Anda di halaman 1dari 25

* MATA KULIAH

SAINS DASAR
pertemuan ke - 9
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
JURUSAN TEKNIK SIPIL
KEBENARAN ILMIAH

A. PENGERTIAN B. TEORI – TEORI


KEBENARAN KEBENARAN

D. PRESISI DAN C. SIFAT – SIFAT


AKURASI KEBENARAN ILMIAH

E. MASALAH
KEKELIRUAN &
KEPASTIAN

*
A. PENGERTIAN KEBENARAN
*Menurut kamus umum atau ensiklopedi umum,
kata “benar” adalah kata sifat yang
mempunyai arti segala sesuatu yang tidak salah
dan tepat serta sesuai dengan kenyataan yang
diacu. Dalam pembahasan mengenai
pengetahuan kata “kebenaran” dapat
digunakan sebagai kata benda yang konkret
maupun abstrak, secara faktual maupun secara
nalar. Penyampaian kebenaran biasanya
dilakukan dengan menggunakan proposisi yang
benar. Kebenaran tidak lepas dari :

*
*Dalam hal kualitas, kita mengenal pengetahuan
biasa yang disebut common sense knowledge.
Pengetahuan ini mempunyai kualitas kebenaran yang
sifatnya subjektif, karena sangat terikat pada subjek
yang mengenal. Biasanya pengetahuan jenis ini benar
sejauh normal dan tidak ada penyimpangan. Misalnya
semua orang tahu bahwa pelangi mempunyai warna –
warni, tidak ada yang bisa mengatakan bahwa
pelangi harus hitam putih untuk common sense-nya.

*
*Dalam hal kualitas, pengetahuan kedua ada
pengetahuan ilmiah. Kebenaran pada pengetahuan
ini lebih tangguh sifatnya karena diperkuat data
empiris dan logika. Namun demikian kebenaran ini
juga bersifat relatif karena pengetahuan ilmiah pasti
berkembang dan kebenaran ilmu empiris akan selalu
diperbaiki oleh penemuan baru atau pemikiran baru
yang sifatnya teoritis sekalipun. Namun demikian ada
hal yang positif, yaitu “perbaikan” kebenarannya
dilakukan dengan persetujuan ilmuwan yang
sebidang, tidak bisa diklaimsatu orang tanpa
persetujuan ilmuwan lain.

*
*Membahas hubungan dikaitkan dengan sifat dan cara
pengetahuan diperoleh dapat dibedakan
pengetahuan inderawi, pengetahuan akal budi,
pengetahuan intuitif, dan pengetahuan kepercayaan.
Dalam hal ini kebenaran pengetahuan melalui indera
cukup kuat walaupun tidak sedalam pengetahuan
akal budi yang mengetahui dengan pikiran,namun
tetap harus sejalan dengan pengetahuan
inderawi,baik secara langsung maupun tidak
langsung.

*
*Lanjutan Hubungan
*Yang perlu diingat adalah kita harus dapat
membedakan apakah suatu hal benar menurut
karakternya sendiri,dan pembutiannya juga
harus sejalan.Tidak mungkin kita mengharapkan
pengujian atas kebenaran
intuitif,misalnya,dengan suatu yang bersifat
inderawi atau yang kebenarannya dapat dilihat
dengan indera secara langsung.

*
*Nilaikebenaran tergantung pada hubungan antar
subjek dan objek. Jika subjek yang berperan
maka nilai kebenaran bersifat lebih subjektif.
Sebaliknya jika objek yang berperan maka nilai
kebenarannya akan lebih objektif. Ilmu alam
adalah ilmu objektif karena subjek adalah
pengamatan yang terpisah dari objek yang
diamati dan sedapat mungkin tidak boleh ada
hubungan yang berpengaruh pada penilaian
kebenaran.

*
*Hal ini telah kita bahas dalam kemungkinan bisa
pengamatan karena subjek telah mengharapkan
suatu kebenaran tertentu dari objek yang diteliti
sehingga apa yang dicari adalah yang menunjang
harapan tersebut. Pengetahuan objektif
kebenarannya lebih dapat dijamin karena objek
yang dilihat tidak mempunyai hubungan dengan
subjek pengamatannya. Kedudukan kebenaran harus
dperhatikan di sini karena pokok permasalahan akan
berbeda jika dipandang dari dua sudut berbeda.

*
B. TEORI – TEORI
KEBENARAN

*Mengenai kebenaran para ahli sejak zaman yunani


telah memperdebatkannya. Sebenarnya para pemikir
saat ini hanya melengkapi dan menyempurnakan apa
yang telah diperdebatkan sejak zaman pluto dan
aristoteles. Hal ini pernah dikemukakan pemikir
modern Karl Jaspers (1883-1969). Berarti sejak
zaman awal manusia berpikir secara terstruktur, hal
benar salah juga menjadi pertimbangan dalam
pembentukan dan pengembangan struktur
pengetahuan.

*
*Ada beberapa macam teori kebenaran yang pernah
tercetus sampai hari ini. Beberapa teori kebenaran
utama mendapat perhatian besar, sedangkan teori
kebenaran spesifik lainnya sering tidak disinggung –
singgung dalam pembicaraan. Namun semuannya
mempunyai arti penting dalam pembicaraan. Namun
semuanya mempunyai arti penting dalam
pembahasan mengenai kebenaran, terutama
kebenaran dalam sains. Adapun beberapa teori
kebenaran yang sampai sekarang sering disebut –
sebut adalah:

*
*Teori kebenaran karena kesesuaian sudah dimulai
perbincangannya sejak zaman Aristoteles dan kadang
teori kebenaran Aristotelian. Suatu pernyataan
dianggap benar jika apa yang dinyatakan tersebut
berhubungan dan punya keterkaitan dengan realistis
yang ada yang diungkap ke dalam pernyataan itu.
Benar atau salah dalam hal ini merupakan persoalan
sesuai tidaknyasubjek dan objek yang dibicarakan.
Tentu saja teori ini mempunyai kelemahan, yaitu
segala sesuatu yang tidak nampak dan tidak ada
faktanya tidak dianggap benar.

*
*Contoh : jika dikatakan pada keadaan standar air
akan mendidih pada suhu 100º C, pernyataan ini
benar jika sesuai dengan kenyataannya, yaitu pada
suhu 100 derajat air akan mendidih. Artinya
pernyataan tersebut sesuai dengan faktanya. Atau air
akan berubah fasa menjadi padat jika didinginkan
terus sampai 0º C. Jika dilakukan percobaan
memanaskan air atau mendinginkan air dan dipantau
termometer untuk memastikan suhunya, maka pada
suhu 100º C akan mendidih dari pada suhu 0º C akan
memadat, dan hal ini tidak ada yang bisa
membantah.

*
*Teori kebenaran menurut keteguhan dikemukakan
terutama oleh para pemikir rasionalis di jerman,
seperti Barukh Spinoza (1632-1677), Gottfried
Leibniz (1946-1716), Georg Wilhelm Hegel (1770-
1831), dan masih banyak pemikir rasionalis lainnya.
Teori kebenaran ini tidak lagi mendudukkan bukti
empiris sebagai intinya namun lebih pada relasi
antara proposisi baru dengan proposisi sebelumnya.
Singkatnya pernyataan dari suatu pengetahuan
dapat dikatakan benar bila proposisi itu mempunyai
hubungan dengan ide dari proposisi terdahulu yang
dianggap benar.
*
*Contoh : lilin akan mencair kalau dimasukkan
air mendidih. Apakah pernyataan ini benar? Di
sini ada beberapa proposisi yang diperlukan.
Misalnya jika diketahui lilin atau parafin akan
mencari pada suhu sekitar 60º C, dan air
sekitar 100º C, maka dengan sendirinya kita
mengetahui bahwa pada suhu 100º C lilin akan
mencair tanpa harus merujuk ke realistis lagi.

*
*Beberapa ahli teori kebenaran pragmatis ini adalah
terutama John Dewey (1859-1952) yang sangat
terkenal sampai saat ini, dan William James serta
Charles Pierce. Dalam teori ini kebenaran sama
artinya dengan kegunaan, konsep, atau ide.
Pernyataan atau hipotesis yang benar adalah ide
yang berguna, yaitu ide yang memungkinkan orang
yang melakukan sesuatu dan berhasil. Titik tolak
james adalah berpikir bukan untuk menangkap
kenyataan, tapi membentuk ide tertentu demi
pemecahan masalah yang ada. Setidaknya John
Dewey, yang terkenal sebagai pragmatis ulung,
berpendapat bahwa penelitian ilmiah selau diilhami
keraguan atau ketidakpastian awal, yang nantinya
akan menimbulkan ide.
*
*Teori kebenaran non-deskripsi ini berkembang
menurut pengaruh yang sangat kuat dari pernyataan
John Dewey mengenai pragmatisme dang
fungsionarisme, namun dalam kerangka teori ini
kebenaran pernyataan itu sendiri dianalisis lebih
lanjut. Dalam hal ini nilai positif teori ini dapat
ditonjolkan, yaitu meneliti “benar” atau “salah”
dalam konteks fungsinya dan bukan sekedar
maknanya. Teori ini dapat juga digunakan sebagai
pengendali aliran pragmatisme yang mempunyai
kelemahan seperti yang telah dibicarakan diatas.
Walaupun demikian warna pragmatis tetap tidak
terhapus dari aliran ini.

*
*Tokoh – tokoh dalam teori ini adalah Ramsey, John
Austin, Peter Strawson. Mereka menolak proposisi
benar yang menyatakan sesuatu yang dianggap benar.
Bagi mereka pernyataan adalah benar jika
pernyataan tersebut dapat menciptakan realistis.
Misalnya yang tampak jelas adalah kenyataan yang
terjadi pada saat pelantikan atau pembukaan
perusahaan, dimulainya operasi tertentu,
penerimaan hadiah nobel, dan kegiatan-kegiatan
sejenisnya.

*
C. SIFAT – SIFAT KEBENARAN ILMIAH

*Pernyataan ilmiah yang benar tidak akan muncul


tanpa latar belakang penelitian ilmiah.Dan
kebenaran pernyataan tersebut juga diawali dari
prosedur penelitian yang telah dilalui. Dalam hal ini
prosedur penelitian adalah teori-teori yang
melatarbelakangi eksperimen disertai dengan
metedologi yang benar. Demikian juga dengan
objeknya. Objek itu harus diamati secara objektif
dan diberi perlakuan secara objektif pula. Dengan
demikian kebenaran ilmiah harus mencakup semua
proses ilmiah sebelumnya.

*
*Lagipula kebenaran harus pula disetujui oleh
konveksi ilmuwan yang sebidang, yang mengerti
mengenai objek dan metodologi yang sama.
Kesepakatan mengenai kebenaran dalam hal ini juga
bersifat objektif. Membahas sifat–sifat kebenaran
ilmiah ini dengan lebih mendetil. Ada beberapa sifat
dasar kebenaran ilmiah selain sifat-sifat dasar yang
seharusnya terkandung dalam kebenaran saat ini,
yaitu : a) strukturnya rasional dan logis, b)
mengandung empiris, c) dapat diterapkan, hasilnya
berguna (pragmatis).

*
Penjelasan Sifat dasar kebenaran ilmiah
a) Struktur kebenaran ilmiah terutama harus
didasarkan pada kesimpulan logis dan rasional dari
proposisi atau premis tertentu, dapat melalui metode
deduksi maupun induksi.
b) Kebenaran harus berasal juga dari kegiatan empiris,
yang ikut menunjang terbentuknya kesimpulan logis
yang benar tadi, dan kemudian masih harus dinyatakan
ke dalam tindakan dan dikeluarkan dalam bentuk aksi.
c) Sifat pragmatisnya menggabung kedua sifat
kebenaran yang rasional dan mengandung isi empiris
ini dan dinyatakan ke dalam bentuk aksi yang dapat
membantu memecahkan masalah yang ada.

*
D. PRESISI DAN AKURASI

*Dalam sains yang sangat mementingkan


kuantisasi, presisi dan akurasi (ketelitian dan
ketepatan) merupakan dua terminologi sangat
penting. Masalah kebenaran kadang sangat erat
berkaitan dengan presisi dan akurasi. Presisi
dalam sains menentukan keterulangan hasil
yang didapat. Akurasi dalam sains ditentukan
oleh kedekatan hasil pengamatan atau analisis
ke hasil sebenarnya.

*
E. MASALAH KEKELIRUAN & KEPASTIAN

*Secara umum masalah kekeliruan diartikan sebagai


menerima apa yang senyatanya salah atau
menyangkal apa yang kenyataannya benar. Kesalahan
(error) sering dihubungkan dengan dengan presisi dan
akurasi yang kita bahas di atas. Kekeliruan lebih
merupakan aspek Kognitif dari subjek yang
mengetahui,dan kesalahan merupakan akibatnya
yang berupa tindakan atau hasil dari kekeliruan
subjek tersebut. Misalnya sikap buru-buru ilmuwan
dalam tahapan penelitian berakibat tidak semua
fakta dapat terdeteksi dengan baik sehingga
kesimpulan yang ditarik bisa salah.

*
*Sumber kekeliruan yang tidak kalah pentingnya
adalah kegagalan menjalankan sarana pengembangan
pengetahuan. Dalam hal ini kekeliruan terjadi karena
kesalahan penggunaan bahasa,kesalahan
menggunakan logika sehingga menimbulkan
kesesatan (fallacy) karena pelanggaran terhadap
kaidah logika,atau kekeliruan dalam memilih
metodologi yang tepat untuk diperlakukan kepada
objek.Yang pertama dan sering terjadi adalah
kesesatan karena penggunaan bahasa,dimana
beberapa kata dapat memiliki arti ganda dan harus
diucapkan dengan aksen yang tepat.

*
*Yang juga sering terjadi adalah kesesatan karena
penggunaan logika. Dalam sains empiris kesalahan
mengoperasikan instrumentasi modern dan
kekeliruan memasukkan parameter akan berakibat
fatal karena instrumen akan mengeluarkan hasil
yang salah. Kekeliruan menginterpretasi data,
kekeliruan membaca spektrum,kekeliruan diagram
alir program,kekeliruan memasukkan faktor koreksi
dan lain-lain adalah kesalahan fatal yang nantinya
akan berlanjut dalam langkah-langkah empiris
berikutnya.Kekeliruan lain yang sering terjadi dalam
dunia sains adalah jika ada dua peristiwa dalam
waktu yang bersamaan,maka pengamatan subjek
dapat keliru.

Anda mungkin juga menyukai