PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bimbingan konseling merupakan bagian terpadu dari proses pendidikan
yang memiliki peranan dalam meningkatkan sumber daya manusia, potensi, bakat,
minat, kepribadian, prestasi seseorang (peserta didik), dan mengembangkan
kemampuan yang meliputi masalah akademik dan keterampilan.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling ada enam bidang bimbingan
yang harus diberikan yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
belajar dan bimbingan karir, bimbingan kehidupan beragama dan bimbingan
kehidupan berkeluarga. Bimbingan karir pada hakekatnya merupakan salah satu
upaya pendidikan melalui pendekatan pribadi dalam membantu individu untuk
mencapai kompetisi yang diperlukan dalam menghadapi masalah-masalah karir.
Rochman Natawijaya mengartikan bimbingan karir adalah proses
membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri
pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja di luar dirinya, mempertemukan
gambaran tentang dirinya dengan dunia kerja itu, untuk akhirnya dapat memilih
bidang pekerjaan, menyiapkan diri untuk bidang pekerjaan, memasuki dunia kerja
dan membina karir dalam dunia tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa bimibingan
karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu melalui
berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakan karirnya dengan
mantap sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian
serta faktor-faktor yang mendukung kemajuan dirinya. Faktor-faktor yang
mendukung perkembangan diri tersebut misalnya informasi karir yang diperoleh
siswa dan status sosial ekonomi orang tua. Guru pembimbing hendaknya dapat
membantu siswa merencanakan karirnya sesuai dengan kemampuan, bakat dan
minat yang dimilikinya. Moh. Surya menyatakan bahwa tujuan bimbingan karir
adalah agar siswa dapat memberikan penilaian pekerjaan secara tepat[1].
Bimbingan karier tidak hanya sekedar memberikan respon kepada
masalah-masalah yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan.
Penggunaan istilah karier didalamnya terkandung makna pekerjaan dan jabatan
sekaligus rangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan hidup seseorang. Hattari
menyebutkan bahwa istilah bimbingan karier mengandung konsep yang lebih
luas. Bimbingan jabatan menekankan pada keputusan yang menentukan pekerjaan
tertentu sedangkan bimbingan karier menitikberatkan pada perencanaan
kehidupan seseorang dengan mempertimbangkan keadaan dirinya dengan
lingkungannya agar ia memperoleh pandangan yang lebih luas tentang pengaruh
dari segala peranan positif yang layak dilaksanakannya dalam masyarakat.
Perubahan istilah dari bimbingan jabatan (vocational guidance) ke
bimbingan karier mengandung konsekuensi terhadap peran dan tugas konselor
dalam memberikan layanan bimbingan terhadap para siswanya. Peran dan tugas
konselor tidak hanya sekedar membimbing siswa dalam menentukan pilihan-
pilihan kariernya, tetapi dituntut pula untuk membimbing siswa agar dapat
memahami diri dan lingkungannya dalam rangka persiapannya dalam menghadapi
dunia karir.
Dengan pemahaman siswa tentang karir maka siswa di harapkan mampu
mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam menghadapi dunia karir. Salah satu
persiapan yang dapat di lakukan siswa adalah melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi sebelum terjun ke dunia karir. Perguruan tinggi merupakan
lembaga pendidikan yang berusaha mencetak Sumber Daya Manusia yang
berkualitas yang bertujuan agar para seseorang mampu bersaing di dunia global
terutama berkaitan dengan karir.
Banyak Peguruan tinggi yang menyediakan berbagai pilihan studi, di
antara satu perguruan tinggi dengan perguruan tinggi lainnya pada umumnya ada
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh sebab itu, seseorang yang ingin
melanjutkan Pendidikan ke perguruan tinggi harus melakukan pertimbangan
terhadap beberapa hal, di antaranya antara lain Bakat yang di milikinya, minat,
serta kepribadiannya. Dengan adanya pemahaman diri, maka seseorang bisa
mengkorelasikan antara bakat, minat serta kepribadian yang di milikinya dengan
pemilihan Perguruan tinggi terutama yang berkaitan dengan pemilihan jurusan.
SMA Muhammadiyah Enrekang Merupakan lembaga Pendidikan yang
sangat antusias dalam memberikan bimbingan dan layanan Bimbingan konseling,
termasuk bimbingan karir. Secara khusus di jelaskan pihak sekolah bahwa
bimbingan karir yang di selenggarakan bertujuan agar siswa memiliki pemahaman
dan persiapan dalam menghadapi dunia karir. Kata “persiapan” di sini bermakna
bahwa siswa harus benar-benar mempersiapkan diri sebelum terjun ke dunia karir,
salah satu cara yang dapat di lakukan untuk mempersiapkan diri dalam
menghadapi dunia karir adalah melanjutkan Pendidikan ke perguruan tinggi guna
menambah kompetensi yang harus di miliki seseorang sebagai syarat khusus
memasuki dunia karir. Namun demikian, tidak semua siswa memiliki motivasi
untuk melanjutkan Pendidikan ke perguruan tinggi setelah mendapatkan
bimbingan karir.
Pendidikan yang di selenggarakan di SMA pada hakikatnya tidak secara
khusus mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang siap kerja karena Pendidikan
yang di terapkan lebih bersifat teoritis, berbeda dengan Pendidikan yang di
selenggarakan di SMK yang berusaha menciptakan Sumber Daya Manusia yang
siap menghadapi dunia kerja setelah siswa lulus. Hal ini tentu saja menjadi
pertanyaan dan kekhawatiran semua pihak, terutama menyangkut mampu atau
tidaknya lulusan SMA bersaing di dunia karir.
Berdasarkan gejala di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: “KORELASI ANTARA BIMBINGAN KARIR DENGAN
MOTIVASI MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI
PADA SISWA KELAS XII SMA MUHAMMADIYAH ENREKANG”
C. Penegasan istilah
1. Korelasi
Korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat antara
satu objek dengan objek lain.[2]
2. Bimbingan karir
Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan
pendekatan terhadap individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya,
memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja, merencanakan masa
depannya, dengan bentuk kehidupan yang di harapkannya, untuk
menetukan pilihannya, dan mengambil suatu keputusan bahwa
keputusannya tersebut adalah paling tepat.
3. Motivasi
Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah
laku yang menuntu atau mendorong seseorang untuk memenuhi
kebutuhan.
4. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya
di masa yang akan datang.
5. Perguruan tinggi
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara
pendidikan tinggi.
D. Permasalahan
1. Identifikasi masalah
Sebagai mana yang telah di paparkan dalam latar belakang
masalah bahwa persoalan pokok kajian ini adalah Bimbingan karir dan
motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, berdasarkan pokok
tersebut, maka identifikasi permasalahannya adalah sebagai berikut:
a. motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi Siswa kelas XII
SMA Muhammadiyah Enrekang masih rendah
b. Sikap siswa kelas XII terhadap pelaksanaan Bimbingan karir di SMA
Muhammadiyah Enrekang masih rendah
c. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan bimbingan karir
dalam memotivasi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi di SMA Muhammadiyah Enrekang.
2. Pembatasan masalah
Mengingat banyaknya persoalan yang mengitari kajian ini seperti
yang di kemukakan dalam identifikasi di atas, maka penulis memfokuskan
pada korelasi antara bimbingan karir dengan motivasi siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan factor-faktor yang
mempengaruhinya.
3. Rumusan masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, dapat di susun rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan karir dalam memotivasi siswa
untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa
kelas XII SMA Muhammadiyah Enrekang?
2. Bagaimana motivasi melanjutkan Pendidikan ke perguruan tinggi
pada siswa kelas XII SMA Muhammadiyah Enrekang?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi siswa kelas
XII SMA Muhammadiyah Enrekang untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi?
2.Manfaat penelitian
a) Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan tentang pelaksanaan bimbingan karir
dalam memotivasi siswa kelas XII SMA Muhammadiyah Enrekang untuk
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan dapat di jadikan sebagai
referensi untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.
b) Manfaat Praktis
Dapat di jadikan masukan dalam meningkatkan mutu pelaksanaan
bimbingan karir dalam memotivasi siswa kelas XII SMA Muhammadiyah
Enrekang untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kerangka teoritis
1. Bimbingan karir
a. Pengertian Bimbingan Karir
Bimbingan karir juga merupakan salah satu bidang dalam
bimbingan dan konseling yang ada di sekolah-sekolah. Menurut BP3K,
Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha
membantu individu membantu dalam memecahkan masalah karir untuk
memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya dengan masa
depannya.[3]
Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan
pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang
bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal
dunia kerja merencankan masa depan dengan bentuk kehidupan yang
diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan
bahwa keputusannya tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan
dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tunutan
pekerjaan / karir yang dipilihnya.[4]
Menurut Winkel, bimbingan karir adalah bantuan dalam
mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, memilih lapangan
pekerjaan atau jabatan tertentu serta membekali diri agar siap memangku
jabatan tersebut dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan
dari lapangan pekerjaan yang telah di masuki.[5]
Menurut Rahman Natwijaya, Bimbingan karir adalah proses
membantu individu untuk mengetahui dan menerima gambaran tentang
diri pribadinya dan gambaran tentang dunia karir di luar dirinya,
mempertemukan gambaran tentang dirinya dengan dunia kerja,untuk pada
akhirnya dapat memilih pekerjaan, menyiapkan diri untuk bidang
pekerjaan, memasukinya dan membina karir dalam bidang tersebut.[6]
3. Teori Motivasi
Banyak orang yang mencoba menjelaskan bagaimana semua motivasi
bekerja. Berikut adalah beberapa diantaranya:
1. Teori Insentif. Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan
bergerak atau mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia
dapatkan.
2. Dorongan Biologis. Yang dimaksud biologis bukan hanya masalah seksual
saja. Termasuk didalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah
pemicu atau rangsangan, tubuh kita akan bereaksi.
3. Teori Hirarki Kebutuhan Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita
mengenal hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan lebih
lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan
kemanan, kebutuhan akan pengakuan sosial, kebutuhan penghargaan,
sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.
4. Takut Kehilangan versus Kepuasan. Teori ini mengatakan bahwa ada
dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan
dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan adalah
adalah ketakutan akan kehilangan yang sudah dimiliki.
B. Pendidikan
Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Pendidikan berasal dari kata "didik",
Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik" artinya
memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan
diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran.
Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata "Pedagogi" yaitu
kata "paid" artinya "anak" sedangkan "agogos" yang artinya membimbing
"sehingga " pedagogi" dapat di artikan sebagai "ilmu dan seni mengajar anak".
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang.[14]
Wikipedia, Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dari pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
C. Perguruan tinggi
a.Pengertian Perguruan Tinggi
Menurut Bishri, perguruan tinggi adalah suatu lembaga pendidikan
yang terfokus kepada penguasaan keahlian–keahlian yang lebih spesifik.
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi.
Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik
perguruan tinggi disebut dosen.
b.Bentuk Perguruan Tinggi
Menurut Undang-undang RI. No 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, bentuk perguruan tinggi sebagai berikut:
1. Akademi merupakan pendidikan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan terapan pada satu cabang sebagai ilmu pengetahuan atau
kesenian tertentu[15].
2. Politeknik adalah pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
terapan dalam sejumlah pengetahuan khusus
3. Sekolah tinggi merupakan pendidikan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan akademik dan/atau professional dalam bidang disiplin ilmu
tertentu
4. Institut adalah pendidikan tinggi yang terdiri dari sejumlah fakultas yang
menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau professional dalam
sejumlah disiplin ilmu tertentu[16].
5. Universitas adalah pendidikan tinggi yang terdiri dari atas sejumlah
fakultas dari bermacam-macam disiplin imu.
A.Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SMA Muhammadiyah Enrekang Kecamatan
Enrekang Kab. Enrekang. Pemilihan lokasi ini di dasari bahwa kajian yang
penulis teliti ada di lokasi.