Anda di halaman 1dari 6

SOCRATES

Oleh : Atmakusumah A.

Kalau Tiongkok memiliki Kung Fu Tan, India dengan Budha Gautama-nya, maka
Yunani memiliki Socrates filsuf besar untuk jamannya dan jaman-jaman sesudah itu. Ahli
filsafat Yunani itu tidak saja disanjung-sanjung dan dihormati oleh bangsanya sendiri, tetapi juga
oleh bangsa-bangsa lain di dunia yang mengerti dan dapat memahami maksud dan arti
filsafatnya. Diantara sekian banyak ahli filsafat, Socrates dianggap filsuf terbesar mengingat nilai
filsafata dan ajaran-ajarannya yang tinggi.

Agak kita sayangkan tidak adanya buku-buku yang ditulisoleh tangan Socrates sendiri
mengenai filsafat dan ajaran-ajarannya. Ia tidak pernah memasukkan buah pikirannya ke dalam
otak orang lain dengan tulisan, tetapi hanya dengan lisan. Karena mungkin dengan demikian
maksud atau tujuan dan arti buah pikirannya itu lebih mudah diresapi oleh orang yang sedang
menerima atau mendengarkannya.

Tetepi suatu keuntungan besar bagi generasi-generasi kemudian bahwa buah pikirannya
yang kemudian dijadikan salah satu pedoman hidup pula oleh manusia, masih dapat dibaca di
dalam buku-buku yang ditulis oleh murid-muridnya. Murid-muridnya yang telah membuka jalan
bagi generasi-generasi kemudian ke arah pengetahuan tentang Socrates itu ialah Plato yang hidup
dalam tahun-tahun 427-347 sebelum tarich Masehi serta terkenal sebagai penegak idealisme dan
guru Aristoteles dan Xenophon yang hidup dalam tahun-tahun 430 -355 sebelum Masehi.

Telah lebih dari 2.000 tahun para ahli menyelidiki terus buah pikiran Socrates dan juga
Plato. Karena hasil penyelidikan itu tidak pernah henti-hentinya, hampir tiap tahun para ahli
menerbitkan buku-buku tentang kedua filsuf besar itu. Hasil pikiran mereka tidak pernah basi,
selalu berlaku dan besar gunanya bagi kehidupan manusia ditiap generasi.

Socrartes dilahirkan di athena dan hidup antara tahun 469 dan 399 sebelum Masehi. Ia
lahir dan hidup di tengah-tengah masyarakat rendah saja, ayahnya Sophroniscus tukang tarah
batu, ibunya Phaenarete seorang dukun beranak. Ia suka sekali mempelajari ilmu pengetahuan
tetapi sering melanggar undang-undang negara. Ia bekerja sebagai pemahat patung hingga
berumur 30 tahun.

Sebgaian umur hidupnya mengalami jaman “keemasan” pemerintahan Pericles yang


hidup pada tahun 461 -429 sebelum Masehi. Dan sebgaian kecil di jaman pemerintahan bangsa
Sparta yang telah merebut dan menguasai Athena sejak tahun 404 hingga 338 sebelum masehi.

Sebagai rakyat biasa dan untuk memenuhi kewajiban sebagai anggota masyarakat, ia
pernah pula turut dalam peperangan saudara yang lebih terkenal dengan penamaan Perang
Peloponnesus, melawan bangsa Sparta, pada tahun 431 sampai 404 sebelum Masehi. Juga pernah
diangkat sebagai anggota Dewan Limaratus ketika ia berumur 65 tahun, dimasa pemerintahan
Pericles.

Tampannya buruk, tubuhnya kasar. Kepalanya besar, berjanggut. Bibirnya tebal dan
hidungnya agak pesek. Tetapi jiwa dan otaknya tidaklah demikian. Ia seorang yang baik hati dan
memiliki kecerdasan yang luar biasa. Hasil pikirannya dalah logis, dapat diterima oleh otak
manusia yang sehat. Dan memang berpikir secara demikian yang dikehendakinya. Ia tidak mau
begitu saja menerima sesuatu pengetahuan atau kepercayaan. Ia mau segala kebenaran sesuatu
itu dipikirkan dengan teliti dan dipertimbangkan lebih dahulu sebelum diterima. Ia terutama
menerjunkan dirinya dilapangan etika, pengetahuan tentang budi pekerti, adat, kesopanan,
kesusilaan. Meskipun penamaan atau istilah etika baru untuk pertama kali dipergunakan oleh
Aristoteles, tetapi pembentuk yang terbesar adalah Socrates.

Ketika hari masih pagi benar, biasanya ia sudah meninggalkan tempat tidurnya dan sudah
mandi. Lalu ia pergi ke tempat-tempat orang bekerja, ke pasar, ke tempat-tempat latihan jasmani
atau tempat-tempat lain yang sering dikunjungi orang banyak. Di tempat-tempat itu ia
memberikan beberapa soal kepada orang-orang yang ditemuinya yang umumnya tidak dapat
menjawab dengan tepat. Ia biasanya menanyakan definisi hal-hal penting tentang sesuatu yang
mempunyai hubungan dengan kehidupan, seperti kebenaran dan kesalahan, keadilan dan
kezaliman, kebaikan dan keburukan, keaslian dan yang pura-pura dan sebagainya. Kadang-
kadang ia bertanya; “apakah engkau orang baik?”; “apa sebabnya maka orang mengatakan
engkau baik?”; “apakah keadilan?”; “apa yang dimaksud dengan keindahan?” dan lain-lain. ia
menginginkan agar setiap manusia benar-benar mengetahui soal-soal yang mereka lakukan.
Mengapa mereka melakukannya? Sebab Socrates berpendapat, bahwa perbuatan yang salah
diakibatkan oleh kebodohan manusia. Dan bahwa hidup yang tidak berpedoman, tidak bertujuan,
adalah hidup yang tidak ada gunanya bagi manusia. Karena itu ia selalu menasihatkan, agar
setiap manusia mempelajari dan mengenal lebih dahulu dirinya sendiri.

Berlainan dengan sifat Socrates mengajar, beberapa muridnya merasa senang sekali kalau
melihat kekecewaan orang lain karena pertanyaan yang mereka kemukakan mendapat jawaban
yang salah. Sifat ini sebenarnya jauh dari tujuan pengajaran Socrates.

Di masa ia hidup, hidup pula Herodotus penyusun sejarah yang tertua; Aristophanes
penulis dram-komedi, seorang konservatif penentang Socrates, dan kaum Sophis serta aliran-
aliran baru dalam keagamaan, ketata-negaraan maupun pendidikan; Posphocles penulis drama-
tragedi; Phidias pemahat ulung dan terkenal dan masih banyak lagi orang-orang termashsyur
lainnya.

Disamping seni sastra dan filsafat, di masa pemerintahan Paricles seni bangun dan seni
pahat mendapat kemajuan yang pesat, hingga Athena seolah-olah kota tempat mengumpulan dan
menyimpan hasil tenaga dan pikiran di Acropolis, sebuah bukit, untuk menghormati Pallas
Athena dewi pelindung Athena. Banyak patung-patung yang dibuat oleh para ahli seni pahat
menghiasi kuil Parthenon dan kuil lainnya di Acropolis. Juga didirikan sebuah teater, tempat
pertunjukan komedi di lereng Acropolis yang dapat memuat 30 ribu penonton. Semuanya
dibiayai oleh pemerintah atas anjuran Pericles hingga kas negara hampir saja kosong hanya
untuk perkembangan seni. Seluruh penduduk Athena, yang kaya maupun yang miskin sama
sekali dapat menyaksikan pertunjukan-pertunjukan di teater. Kas negara memberikan uang
kepada setiap penduduk yang tidak beruang, yang miskin, untuk membeli karcis masuk ke teater.
Karena Pericles menginginkan agar tiap putra Athena menggemari dan dapat menghargai
kesenian dan menjadi manusia yang cerdas. Karenanya Pericles mempunyai hubungan erat
dengan para seniman dan juga para filsuf, diantaranya Socrates dan murid-muridnya.

Tentang hasil cita pemahat, suatu hari Socrates pernah berkata; “arca yang engkau buat
benar-benar menyerupai mahkluk karena diciptakan menurut contoh mahkluk hidup”. Sebab
para pemahat disamping mempelajari pekerjaannya dengan penuh ketelitian dan kesabaran, juga
mempelajari segala gerak-gerik dan sikap luhur mahkluk, manusia dan hewan, dengan teliti.
Umumnya hasil seni bangun dan seni pahat dimasa itu diciptakan bagi agama, bukan
semata-mata untuk keindahan dan kemegahan Athena. Patung-patung menghiasi kuil-kuil,
kuburan-kuburan juga rumah-rumah dan jalan-jalan raya yang ramai dilalui orang. Meskipun
demikian kepercayaan kepada dewa-dewa yang mulanya amat khusus dimasa itu berkurang
dengan cepat. Disamping pandangan manusia yang bertambah luas akibat pengaruh perdagangan
dan lalu lintas yang bertambah ramai dan maju, segala perkara membutuhkan ketajaman otak dan
pemikiran yang logis. Tidak lagi hanya diserahkan kepada pertimbangan dan keinginan para
dewa. Seperti pembalasan diri dimuka hakim atau memecahkan persoalan pada Dewan
Perwakilan rakyat.

Karena sebab-sebab di atas disamping perkembangan peradaban manusia, penduduk


semakin merasakan kurangnya pengajaran, pemasukan pengetahuan ke dalam otak mereka.
Kemudian diadakan pengajaran yang tidak melalui gedung-gedung sekolah – waktu itu
pendidikan dan pengajaran di dalam sekolah-sekolah belum ada – tetapi guru-guru langsung
memberikan pelajaran-pelajarannya kepada setiap penduduk yang ingin mendengarkan, dengan
jalan berkeliling dan menyinggahi kota-kota. Guru-guru itu mendapat julukan kaum sophis
(sofist) yang berarti pengajar kebijaksanaan.

Akhirnya timbul rasa benci kebanyakan penduduk kepada kaum sophis, karena mereka
sering menyombong dimuka umum, mengatakan dirinya telah amat pandai, telah memiliki
banyak ilmu pengetahuan. Lebih-lebih karena mereka hampir tidak lagi menghormati dan
mengikuti adat yang telah lama dipupuk. Mereka sering mengejek para dewa, adat lama yang
mempunyai hubungan erat dengan agama, keprcayaan tahayul penduduk dan sebgainya. Mereka
mendirikan Perkumpulan Setan yang menentang agama, diwaktu penduduk sibuk membangun
kuil-kuil tempat pemujaan kepada para dewa pelindung mereka. Waktu penduduk sedang
berpuasa, anggota-anggota perkumpulan itu sengaja berpesta makan-minum dan waktu
penduduk berhari raya mereka mengadakan rapat-rapat. Penggangguan-penggangguan buruk itu
juga menjalar keluar perkumpulan dan turut meracuni jiwa pemuda-pemuda Athena lainnya.
Karena kebencian itu penduduk umumnya selalu mencurigai tiap-tiap pengajar dimuka umum,
meskipun beberapa orang diantara mereka seperti Socrates, mempunyai pendirian dan kebiasaan
yang bertentangan atau jauh berlainan dengan para sophis lainnya. Kalau para sophis lainnya
sering mempersoalkan keadaan para dewa, maka Socrates dan murid-muridnya sebaliknya.
Karena hal itu akan menimbulkan atau menambah kebencian penduduk yang masih memegang
teguh ajaran agamanya.

Kaum sophis umumnya disamping mengajar juga berusaha menggeruk uang sebanyak-
banyaknya hinga mereka menjadi kaya dan dapat berpakaian sebaik-baiknya. Tetapi Socrates
dan beberapa pengajar lainnya biasanya hanya memakai pakaian yang buruk malah kadang-
kadang hampir compang-camping.

Ahli filsafat baru seperti Socrates dan kaum sophis adalah kaum revolusioner bagi
jamannya. Karena itu mereka sering mendapat tentangan dari kaum konservatif yang tetap
mempertahankan aliran kolotnya dan mengejek aliran baru yang sudah barang tentu mengadakan
perubahan dalam cara-cara berpikir manusia.

Socrates sering berkata; “banyak benar barang-barang yang tidak saya ingin”, kalau ia
mengunjungi pasar-pasar tempat orang berjual-beli barang-barang mahal dari luar negeri. Dan
kepada salah seorang muridnya ia pernah mengatakan; “tampaknya kamu menduga bahwa
adanya kebahagiaan kerena kekayaan dan kemewahan. Menurut pendapat saya, malah
sebaliknya. Orang yang tidak mengingini sesuatu adalah manusia yang telah dapat menyerupai
dewa.

Tidak sedikit pengikut dan muridnya, tetapi banyak pula penentangnya. Terutama orang-
orang yang tidak mau ditunjuk kesalahan dan serba kekurangannya. Diantara penentangnya ialah
Aristophanes yang menulis buku Awan-Awan yang berisi penentangan kepada ajaran-ajaran
kaum sophis, antaranya filsafat-filsafat Socrates. Malah mereka mengangga[ Socrates lebih
berbahaya dari pada sophis lainnya, karena filsafat-filsafat Socrates mudah sekali memengaruhi
dan merubah cara berpikir pemuda-pemuda Athena. Kadang-kadang dengan mentah-mentah,
filsafat-filsafatnya diterima oleh pendengarnya.

Karena tuduhan penentangnya, antaranya tiga orang yang tidak mau menyebut namanya,
ia diseret kemuka hakim dalam Heliast, semacam Mahkamah Rakyat. Ia mendapat tuduhan; --
pertama; ia tidak memuja malah mempermainkan para dewa Athena yang dipuja penduduk,
tetapi hanya mengemukakakn pendapat-pendapatnya sendiri; -- kedua; ia telah meracuni jiwa
dan merusak kepercayaan pemuda-pemuda di Athena.
Mereka menuduhnya dengan tidak disertai bukti-bukti yang kuat dan nyata, karena
mereka sebenarnya tidak mengetahui dan memahami tujuan dan maksud Socrates berfilsafat.

Semula hakim menawarkan kebebasan kepadanya, kalau ia mau berhenti berfilsafat.


Tetapi Socrates menjawab; “putra-putra Athena, saya menghormati dan mencintai saudara-
saudara, tetapi saya lebih mentaati para dewa daripada saudara-saudara. Para dewa telah
memerintahkan saya untuk berfilsafat dan menyelami diri saya sendiri dan diri orang lain.

Alangkah kejinya meninggalkan tugas ini, seperti seorang prajurit yang meninggalkan
tugasnya. Takut menghadapi maut bukanlah suatu kebijaksanaan, sebab tidak ada yang
mengetahui apakah maut itu tidak membawa kebaikan yang lebih tinggi……… Saat berpisah
telah tiba dan kita mengikuti jalan kita masing-masing; saya akan mati dan saudara-saudara akan
terus hidup. Manakah yang lebih baik hanya para dewa yang mengetahui”. Karena jawaban itu,
para hakim menjadi marah. Dan hakim itu menyetujui tuntutan para penentang Socrates, yaitu
menjatuhkan hukuman mati kepada filsuf terbesar itu.

Banyak sahabat-sahabatnya yang kaya antaranya Crito dan Alcibiades, dan murid-
muridnya yang bertambah banyak terus telah merencanakan untuk melarikan Socrates dari
tahanan. Teteapi Socrates sendiri tidak mengingini perbuatan demikian, karena dengan demikian
ia menentang dan melanggar undang-undang negara. Lagipula mengakhiri hidup dalam keadaan
demikian menurut kepercayaan Yunani kuno berarti menemui mati sahid.

Pada suatu hari pada tahun 299 sebelum tarich Masehi, telah ditentukan ia harus
menjalankan hukuman matinya di suatu senja. Ia harus minum tacun yang disediakan di dalam
sebuah piala.

Anda mungkin juga menyukai