Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Bimbingan konseling merupakan bagian terpadu dari proses pendidikan
yang memiliki peranan dalam meningkatkan sumber daya manusia, potensi, bakat,
minat, kepribadian, prestasi seseorang (peserta didik), dan mengembangkan
kemampuan yang meliputi masalah akademik dan keterampilan.
Dalam pelayanan bimbingan dan konseling ada enam bidang bimbingan
yang harus diberikan yaitu bimbingan pribadi, bimbingan sosial, bimbingan
belajar dan bimbingan karir, bimbingan kehidupan beragama dan bimbingan
kehidupan berkeluarga. Bimbingan karir pada hakekatnya merupakan salah satu
upaya pendidikan melalui pendekatan pribadi dalam membantu individu untuk
mencapai kompetisi yang diperlukan dalam menghadapi masalah-masalah karir.
Rochman Natawijaya mengartikan bimbingan karir adalah proses
membantu seseorang untuk mengerti dan menerima gambaran tentang diri
pribadinya dan gambaran tentang dunia kerja di luar dirinya, mempertemukan
gambaran tentang dirinya dengan dunia kerja itu, untuk akhirnya dapat memilih
bidang pekerjaan, menyiapkan diri untuk bidang pekerjaan, memasuki dunia kerja
dan membina karir dalam dunia tersebut.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa bimibingan
karir merupakan suatu proses bantuan yang diberikan pada individu melalui
berbagai cara dan bentuk layanan agar ia mampu merencanakan karirnya dengan
mantap sesuai dengan bakat, minat dan kemampuan, pengetahuan dan kepribadian
serta faktor-faktor yang mendukung kemajuan dirinya. Faktor-faktor yang
mendukung perkembangan diri tersebut misalnya informasi karir yang diperoleh
siswa dan status sosial ekonomi orang tua. Guru pembimbing hendaknya dapat
membantu siswa merencanakan karirnya sesuai dengan kemampuan, bakat dan
minat yang dimilikinya. Moh. Surya menyatakan bahwa tujuan bimbingan karir
adalah agar siswa dapat memberikan penilaian pekerjaan secara tepat[1].
Bimbingan karier tidak hanya sekedar memberikan respon kepada
masalah-masalah yang muncul, akan tetapi juga membantu memperoleh
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam pekerjaan.
Penggunaan istilah karier didalamnya terkandung makna pekerjaan dan jabatan
sekaligus rangkaian kegiatan dalam mencapai tujuan hidup seseorang. Hattari
menyebutkan bahwa istilah bimbingan karier mengandung konsep yang lebih
luas. Bimbingan jabatan menekankan pada keputusan yang menentukan pekerjaan
tertentu sedangkan bimbingan karier menitikberatkan pada perencanaan
kehidupan seseorang dengan mempertimbangkan keadaan dirinya dengan
lingkungannya agar ia memperoleh pandangan yang lebih luas tentang pengaruh
dari segala peranan positif yang layak dilaksanakannya dalam masyarakat.
Perubahan istilah dari bimbingan jabatan (vocational guidance) ke
bimbingan karier mengandung konsekuensi terhadap peran dan tugas konselor
dalam memberikan layanan bimbingan terhadap para siswanya. Peran dan tugas
konselor tidak hanya sekedar membimbing siswa dalam menentukan pilihan-
pilihan kariernya, tetapi dituntut pula untuk membimbing siswa agar dapat
memahami diri dan lingkungannya dalam rangka persiapannya dalam menghadapi
dunia karir.
Dengan pemahaman siswa tentang karir maka siswa di harapkan mampu
mempersiapkan diri sebaik mungkin dalam menghadapi dunia karir. Salah satu
persiapan yang dapat di lakukan siswa adalah melanjutkan pendidikan ke
perguruan tinggi sebelum terjun ke dunia karir. Perguruan tinggi merupakan
lembaga pendidikan yang berusaha mencetak Sumber Daya Manusia yang
berkualitas yang bertujuan agar para seseorang mampu bersaing di dunia global
terutama berkaitan dengan karir.
Banyak Peguruan tinggi yang menyediakan berbagai pilihan studi, di
antara satu perguruan tinggi dengan perguruan tinggi lainnya pada umumnya ada
kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh sebab itu, seseorang yang ingin
melanjutkan Pendidikan ke perguruan tinggi harus melakukan pertimbangan
terhadap beberapa hal, di antaranya antara lain Bakat yang di milikinya, minat,
serta kepribadiannya. Dengan adanya pemahaman diri, maka seseorang bisa
mengkorelasikan antara bakat, minat serta kepribadian yang di milikinya dengan
pemilihan Perguruan tinggi terutama yang berkaitan dengan pemilihan jurusan.
SMA Muhammadiyah Enrekang Merupakan lembaga Pendidikan yang
sangat antusias dalam memberikan bimbingan dan layanan Bimbingan konseling,
termasuk bimbingan karir. Secara khusus di jelaskan pihak sekolah bahwa
bimbingan karir yang di selenggarakan bertujuan agar siswa memiliki pemahaman
dan persiapan dalam menghadapi dunia karir. Kata “persiapan” di sini bermakna
bahwa siswa harus benar-benar mempersiapkan diri sebelum terjun ke dunia karir,
salah satu cara yang dapat di lakukan untuk mempersiapkan diri dalam
menghadapi dunia karir adalah melanjutkan Pendidikan ke perguruan tinggi guna
menambah kompetensi yang harus di miliki seseorang sebagai syarat khusus
memasuki dunia karir. Namun demikian, tidak semua siswa memiliki motivasi
untuk melanjutkan Pendidikan ke perguruan tinggi setelah mendapatkan
bimbingan karir.
Pendidikan yang di selenggarakan di SMA pada hakikatnya tidak secara
khusus mempersiapkan Sumber Daya Manusia yang siap kerja karena Pendidikan
yang di terapkan lebih bersifat teoritis, berbeda dengan Pendidikan yang di
selenggarakan di SMK yang berusaha menciptakan Sumber Daya Manusia yang
siap menghadapi dunia kerja setelah siswa lulus.  Hal ini tentu saja menjadi
pertanyaan dan kekhawatiran semua pihak, terutama menyangkut mampu atau
tidaknya lulusan SMA bersaing di dunia karir.
Berdasarkan gejala di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian
dengan judul: “KORELASI ANTARA BIMBINGAN KARIR DENGAN
MOTIVASI MELANJUTKAN PENDIDIKAN KE PERGURUAN TINGGI
PADA SISWA KELAS XII SMA MUHAMMADIYAH ENREKANG”

B. Alasan memilih judul


Adapun alasan penulis memilih judl penelitian di atas adalah:
1. Kajian masalah ini sesuai dengan disiplin ilmu yang sedang peneliti
pelajari.
2. Pelayanan bimbingan konseling banyak mempengaruhi tingkat motivasi
siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi
3. Sepanjang pengetahuan penulis, judul tersebut di atas belum di teliti oleh
peneliti terdahulu
4. Lokasi penelitian ini terjangkau oleh penulis untuk melakukan penelitian

C. Penegasan istilah
1. Korelasi
Korelasi adalah hubungan timbal balik atau sebab akibat antara
satu objek dengan objek lain.[2]
2. Bimbingan karir
Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan
pendekatan terhadap individu yang bersangkutan dapat mengenal dirinya,
memahami dirinya, dan mengenal dunia kerja, merencanakan masa
depannya, dengan bentuk kehidupan yang di harapkannya, untuk
menetukan pilihannya, dan mengambil suatu keputusan bahwa
keputusannya tersebut adalah paling tepat.
3. Motivasi
Motivasi adalah segala sesuatu yang menjadi pendorong tingkah
laku yang menuntu atau mendorong seseorang untuk memenuhi
kebutuhan.
4. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar untuk menyiapkan peserta didik
melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya
di masa yang akan datang.
5. Perguruan tinggi
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara
pendidikan tinggi.
D. Permasalahan
1. Identifikasi masalah
Sebagai mana yang telah di paparkan dalam latar belakang
masalah bahwa persoalan pokok kajian ini adalah Bimbingan karir dan
motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi, berdasarkan pokok
tersebut, maka identifikasi permasalahannya adalah sebagai berikut:
a. motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi Siswa kelas XII
SMA Muhammadiyah Enrekang masih rendah
b. Sikap siswa kelas XII terhadap pelaksanaan Bimbingan karir di SMA
Muhammadiyah Enrekang masih rendah
c. Faktor-faktor apa yang mempengaruhi pelaksanaan bimbingan karir
dalam memotivasi siswa untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi di SMA Muhammadiyah Enrekang.

2. Pembatasan masalah
Mengingat banyaknya persoalan yang mengitari kajian ini seperti
yang di kemukakan dalam identifikasi di atas, maka penulis memfokuskan
pada korelasi antara bimbingan karir dengan motivasi siswa untuk
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan factor-faktor yang
mempengaruhinya.

3. Rumusan masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, dapat di susun rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pelaksanaan bimbingan karir dalam memotivasi siswa
untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi pada siswa
kelas XII SMA Muhammadiyah Enrekang?
2. Bagaimana motivasi melanjutkan Pendidikan ke perguruan tinggi
pada siswa kelas XII SMA Muhammadiyah Enrekang?
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi motivasi siswa kelas
XII SMA Muhammadiyah Enrekang untuk melanjutkan
pendidikan ke perguruan tinggi?

E.Tujuan dan manfaat penelitian


1. Tujuan penelitian
Berdasarkan rumusan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah:
a. Untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan bimbingan karir yang di
berikan kepada siswa kelas XII SMA Muhammadiyah Enrekang
b. Untuk mengetahui bagaimana motivasi siswa kelas XII SMA
Muhammadiyah Enrekang untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan
tinggi.
c. Untuk mengetahui Korelasi antara Bimbingan karir dengan motivasi siswa
kelas XII SMA Muhammadiyah Enrekang untuk melanjutkan Pendidikan
ke perguruan tinggi

2.Manfaat penelitian
a) Manfaat Teoritis
Menambah pengetahuan tentang pelaksanaan bimbingan karir
dalam memotivasi siswa kelas XII SMA Muhammadiyah Enrekang untuk
melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi dan dapat di jadikan sebagai
referensi untuk melakukan penelitian-penelitian selanjutnya.
b) Manfaat Praktis
Dapat di jadikan masukan dalam meningkatkan mutu pelaksanaan
bimbingan karir dalam memotivasi siswa kelas XII SMA Muhammadiyah
Enrekang untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.
BAB II
KAJIAN TEORI

A. Kerangka teoritis
1. Bimbingan karir
a. Pengertian Bimbingan Karir
Bimbingan karir juga merupakan salah satu bidang dalam
bimbingan dan konseling yang ada di sekolah-sekolah. Menurut BP3K,
Bimbingan karir merupakan salah satu jenis bimbingan yang berusaha
membantu individu membantu dalam memecahkan masalah karir untuk
memperoleh penyesuaian diri yang sebaik-baiknya dengan masa
depannya.[3]
Bimbingan karir adalah suatu proses bantuan, layanan dan
pendekatan terhadap individu (siswa/remaja), agar individu yang
bersangkutan dapat mengenal dirinya, memahami dirinya, dan mengenal
dunia kerja merencankan masa depan dengan bentuk kehidupan yang
diharapkan untuk menentukan pilihan dan mengambil suatu keputusan
bahwa keputusannya tersebut adalah paling tepat sesuai dengan keadaan
dirinya dihubungkan dengan persyaratan-persyaratan dan tunutan
pekerjaan / karir yang dipilihnya.[4]
Menurut Winkel, bimbingan karir adalah bantuan dalam
mempersiapkan diri menghadapi dunia pekerjaan, memilih lapangan
pekerjaan atau jabatan tertentu serta membekali diri agar siap memangku
jabatan tersebut dan dalam menyesuaikan diri dengan tuntutan-tuntutan
dari lapangan pekerjaan yang telah di masuki.[5]
Menurut Rahman Natwijaya, Bimbingan karir adalah proses
membantu individu untuk mengetahui dan menerima gambaran tentang
diri pribadinya dan gambaran tentang dunia karir di luar dirinya,
mempertemukan gambaran tentang dirinya dengan dunia kerja,untuk pada
akhirnya dapat memilih pekerjaan, menyiapkan diri untuk bidang
pekerjaan, memasukinya dan membina karir dalam bidang tersebut.[6]

b. Prinsip Bimbingan karir


Secara umum prinsip-prinsip bimbingan karier adalah sebagai berikut:
1. Seluruh siswa hendaknya mendapat kesempatan yang sama untuk
mengembangkan dirinya dalam pencapaian kariernya secara tepat. Semua
siswa memiliki kesempatan yang sama dalam menggunakan fasilitas
bimbingan karier. Tidak ada perkecualian baik itu yang kaya maupun yang
miskin. Setiap siswa memiliki hak yang sama untuk mengembangkan diri
dan merencanakan karier sesuai dengan kemampuan yang ada pada
dirinya, melalui bimbingan karier.
2. Setiap siswa hendaknya memahami bahwa karier itu adalah sebagai suatu
jalan hidup, dan pendidikan adalah sebagai persiapan dalam hidup.
Bimbingan karier memberikan pemahaman kepada siswa dalam berkarier,
bahwa setelah lulus, mereka membutuhkan suatu tempat dan karya untuk
mengaplikasikan ilmu yang telah diterima dibangku sekolah. Karier
tersebut dijadikan sarana untuk mencapai kebahagiaan hidup dan masa
depannya. Dengan bimbingan karier siswa mempunyai kemandirian dalam
menentukan dan memilih karier yang dapat memberikan kebahagiaan
hidup dan masa depannya.
3. Siswa hendaknya dibantu dalam mengembangkan pemahaman yang cukup
memadahi terhadap diri sendiri dan kaitannya dengan perkembangan
sosial pribadi dan perencanaan pendidikan karier. Pemahaman diri sebagai
langkah awal dalam merencanakan karier, memberikan dorongan bagi
siswa untuk mengenal dan mengetahui segala yang ada dalam dirinya.
Dengan pemahaman diri, siswa memiliki kemampuan dalam menentukan
dan memilih karier mana yang cocok/ sesuai dan mampu memberikan
kesenangan dalam menjalaninya.
4. Siswa secara keseluruhan hendaknya dibantu untuk memperoleh
pemahaman tentang hubungan antara pendidikannya dan kariernya.
5. Setiap siswa hendaknya memilih kesempatan untuk menguji konsep,
berbagai peranan dan ketrampilannya guna mengembangkan nilainilai dan
norma-norma yang memiliki aplikasi bagi karier di masa depannya.
6. Program Bimbingan Karier di sekolah hendaknya diintegrasikan secara
fungsional dengan program bimbingan dan konseling pada khususnya.
Program materi bimbingan karier dalam penyampaiannya diintegrasikan
dengan materi bimbingan konseling. Hal ini dilakukan karena bimbingan
karier merupakan bagian dari bimbingan
7. Program bimbingan karier di sekolah hendaknya berpusat di kelas, dengan
koordinasi oleh pembimbing, disertai partisipasi orang tua dan kontribusi
masyarakat. Sampai saat ini pelaksanaan bimbingan karir yang diberikan
semenjak kelas 1 hingga kelas 3, memberikan pelayanan ganda, yaitu
diruangan bimbingan dan diruang kelas. Di kelas siswa mempunyai
kesempatan yang sama dalam dalam memperoleh bimbingan, dan
didukung partisipasi orang tua dan peran masyarakat disekitarnya. Dari
beberapa prinsip yang terdapat dalam bimbingan karier tersebut dapat
disimpulkan bahwa, bimbingan karier dalam pelaksanaannya memiliki
pedoman yang umum dan jelas dalam memberikan pelayanan kepada
siswanya dalam mendeteksi diri, memberikan layanan tentang
karakteristik dunia kerja sehingga mampu menciptakan kemandirian siswa
dalam menentukan arah pilih karier yang sesuai dengan keadaan dirinya,
agar mampu mencapai kebahagiaan hidup dimasa depan kariernya.

2. Tujuan Bimbingan karir


Secara umum tujuan diselenggarakannya Bimbingan Karier ialah
membantu siswa dalam pemahaman dirinya dan lingkungannya, dalam
pengambilan keputusan, perencanaan, dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang
menuju kepada karier dan cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan
karena sesuai, serasi, dan seimbang dengan dirinya dan lingkungannya.
Sedangkan tujuan khusus yang menjadi sasaran Bimbingan Karier di SMA,
diantaranya:
1.   Bimbingan karier bertujuan agar siswa memperoleh informasi tentang karir
atau pekerjaan atau profesi tertentu secara benar. [7]Pemahaman diri (konsep
diri) adalah merupakan citra diri sendiri. Atau dengan pengertian lain
pemahaman diri yang meliputi pengetahuan tentang kemampuan kerja, minat,
kebutuhan hidup dan nilai-nilai. Hal ini nantinya sebagai langkah awal dalam
menentukan arah pilih karier yang tepat bagi siswa sehingga tercipta adanya
sikap kemandirian siswa dalam memilih karier yang sesuai dengan
pemahaman dirinya.
2.   Bimbingan karier bertujuan agar siswa dapat meningkatkan pengetahuannya
tentang dunia kerja. Pemahaman tentang dunia kerja meliputi pemahaman
tentang informasi tentang berbagai persyaratan penerimaan dalam dunia kerja,
isi serta sifat suatu lapangan kerja, situasi pekerjaan termasuk dalam aspek
sosial, fisik, administrasi, masa depan suatu pekerjaan, organisasinya, serta
gaya hidup dalam suatu jabatan. Di samping itu yang perlu dipahami ialah
faktor sosial ekonomi keluarga, lingkungan hidup dan relasi serta kesempatan
kerja atau peluang dan pasaran kerja.
3.   Bimbingan karier bertujuan agar siswa dapat mengembangkan sikap dan nilai
diri sendiri dalam menghadapi pilihan lapangan kerja serta dalam persiapan
memasukinya.mbatan-hambatan yang mungkin timbul yang disebabkan oleh
dirinya sendiri dan faktor lingkungan, serta mencari jalan untuk mengatasi
hambatan-hambatan tersebut. Mengembangkan sikap dan nilai yang positif
terhadap diri sendiri dapat dikembangkan oleh anak didik dengan cara:
memahami potensi-potensi diri sendiri, dapat menerima kenyataan tentang diri
sendiri, berani mengambil suatu keputusan tentang apa yang sebaiknya dipilih,
serta memiliki kemampuan daya penalaran untuk mempertimbangkan
berbagai alternatif pemecahan masalah. Disamping itu memiliki pandangan
yang obyektif tentang pekerjaan secara langsung membantu siswa dalam
usaha mengembangkan dan merancang masa depan yang lebih baik dan
cemerlang. Untuk itu siswa memerlukan berbagai informasi tentang cara-cara
hidup orang-orang yang menjabat pekerjaan tertentu, termasuk didalamnya
kepuasan kerja dan nilai-nilai yang terkandung dalam pekerjaan yang
dijabatnya.
4.   Bimbingan karier bertujuan agar siswa dapat meningkatkan keterampilan
berpikir agar mampu mengambil keputusan tentang jabatan yang sesuai
dengan dirinya dan tersedia dalam dunia kerja. Melalui bimbingan karier
siswa akan diarahkan dalam mengenal diri dan kemampuannya untuk
memahami diri dan senantiasa mampu meningkatkan kemampuannya, melatih
dalam merencanakan kariernya sehingga dengan demikian siswa menjadi
terlatih dan bersikap dewasa dalam berpikir dan merencanakan kariernya.
Dengan bimbingan karier diharapkan siswa mampu dalam merencanakan
kariernya dan mampu dalam mengambil keputusan yang tepat untuk kariernya
sehingga tercipta adanya sikap yang positif terhadap karier yang akan menjadi
pilihannya.
5.   Bimbingan karier bertujuan agar siswa dapat menguasai keterampilan dasar
yang penting dalam pekerjaan terutama kemampuan berkomunikasi, bekerja
sama, berprakarsa dan sebagainya. Dunia kerja menuntut adanya
profesionalitas.

3. Motivasi melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi


a. motivasi
1). Pengertian Motivasi
Menurut Abdul rahman saleh, Motivasi adalah segala sesuatu yang
menjadi pendorong tingkah laku yang menuntut atau mendorong seseorang
untuk memenuhi kebutuhan[8]. Sedangkan menurut Mitchell, motivasi
mewakili proses- proses psikologikal, yang menyebabkan timbulnya,
diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan sukarela
(volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu. Sedangkan menurut Hoyt,
Motivasi adalah kekuatan-kekuatan kompleks, dorongan-dorongan,
kebutuhan-kebutuhan, pernyataan-pernyataan ketegangan atau mekanisme
lainnya yang memulai dan menjaga kegiatan-kegiatan yang di inginkan kea
rah penerapan tujuan proporsional [9]
Morgan mengemukakan bahwa motivasi bertalian dengan tiga hal
yang sekaligus merupakan aspek- aspek dari motivasi. Ketiga hal tersebut
adalah: keadaan yang mendorong tingkah laku ( motivating states ), tingkah
laku yang di dorong oleh keadaan tersebut ( motivated behavior ), dan
tujuan dari pada tingkah laku tersebut ( goals or ends of such behavior ).
Menurut Stephen, Motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan
menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan kebutuhan
individu[10]. Menurut Santrock, motivasi adalah proses memberi semangat,
arah dan kegigihan perilaku[11]. Sardiman juga menyatakan, motivasi dapat
juga dikatakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi
tertentu, sehingga seseorang  mau dan ingin melakukan sesuatu.[12]
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi adalah
merupakan sejumlah proses- proses psikologikal, yang menyebabkan
timbulnya, diarahkanya, dan terjadinya persistensi kegiatan- kegiatan
sukarela (volunter) yang diarahkan ke tujuan tertentu, baik yang bersifat
internal, atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya
sikap antusiasme dan persistensi.
2).Ciri-ciri motivasi
Menurut Sardiman ciri-ciri motivasi yang ada pada diri seseorang adalah :
1. Tekun dalam menghadapi tugas.
2. Ulet menghadapai kesulitan.
3. Menunjukkan minat terhadap bermacam-macam masalah.
4. Lebih senang bekerja mandiri.
5. Cepat bosan dengan tugas-tugas yang rutin.
6. Dapat mempertahankan pendapatnya.
7. Tidak mudah melepaskan hal yang diyakini.
8. Senang mencari dan memecahkan masalah.[13]

3. Teori Motivasi 
Banyak orang yang mencoba menjelaskan bagaimana semua motivasi
bekerja. Berikut adalah beberapa diantaranya:
1. Teori Insentif. Yaitu teori yang mengatakan bahwa seseorang akan
bergerak atau mengambil tindakan karena ada insentif yang akan dia
dapatkan.
2. Dorongan Biologis. Yang dimaksud biologis bukan hanya masalah seksual
saja. Termasuk didalamnya dorongan makan dan minum. Saat ada sebuah
pemicu atau rangsangan, tubuh kita akan bereaksi.
3. Teori Hirarki Kebutuhan Teori ini dikenalkan oleh Maslow sehingga kita
mengenal hirarki kebutuhan Maslow. Teori ini menyajikan alasan lebih
lengkap dan bertingkat. Mulai dari kebutuhan fisiologis, kebutuhan akan
kemanan, kebutuhan akan pengakuan sosial, kebutuhan penghargaan,
sampai kebutuhan akan aktualisasi diri.
4. Takut Kehilangan versus Kepuasan. Teori ini mengatakan bahwa ada
dasarnya ada dua faktor yang memotivasi manusia, yaitu takut kehilangan
dan demi kempuasan (terpenuhinya kebutuhan). Takut kehilangan adalah
adalah ketakutan akan kehilangan yang sudah dimiliki.

B. Pendidikan
Dalam Kamus Bahasa Indonesia,  Pendidikan berasal dari kata "didik",
Lalu kata ini mendapat awalan kata "me" sehingga menjadi "mendidik" artinya
memelihara dan memberi latihan. Dalam memelihara dan memberi latihan
diperlukan adanya ajaran, tuntutan dan pimpinan mengenai akhlak dan
kecerdasan pikiran.
Menurut bahasa Yunani : pendidikan berasal dari kata "Pedagogi" yaitu
kata "paid" artinya "anak" sedangkan "agogos" yang artinya membimbing
"sehingga " pedagogi" dapat di artikan sebagai "ilmu dan seni mengajar anak".
Menurut UU No.20 tahun 2003 tentang sistem Pendidikan Nasional,
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran untuk menyiapkan peserta didik melalui
kegiatan bimbingan, pengajaran, dan/atau latihan bagi peranannya di masa
yang akan datang.[14]
Wikipedia,  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta
keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.
Dari pernyataan diatas dapat di tarik kesimpulan bahwa Pendidikan
adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran atau pelatihan agar peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi dirinya supaya memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, emosional, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat.

C. Perguruan tinggi
a.Pengertian Perguruan Tinggi
Menurut Bishri, perguruan tinggi adalah suatu lembaga pendidikan
yang terfokus kepada penguasaan keahlian–keahlian yang lebih spesifik.
Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tinggi.
Peserta didik perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pendidik
perguruan tinggi disebut dosen.
b.Bentuk Perguruan Tinggi
Menurut Undang-undang RI. No 20 Tahun 2003 tentang sistem
pendidikan nasional, bentuk perguruan tinggi sebagai berikut:
1. Akademi merupakan pendidikan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan terapan pada satu cabang sebagai ilmu pengetahuan atau
kesenian tertentu[15].
2. Politeknik adalah pendidikan tinggi yang menyelenggarakan pendidikan
terapan dalam sejumlah pengetahuan khusus
3. Sekolah tinggi merupakan pendidikan tinggi yang menyelenggarakan
pendidikan akademik dan/atau professional dalam bidang disiplin ilmu
tertentu
4. Institut adalah pendidikan tinggi yang terdiri dari sejumlah fakultas yang
menyelenggarakan pendidikan akademik dan/atau professional dalam
sejumlah disiplin ilmu tertentu[16].
5. Universitas adalah pendidikan tinggi yang terdiri dari atas sejumlah
fakultas dari bermacam-macam disiplin imu.

4. Hubungan antara Bimbingan karir dengan Motivasi melanjutkan pendidikan ke


perguruan tinggi
Berdasarkan tujuan umum Bimbingan karir yakni membantu siswa dalam
pemahaman dirinya dan lingkungannya, dalam pengambilan keputusan,
perencanaan, dan pengarahan kegiatan-kegiatan yang menuju kepada karier dan
cara hidup yang akan memberikan rasa kepuasan karena sesuai, serasi, dan
seimbang dengan dirinya dan lingkungannya, maka sudah semestinya bahwa
pelaksanaan Bimbingan Karir yang di laksanakan secara terpadu akan mampu
memberikan dorongan kepada siswa untuk terus meningkatkan kompetensi-
kompetensi yang di butuhkan dalam pengambilan keputusan dan pengarahan-
pengarahan kegiatan kepada karirnya nanti.
Pada saat ini persaingan global sedang mengalami masa puncak sehingga
Individu di tuntut mempersiapkan diri sebaik mungkin untuk bisa bertahan  di
dalam persaingan tersebut. Pendidikan yang hanya sebatas Sekolah Menengah
Atas tidak secara maksimal mengisi diri dengan berbagai keahlian-keahlian
khusus seperti yang di harapkan siswa, pendidikan di SMA hanya di tekankan
penguasaan materi secara umum. Berbeda halnya dengan Pendidikan yang di
selenggarakan di SMK yang secara khusus telah di rancang kurikulum yang
berorientasikan dengan dunia karir secara langsung sehingga setelah
menamatkan pendidikan siswa mampu menghadapi dunia karir secara nyata.
Peran sekolah sangat di tuntut dalam hal ini, terutama Konselor sekolah.
Konselor sekolah harus inisiatif dan rreatif dalam memberikan pelayanan kepada
siswanya. Semua pelayanan memiliki tujuan masing-masing. Berkenaan dengan
pelaksanaan bimbingan karir, konselor sekolah bisa menggunakan 9 jenis
layanan yang tercakup dalam BK Pola 17+. Dengan pelaksanaan yang maksimal
maka secara umum tujuan Pelaksanaan Bimbingan karir yang telah di rumuskan
mampu terlaksana, terutama yang berkenaan dengan pelaksanaan bimbingan
karir dalam memberikan motivasi kepada siswa untuk melanjutkan Pendidikan
ke perguruan tinggi guna menambah kompetensi dan wawasan yang merupakan
tuntutan untuk memasuki dunia karir.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A.Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di SMA Muhammadiyah Enrekang Kecamatan
Enrekang Kab. Enrekang. Pemilihan lokasi ini di dasari bahwa kajian yang
penulis teliti ada di lokasi.

B. Subjek dan Objek penelitan


Subjek penelitian ini adalah Siswa Kelas XII SMA Muhammadiyah
Enrekang dan guru pembimbing. Sedangkan yang menjadi objek penelitian ini
adalah pelaksanaan Bimbingan karir dalam memotivasi siswa kelas XII SMA
Muhammadiyah Enrekang untuk melanjutkan pendidikan ke perguruan tinggi.

[1] Ruslan A.Gani, bimbingan karir. (Bandung: Angkasa, 1987),h. 12


[2] Pusat bahasa departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa
Indonesia, (Jakarta: Pusat bahasa, 2008),h. 755
[3] Ruslan A.Gani. Op.Cit. h. 10
[4] Ruslan A.Gani. Ibid. h. 11
[5] Tohirin, Bimbingan konseling di sekolah dan madrasah. (Jakarta: Raja
grafindo persada, 2008). h. 133
[6] Ruslan A. Gani. Op.Cit. h. 10
[7] Tohirin, Op.Cit.h. 134
[8] Abdul Rahman saleh, Psikologi suatu pengantar dalam perspektif
Islam. (Jakarta: Kencana prenada media grup, 2008), h. 182
[9] Abdul rahman saleh, Ibid.h. 184
[10] Stephen P. Robbins. Prinsip-prinsip perilaku organisasi edisi kelima.
(Jakarta: Erlangga, 2002), h. 55
[11] Jhon W. Santrock, Psikologi pendidikan. (Jakarta: Kencana prenada
media grup, 2008),h. 510
[12] Sardiman, A.M., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta;
PT. Raja Grafindo Persada, 2004) h. 75.
[13] Sardiman, Ibid., h.83.
[14] Oemar hamalik, Kurikulum dan pembelajaran. ( Jakarta: Bumi
aksara, 2008),h. 2
[15] Rudi mulyatiningsih, bimbingan pribadi-sosial, belajar dan karir.
( Jakarta: Grasindo, 2004),h. 105
[16] Rudi Mulyatiningsih, Ibid. h. 106

Anda mungkin juga menyukai