Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

BAB III : AKUNTANSI UNTUK ASET TETAP

Kelompok 1
1. Bening Indy Laeli Fauziah : 182003
2. Candra Ayu Widyawati : 182004
3. Deva Panji Asmara : 183003
4. Intan Permatasari : 181002
5. Nanda Elisa Ekaputri : 181011
6. Tukiran : 183011

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI MUHAMMADIYAH CILACAP


TAHUN AJARAN 2019/2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan

baik. Adapun penyusunan makalah ini guna untuk memenuhi tugas mata kuliah

Pengantar Akuntansi.

Makalah yang penulis susun bertujuan untuk menambah wawasan serta

pengetahuan yang sesungguhnya diterapkan dibidang sosial kemasyarakatan, serta untuk

melatih memecahkan masalah-masalah yang ada dalam bidang tersebut sebagai

aktualisasi ilmu yang dipelajari di perguruan tinggi.

Penulis menyadari bahwa tanpa adanya bantuan dan dukungan dari berbagai

pihak yang terkait, penulis tidak mampu menyelesaikan makalah ini dengan baik. Oleh

karena itu, penulis dalam kesempatan ini mengucapkan terima kasih kepada semua pihak

yang telah membantu dan memberi dorongan dan semangat dalam penyusunan karya

tulis ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan masih jauh

dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun demi kesempurnaan makalah ini. Semoga laporan ini bermanfaat bagi

penulis pada khususnya dan pembaca pada umumnya.

Cilacap, 30 Maret 2019

Penyusun,
AKUNTANSI UNTUK ASET TETAP

Bagian 1

▪ ASET TETAP BERUJUD


Aset tetap adalah sumber daya yang memiliki empat karakteristik yaitu :
(1) Berujud atau memiliki ujud ( bentuk atau ukuran tertentu ),
(2) Digunakan dalam operasi perusahaan,
(3) Mempunyai masa manfaat jangka panjang, dan
(4) Tidak dimaksudkan untuk diperjualbelikan.
Aset semacam ini biasanya memiliki masa pemakaian yang lama dan diharapkan
dapat memberi manfaat pada perusahaan selama bertahun-tahun.
Karakteristik yang membedakan aset tetap dari barang dagangan ialah bahwa aset
tetap dimiliki perusahaan untuk digunakan, sedang barang dagangan tidak untuk
digunakan melainkan untuk dijual.

▪ ARTI PENTING ASET TETAP


Pada umumnya barang-barang seperti tanah, gedung, mesin-mesin, kendaraan,
dan peralatan mempunyai harga yang relatif mahal. Oleh karena itu, tidak
mengherakan bila nilai rupiah aset tetap dalam neraca perusahaan seringkali jauh
lebih tinggi bila dibandingkan dengan aset lainnya.
Dalam laporan laba rugi, biaya yang berkaitan dengan penggunaan aset tetap,
seperti biaya depresiasi dan biaya pemeliharaan, juga seringkali merupakan
komponen yang cukup tinggi.

▪ PENGGOLONGAN ASET TETAP


Aset tetap biasanya digolongkan meliputi empat kelompok, yaitu :
1. Tanah, meliputi tanah yang digunakan sebagai tempat berdirinya gedung-
gedung perusahaan dan fasilitas perusahaan lainnya.
2. Perbaikan tanah, sebagai contoh jalan-jalan di seputar lokasi perusahaan yang
dibangun perusahaan, tempat parkir, pagar, dan saluran air dibawah tanah.
3. Gedung, meliputi gedung yang digunakan untuk kantor, toko, pabrik, gudang,
dan bangunan gedung lainnya.
4. Peralatan, seperti peralatan kantor, peralatan pabrik, mesin-mesin, kendaraan,
dan mebel.

▪ PENENTUAN BIAYA PEROLEHAN ASET TETAP


Agar sejalan dengan prinsip akuntansi yang lazim, aset tetap harus dicatat sebesar
biaya perolehannya. Biaya perolehan meliputi semua pengeluaran yang diperlukan
untuk mendapatkan aset, dan pengeluaran-pengeluaran lain hingga aset siap
untuk digunakan.

▪ MASALAH KHUSUS DALAM PENENTUAN BIAYA PEROLEHAN


Masalah biasanya muncul karena cara perolehan aset. Beberapa cara perolehan
yang menimbulkan masalah adalah :
1. Pembelian dengan menggunakan wesel berbunga,
2. Pembelian dalam satu paket,
3. Perolehan dengan membangun sendiri.

▪ PEMBELIAN DENGAN MENGGUNAKAN WESEL BERBUNGA


Dalam pembelian aset tetap, terutama dalam pembelian yang mencakup jumlah
rupiah yang cukup besar, kadang-kadang perusahaan membayarnya dengan
menggunakan wesel berbunga.. Pembeli diwajibkan membayar uang muka ( down
payment ) sejumlah tertentu, sisanya dibayar menggunakan wesel ditambah bunga
dengan persentase tertentu.

▪ PEMBELIAN DALAM SATU PAKET


Pembelian dalam satu paket ( disebut juga pembelian secara lump-sum ), terjadi
apabila beberapa jenis aset dibeli secara bersama dalam satu transaksi. Cara yang
paling umum untuk mengalokasikan harga borongan adalah dengan mendasarkan
pada harga pasar masing-masing golongan aset.

▪ PEROLEHAN DENGAN MEMBANGUN SENDIRI


Biaya perolehan aset yang diperoleh dengan membangun sendiri terdiri dari : (1)
harga material dan tenaga kerja yang dibayar perusahaan, (2) biaya lain seperti listrik,
bahan bakar, dan depresiasi peralatan milik perusahaan.
▪ DEPRESIASI
Depresiasi adalah proses pengalokasian biaya perolehan aset tetap menjadi beban
selama masa manfaatnya dengan cara yang rasional dan sistimatis. Depresiasi adalah
proses pengalokasian biaya perolehan, bukan proses penilaian aset.
Pengakuan atas depresiasi aset tetap tidak berakibat adanya pengumpulan kas untuk
mengganti aset lama dengan aset yang baru.

▪ FAKTOR-FAKTOR DALAM PERHITUNGAN DEPRESIASI


Ada 3 faktor yang mempengaruhi perhitungan depresiasi, yakni :
1. Biaya perolehan, aset tetap dicatat sebesar biaya perolehannya.
2. Masa manfaat, adalah jangka waktu pemakaian aset yang diharapkan oleh
perusahaan.
3. Nilai residu, adalah taksiran nilai tunai aset pada akhir masa manfaat aset
tersebut.

▪ METODA-METODA DEPRESIASI
1. Metoda Garis Lurus
2. Metoda Saldo Menurun
3. Angka-angka Tahun
4. Satuan Kegiatan

▪ PERBANDINGAN ANTAR METODA


Bahwa penggunaan metoda yang berbeda akan menghasilkan beban depresiasi
per tahun yang berbeda pula. Berikut ini adalah perbandingan beban depresiasi yang
dihasilkan oleh ketiga metode diatas :

Tahun Garis Lurus Satuan Hasil Saldo Menurun


2011 Rp 24.000.000,00 Rp 18.000.000,00 Rp 52.000.000,00
2012 24.000.000,00 36.000.000,00 31.200.000,00
2013 24.000.000,00 24.000.000,00 18.720.000,00
2014 24.000.000,00 30.000.000,00 11.230.000,00
2015 24.000.000,00 12.000.000,00 6.850.000,00
Total Rp 120.000.000,00 Rp 120.000.000,00 Rp 120.000.000,00
➢ DEPRESIASI PER KOMPONEN
Depresiasi per komponen meengandung arti bahwa setiap bagian yang
signifikan dari aset tetap yang memiliki taksiran masa manfaat berbeda secara
signifikan harus di depresiasi secara terpisah.

➢ DEPRESIASI DAN PAJAK PENGHASILAN


Undang-undang Pajak Penghasilan mengijinkan perusahaan untuk
mengurangkan beban depresiasi dalam menghitung pajak penghasilan yang
harus dibayarnya.
Namun, banyak perusahaan yang menggunakan metoda depresiasi garis lurus
dalam penyusunan laporan keuangan.

➢ REVISI DEPRESIASI PERIODIK


Manajemen harus mengkaji ulang beban depresiasi tahunan secara
periodik. Apabila taksiran perlu diubah, maka perubahan harus dilakukan
perusahaan untuk tahun ini dan tahun-tahun mendatang, dan tidak mengubah
beban depresiasi untuk tahun-tahun yang telah lewat.

▪ REVALUASI ASET TETAP


Standar Akuntansi Keuangan – Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP)
yang berlaku di Indonesia untuk perusahaan-perusahaan tanpa akuntabilitas publik,
tidak memperkenankan penilaian kembali atau revaluasi aset tetap karena SAK ETAP
( butir 15-15) menganut penilaian aset berdasarkan biaya perolehan atau harga
pertukaran.
Menurut International Financial Reporting Standards (IFRS), perusahaan yang
memilih untuk menggunakan kerangka revaluasi harus mengikuti prosedur revaluasi.

▪ PENGELUARAN SELAMA MASA MANFAAT


Selama masa penggunaan aset tetap, perusahaan mungkin melakukan berbagai
pengeluaran untuk reparasi rutin, penambahan, atau perbaikan.
Reparasi rutin adalah pengeluaran untuk mempertahankan agar aset bisa beroperasi
secara efisien dan produktif. Penambahan dan perbaikan adalah pengeluaran yang
terjadi untuk meningkatkan efisiensi operasi, kapasitas produksi, atau masa manfaat
suatu aset tetap.
▪ PELEPASAN ASET TETAP
Pada saat pelepasan terjadi, perusahaan harus mencatat depresiasi untuk masa
sejak dicatatnya depresiasi yang terakhir sampai saat terjadinya penyelesaian.
Selanjutnya nilai buku dieliminasi dengan :
1) Mendebet ( mengurangi ) Akumulasi Depresiasi sejumlah depresiasi yang
telah dilakukan sampai dengan saat pelepasan,
2) Mengkredit ( mengurangi ) akun aset tetap sebesar biaya perolehan aset tetap
yang bersangkutan.

▪ PENGHENTIAN PEMAKAIAN ASET TETAP


Apabila perusahaan menghentikan pemakaian sebuah aset yang belum mencapai
depresiasi penuh, dan tidak ada kas yang diterima untuk barang bekas atau tidak
bernilai sisa, maka perusahaan menderita kerugian.
\
▪ PENJUALAN ASET TETAP
Apabila hasil penjualan lebih besar dari nilai buku, maka perusahaan mendapat
laba penjualan aset. Sebaliknya jika hasil penjualan lebih rendah dari nilai buku, maka
perusahaan menderita rugi dari penjualan aset.

▪ PERTUKARAN
Pertukaran aset tetap sering terjadi dalam praktik, karena perusahaan biasanya
ingin terus menyempurnakan asetnya agar dapat bersaing dengan perusahaan lain.
Pada umumnya, perusahaan mengaku keuntungan atau pun kerugian yang timbul
dalam transaksi pertukaran aset tetap.

▪ PERLAKUAN APABILA TERJADI KERUGIAN


Pencatatan transaksi pertukaran kerugian dilakukan dengan tiga tahap berikut :
1) Menghilangkan nilai buku aset yang diberikan,
2) Mencatat biaya perolehan aset baru,
3) Mencatat kerugian pertukaran.
▪ PERLAKUAN APABILA DIPEROLEH KEUNTUNGAN
Pencatatan transaksi pertukaran yang menghasilkan keuntungan, mencakup tiga
tahapan yaitu :
1) Menghilangkan nilai buku aset yang diberikan,
2) Mencatat biaya perolehan aset baru,
3) Mengakui keuntungan pertukaran.

Bagian 2

▪ SUMBER ALAM
Sumber-sumber alam pada umumnya berupa barang-barang tambang dan
sumber-sumber yang digali dari dalam tanah, seperti minyak, gas, dan mineral
lainnya.

▪ AKUNTANSI UNTUK SUMBER-SUMBER ALAM


Pada metode satuan hasil, perusahaan membagi total biaya perolehan sumber
alam ( dikurangi nilai residu ) dengan taksiran jumlah hasil yang bisa digali, sehingga
dapat ditentukan deplesi per satuan hasil.

▪ PENYAJIAN DALAM LAPORAN KEUANGAN


Perusahaan melaporkan akun Beban Deplesi sebagai bagian dari biaya perolehan
untuk menghasilkan produk. Akumulasi Deplesi adalah akun kontra-aset, serupa
dengan akun akumulasi depresiasi. Dalam neraca, akun ini dikurangkan terhadap
biaya perolehan sumber alam, seperti nampak dalam contoh berikut :

PT TAMBANG BATUBARA
Neraca ( sebagian )
Tambang batubara Rp 50.000.000.000,00
Kurangi : Akumulasi deplesi Rp 4.000.000.000,00
Rp 46.000.000.000,00
Bagian 3

▪ ASET TAK BERUJUD


Aset tak berujud adalah hak, hak-istimewa, dan keuntungan kompetitif yang
timbul dari pemilikan aset jangka panjang yang tidak memiliki subtansi fisik ( tidak
berujud ). Bukti aset tak berujud bisa berupa kontra atau lisensi. Aset tak berujud bisa
timbul dari sumber-sumber berikut :
1. Diberi oleh pemerintah ( hak paten, hak cipta, merek dagang )
2. Akuisisi perusahaan lain yang dalam harga belinya mencakup suatu
pembayaran untuk keunggulan perusahaan yang diakuisisi ( goodwill )
3. Hak monopoli yang timbul dari perjanjian kontrak ( franchises & sewa guna )

▪ AKUNTANSI UNTUK ASET TAK BERUJUD


Proses untuk mengalokasikan biaya perolehan aset tak berujud disebut
amortisasi. Biaya perolehan aset tak berujud yang memiliki umur tak terbatas tidak
perlu diamortisasi.
Untuk mencatat amortisasi suatu aset tak berujud, perusahaan mendebet
(menambah) Beban Amortisasi, dan mengkredit ( mengurangi ) aset tak berujud yang
bersangkutan.

▪ JENIS-JENIS ASET TAK BERUJUD


➢ HAK PATEN
Hak paten adalah hak khusus yang diberikan oleh pemerintah kepada
penerimanya untuk menghasilkan, menjual, atau melakukan pengendalian
lain atas suatu penemuan dalam jangka waktu tertentu sejak hak tersebut
diberikan.

➢ HAK CIPTA
Pemerintah adalah pemberi hak cipta yang memberikan hak eksklusif
kepada pemegangnya untuk mereproduksi dan menjual barang-barang hasil
karya artistik dan penerbitan.
➢ HAK MEREK DAN NAMA DAGANG
Merek atau nama dagang adalah kata, sebutan, atau symbol yang
mengidentifikasikan sebuah perusahaan atau produk tertentu. Nama dagang
seperti, Pepsoden, Lux, Coca-Cola, Pepsi Cola, Accord, atau Windows.

➢ FRANCHISES DAN LISENSI


Franchise adalah suatu perjanjian kontrak antara pemberi franchise (
franchisor ) dengan penerima franchise ( franchisee ). Lisensi adalah hak
pengoperasian, misalnya penggunaan gelombang udara untuk radio atau
stasiun TV.

➢ GOODWILL
Goodwill mencerminkan nilai semua keunggulan atribut yang berkaitan
dengan suatu perusahaan. Atribut tersebut misalnya berupa manajemen yang
istimewa, lokasi yang strategis, relasi dengan pelanggan yang bagus,
karyawan yang terampil, dsb.

▪ RESEARCH DAN PENGEMBANGAN


Biaya research dan pengembangan adalah pengeluaran-pengeluaran yang pada
akhirnya bisa menghasilkan hak paten, hak cipta, proses produksi baru, dan produk
baru. Banyak perusahaan mengeluarkan biaya yang sangat besar untuk research dan
pengembangan sehingga bisa ditemukan inovasi-inovasi baru.

▪ PELAPORAN DALAM LAPORAN KEUANGAN


Pada umunya, perusahaan menggabungkan aset-aset tetap dengan sumber-sumber
alam dalam satu kelompok di neraca ( laporan posisi keuangan ), sedangkan aset tidak
berujud dilaporkan secara terpisah dalam kelompok sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

Jusup, Al Haryono. 2011. Dasar-dasar Akuntansi Jilid 2. Yogyakarta : STIE


YKPN.

https://akuntansiz.blogspot.com>2018/03

https://id.m.wikipedia.org>wiki>Aset_tetap

Anda mungkin juga menyukai