penyifatan Pupuk
    Laporan Penyifatan Pupuk
    Dokumen14 halaman
    Laporan Penyifatan Pupuk
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Kultur Teknik Fusi Protoplast
    Kultur Teknik Fusi Protoplast
    Dokumen9 halaman
    Kultur Teknik Fusi Protoplast
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Kedelai Wps Office
    Kedelai Wps Office
    Dokumen16 halaman
    Kedelai Wps Office
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • STATISTIK
    STATISTIK
    Dokumen5 halaman
    STATISTIK
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • BAB I Padi
    BAB I Padi
    Dokumen3 halaman
    BAB I Padi
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • BAB I Padi PDF
    BAB I Padi PDF
    Dokumen6 halaman
    BAB I Padi PDF
    Hafipa Lubis
    Belum ada peringkat
  • Kultur Teknik Fusi Protoplast
    Kultur Teknik Fusi Protoplast
    Dokumen17 halaman
    Kultur Teknik Fusi Protoplast
    Dek Pipin
    Belum ada peringkat